DAFTAR ISI
Daftar
isi 1
Kata
pengantar 2
BAB 1 3
Pendahuluan 3
a.
Latar belakang 3
b. Rumusan masalah 4
c. tujuan 4
BAB 2 5
Pembahasan 5
A.
Pengertian pengenalan pribadi 5
B.
Konsep pengenalan diri 7
C.
Manfaat dari
menegenal kepribadian siswa 8
D.
Tujuan bimbingan pribadi 10
E. Fungsi
bimbingan kepribadian 11
BAB 3 13
penutup 13
a.
kesimpulan 13
b.
saran 13
daftar pustaka 14
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Tidak lupa
penulis ucapkan terimakasih atas bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan konseling,
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat. Penulis sangat bersyukur
atas terselesaikannya makalah yang berjudul
“Pengenalan Pribadi”
Penulis
mengucapkan mohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang ada dalam penulisan
makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik
dan saran sebagai refrensi penulis untuk tulisan selanjutnya.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Malang,
23 September 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembentukan
karakter ini bertujuan untuk gedralisasi moral generasi – generasi penerus
bangsa. Kondisi ini terjadi di akibatkan berbagai faktor salah satunya adalah
tidak ada sosok yang di jadikan sebagai model dan teladan dalam pembentukan
kepribadian. Guru sebagai pendidikyang memberikan pengajaran berkewajiban untuk
memberikan model dan teladan baik kepada peserta didiknya, terlebih lagi bagi
guru yang mampu menanamkan nilai – nilai pondasi keimanan kepada siswa yang
masih rentan secara usia. Dengan demikian, dengan ini guru mengambil peran
sebagai model dan teladan dalam pembentuk kepribadian siswa.
Sehingga pembentuk kepribadian anak itu
tergantung dari pembentukan yang di berikan oleh gurunya karna yang memberi
contoh tentang teladan dan pembetuk itu selain orang tua guru juga berperan
penting dalam hal demikian. Seperti menunjukan gaya bicara yang baik, lemah
lembut, berpakaian yang sopan, dan rapi serta kebiasaan bekerja yang di siplin.
Ada beberapa unsur model dan teladan yang menurut siswa terkesan kurang tegas,
yakni keputusan dalam menghadapi suasana kelas yang gaduh. Keputusan yang di
lakukan ini lebih ke pemberian nasehat tanpa membentak. Upaya proses
pembentukan kepribadian siswa di bagi menjadi tiga hal, yakni internalisasi
nilai – nilai moral, internalisasi nilai keagamaan, serta internalisasi nilai
keimanan. Dan juga terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam proses
pembentukan kepribadian siswa. Faktor pendukung adalah adanya dukungan dari
sekolah, baik itu berupa tata tertip atau fasilitas, lingkungan serta di dukung
oleh masyarakat sekitar. Adapun faktor penghambatnya adalah guru belum bisa
menguasai fasilitas IT yang bisa di jadikan media pembelajaran serta
pembentukan kepribadian siswa dan adanya siswa yang membutuhkan perhatian khusus,
seperti tingkat kecedasan atau kenakalan serta kurangnya dukungan dari kelurga
tentang proses pembentukan kepribadian siswa.
B. Rumusan masalah
1. mengetahui
apa itu pengertian pengenalan kepribadian ?
2. apa
itu konsep dari pengenalan diri ?
3. manfaat
dari pengenalan kepribadian tiap individu ?
4. Tujuan
dari apa itu kepribadian ?
5. Dan
fungsi dari kepribadian ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa
itu perngertian pengenalan kepribadian.
2.
Untuk mengetahui apa
saja konsep dari pengenalan diri.
3.
Dan manfaat apa saja
yang ada dalam penegnalan kepribadian tiap individu tersebut.
4.
Untuk mengetahui apa
itu kepribadian
5.
Dan untuk mengetahui
fungsi dari kepruibadian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengenalan pribadi
Pengenalan
diri adalah salah satu cara untuk membentuk konsep diri. Yang merupakan
persepsi terhadap seseorang terhadap dirinya sendiri, baik secara fisik,
psikis, sosial maupun moral.
Pengenalan
diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang
ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan
yang muncul dari dalam maupun dari luar. Pengenalan diri adalah salah satu cara
untuk membentuk konsep diri. Konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap
dirinya sendiri, baik secara fisik, psikis, maupun moral. Konsep diri positif
akan membentuk harga diri yang kuat. Harga diri merupakan penilaian tentang
keberartian diri dan nilai seseorang. Orang dengan harga diri rendah akan
kurang percaya diri, sehingga tidak efektif dalam pergaulan social.
Teori
Johari window atau jendela Johari
(Joseph Luft
dan Harrington Ingham)
merupakan sebuah teori yang digunakan untuk membantu orang dalam memahami
hubungan antara dirinya sendiri dan orang lain. Teori ini digagas oleh dua
orang psikolog Amerika, yaitu Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun
1955. Teori Johari window disebut juga teori kesadaran diri mengenai perilaku
maupun pikiran yang ada di dalam diri sendiri maupun di dalam diri orang lain.
Teori jendela Johari berkaitan dengan Emotional Intelligence Theory
yang berhubungan dengan kesadaran dan perasaan manusia.
Disini ada
konsep Johari Window atau Jendela Johari yang menggambarkan pengenalan diri
kita, ada empat Jendela Johari yaitu:
-
Jendela
terbuka atau Open
self merupakan suatu keadaan dimana
seseorang saling terbuka terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Pada
wilayah terbuka ini, seseorang akan terbuka mengenai sifat, perasaan,
kesadaran, perilaku, dan motivasi. Open self dalam ilmu psikologi
digambarkan dengan sifat extrovert pada diri seseorang. hal –hal yang kita tahu
tentang diri kita sendiri, tapi oarang lainpun tahu. Misalnya: keadaan fisik,
profesi, asal daerah, dll.
-
Jendela
tertutup atau Hidden
self atau wilayah
tersembunyi/ rahasia adalah keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan untuk
menyembunyikan atau merahasiakan sebagian hal yang dianggap tidak perlu untuk
dipublikasikan kepada orang lain. Hal-hal yang dimaksud bisa berupa sifat,
perilaku, motivasi, atau pemikiran. Misalnya, seseorang yang sudah bersahabat
lama belum tentu dapat terbuka sepenuhnya ketika menceritakan kisah hidupnya
seperti masalah keluarga dan masalah cinta karena ada beberapa orang yang
merasa malu, takut, atau kecewa apabila menceritakan hal-hal tersebut kepada
orang lain. Konsep ini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Over disclosed, yaitu seseorang terlalu
banyak menceritakan rahasianya, sehingga kemungkinan hidden self
lebih kecil. Hal ini membuat seseorang berada di wilayah terbuka.
- Under disclosed, yaitu seseorang sedikit
menceritakan rahasianya, tetapi hanya pada bagian-bagian tertentu,
sehingga seseorang cenderung berada di wilayah rahasia.
-
Jendela buta atau Blind self merupakan kondisi dimana orang lain dapat
memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang
tersebut tidak dapat memahami dirinya sendiri. Wilayah buta ini sering terjadi
dalam interaksi manusia yang dapat menimbulkan kesalahpahaman atau permasalahan
lainnya. Misalnya: hal – hal yang bernilai positif dan negatif kepribadian kita.
-
Jendela gelap,
Unknown self atau wilayah tak
dikenal merupakan kondisi seseorang yang tidak dapat memahami dirinya sendiri
bahkan orang lain pun tidak dapat mengenalinya. Wilayah ini merupakan wilayah
yang tidak dapat menciptakan interkasi dan komunikasi yang efektif karena
keduanya sama-sama merasa tidak ada pemahaman. Unknown self
disebut juga sebagai konsep diri tertutup atau introvert, dimana
seseorang tidak mau menerima masukan atau feedback dari orang lain.
Semakin
banyak individu mampu mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk menyenangi
dirinya sendiri. Ia juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami berbagai
alasan pentingnya sesuatu bagi dirinya. Kegiatan memahami diri adalah berusaha
mencermati diri secara keseluruhan, bukan hanya sekedar kemampuan dan ketidak
mampuan dalam melakukan sesuatu.
Potensi Diri adalah seluruh kemampuan yang
dimiliki seseorang baik secara fisik, psikis maupun akademiknya.
Potensi Fisik, kemampuan fisik berhubungan
dengan kelebihan pada anggota badan, panca indera maupun kekuatan/kualitasnya.
Apa yang dimiliki seseorang belum tentu
dimiliki oleh orang lain.
Potensi Psikis, potensi secara psikis adalah
seluruh kemampuan dan kekuatan yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan
kemampuan kejiwaan antar lain: intelektual (IQ), bakat dan minat, sifat dan
ciri kepribadian.
Cita – cita, salah satu kebutuhan manusia
adalah untuk menggapai cita – cita. Pada umumnya ada rasa enggan, malu atau
bahkan belum tahu untuk menyebutnya. Anda pasti berfikir “saya kelek akan
menjadi apa?”
Untuk menjawab cita – cita
yang Anda inginkan coba lihat kembali hasil kerja dari potensi diri pada
materi. Padukan hasil pemahaman terhadap potensi fisik dan psikis yang meliputi
sifat/ciri kepribadian, IQ, bakat dan minat untuk mengambil keputusan berkaitan
dengan cita – cita karir Anda.
B. Konsep Pengenalan Diri
Menurut John Robert Powers
(1977), konsep diri adalah ‘kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya
sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa
kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku’ Konsep diri menjadi dasar
perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya
semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.
Tujuan dengan adanya
pemahaman terhadap konsep diri, diharapkan :
- Tumbuhnya kesadaran seseorang untuk memahami dan
mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya.
- Terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta
prinsip hidup menuju kehidupan yang sejahtera. Sikap dan perilaku percaya
diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak
pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.
Proses
Pembentukan Konsep Diri
- Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep
diri, namun konsep diri mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses
penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang
dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa
senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar bagi
perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang.
- Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang
membentuk konsep diri terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang
tua merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan konsep
diri seseorang. Adapun teman sebaya merupakan figur kedua setelah orangtua
yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang juga berperan
dalam pembentukan konsep diri.
- Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri
adalah melalui belajar. Karena konsep diri merupakan produk belajar,
permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat mengganggu
perkembangan konsep diri. Permasalahan umum yang muncul yaitu,
mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak
konsisten.
Konsep diri
mencakup 3 aspek, yaitu :
(1)
pengetahuan,
(2) harapan
diri,
(3) penilaian
diri.
1.
Pengetahuan :
Adalah apa yang kita ketahui tentang
diri kita, mencakup :
-
Identitas formal
-
Kualitas pribadi
-
Merupakan perbandingan antara kita
dengan orang lain
-
Ekspresi verbalnya ‘saya adalah
……………..
2.
Harapan:
-
Merupakan idealisme mengenai diri
seseorang
-
Karakteristik pribadi
-
Merupakan tujuan dari proses
pembentukan jati diri seseorang
-
Ekspresi verbalnya ‘saya
seharusnya dapat menjadi …………..’.
3.
Penilaian diri :
Merupakan
proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’ dengan
harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘. Hasil
perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri :
- Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’
dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’, berarti semakin rendah
penghargaan terhadap dirinya.
- Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau
harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka
semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri.
C.
Manfaat
dari mengenal kepribadian dan karakter siswa
1. mengetahui
kelebihan yang mereka miliki dan dapat meningkatkannya.
2. Mendeteksi
kelemahan yang mereka miliki dan memperbaikinya
3. Mengetahui
potensi – potensi yang ada pada diri mereka dan mengoptimalkan untuk kesuksesan
di masa yang akan datang.
4. Menyadarkan
mereka bahwa mereka masih memiliki banyak kekurangan sehingga pantang untuk
bersikap sombong dan merendahkan orang lain.
5. Mengenal
diri sendiri dapat membantu anak didik unruk berkompromi dengan diri sendiri
dan orang lain dalam berbagai stuasi.
6. Mengenal
kepribadian (personality) diri dalam membantu menerima dengan iklas segala
kelebihan dan kekurangan diri sendiri, sekaligus bertolerasi terhadap kelebihan
dan kelemahan orang lain.
7. Dengan
memahami dan mengetahui kepribadian siswanya maka maka proses belajar mengajar
dapat di optimalkan.
Definisi
kepribadian dapat di simpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan cara yang
di lakukan oleh individu yang bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Kepribadian paling sering di deskripsikan dalam istilah sifat yang bisa di ukur
dan di tunjukan oleh seseorang ada empat
kepribadian dasar manusia menurut florens litteur, dalam bukunya personality
plus menguraikan bahwa ada empat pola watak dasar manusia. Sifat – sifat
tersebut adalah sanginis, plegmatis, melankinis, dan koleris.
1. Sanginis
Sangunis ini adalah karakter orang yang
suka akan berbicara, antusian, ekpresif, ceria, penuh rasa ingin tau, apdate
dengan hal – hal terbaru, berhati tulus dan kekanak – kanakan, senang
beekumpul, mudah berteman dab menyukai orang lain, senang dengan pujian dan
ingin menjadi perhatian,menyenakan dan di ceburui oleh orang lain. Dan sanginis
ini juga memiliki kelemahan yaitu suka membesar – besarkan masalah, susah untuk
diam, mudah ikut – ikutan sering meminta persertujuan termaksud hal – hal
sepele, sulit berkosentrasi, mudah beruah – burubah susah databf tepat waktu
dan suka mementingkan dirimya sendiri.
2. Koleris
Koleris ini merupakan karakter yang
senang bermimpi, membeuat keputusan, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan
dan harus mengoreksi kesalahan, berkemauan keras, bebas dan mandiri, berani
menghadapi tantangan dan masalah, tidak terlalu suka banyak teman, mengganggap
dirinya slalu memiliki fisi untuk masa depan. Koleris ini juga memiliki
kelemahan yaitu : tidak sabar dab cepat marah, sennag memrintah, menyukai
kontrifersi dan pertengkaran, terlalu kkau saat berbicara, tidak suka pada
orang yang bertele – tele dan sering membuat keputusan secara tergesa – gesa.
3. Melankolis
Melankilis ini memiliki karakter yang
analitis, mendalam, penuh pikiran, serius dalam memiliki tujuan, arsitik,
musikal, kreatif, standar tinggi dan perfeksionis, hemat, berteman dengan hati
– hati dan juga sangat memperhatikan orang lain. Dan juga melankolesis ini memiliki kekurangan yaitu sifatnya dia
lebih melihat masalaha ke arah yang negatif, pendendam, mudah merasa bersalah,
suka tertekan pada stuasi yang tidak sempurna dan suka berubah – rubah dan juga
sulit bersosialisasi.
4. Plegmatis
Plekmatis ini memiliki sifat yang mudah
bergaul, santai, tenang, teguh, sabar, seimbang, pendengan yang baik, tidak
banyak berbicara, tetapi cenderung bijak sana, simpatik, dan baik hati dan
memiliki kelamahan sifat yang kurang antusias terhadapat hal baru, suka takut
dan hawatir, keras kepala, terlalu pemali dan pendiam dan sangat sulit
memotifasi diri.
D. Tujuan
Bimbingan Pribadi
Menurut Syamsu Yusuf dan
Juntika Nurihsan: ” tujuan bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan
kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalahmasalah
dirinya.Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang
seimbang dengan memper hatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh individu.” Adapun tujuan bimbingan yang terkait
dengan aspek pribadi yaitu sebagai berikut :
(1)
Memiliki
komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, sekolah, maupun masyarakat pada umumnya.
(2)
. Memiliki
sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara
hak dan kewajibannya masing-masing.
(3)
Memiliki
pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
(4)
Memiliki
pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.
(5)
Memiliki sikap yang positif atau respek
terhadap diri sendiri dan orang lain.
(6)
Memiliki
kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
(7)
Bersikap respek terhadap orang lain,
menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga
dirinya.
(8)
Memiliki rasa tanggung jawab ,yang diwujudkan
dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
(9)
Memiliki
kemampuan berinteraksi sosial, yang diwujudkan dalam bentuk hubungan
persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan sesame manusia
(10)
Memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat dalam diri
sendiri maupun dengan orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan secara efektif.”
E. Fungsi
Bimbingan Kepribadian
Fungsi Bimbingan Pribadi
Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalah yang
dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu upaya
pencegahan (preventif) dan pengembangan (developmental). Berdasarkan uraiana
diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja dan dapat dilakukan sebelum dan setelah adanya masalah. “Fungsi dalam
bimbingan pribadi yang diungkapkan Totok Rima Puspita , yaitu :
1. Berubah menuju
pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi, konselor secara berkesinambungan
memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan ( agent of change)
bagi dirinya dan lingkungannya.Konselor juga berusaha membantu individu
sedemikian rupa sehingga individu mampu menggunakan segala sumber daya yang
dimilikinya untuk berubah.
2.
Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami kelemahan dan
kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar
dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan pribadi diharapkan individumampu
mencapai tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang
diharapkan, sehingga individu tidak memiliki kepribadian yang tidak terpecah
lagi dan mampu mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh,
selaras, serasi, dan seimbang.
3. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat.
Bimbingan pribadi dapat berfungsi sebagai media pelatihan bagi individu untuk
berkomunikasi secara lebih sehat dengan lingkungannya.
4. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat.
Bimbingan pribadi digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih
perilaku baru yang lebih sehat.
5. Belajar untuk
mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui bimbingan pribadi diharapkan
individu dapat dengan spontan,kreatif, dan efektif, dalam mengungkapkan
perasaan, keinginan, dan inspirasinya.” Jadi, bisa dikatakan bahwa fungsi
bimbingan pribadi adalah mengajarkan kepada individu agar dapat tumbuh menjadi
pribadi yang baik yang dapat diterima oleh masyarakat dan juga bisa
berkomunikasi dengan baik dan bisa memberikan pemikiran dan pemahaman yang bisa
membantu diri nya menjadi orang yang berguna.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kimpulan
Bahwa proses pemebelajaran itu merupakan suatu proses timbal
balik antara guru dengan muridnya. Dengan demikian , itu sangat mengubah
tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan nilai, serta norma – norma yang ada dalam masyarakat, yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan tingkah laku. Bimbingan
pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan
individu dalam menangani masalah dirinya, terutama moral. Dan Bimbingankonseling
yang mengarah pada penegmbangan kepribadian ini merupakan layanan yang mengarah kepada
pencapaian privasi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik
pribadi serta ragam permasalahan yang di alami oleh individu. Bimbingan pribadi
juga bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing
(individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam
mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisai dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara baik.
B.
Saran
Untuk para pendidik dalam mengambarkan
bimbingan konseling sebagai konsep pembelajaran yang kreatif yang dapat
mencerminkan kesadaran bahwa perkembangan pribadi merupakan pengarahan untuk
lebih mengetahui sifat dari masing – masig individu dan dapat mengetahui bagai
mana cara mendekatkan diri kepada siswa dan juga mengenali bagai mana karakter
yang di miliki oleh siswa agar guru dapat lebih dekat dengan masing – masing
peserta didiknya. juga sebagai seorang pendidik harus mampu mecerminkan atau
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan juga bisa mengubah suasana
kelas menjadi lebih konduktif.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilla,
afin. 1995. Konsep dan Teknik Pengenalan
Diri. No 2 ISSN 0854 – 7108: Buletin
Psikologi
Syamsu,
yusuf ,dkk. 2008. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
W.S Winkel,1991.
Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan, (Jakarta: Gramedia)
Tohirin, 2008.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (Berbasis
Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
Dewa Ketut
Sukardi, 2008,Proses Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta)