Meskipun
proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan
jenis industry dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi
langkah-langkah berikut :
Untuk
setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute (routing) untuk
setiap produk, yang meruupakan urutan operasi yang akan dilakukan, dan
sekaligus menetapkan bahan baku yang diperlukan (bill of materials), yang
merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan operasi
tersebut.
Anggaran
produksi (production budget) menyediakan rencana utama, dari mana rincian
mengenai kebutuhan bahan baku dikembangkan.
Bukti
permintaan pembelian (purchase requisition) menginformasikan agen pembelian
mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
Pesanan
pembelian (purchase order) merupakan kontrak atas jumlah yang harus dikirimkan.
Laporan
penerimaan (receiving report) mengesahkan jumlah yang diterima, dan mungkin
juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.
Bukti
permintaan bahan baku (materials requisition) memberikan wewenang bagi Gudang
untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari bahan baku ke departemen
tertentu pada waktu tertentu.
Kartu
catatan bahan baku (materials record card) mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran dari setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai catatan persediaan
perpetual.
Pembelian
dan penggunaan bahan baku melibatkan catatan elektronik atau dalam bentuk
kertas yang diperlukan untuk akuntansi keuangan umum; yaitu untuk menghitung
biaya suatu pesanan, atau biaya suatu departemen, dan untuk memelihara
persedian perpetual.
Pembelian bahan baku
Pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian, yang dikepalai oleh agen pembelian umum. Dalam perusahaan yang lebih kecil, para kepala departemen atua penyelia memiliki wewenang untuk membeli bahan baku sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pembelian sebaiknya tertulis, guna menetapkan pertanggung jawab dan sekaligus menyediakan informasi mengenai penggunaan akhir dari bahan baku yang dipesan,
Di beberapa perusahaan, departemen pembelian memiliki fungsi tambahan yaitu menyetujui pembayaran atas setiap faktur yang diterima dari pemasok. Pengaturan semacam ini memiliki keuntungan berupa sentralisasi persetujuan faktur yang dilakukan oleh departeme yang menginisiasi pembelian tersebut serta memiliki informasi lengkap mengenai item dan jumlah yang dipesan, harga, persyaratan, instruksi pengapalan, dan kondisi-kondisi lainnya. Namun, persetujuan faktur oleh departemen pembelian mengurangi pengendalian internal jika individu yang sama membuat pesanan dan kemudian menyetujui fakutr atas pesanan tersebut. Akibatnya audit dan persetujuan atas faktur di banyak perusahaan merupakan fungsi dari departemen akuntansi, dan pesanan pembeli berisi semua informasi yang diperlukan mengenai harga, diskon, dan syarat pengantaran, serta nomor akun yang akan dibebankan.
Pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian, yang dikepalai oleh agen pembelian umum. Dalam perusahaan yang lebih kecil, para kepala departemen atua penyelia memiliki wewenang untuk membeli bahan baku sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pembelian sebaiknya tertulis, guna menetapkan pertanggung jawab dan sekaligus menyediakan informasi mengenai penggunaan akhir dari bahan baku yang dipesan,
Di beberapa perusahaan, departemen pembelian memiliki fungsi tambahan yaitu menyetujui pembayaran atas setiap faktur yang diterima dari pemasok. Pengaturan semacam ini memiliki keuntungan berupa sentralisasi persetujuan faktur yang dilakukan oleh departeme yang menginisiasi pembelian tersebut serta memiliki informasi lengkap mengenai item dan jumlah yang dipesan, harga, persyaratan, instruksi pengapalan, dan kondisi-kondisi lainnya. Namun, persetujuan faktur oleh departemen pembelian mengurangi pengendalian internal jika individu yang sama membuat pesanan dan kemudian menyetujui fakutr atas pesanan tersebut. Akibatnya audit dan persetujuan atas faktur di banyak perusahaan merupakan fungsi dari departemen akuntansi, dan pesanan pembeli berisi semua informasi yang diperlukan mengenai harga, diskon, dan syarat pengantaran, serta nomor akun yang akan dibebankan.
Pembelian
perlengkapan, jasa, dan perbaikan
Langkah-langkah pembelian bahan baku berikut ini dapat diterapkan ke semua departemen dan divisi di suatu persuahaan, bukti permintaan pembelian, pesanan pembelian, dan laporan penerimaan dapat diterapkan untuk perlengkapan dan peralatan kantor, kafetaria perusahaan, unit P3K, kantor bendahara, serta departemen-departemen lainnya,
Kontrak perbaikan tahunan untuk peralatan pemrosesan data dan beberapa mesin pabrik dapat diminta dan dipesan dengan cara yang sama. Tetapi kadang kala, kepala departemen atau karyawan lain mungkin memerluka jasa perbaikan atas mesin yang rusak agar dapat mengoperasikannya kembali. Dalam kasus ini,agen pembelian mengeluarkan pesanan pembelian gabungan, yaitu suatu pesanan yang mencakup seluruh biaya atas jenis jasa tertentu tanpa menspesifikasi jumlah actual yang akan dibebankan.
Langkah-langkah pembelian bahan baku berikut ini dapat diterapkan ke semua departemen dan divisi di suatu persuahaan, bukti permintaan pembelian, pesanan pembelian, dan laporan penerimaan dapat diterapkan untuk perlengkapan dan peralatan kantor, kafetaria perusahaan, unit P3K, kantor bendahara, serta departemen-departemen lainnya,
Kontrak perbaikan tahunan untuk peralatan pemrosesan data dan beberapa mesin pabrik dapat diminta dan dipesan dengan cara yang sama. Tetapi kadang kala, kepala departemen atau karyawan lain mungkin memerluka jasa perbaikan atas mesin yang rusak agar dapat mengoperasikannya kembali. Dalam kasus ini,agen pembelian mengeluarkan pesanan pembelian gabungan, yaitu suatu pesanan yang mencakup seluruh biaya atas jenis jasa tertentu tanpa menspesifikasi jumlah actual yang akan dibebankan.
Formulir
Pembelian
Formulir utama yang diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian.
Formulir utama yang diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian.
Bukti
permintaan pembelian
Bukti permintaan pembelian berasal dari karyawan bagian Gudang yang mengetahui bahawa jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali, klerek catan bahan baku atau karyawan maupun penyelia departemen lain yang bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada agen pembelian kapan harus melakukan pembelian, karyawan bagian riset, insinyur, atau penyelia maupun karyawan departemen lain yang memerlukan bahan baku khusus, atau program computer yang dirancang untuk mengingatkan departemen pembelian kapan diperlukan pengisian kembali persediaan. Setiap kopi dari bukti permintaan pembelian tetap dipegang oleh si pembuat, dan aslinya dikirimkan ke departemen pembelian untuk dieksekusi, Catatan-catatan ini dapat berada dalam bentuk elktronik atau kertas. Untuk bahan baku standar, bukti permintaan pembelian mungkin hanya mengindikasikan nomor persediaan dari suatu item. Kemudian terserah kepada agen pembelian untuk menggunakan pertimbangannya dan menetapkan kebijakan mengenai sumber dan jumlah pasokan. Untuk permintaan pembelian atas bahan baku nonstandard,informasi yang mungkin perlu untuk disediakan dalam bukti permintaan pembelian mencakup cetak biru, nomor katalog, berat, standar, merek, jumlah, dan harga yang disarankan.
Bukti permintaan pembelian berasal dari karyawan bagian Gudang yang mengetahui bahawa jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali, klerek catan bahan baku atau karyawan maupun penyelia departemen lain yang bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada agen pembelian kapan harus melakukan pembelian, karyawan bagian riset, insinyur, atau penyelia maupun karyawan departemen lain yang memerlukan bahan baku khusus, atau program computer yang dirancang untuk mengingatkan departemen pembelian kapan diperlukan pengisian kembali persediaan. Setiap kopi dari bukti permintaan pembelian tetap dipegang oleh si pembuat, dan aslinya dikirimkan ke departemen pembelian untuk dieksekusi, Catatan-catatan ini dapat berada dalam bentuk elktronik atau kertas. Untuk bahan baku standar, bukti permintaan pembelian mungkin hanya mengindikasikan nomor persediaan dari suatu item. Kemudian terserah kepada agen pembelian untuk menggunakan pertimbangannya dan menetapkan kebijakan mengenai sumber dan jumlah pasokan. Untuk permintaan pembelian atas bahan baku nonstandard,informasi yang mungkin perlu untuk disediakan dalam bukti permintaan pembelian mencakup cetak biru, nomor katalog, berat, standar, merek, jumlah, dan harga yang disarankan.
Pesanan
Pembelian
Pesanan pembelian, yang ditandatangani oleh agen pembelian atau pihak yang bewenang lainnya, memberikan wewenang kepada pemasok untuk mengirimkan barang yang telah ditentukan dalam jumlah yang juga telah ditentuka sesuai dengan persyaratan yang disepakati, pada waktu dan tempat tertentu. Untuk memudahkan formulir pemesanan milik pemasok dapat digunakan. Namun pada praktiknya, formulir pesanan pembelian dibuat oleh perusahaan pembeli, dan formulir tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan tertentu si pembeli. Untuk keperluan pengendalian akuntansi, pesanan pembelian dapat diterbitkan untuk setiap pembelian bahan baku, perlengkapan, atau peralatan. Ketika komitmen pembelian dibuat melalui surat atau telepon atau melalui wakil penjualan, pesanan pembelian berfungsi sebagai konfirmasi atas komitmen tersebut.
Pesanan pembelian, yang ditandatangani oleh agen pembelian atau pihak yang bewenang lainnya, memberikan wewenang kepada pemasok untuk mengirimkan barang yang telah ditentukan dalam jumlah yang juga telah ditentuka sesuai dengan persyaratan yang disepakati, pada waktu dan tempat tertentu. Untuk memudahkan formulir pemesanan milik pemasok dapat digunakan. Namun pada praktiknya, formulir pesanan pembelian dibuat oleh perusahaan pembeli, dan formulir tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan tertentu si pembeli. Untuk keperluan pengendalian akuntansi, pesanan pembelian dapat diterbitkan untuk setiap pembelian bahan baku, perlengkapan, atau peralatan. Ketika komitmen pembelian dibuat melalui surat atau telepon atau melalui wakil penjualan, pesanan pembelian berfungsi sebagai konfirmasi atas komitmen tersebut.
Electronic
data interchange (EDI)
Adalah pertukaran informasi transaksi antara computer suatu perusahaan dengan computer perusahaan lain. Hal ini merupakan langkah untuk mencapai lingkungan bisnis tanpa kertas dengan cara menghilangkan sebanyak mungkin dokumen kertas.
Adalah pertukaran informasi transaksi antara computer suatu perusahaan dengan computer perusahaan lain. Hal ini merupakan langkah untuk mencapai lingkungan bisnis tanpa kertas dengan cara menghilangkan sebanyak mungkin dokumen kertas.
Penerimaan
Departemen penerimaan membongkar bahan baku yang masuk, membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan, mencocokkan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian, membuat laporan penerimaan, memberitahukan kepada departemen pembelian mengenai perbedaan yang ditemukan, mengatur pemeriksaan apabila diperlukan, memberitahukan kepada departemen pengantaran, dan mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang sesuai.
Laporan penerimaan menunjukkan nomor pesanan pembelian, nomor akun yang akan dibebankan, nama pemasok, rincian mengenai transportasi, serta jumlah dan jenis barang diterima. Laporan tersebut juga menyediakan ruang bagi departemen pemeriksaan untuk menuliskan persetujuannya atas kiriman tersebut maupun jumlah yang ditolak dan alasan penolakan.
Jika bahan baku tidak diperiksa pada saat penerimaan, maka laporan penerimaan didistribusikan sebagai berikut : (1) departemen penerimaan menyimpan satu Salinan dan mengirimkan Salinan lainnya ke departemen pembelian sebagai pemberitahuan atas kedatangan bahan baku, (2) semua Salinan lainan lain dikirimkan ke departemen pemeriksaan dan kemudian didistribusikan setelah pemeriksaan. Saat pemeriksaan selesai, satu Salinan dikirimkan ke departemen akuntansi untuk dicocokan dengan pesanan pembelian dan faktur pemasok, kemudian faktur dibayar.
Departemen penerimaan membongkar bahan baku yang masuk, membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan, mencocokkan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian, membuat laporan penerimaan, memberitahukan kepada departemen pembelian mengenai perbedaan yang ditemukan, mengatur pemeriksaan apabila diperlukan, memberitahukan kepada departemen pengantaran, dan mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang sesuai.
Laporan penerimaan menunjukkan nomor pesanan pembelian, nomor akun yang akan dibebankan, nama pemasok, rincian mengenai transportasi, serta jumlah dan jenis barang diterima. Laporan tersebut juga menyediakan ruang bagi departemen pemeriksaan untuk menuliskan persetujuannya atas kiriman tersebut maupun jumlah yang ditolak dan alasan penolakan.
Jika bahan baku tidak diperiksa pada saat penerimaan, maka laporan penerimaan didistribusikan sebagai berikut : (1) departemen penerimaan menyimpan satu Salinan dan mengirimkan Salinan lainnya ke departemen pembelian sebagai pemberitahuan atas kedatangan bahan baku, (2) semua Salinan lainan lain dikirimkan ke departemen pemeriksaan dan kemudian didistribusikan setelah pemeriksaan. Saat pemeriksaan selesai, satu Salinan dikirimkan ke departemen akuntansi untuk dicocokan dengan pesanan pembelian dan faktur pemasok, kemudian faktur dibayar.
Persetujuan faktur adalah penting
dalam pengendalian bahan baku, karena proses tersebut memverifikasi bahwa
barang telah diterima sesuai dengan pesanan dan pembayaran dapat dilakukan.
Pada saat bahan baku sampai di departemen penerimaan, perusahaan biasanya juga
menerima faktur dari pemasok. Faktur dan satu Salinan pesanan pembelian
disimpan di departemen akuntansi, saat laporan penerimaan dan pemeriksaan
diterima, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan faktur dibandingkan dalam hal jenis bahan baku,
jumlah, harga, dikon, persyaratan kredit, instruksi pengiriman, dan persyaratam
lainnya. Jika faktur sesuai disesuaikan dengan memo debit atau kredit untuk
barang yang ditolak, untuk barang yang kekurangan atau kelebihan jumlahnya.
Klerek faktur memberikan persetujuan dan melampirkannya ke pesanan pembelian
dan laporan penerimaan untuk pembuatan voucher. Data voucher dijurnal,diposting
ke buku pembantu, dan dimasukkan ke jurnal pembayaran kas sesuai dengan tanggal
jatuh tempo pembayaran.
Voucher asli dan dua kopi dikirimkan ke bendahara untuk dibuatkan cek. Bendahara mengirimkan cek dan voucher asli ke pemasok, menyimpan satu kopi dari voucher, dan mengembalikan Salinan yang lainnya ke departemen akuntansi untuk disimpan di file yang berkaitan dengan pemasok tersebut.
Saat data faktur diterima di sistem electronic data processing (EDP), klerek utang usaha menentukan nomor akun yang akan dibebankan dan memasukkannya di suatu terminal. Jika pesanan pembelian sudah mencantumkan nomor akun ini, sistem akan melakukan langkah ini secara otomatis dengan cara mengambil nomor akun tersebut dari file computer yang berisi data pesanan pembelian.
Voucher asli dan dua kopi dikirimkan ke bendahara untuk dibuatkan cek. Bendahara mengirimkan cek dan voucher asli ke pemasok, menyimpan satu kopi dari voucher, dan mengembalikan Salinan yang lainnya ke departemen akuntansi untuk disimpan di file yang berkaitan dengan pemasok tersebut.
Saat data faktur diterima di sistem electronic data processing (EDP), klerek utang usaha menentukan nomor akun yang akan dibebankan dan memasukkannya di suatu terminal. Jika pesanan pembelian sudah mencantumkan nomor akun ini, sistem akan melakukan langkah ini secara otomatis dengan cara mengambil nomor akun tersebut dari file computer yang berisi data pesanan pembelian.
Data
dibandingkan dengan pesanan pembelian dan laporan penerimaan. Kriteria umum
yang dapat digunakan untuk mengaitkan semua dokumen tersebut adalah nomor
pesanan pembelian. Kuantitas, nilai dolar, tanggal jatuh tempo, syarat
pembayaran, dan harga per unit dibandingkan dan direkonsialiasi. Ketika semuanya
sesuai, data biaya dimasukkan ke file utang usaha dan daftar dalam bentuk
jurnal dihasilkan, sesuai keperluan. Alternatifnya, pembayaran dapat dilakukan
dengan segera melalui EDI atau cek yang di hasilkan oleh computer. Data
penerimaan diposting kecatatan pembantu bahan baku. Posting tersebut dan
pengeluaran bahan baku diproses secara elektronik untuk menghilangkan posting
secara manual.
Harga yang tercantum dalam faktur
pemasok dan beban transportasi adalah biaya pembelian barang yang paling jelas
terlihat. Sementara biaya yang tidak jelas keliihatan adalah biaya yang dapat
disebut biaya akuisisi, yaitu biaya untuk melakukan fungsi pembelian,
penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, akuntansi. Keterbatasan
praktis memengaruhi perlakuan atas biaya-biaya tersebut, karena menyesuaikan
setiap faktur dengan semua biaya-biaya akuisisi yang terlibat memerlukan usaha
yang biayanya jauh lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari
semakin akuratnya pengukuran biaya.
Diskon
Pembelian
Diskon perdaganan dan diskon pembelian dalam jumlah besar biasanya tidak dicatat oleh catatan akuntansi mana pun. Melainkan, keduanya diperlakukan sebagai pengurangan harga. Yaitu harga yang dibayar ke pemasok dicatat pada harga sesudah diskon.
Diskon perdaganan dan diskon pembelian dalam jumlah besar biasanya tidak dicatat oleh catatan akuntansi mana pun. Melainkan, keduanya diperlakukan sebagai pengurangan harga. Yaitu harga yang dibayar ke pemasok dicatat pada harga sesudah diskon.
Beban
Angkut Pembelian (Freight-In)
Beban angkut pembelian jelas merupakan biaya bahan baku, tetapi dapat muncul beberapa kesulitan praktis dalam akuntansi untuk biaya ini. Jika beban angkut pembelian dimasukkan dalam debit ke akun bahan baku di buku besa, maka beban angkut pembelian dapat ditambahkan secara proporsional ke setiap catatan pembantu bahan baku dari setiap item. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membebankan setiap dolar bahan baku dengan porsi yang sama dari beban angkut pembelian.
Beban angkut pembelian jelas merupakan biaya bahan baku, tetapi dapat muncul beberapa kesulitan praktis dalam akuntansi untuk biaya ini. Jika beban angkut pembelian dimasukkan dalam debit ke akun bahan baku di buku besa, maka beban angkut pembelian dapat ditambahkan secara proporsional ke setiap catatan pembantu bahan baku dari setiap item. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membebankan setiap dolar bahan baku dengan porsi yang sama dari beban angkut pembelian.
Biaya
Akuisisi yang Dibebankan
Jika biaya bahan baku akan memasukkan biaya akuisisi, maka suatu tarif pembebanan tertentu, dapat dikenakan ke setiap faktur dan setiap item, daripada membebankan biaya ini ke overhead pabrik. Untuk biaya ini dapat digunakan tarif tunggal, atau tarif yang terpisah untuk setiap kelas biaya sebagai berikut :
Logika dari pendekatan ini adalah sama dengan logika yang digunakan dalam perhitungan biaya aktivitas. Pendekatan ini menghasilkan perlakuan akuntansi berikut :
Bahan Baku (atau barang dalam proses) xxx
Biaya Departemen Pembelian Dibebankan xxx
Biaya Departemen Penerimaan dibebankan xxx
Biaya Departemen Bahan baku dibebankan xxx
Biaya Departemen akuntansi dibebankan xxx
Untuk setiap departemen yang terlibat, biaya actual yang teradi didebit ke akun dibebankan dari departemen yang bersangkutan.
Jika biaya bahan baku akan memasukkan biaya akuisisi, maka suatu tarif pembebanan tertentu, dapat dikenakan ke setiap faktur dan setiap item, daripada membebankan biaya ini ke overhead pabrik. Untuk biaya ini dapat digunakan tarif tunggal, atau tarif yang terpisah untuk setiap kelas biaya sebagai berikut :
Logika dari pendekatan ini adalah sama dengan logika yang digunakan dalam perhitungan biaya aktivitas. Pendekatan ini menghasilkan perlakuan akuntansi berikut :
Bahan Baku (atau barang dalam proses) xxx
Biaya Departemen Pembelian Dibebankan xxx
Biaya Departemen Penerimaan dibebankan xxx
Biaya Departemen Bahan baku dibebankan xxx
Biaya Departemen akuntansi dibebankan xxx
Untuk setiap departemen yang terlibat, biaya actual yang teradi didebit ke akun dibebankan dari departemen yang bersangkutan.
Perhitungan biaya persediaan untuk pajak
penghasilan
Tax Reform Act tahun 1986 memasukan persyaratan perhitungan biaya persediaan yang baru. Aturan kapitalisasi yang seragam mengharuskan dikapitalisasinya beberapa biaya tertentu kedalam nilai persediaan. Padahal tadinya, biaya-biaya tersebut dapat dibedakan. Banyak kategori biaya, seperti tenaga kerja yang melakukan pengerjaan kembali, bahan baku sisa dan barang rusak, pembelian bahan baku, pergudangan, administrasi pabrik, gaji karyawan kantor yang berhubungan dengan jasa prosuksi, serta kelebihan biaya penyusutan diluar nilai yang dihitung untuk pelaporan keuangan, sekarang harus dikapitalisasi kedalam nilaipersediaan untuk tujuan tersebut.
Tax Reform Act tahun 1986 memasukan persyaratan perhitungan biaya persediaan yang baru. Aturan kapitalisasi yang seragam mengharuskan dikapitalisasinya beberapa biaya tertentu kedalam nilai persediaan. Padahal tadinya, biaya-biaya tersebut dapat dibedakan. Banyak kategori biaya, seperti tenaga kerja yang melakukan pengerjaan kembali, bahan baku sisa dan barang rusak, pembelian bahan baku, pergudangan, administrasi pabrik, gaji karyawan kantor yang berhubungan dengan jasa prosuksi, serta kelebihan biaya penyusutan diluar nilai yang dihitung untuk pelaporan keuangan, sekarang harus dikapitalisasi kedalam nilaipersediaan untuk tujuan tersebut.
Penyimpanan
dan penggunaan bahan baku
Penyimpanan
dan Penggunaan Bahan Baku
Bahan
baku dan astu salinan laporan penerimaan dikirim ke bagian gudang dari
departemen penerimaan atau departemen pemeriksaan. Petugas gudang bertanggung
jawab untuk mengamankan bahan baku, menempatkan di kotak atau lokasi lain
sampai dibutuhkan, dan memastikan bahwa semua bahan baku yang dikeluarkan dari
gudang sesuai dengan bukti permintaan bahan baku yang bersangkutan. Akses ke
gudang biasanya sangat ketat, dimana bahan baku dikeluarkan dari jendela
berjeruji.
Pengeluaran dan Perhitungan Biaya
Bahan Baku
Proses
pengeluaran bahan baku sebagai berikut :
Bukti
permintaan bahan baku
Bukti
permintaan bahanb baku memberikan otorisasi bagi petugas gudang untuk
mengeluarkan bahan baku. Bukti permintaan tersebut dibuat oleh klerek kepala
departemen, penyelia, atau pemimpin kelompok dari bagian pengendali produksi.
Bukti permintaan tersebut dibedakan dari bukti permintaan pembelian yang
digunakan untuk membuat pesanan pembelian ke pemasok.
Bukti
permintaan tersebut merupakan dokumen sumber dari pencatatan di buku pembantu
bahan baku di bagian pengeluaran, di bagian bahan baku langsung dari kartu
biaya pesanan, di bagian bahan baku langsung dari laporan biaya produksi
departemental, dan kertas kerja analisis overhead departemental. Semua
penarikan bahan baku menghasilkan jurnal ikhtisar yang mengkredit Bahan Baku
dan mendebit Barang dalam Proses, Pengendali Overhead Pabrik, Beban Pemasaran,
atau Beban Administratif. Bukti permintaan bahan baku diilustrasikan di Gambar
sebagai berikut.
Pemrosesan
data elektronik ( electronic data processing – EDP ) untuk bukti permintaan
bahan baku
Ketika
EDP digunakan untuk bukti permintaan bahan baku, maka informasi permintaan
dimasukkan dan dikirimkan secara elektronik dan bukannya dalam bentuk dokumen
kertas. Sistem tersebut menghasilkan ikhtisar bahan baku sesuai kebutuhan dan
memutakhirkan buku pembantu serta akun buku besar secara otomatis.
Daftar
bahan baku yang diperlukan ( bill of materials – BOM )
Daftar
bahan baku yang diperlukan vmemuat daftar dari semua bahan baku yang diperlukan
untuk suatu pesanan atau production run tertentu. Daftar tersebut dapat
menghemat waktu dan mengurangi kesalahan karena berguna sebagai salinan induk
dari bukti permintaan bahan baku untuk produk tersebut. Saat suatu pesanan atau
production run dimulai, semua bahan baku yang terdapat dalam BOM dikirimkan ke
pabrik atau dikeluarkan sesuai dengan jadwal tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. BOM merupakan media posting yang merepotkan. EDP dapat memperbaiki
prosedur tersebut dengan cara memberikan cetakan BOM, memproses informasi
secara internal, dan memutakhirkan semua catatan akuntansi secara otomatis.
Sistem
persediaan perpetual memasukkan setiap penambahan dan setiap pengurangan persediaan
ke dalam buku pembantu bahan baku agar catatan tersebut selalu terkini. Catatan
ini, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik, merupakan buku pembantu yang
dikendalikan oleh akun Bahan Baku di buku besar. Selain menunjukkan jumlah dan
harga dari setiap jenis bahan baku yang diterima, dikeluarkan, dan tersedia,
catatan tersebut biasanya memuat rincian dari nomor akun, deskripsi jenis bahan
baku, serta lokasi dan jumlah maksimum atau minimum yang harus tersedia. Buku
pembantu bahan baku yang baru dibuat dan yang lama dihapus ketika terjadi
perubahan dalam jenis bahan baku yang disimpan di persediaan. Buku pembantu ini
paralel dengan kolom debit, kredit, dan saldo yang sudah tidak asing lagi,
tetapi menggunakan judul Diterima, Dikeluarkan, dan Persediaan.
Faktur
yang telah disetujui (dengan pesanan pembelian dan laporan penerimaan)
dikirimkan ke klerek bahan baku untuk dijurnal di bagian Diterima dan
Persediaan dàri buku pembantu bahan baku. Jika ditemukan barang di gudang yang
tidak memuaskan, di mana barang tersebut berasal dari satu kiriman yang
sebagian daripadanya telah digunakan dalam proses produksi, sisanya dapat
dikembalikan ke pemasok, kemudian jumlah dan nilainya dimasukkan dalam tanda
kurung dalam di bagian Diterima dan Persediaan di buku pembantu bahan baku.
Ketika petugas gudang mengeluarkan bahan baku, satu salinan dari bukti
permintaan bahan baku dikirimkan ke klerek bahan baku, untuk dicatat tanggal,
nomor bukti permintaan, nomor lot (atau pesanan atau departemen), jumlah dan
biaya dari bahan baku yang dikeluarkan di bagian Dikeluarkan dari buku pembantu
bahan baku, saldo yang baru dimasukkan ke kolom Persediáan. Operasi ini dapat
dilakukan secara elektronik dalam sistem EDP.
Ketika
perhitungan persediaan berbeda dari saldo di buku pembantu bahan baku, buku
pembantu bahan baku disesuaikan dengan hasil perhitungan aktual. Selain koreksi
atas buku pembantu bahan baku, akun Bahan Baku di buku besar disesuaikan
melalui ayat jurnal, seperti ayat jurnal berikut ini untuk mencatat penurunan:
Pengendali overhead pabrik XXX
Bahan
baku XXX
Pengendalian
Bahan Baku
Pengendalian
bahan baku dilakukan melalui pengaturan fungsional, pembebanan tanggungjawab,
dan bukti-bukti documenter. Pengendalian bahan baku harus memenuhi dua
kebutuhan yang saling berlawanan yaitu :
menjaga
persediaan dalam jumlah dan variasi yang memadai guna beroperasi secara
efisien.
menjaga
tingkat persediaan yang menguntungkan secara finansial.
Tujuan
dasar dari pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk melakukan pemesanan
pada waktu yang sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat
pada harga dan kualitas yang tepat. Pengendalian persediaan yang efektif
sebaiknya :
Menyediakan
pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas
gangguan.
Menyediakan
cukup persediaan dalam periode di mana pasokan kecil (musiman, siklus atau
pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.
Menyimpan
bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindung bahan baku
tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan
karena penanganan.
Meminimalkan
item-item yang tidak aktif. berlebih, atau usang dengan cara melaporkan
perubahan produk yang memengaruhi bahan baku.
Memastikan
persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan.
Menjaga
agar jumlah modal yang diinvesiasikan dalam persediaan berada di tingkat yang
konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.
Metode
Pengendalian Bahan Baku
Metode
pengendalian bahan baku berbeda dalam hal cara penanganan dan biaya yang
dikeluarkan. Item-item yang penting dan memiliki nilai tinggi memerlukan
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan item-item yang nilainya rendah.
Metode
siklus pesanan (order cycling method) atau metode tinjauan siklus (cycle review
method)
Memeriksa
secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau
kelas. Perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda (misalnya
30, 60, atatu 90 hari) antartinjauan dan dapat menggunakan siklus yang berbeda
untuk jenis bahan baku yang berbeda.
Metode
minimum-maksimum (min-max method)
Didasarkan
pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagianbesaritem persediaan berada pada
kisaran batas tertentu. Jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan. Tingkat
minimum sudah memasukkan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah
terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali Tingkat minimum
menentukan titik pemesanan kembali, dan jumlah pesanan sama dengan selisih kat
maksimum dengan tingkat minimum.
metode
dua tempat (two-bin method )
Dalam
metode ini, setiap item persediaan disimpan dalam dua tempat, tumpukan, atau
kumpulan. Tempat pertama berisi persediaan yang mencukupi untuk penggunaan yang
terjadi selama periode waktu antara penerimaan suatu pesanan dengan penempatan
pesanan berikutnya. Tempat yang kedua berisi jumlah normal yang digunakan dari
tanggal pemesanan sampai dengan tanggal pengiriman plus persediaan pengaman.
Pengendalian
Selektif
Dalam
pengerdalian selektif, yang juga disebut dengan rencana ABC, signifikansi biaya
dari setiap item dievaluasi. (Penggunaan istilah ABC tidak ada kaitannya dengan
activity based costing yang dibahas di Bab 14). Item diklasifikasikan ke dalam
tiga kategori. Item yang nilainya tinggi dan merupakan item penting, disebut
item A, berada dalam tingkat pengendalian yang paling ketat. Item yang nilainya
menengah, disebut item B, berada dalam tingkat pengendalian yang moderat. Item
yang bukan merupakan item penting dikendalikan menggunakan pengendalian fisik
yang sederhana, seperti metode dua tempat.
Pengendalian
Keusangan dan Kelebihan Persediaan
Hampir
semua organisasi pada suatu waktu diperhadapkan pada masalah kelebihan dan
keusangan persediaan. Apa pun penyebabnya, diperlukan suatu tindakan untuk
mengurangi atau menghilangkan item-item tersebut dari persediaan. Untuk
melakukan hal ini, manajemen pertama-tama sebaiknya memastikan bahwa penumpukan
persediaan tidak berlanjut akibat kebijakan pemesanan saat ini; baru kemudian
mengambil langkah-langkah untuk mengeluarkan persediaan tersebut. Catatan
persediaan perpetual akurat yang menunjukkan jumlah serta tanggal perolehan dan
pengeluaran bahan baku, dan tinjăuan ulang periodik atas catatan tersebut,
diperlukan untuk mengidentifikasikan item yang usang atau berlebih. Keusangan
bahan baku biasanya terjadi bila suatu produk dirancang uang atau dihentikan
produksinya. Penjualan segera persediaan tersebut dengan cara menerima tawaran
pertama yang wajar sering kali merupakan kebijakan yang terbaik.
3.
Metode Perhitungan Biaya Persediaan
Persediaan adalah suatu jenis aktiva atau
barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang akan dijual kembali atau akan
dikonsumsi dalam operasi normal suatu perusahaan. persediaan barang dapat di
artikan sebagai, barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal
perusahaan. Dalam persediaan terdapat perhitungan harga pokok persediaan, dari
hal tersebut diterapkanlah metode – metode dalam perhitungannya yaitu dengan
cara menerapakan metode FIFO, LIFO, Average dalam persediaan. Metode yang umum , FIFO ,
rata-rata tertimbang ,dan LIFO mencerminkan asumsi yang berbeda mengenai arus
biaya, tetapi arus biaya tidak berartu dama dengan arus fisik dari unit,metode
perhitungan biaya yang sama dapat di gunakan kepersediaan batang jadi.
Semua metode di ilustrasikan dalam
transakri-transaksi berikut.
Feb. 1
Saldo awal. 800 unit @ $ 6 per unit.
4
Diterima 200 unit @ $ 7 per unit.
10
Diterima 200 unit @ $ 8 per unit
11
Dikeluarkan 800 unit
12
Diterima 400 unit @ $ 8 per unit
20
Dikeluarkan 500 unit
25
Dikembalikan 100 unit berlebih dari pabrik ke gudang- untuk di
catat
dengan harga pengeluaran
terakhir ( atau pada harga
pengeluaran aktual
jika secara fisik dapat di
identifikasikan).
28
Diterima 600 unit @ $ 9 per unit.
First
In, Firts Out (FIFO)
Ketika
bahan baku di keluarkan , metode FIFO membebankan biaya bahan baku tersebut
seuai dengan harga persediaan tertua yg ada di gudang.Metode FIFO mudah di
terapkan apabila hanya ada beberapa
penerimaan bahan baku yang berbeda di catatan bahan baku pada suatu saat,tetapi
akan merepotkan apabila pembelian seiring kali di lakukan dengan harga yang
berbeda-beda dan jika unit dari beberapa pembelian ada di dalam gudang pada
saat yang bersamaan.
Biaya
Rata-rata Tertimbang
Metode
ini mengasumsikan bahwa biaya dari setiap pengeluaran bahan baku merupakan bauran dari semua biaya
pengirim yang ada di gudang pada saat pengeluaran tersebut terjadi. Dalam
metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang,harga pokok persediaan produk dalam
proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian
dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata
tertimbang. Harga pokok rata-rata
tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya
dengan jumlah kuantitasnya.
Last
In,First Out (LIFO)
Metode
LIFO membebankan biaya dari pmbelian terakhir dalam persediaan ke setiap batch
bahan baku yabg di keluarkan ke produksi.metode ini adalah biaya yang paling
terakhir yang penting mendekati biaya pengantian unit yang di gunakan sehibgga
merupakan biaya yang paling berarti untuk
dengan pendapatan dalam menghitung laba.metode LIFO,tujuannya adalah
untuk membebankan biaya dari pembelian terakhir dan membiarkan biaya yang
paling tua di akun persediaan.
Perbandingan
Antarmetode Perhitungan Biaya
Dalam
periode di mana harga-harga naik,ukuran FIFO menghasilkan biaya terendah untuk
pengeluaran bahan baku, LIFO menghasilkan biaya yang paling tinggi,sementara
metode biaya rata-rata tertimbang menghasilkan biaya yang besarnya berada di
antara biaya yang di hasilkan oleh kedua metode tersebut. Dalam periode di mana
harga-harga turun, FIFO mbebankan biaya tertinggi, LIFO membebankan biaya
terendah, dan biaya yang di bebankan oleh metode biaya rata-rata tertimbang
berada di antara keduanya.
Perhitungan
Biaya Persediaan Menurut CASB
Cost
Accounting Standards Board(CASB).Bahan baku dapat di bebankan secara langaubg
ke suatu kontrak jika kontrak secara
spesifik dapat di identifikasikan ketika bahan baku di beli ataudi produksi.
Bahan baku yang di ambil dari persediaan yang di miliki sendiri oleh perusahaan dapat di hitung
harganya mengunakan FIFO,LIFO , atau biaya standar.metode-metode yang di pilih
harus di gunakan secara konsisten untuk kategori bahan baku yang serupa,dan
kontraktor harus mendokumentasikan prosedur intuk mengakumulasikan dan
mengalokasikan biaya bahan baku tersebut.
Harga
Terendah antara Biaya dengan Harga pasar( Lower Cost or Market)
Peraturan
akuntansi keuangan Amerika Serikat mengharuskan persediaan untuk di
laporkan sesuai dengan harga terendah antara biaya produksi
dengan harga pasar. Dalam penerapan aturan ini, biaya mengacu pada semua asumsi
arus biaya umum yang telah di
diskusikan.istilah harga pasar
berarti biaya pengantin, dalam
batasan tertentu. Batasan atas pengunaaan biaua pengantian sebagai pasar,dan
rincian lain dari area ini di laporkan keuangan eksternal.
Laporan
Keuangan Internal untuk Persediaan
Dalam
pelaporan interim,perusahaan di haruskan untuk menggunakan metode perhitungan
biaya persediaabn yang sama dan penyesuaian yang sama untu k harga
terendah antara biaya dengan harga pasar
dengan yang di gunakan di laporan keuangan tahunan,dengan pengekecualian
berikut.
1. Tingkat laba kotor dapat di gunakan untuk
mengestimasikan persediaan akhir dan harga pokok penjualan untuj periode
interim.
2. Jika ada lukiidasi dari dasar biaya LIFO
di periode interim tetapi dasar ini di perkirakan akan di gantikan di akhir
tahu,maka persediaan di tanggal interin sebaiknya tidak memasukan dampak
lekuidas,harga pokok penjualan untuk periode interim sebaiknya memasukan
perkiraan biaya untuk mengantikan dasar tersebut.
3. Jika penuruna harga pasar di tanggal interim
diperkiraian secara wajar bahwa harga pasar akan kembali membaik di akhir
tahun,maka penurunan tersebut tidak perlu di akuin di tanggal interim.
MODEL
KUANTITATIF
MERENCANAKAN
KEBUTUHAN BAHAN BAKU
Perencanaan
bahan baku berurusan dengan dua fundamental, yaitu jumlah dan waktu pembelian.
Penentuan berapa banyak yang akan dibeli dan kapan akan membeli melibatkan dua
jenis biaya yang saling berlawanan, yaitu: biaya penyimpanan persediaan ( cost
of carrying inventory ) dan biaya karena tidak menyimpan cukup persediaan.
Biaya Penyimpanan Persediaan
|
Estimasi
|
Biaya Karena Tidak Cukupnya
Persediaan
|
Bunga atas investasi dalam
modal kerja
|
10,00 %
|
Tambahan biaya pembelian,
penanganan dan transportasi
|
Pajak dan asuransi properti
|
1,25 %
|
Harga yang lebih tinggi karena
jumlah pesanan yang lebih sedikit
|
Pergudangan atau penyimpanan
|
1,80 %
|
Kehabisan persediaan sering
kali terjadi sehingga mengganggu jadwal produksi, jadwal lembur dan waktu
persiapan ekstra
|
Penanganan
|
4,25%
|
Tambahan biaya klerikal karena
memelihara catatan pesanan pelanggan yang belum dapat dipenuhi
|
Dateriorasi dan penyusutan
persediaan
|
2,60 %
|
Peningkatan harga berkaitan
dengan inflasi ketika pesanan pembelian ditunda
|
Udangnya persediaan
|
5,20 %
|
Penjualan yang hilang dan
hilangnya kepercayaan pelanggan
|
|
|
|
Total
|
25,10 %
|
|
KUANTITAS
PEMESANAN EKONOMIS ( ECONOMIC ORDER QUANTITY – EOQ )
Kuantitas
pemesanan ekonomis adalah jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu yang
meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jumlah optimum yang dipesan pada suatu
waktu tertentu ditentukan dengan cara menyeimbangkan dua faktor, yaitu :
Biaya
pemilikan ( penyimpanan ) bahan baku
Biaya
penyimpanan bahan baku sering kali dinyatakan sebagai persentase terhadap
investasi rata-rata dalam persediaan, karena biaya variabel yang paling umum
adalah bunga atau biaya modal.
Biaya
perolehan ( pemesanan ) bahan baku
Biaya
pemesanan merupakan biaya yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah
pesanan dan titik pemesanan. Biaya pemesanan mencakup biaya untuk membuat bukti
permintaan pembelian, pesanan pembelian dan laporan penerimaan.
Meskipun
hanya biaya variabel yang relevan dalam menghitung EOQ dan titik pemesanan
adalah penting untuk mengurangi biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya tetap
dapat dikurangi dengan pendekatan just in time. Kalkulasi diferensial
memungkinkan perhitungan EOQ dengan melalui rumus penggunaan informasi jumlah
yang diperlukan , harga per unit, persentase biaya penyimpanan persediaan, dan
biaya per pemesanan. Salah satu variasi rumus adalah sebagai berikut
Berdasarkan
istilah EOQ, RU, CO,CU dan CC sebagaimana yang dijelaskan di atas, rumus
tersebut didasarkan pada hubungan berikut :
Persamaan
terakhir kemudian diselesaikan menggunakan kalkulus diferensial untuk
menentukan jumlah biaya persediaan minimum per tahun:
Eoq
adalah akar kuadrat dari pecahan yang pembilangnya adalah 2 kali permintaan
produk per tahun dan biaya per pesanan, sedangkan penyebutnya adalah harga per
unit produk dan persentase biaya penyimpanan per tahun. Cara yang lebih
sederhana untuk mendeskripsikan penyebutnya adalah biaya untuk menyimpan satu
unit selama satu tahun dalam persediaan.
Hasilnya
adalah jumlah pesanan yang membuat total biaya pemesanan per tahun sama persis
dengan total biaya penyimpanan per tahun. Dalam batasan jumlah biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan tertentu eoq menurunkan total biaya persediaan per tahun
sebanyak mungkin.
DISKON
PEMBELIAN
Kadangkala
harga pembelian di diskon jika jumlah pesanannya besar. pengiriman dalam jumlah
besar juga dapat menghemat ongkos angkut. Perubahan ini menghasilkan biaya per
unit yang lebih rendah sehingga mengubah perhitungan eoq. Pembelian dalam
jumlah besar juga mengubah frekuensi pesanan sehingga mengubah total biaya
pemesanan. Selain itu pembelian dalam jumlah besar juga melibatkan investasi
yang lebih besar dalam persediaan. Semua faktor tersebut mempengaruhi
perhitungan EOQ.
RUMUS
EOQ DAN PRODUCTION RUNS
Rumus
EOQ juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah optimum dari suatu production
run, dalam kasus tersebut CO mewakili estimasi dari biaya persiapan ( setup
cost ), dan CU mewakili biaya produksi variabel per unit.
MENENTUKAN
WAKTU PEMESANAN
Menentukan
titik pemesanan akan relatif sederhana apabila tersedia prediksi yang tepat
untuk tingkat penggunaan dan waktu tunggu ( lead time ),yaitu interval waktu
antara saat pemesanan dilakukan dengan syarat bahan baku tersedia di pabrik
untuk produksi. Untuk kebanyakan item persediaan, ada variasi di salah satu
atau kedua faktor tersebut, yang hampir selalu menyebabkan salah satu dari
akibat berikut :
Jika
waktu tunggu atau tingkat penggunaan selama periode pemesanan dibawah
perkiraan, maka bahan baku yang baru tiba sebelum persediaan yang ada habis
digunakan, sehingga menambah biaya penyimpanan bahan baku.
Jika
waktu tunggu atau tingkat penggunaan di atas perkiraan, maka akan terjadi
kehabisan persediaan beserta biaya biayanya, termasuk kehilangan pelanggan.
jika
waktu tunggu dan tingkat penggunaan rata-rata atau normal digunakan untuk
menentukan titik pemesanan, kehabisan persediaan bisa diperkirakan akan terjadi
pada setiap pesanan.
RUMUS
UNTUK MENENTUKAN TITIK PEMESANAN
Titik
pemesanan ( order print ) dicapai apabila jumlah yang tersedia sama dengan
kebutuhan yang diperkirakan; yaitu saat jumlah persediaan yang tersedia dan
jumlah persediaan yang akan diterima sama dengan jumlah persediaan yang akan
digunakan selama waktu tunggu dan jumlah persediaan pengaman.
Di
mana:
I
= saldo persediaan yang ada
QD
= jumlah yang akan diterima ( sebelum I habis ) dari pesanan yang sebelumnya
sudah dilakukan, transfer bahan baku dan retur ke gudang
LTQ
= jumlah yang akan digunakan selama waktu tunggu, yang setara dengan waktu
tunggu normal dalam bulan, minggu atau hari, dikalikan dengan penggunaan normal
selama sebulan, seminggu atau sehari
SSQ
= jumlah persediaan pengaman
Perencanaan
kebutuhan bahan baku ( material requirement planning – MRP ) adalah simulasi
komputer untuk mengelola kebutuhan bahan baku berdasarkan daftar bahan baku
yang diperlukan untuk setiap produk, status persediaan, dan proses produksi.
jadwal utama dari item-item yang akan diproduksi dan tanggal jatuh tempo nya
dimasukkan ke dalam komputer, yang kemudian mengakses daftar bahan baku yang
diperlukan, waktu tunggu, pengiriman bahan baku, dan jumlah persediaan yang
masih tersedia serta jumlah yang sudah dipesan. program komputer menghitung
jumlah yang dibutuhkan di setiap lokasi kerja. Permintaan ini, jika
dibandingkan dengan kapasitas mesin dan tenaga kerja, menentukan apakah jadwal
utama dapat dipenuhi. Jika kelebihan beban kerja tidak dapat diselesaikan, maka
jodoh utama harus direvisi. Hanya jika jaga utama dianggap dapat dipenuhi
barulah jadwal tersebut boleh diluncurkan beserta dengan pesanan pembelian dan
jadwal operasi. Dengan cara ini pemenuhan jadwal produksi dapat diuji sebelum
diluncurkan.