Keindahan Gunung Bromo Jawa Timur Indonesia |
Sejarah Gunung Bromo Yang Megelenda- . Bromo selain sebagai tempat
wisata dan rekreasi yang menarik ternyata mempunyai sejarah yang cukup unik,
termasuk asal usul dari Gunung Bromo sendiri. Gunung Bromo adalah bagian dari
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebelah timur dari obyek wisata malang.
Di mana nama asli penduduk lokal adalah suku tengger yang
punya adat istiadat terkenal yaitu Upacara Kasodo. Gunung Bromo sudah umum
dikeal masyarakat Indonsia atau dunia sebagai salah satu tempat untuk liburan
yang terbaik di Jawa Timur, kenapa? karena Gunung Bromo mempunyai pesona
keindahan dan daya tarik sangat kompleks. Sebuah Gunung yang punya nilai alam
yang luar biasa
Asal usul nama gunung
Bromo
Asal usul nama gunung Bromo adalah
berasal dari bahasa Sansekerta atau Jawa Kuno dari asal kata
“Brahma ” yaitu salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Bagi penduduk asli
Bromo yaitu suku Tengger, Gunung Brahma ( Bromo ), diyakini sebagai
gunung yang suci. Setahun sekali masyarakat sekitar mengadakan upacara adat
yang disebut Yadnya Kasada atau Upacara Kasodo Tengger. Upacara diadakan di
sebuah pura namanya Pura Luhur Poten yang letaknya berada di lautan pasir
di bawah kaki Gunung Bromo sebelah utara . Upacara ini diadakan pada tengah
malam hingga dini hari setiap bulan purnama bulan kesepuluh sesuai dengan
penanggalan jawa yang menjadi legenda gunung bromo menjadi sangat
terkenal.
Sejarah Suku Tengger
Gunung Bromo
Menurut cerita rakyat Tengger
kata “Tengger” berasal dari perpaduan Roro Anteng dan Joko Seger. Pada jaman
dahulu kala, sepasang suami istri hidup di sebuah dusun. Pada suatu hari,
ketika sang istri sedang melahirkan anak perempuan yang sangat imut dan lucu,
yang menjadi aneh ketika saat dilahirkan bayi mungil tersebut tidak menangis,
sehingga oleh orang tuanya bayi tersebut di beri nama Roro Anteng. Anteng dalam
bahasa Jawa berarti diam atau tenang.
Pada waktu yang bersamaan, di sebuah keluarga kecil
yang lain, dilahirkan pula seorang bayi laki-laki yang sangat tampan dan sehat
yang diberi nama “Joko Seger” . Waktupun telah berlalau dan keduanya menjadi
pemuda dan pemudi yang cantik dan tampan sehingga mereka menjadi sepasang
kekasih yang ingin selalau bersama untuk hidup selamanya. Namun celakanya ada
seorang kyai sakti yang bernama Kyai Bima yang terpikat juga dengan kecantikan
Roro Anteng, sehingga nekat ingin menikahinya. Roro Anteng pun tak kalah
cerdiknya dia memberi syarat ke[ada Kyai Bima jika ingin menikahinya yaitu
membuatkan sebuah danau dalam tempo 1 malam. Hal ini sangatlah berat sekali,
namun karena kyai Bima terlanjur jatuh cinta akhirnya menyanggupinya karena
Kyai Bima adalah seorang yang sakti mandraguna.
Pembuatan danau tersebut dilakukan dengan sebuah batok
kelapa, namun dalam waktu yang singkat danau tersebut akan terwujud berkat
kesaktian Kyai Bima. Melihat hal tersebut Roro Anteng pun memutar otaknya
supaya hal tersebut terjadi kegaga;an. Maka dai memukulkan Palu supaya
ayam lekas berkokok.
Taktik Roro Anteng berhasil, saat mendengar ayam berkokok,
Kiai Bima mengira fajar sudah tiba dan dia gagal menuruti syarat Roro Anteng.
Dengan Amarah yang berkecamuk dia membanting batok kelapa yang dia gunakan
untuk membuat danau tadi . Batok kelapa itulah yang saat ini mrnjrlma
menjadi Gunung Batok bersebelahan dengan Gunung Bromo. Bekas galian
pasirnya a menjadi Segoro Wedi atau kaldera lautan pasir yang bisa dilihat
sampai saat ini.
Semoga artikel tentang sejarah
gunung bromo diatas menambah wacana dan wawasan tentang
keluhuran budaya bangsa Indonesi yang patut disyukuri dan di ambil hikmahnya
karena wisata bromo adalah peninggalan leluhur yang harus dilestarikan.
Sumber Baca : https://wisatamalangbatu.com/sejarah-gunung-bromo-yang-melegenda/