Wikipedia

Search results

Penjelasan Perolehan Dan Penggunaan Bahan Baku



Meskipun proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis industry dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut          :
Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute (routing) untuk setiap produk, yang meruupakan urutan operasi yang akan dilakukan, dan sekaligus menetapkan bahan baku yang diperlukan (bill of materials), yang merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan operasi tersebut.
Anggaran produksi (production budget) menyediakan rencana utama, dari mana rincian mengenai kebutuhan bahan baku dikembangkan.
Bukti permintaan pembelian (purchase requisition) menginformasikan agen pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
Pesanan pembelian (purchase order) merupakan kontrak atas jumlah yang harus dikirimkan.
Laporan penerimaan (receiving report) mengesahkan jumlah yang diterima, dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.
Bukti permintaan bahan baku (materials requisition) memberikan wewenang bagi Gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari bahan baku ke departemen tertentu pada waktu tertentu.
Kartu catatan bahan baku (materials record card) mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dari setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai catatan persediaan perpetual.

Pembelian dan penggunaan bahan baku melibatkan catatan elektronik atau dalam bentuk kertas yang diperlukan untuk akuntansi keuangan umum; yaitu untuk menghitung biaya suatu pesanan, atau biaya suatu departemen, dan untuk memelihara persedian perpetual.

Pembelian bahan baku         
          Pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian, yang dikepalai oleh agen pembelian umum. Dalam perusahaan yang lebih kecil, para kepala departemen atua penyelia memiliki wewenang untuk membeli bahan baku sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pembelian sebaiknya tertulis, guna menetapkan pertanggung jawab dan sekaligus menyediakan informasi mengenai penggunaan akhir dari bahan baku yang dipesan,  

Di beberapa perusahaan, departemen pembelian memiliki fungsi tambahan yaitu menyetujui pembayaran atas setiap faktur yang diterima dari pemasok. Pengaturan semacam ini memiliki keuntungan berupa sentralisasi persetujuan faktur yang dilakukan oleh departeme yang menginisiasi pembelian tersebut serta memiliki informasi lengkap mengenai item dan jumlah yang dipesan, harga, persyaratan, instruksi pengapalan, dan kondisi-kondisi lainnya. Namun, persetujuan faktur oleh departemen pembelian mengurangi pengendalian internal jika individu yang sama membuat pesanan dan kemudian menyetujui fakutr atas pesanan tersebut. Akibatnya audit dan persetujuan atas faktur di banyak perusahaan merupakan fungsi dari departemen akuntansi, dan pesanan pembeli berisi semua informasi yang diperlukan mengenai harga, diskon, dan syarat pengantaran, serta nomor akun yang akan dibebankan.

Pembelian perlengkapan, jasa, dan perbaikan    

Langkah-langkah pembelian bahan baku berikut ini dapat diterapkan ke semua departemen dan divisi di suatu persuahaan, bukti permintaan pembelian, pesanan pembelian, dan laporan penerimaan dapat diterapkan untuk perlengkapan dan peralatan kantor, kafetaria perusahaan, unit P3K, kantor bendahara, serta departemen-departemen lainnya,

Kontrak perbaikan tahunan untuk peralatan pemrosesan data dan beberapa mesin pabrik dapat diminta dan dipesan dengan cara yang sama. Tetapi kadang kala, kepala departemen atau karyawan lain mungkin memerluka jasa perbaikan atas mesin yang rusak agar dapat mengoperasikannya kembali. Dalam kasus ini,agen pembelian mengeluarkan pesanan pembelian gabungan, yaitu suatu pesanan yang mencakup seluruh biaya atas jenis jasa tertentu tanpa menspesifikasi jumlah actual yang akan dibebankan.
Formulir Pembelian      

Formulir utama yang diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian.      

Bukti permintaan pembelian  
Bukti permintaan pembelian berasal dari karyawan bagian Gudang yang mengetahui bahawa jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali, klerek catan bahan baku atau karyawan maupun penyelia departemen lain yang bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada agen pembelian kapan harus melakukan pembelian, karyawan bagian riset, insinyur, atau penyelia maupun karyawan departemen lain yang memerlukan bahan baku khusus, atau program computer yang dirancang untuk mengingatkan departemen pembelian kapan diperlukan pengisian kembali persediaan. Setiap kopi dari bukti permintaan pembelian tetap dipegang oleh si pembuat, dan aslinya dikirimkan ke departemen pembelian untuk dieksekusi, Catatan-catatan ini dapat berada dalam bentuk elktronik atau kertas. Untuk bahan baku standar, bukti permintaan pembelian mungkin hanya mengindikasikan nomor persediaan dari suatu item. Kemudian terserah kepada agen pembelian untuk menggunakan pertimbangannya dan menetapkan kebijakan mengenai sumber dan jumlah pasokan. Untuk permintaan pembelian atas bahan baku nonstandard,informasi yang mungkin perlu untuk disediakan dalam bukti permintaan pembelian mencakup cetak biru, nomor katalog, berat, standar, merek, jumlah, dan harga yang disarankan.
Pesanan Pembelian       
Pesanan pembelian, yang ditandatangani oleh agen pembelian atau pihak yang bewenang lainnya, memberikan wewenang kepada pemasok untuk mengirimkan barang  yang telah ditentukan dalam jumlah yang juga telah ditentuka sesuai dengan persyaratan yang disepakati, pada waktu dan tempat tertentu. Untuk memudahkan formulir pemesanan milik pemasok dapat digunakan. Namun pada praktiknya, formulir pesanan pembelian dibuat oleh perusahaan pembeli, dan formulir tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan tertentu si pembeli. Untuk keperluan pengendalian akuntansi, pesanan pembelian dapat diterbitkan untuk setiap pembelian bahan baku, perlengkapan, atau peralatan. Ketika komitmen pembelian dibuat melalui surat atau telepon atau melalui wakil penjualan, pesanan pembelian berfungsi sebagai konfirmasi atas komitmen tersebut.
Electronic data interchange (EDI)    
Adalah pertukaran informasi transaksi antara computer suatu perusahaan dengan computer perusahaan lain. Hal ini merupakan langkah untuk mencapai lingkungan bisnis tanpa kertas dengan cara menghilangkan sebanyak mungkin dokumen kertas.   

Penerimaan

Departemen penerimaan membongkar bahan baku yang masuk, membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan, mencocokkan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian, membuat laporan penerimaan, memberitahukan kepada departemen pembelian mengenai perbedaan yang ditemukan, mengatur pemeriksaan apabila diperlukan, memberitahukan kepada departemen pengantaran, dan mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang sesuai.

Laporan penerimaan menunjukkan nomor pesanan pembelian, nomor akun yang akan dibebankan, nama pemasok, rincian mengenai transportasi, serta jumlah dan jenis barang diterima. Laporan tersebut juga menyediakan ruang bagi departemen pemeriksaan untuk menuliskan persetujuannya atas kiriman tersebut maupun jumlah yang ditolak dan alasan penolakan. 

Jika bahan baku tidak diperiksa pada saat penerimaan, maka laporan penerimaan didistribusikan sebagai berikut : (1) departemen penerimaan menyimpan satu Salinan dan mengirimkan Salinan lainnya ke departemen pembelian sebagai pemberitahuan atas kedatangan bahan baku, (2) semua Salinan lainan lain dikirimkan ke departemen pemeriksaan dan kemudian didistribusikan setelah pemeriksaan. Saat pemeriksaan selesai, satu Salinan dikirimkan ke departemen akuntansi untuk dicocokan dengan pesanan pembelian dan faktur pemasok, kemudian faktur dibayar.

          Persetujuan faktur adalah penting dalam pengendalian bahan baku, karena proses tersebut memverifikasi bahwa barang telah diterima sesuai dengan pesanan dan pembayaran dapat dilakukan. Pada saat bahan baku sampai di departemen penerimaan, perusahaan biasanya juga menerima faktur dari pemasok. Faktur dan satu Salinan pesanan pembelian disimpan di departemen akuntansi, saat laporan penerimaan dan pemeriksaan diterima, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan faktur    dibandingkan dalam hal jenis bahan baku, jumlah, harga, dikon, persyaratan kredit, instruksi pengiriman, dan persyaratam lainnya. Jika faktur sesuai disesuaikan dengan memo debit atau kredit untuk barang yang ditolak, untuk barang yang kekurangan atau kelebihan jumlahnya. Klerek faktur memberikan persetujuan dan melampirkannya ke pesanan pembelian dan laporan penerimaan untuk pembuatan voucher. Data voucher dijurnal,diposting ke buku pembantu, dan dimasukkan ke jurnal pembayaran kas sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. 

          Voucher asli dan dua kopi dikirimkan ke bendahara untuk dibuatkan cek. Bendahara mengirimkan cek dan voucher asli ke pemasok, menyimpan satu kopi dari voucher, dan mengembalikan Salinan yang lainnya ke departemen akuntansi untuk disimpan di file yang berkaitan dengan pemasok tersebut.

          Saat data faktur diterima di sistem electronic data processing (EDP), klerek utang usaha menentukan nomor akun yang akan dibebankan dan memasukkannya di suatu terminal. Jika pesanan pembelian sudah mencantumkan nomor akun ini, sistem akan melakukan langkah ini secara otomatis dengan cara mengambil nomor akun tersebut dari file computer yang berisi data pesanan pembelian.        


Data dibandingkan dengan pesanan pembelian dan laporan penerimaan. Kriteria umum yang dapat digunakan untuk mengaitkan semua dokumen tersebut adalah nomor pesanan pembelian. Kuantitas, nilai dolar, tanggal jatuh tempo, syarat pembayaran, dan harga per unit dibandingkan dan direkonsialiasi. Ketika semuanya sesuai, data biaya dimasukkan ke file utang usaha dan daftar dalam bentuk jurnal dihasilkan, sesuai keperluan. Alternatifnya, pembayaran dapat dilakukan dengan segera melalui EDI atau cek yang di hasilkan oleh computer. Data penerimaan diposting kecatatan pembantu bahan baku. Posting tersebut dan pengeluaran bahan baku diproses secara elektronik untuk menghilangkan posting secara manual.


          Harga yang tercantum dalam faktur pemasok dan beban transportasi adalah biaya pembelian barang yang paling jelas terlihat. Sementara biaya yang tidak jelas keliihatan adalah biaya yang dapat disebut biaya akuisisi, yaitu biaya untuk melakukan fungsi pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, akuntansi. Keterbatasan praktis memengaruhi perlakuan atas biaya-biaya tersebut, karena menyesuaikan setiap faktur dengan semua biaya-biaya akuisisi yang terlibat memerlukan usaha yang biayanya jauh lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari semakin akuratnya pengukuran biaya.

Diskon Pembelian         

Diskon perdaganan dan diskon pembelian dalam jumlah besar biasanya tidak dicatat oleh catatan akuntansi mana pun. Melainkan, keduanya diperlakukan sebagai pengurangan harga. Yaitu harga yang dibayar ke pemasok dicatat pada harga sesudah diskon.       

Beban Angkut Pembelian (Freight-In)       
Beban angkut pembelian jelas merupakan biaya bahan baku, tetapi dapat muncul beberapa kesulitan praktis dalam akuntansi untuk biaya ini. Jika beban angkut pembelian dimasukkan dalam debit ke akun bahan baku di buku besa, maka beban angkut pembelian dapat ditambahkan secara proporsional ke setiap catatan pembantu bahan baku dari setiap item. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membebankan setiap dolar bahan baku dengan porsi yang sama dari beban angkut pembelian. 

Biaya Akuisisi yang Dibebankan     
Jika biaya bahan baku akan memasukkan biaya akuisisi, maka suatu tarif pembebanan tertentu, dapat dikenakan ke setiap faktur dan setiap item, daripada membebankan biaya ini ke overhead pabrik. Untuk biaya ini dapat digunakan tarif tunggal, atau tarif yang terpisah untuk setiap kelas biaya sebagai berikut :



Logika dari pendekatan ini adalah sama dengan logika yang digunakan dalam perhitungan biaya aktivitas. Pendekatan ini menghasilkan perlakuan akuntansi berikut :

Bahan Baku (atau barang dalam proses)             xxx
          Biaya Departemen Pembelian Dibebankan          xxx
          Biaya Departemen Penerimaan dibebankan                  xxx
          Biaya Departemen Bahan baku dibebankan                  xxx
          Biaya Departemen akuntansi dibebankan            xxx
Untuk setiap departemen yang terlibat, biaya actual yang teradi didebit ke akun dibebankan dari departemen yang bersangkutan.         

 Perhitungan biaya persediaan untuk pajak penghasilan        
Tax Reform Act tahun 1986 memasukan persyaratan perhitungan biaya persediaan yang baru. Aturan kapitalisasi yang seragam mengharuskan dikapitalisasinya beberapa biaya tertentu kedalam nilai persediaan. Padahal tadinya, biaya-biaya tersebut dapat dibedakan. Banyak kategori biaya, seperti tenaga kerja yang melakukan pengerjaan kembali, bahan baku sisa dan barang rusak, pembelian bahan baku, pergudangan, administrasi pabrik, gaji karyawan kantor yang berhubungan dengan jasa prosuksi, serta kelebihan biaya penyusutan diluar nilai yang dihitung untuk pelaporan keuangan, sekarang harus dikapitalisasi kedalam nilaipersediaan untuk tujuan tersebut.

Penyimpanan dan penggunaan bahan baku
Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku
Bahan baku dan astu salinan laporan penerimaan dikirim ke bagian gudang dari departemen penerimaan atau departemen pemeriksaan. Petugas gudang bertanggung jawab untuk mengamankan bahan baku, menempatkan di kotak atau lokasi lain sampai dibutuhkan, dan memastikan bahwa semua bahan baku yang dikeluarkan dari gudang sesuai dengan bukti permintaan bahan baku yang bersangkutan. Akses ke gudang biasanya sangat ketat, dimana bahan baku dikeluarkan dari jendela berjeruji.

Pengeluaran dan Perhitungan Biaya Bahan Baku
Proses pengeluaran bahan baku sebagai berikut :
Bukti permintaan bahan baku
Bukti permintaan bahanb baku memberikan otorisasi bagi petugas gudang untuk mengeluarkan bahan baku. Bukti permintaan tersebut dibuat oleh klerek kepala departemen, penyelia, atau pemimpin kelompok dari bagian pengendali produksi. Bukti permintaan tersebut dibedakan dari bukti permintaan pembelian yang digunakan untuk membuat pesanan pembelian ke pemasok.

Bukti permintaan tersebut merupakan dokumen sumber dari pencatatan di buku pembantu bahan baku di bagian pengeluaran, di bagian bahan baku langsung dari kartu biaya pesanan, di bagian bahan baku langsung dari laporan biaya produksi departemental, dan kertas kerja analisis overhead departemental. Semua penarikan bahan baku menghasilkan jurnal ikhtisar yang mengkredit Bahan Baku dan mendebit Barang dalam Proses, Pengendali Overhead Pabrik, Beban Pemasaran, atau Beban Administratif. Bukti permintaan bahan baku diilustrasikan di Gambar sebagai berikut.

Pemrosesan data elektronik ( electronic data processing – EDP ) untuk bukti permintaan bahan baku
Ketika EDP digunakan untuk bukti permintaan bahan baku, maka informasi permintaan dimasukkan dan dikirimkan secara elektronik dan bukannya dalam bentuk dokumen kertas. Sistem tersebut menghasilkan ikhtisar bahan baku sesuai kebutuhan dan memutakhirkan buku pembantu serta akun buku besar secara otomatis.

Daftar bahan baku yang diperlukan ( bill of materials – BOM )
Daftar bahan baku yang diperlukan vmemuat daftar dari semua bahan baku yang diperlukan untuk suatu pesanan atau production run tertentu. Daftar tersebut dapat menghemat waktu dan mengurangi kesalahan karena berguna sebagai salinan induk dari bukti permintaan bahan baku untuk produk tersebut. Saat suatu pesanan atau production run dimulai, semua bahan baku yang terdapat dalam BOM dikirimkan ke pabrik atau dikeluarkan sesuai dengan jadwal tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. BOM merupakan media posting yang merepotkan. EDP dapat memperbaiki prosedur tersebut dengan cara memberikan cetakan BOM, memproses informasi secara internal, dan memutakhirkan semua catatan akuntansi secara otomatis.

Sistem persediaan perpetual memasukkan setiap penambahan dan setiap pengurangan persediaan ke dalam buku pembantu bahan baku agar catatan tersebut selalu terkini. Catatan ini, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik, merupakan buku pembantu yang dikendalikan oleh akun Bahan Baku di buku besar. Selain menunjukkan jumlah dan harga dari setiap jenis bahan baku yang diterima, dikeluarkan, dan tersedia, catatan tersebut biasanya memuat rincian dari nomor akun, deskripsi jenis bahan baku, serta lokasi dan jumlah maksimum atau minimum yang harus tersedia. Buku pembantu bahan baku yang baru dibuat dan yang lama dihapus ketika terjadi perubahan dalam jenis bahan baku yang disimpan di persediaan. Buku pembantu ini paralel dengan kolom debit, kredit, dan saldo yang sudah tidak asing lagi, tetapi menggunakan judul Diterima, Dikeluarkan, dan Persediaan.
Faktur yang telah disetujui (dengan pesanan pembelian dan laporan penerimaan) dikirimkan ke klerek bahan baku untuk dijurnal di bagian Diterima dan Persediaan dàri buku pembantu bahan baku. Jika ditemukan barang di gudang yang tidak memuaskan, di mana barang tersebut berasal dari satu kiriman yang sebagian daripadanya telah digunakan dalam proses produksi, sisanya dapat dikembalikan ke pemasok, kemudian jumlah dan nilainya dimasukkan dalam tanda kurung dalam di bagian Diterima dan Persediaan di buku pembantu bahan baku. Ketika petugas gudang mengeluarkan bahan baku, satu salinan dari bukti permintaan bahan baku dikirimkan ke klerek bahan baku, untuk dicatat tanggal, nomor bukti permintaan, nomor lot (atau pesanan atau departemen), jumlah dan biaya dari bahan baku yang dikeluarkan di bagian Dikeluarkan dari buku pembantu bahan baku, saldo yang baru dimasukkan ke kolom Persediáan. Operasi ini dapat dilakukan secara elektronik dalam sistem EDP.
Ketika perhitungan persediaan berbeda dari saldo di buku pembantu bahan baku, buku pembantu bahan baku disesuaikan dengan hasil perhitungan aktual. Selain koreksi atas buku pembantu bahan baku, akun Bahan Baku di buku besar disesuaikan melalui ayat jurnal, seperti ayat jurnal berikut ini untuk mencatat penurunan:
          Pengendali overhead pabrik                                 XXX
Bahan baku                                                          XXX


Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku dilakukan melalui pengaturan fungsional, pembebanan tanggungjawab, dan bukti-bukti documenter. Pengendalian bahan baku harus memenuhi dua kebutuhan yang saling berlawanan yaitu :
menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang memadai guna beroperasi secara efisien.
menjaga tingkat persediaan yang menguntungkan secara finansial.

Tujuan dasar dari pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk melakukan pemesanan pada waktu yang sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat. Pengendalian persediaan yang efektif sebaiknya :
Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas gangguan.
Menyediakan cukup persediaan dalam periode di mana pasokan kecil (musiman, siklus atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.
Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindung bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan karena penanganan.
Meminimalkan item-item yang tidak aktif. berlebih, atau usang dengan cara melaporkan perubahan produk yang memengaruhi bahan baku.
Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan.
Menjaga agar jumlah modal yang diinvesiasikan dalam persediaan berada di tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.

Metode Pengendalian Bahan Baku
Metode pengendalian bahan baku berbeda dalam hal cara penanganan dan biaya yang dikeluarkan. Item-item yang penting dan memiliki nilai tinggi memerlukan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan item-item yang nilainya rendah.
Metode siklus pesanan (order cycling method) atau metode tinjauan siklus (cycle review method)
Memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas. Perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda (misalnya 30, 60, atatu 90 hari) antartinjauan dan dapat menggunakan siklus yang berbeda untuk jenis bahan baku yang berbeda.
Metode minimum-maksimum (min-max method)
Didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagianbesaritem persediaan berada pada kisaran batas tertentu. Jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan. Tingkat minimum sudah memasukkan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali Tingkat minimum menentukan titik pemesanan kembali, dan jumlah pesanan sama dengan selisih kat maksimum dengan tingkat minimum.
metode dua tempat (two-bin method )
Dalam metode ini, setiap item persediaan disimpan dalam dua tempat, tumpukan, atau kumpulan. Tempat pertama berisi persediaan yang mencukupi untuk penggunaan yang terjadi selama periode waktu antara penerimaan suatu pesanan dengan penempatan pesanan berikutnya. Tempat yang kedua berisi jumlah normal yang digunakan dari tanggal pemesanan sampai dengan tanggal pengiriman plus persediaan pengaman.
Pengendalian Selektif
Dalam pengerdalian selektif, yang juga disebut dengan rencana ABC, signifikansi biaya dari setiap item dievaluasi. (Penggunaan istilah ABC tidak ada kaitannya dengan activity based costing yang dibahas di Bab 14). Item diklasifikasikan ke dalam tiga kategori. Item yang nilainya tinggi dan merupakan item penting, disebut item A, berada dalam tingkat pengendalian yang paling ketat. Item yang nilainya menengah, disebut item B, berada dalam tingkat pengendalian yang moderat. Item yang bukan merupakan item penting dikendalikan menggunakan pengendalian fisik yang sederhana, seperti metode dua tempat.

Pengendalian Keusangan dan Kelebihan Persediaan
Hampir semua organisasi pada suatu waktu diperhadapkan pada masalah kelebihan dan keusangan persediaan. Apa pun penyebabnya, diperlukan suatu tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan item-item tersebut dari persediaan. Untuk melakukan hal ini, manajemen pertama-tama sebaiknya memastikan bahwa penumpukan persediaan tidak berlanjut akibat kebijakan pemesanan saat ini; baru kemudian mengambil langkah-langkah untuk mengeluarkan persediaan tersebut. Catatan persediaan perpetual akurat yang menunjukkan jumlah serta tanggal perolehan dan pengeluaran bahan baku, dan tinjăuan ulang periodik atas catatan tersebut, diperlukan untuk mengidentifikasikan item yang usang atau berlebih. Keusangan bahan baku biasanya terjadi bila suatu produk dirancang uang atau dihentikan produksinya. Penjualan segera persediaan tersebut dengan cara menerima tawaran pertama yang wajar sering kali merupakan kebijakan yang terbaik.

3. Metode Perhitungan Biaya Persediaan
     Persediaan adalah suatu jenis aktiva atau barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang akan dijual kembali atau akan dikonsumsi dalam operasi normal suatu perusahaan. persediaan barang dapat di artikan sebagai, barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Dalam persediaan terdapat perhitungan harga pokok persediaan, dari hal tersebut diterapkanlah metode – metode dalam perhitungannya yaitu dengan cara menerapakan metode FIFO, LIFO, Average dalam persediaan.                  Metode yang umum , FIFO , rata-rata tertimbang ,dan LIFO mencerminkan asumsi yang berbeda mengenai arus biaya, tetapi arus biaya tidak berartu dama dengan arus fisik dari unit,metode perhitungan biaya yang sama dapat di gunakan kepersediaan batang jadi.
 Semua metode di ilustrasikan dalam transakri-transaksi berikut.
Feb.   1   Saldo awal. 800 unit @ $ 6 per unit.
          4   Diterima 200 unit  @ $ 7 per unit.
         10  Diterima 200 unit @ $ 8 per unit
         11  Dikeluarkan 800 unit
         12  Diterima 400 unit @ $ 8 per unit
         20  Dikeluarkan 500 unit
         25  Dikembalikan 100 unit berlebih dari pabrik ke gudang- untuk di catat                              
               dengan harga pengeluaran terakhir ( atau pada  harga pengeluaran           aktual
                jika secara fisik dapat di identifikasikan).
        28   Diterima 600 unit @ $ 9 per unit.





First In, Firts Out (FIFO)
Ketika bahan baku di keluarkan , metode FIFO membebankan biaya bahan baku tersebut seuai dengan harga persediaan tertua yg ada di gudang.Metode FIFO mudah di terapkan apabila hanya ada  beberapa penerimaan bahan baku yang berbeda di catatan bahan baku pada suatu saat,tetapi akan merepotkan apabila pembelian seiring kali di lakukan dengan harga yang berbeda-beda dan jika unit dari beberapa pembelian ada di dalam gudang pada saat yang bersamaan.

Biaya Rata-rata Tertimbang
Metode ini mengasumsikan bahwa biaya dari setiap pengeluaran  bahan baku merupakan bauran dari semua biaya pengirim yang ada di gudang pada saat pengeluaran tersebut terjadi. Dalam metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang,harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang.      Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.

Last In,First Out (LIFO)
Metode LIFO membebankan biaya dari pmbelian terakhir dalam persediaan ke setiap batch bahan baku yabg di keluarkan ke produksi.metode ini adalah biaya yang paling terakhir yang penting mendekati biaya pengantian unit yang di gunakan sehibgga merupakan biaya yang paling berarti untuk  dengan pendapatan dalam menghitung laba.metode LIFO,tujuannya adalah untuk membebankan biaya dari pembelian terakhir dan membiarkan biaya yang paling tua di akun persediaan.

Perbandingan Antarmetode Perhitungan Biaya 
Dalam periode di mana harga-harga naik,ukuran FIFO menghasilkan biaya terendah untuk pengeluaran bahan baku, LIFO menghasilkan biaya yang paling tinggi,sementara metode biaya rata-rata tertimbang menghasilkan biaya yang besarnya berada di antara biaya yang di hasilkan oleh kedua metode tersebut. Dalam periode di mana harga-harga turun, FIFO mbebankan biaya tertinggi, LIFO membebankan biaya terendah, dan biaya yang di bebankan oleh metode biaya rata-rata tertimbang berada di antara keduanya.

Perhitungan Biaya Persediaan Menurut CASB
Cost Accounting Standards Board(CASB).Bahan baku dapat di bebankan secara langaubg ke suatu kontrak  jika kontrak secara spesifik dapat di identifikasikan ketika bahan baku di beli ataudi produksi. Bahan baku yang di ambil dari persediaan yang di miliki  sendiri oleh perusahaan dapat di hitung harganya mengunakan FIFO,LIFO , atau biaya standar.metode-metode yang di pilih harus di gunakan secara konsisten untuk kategori bahan baku yang serupa,dan kontraktor harus mendokumentasikan prosedur intuk mengakumulasikan dan mengalokasikan biaya bahan baku tersebut.

Harga Terendah antara Biaya dengan Harga pasar( Lower Cost or Market)
Peraturan akuntansi keuangan Amerika Serikat mengharuskan persediaan untuk di laporkan  sesuai  dengan harga terendah antara biaya produksi dengan harga pasar. Dalam penerapan aturan ini, biaya mengacu pada semua asumsi arus biaya umum  yang telah di diskusikan.istilah harga pasar  berarti  biaya pengantin, dalam batasan tertentu. Batasan atas pengunaaan biaua pengantian sebagai pasar,dan rincian lain dari area ini di laporkan keuangan eksternal.


Laporan Keuangan Internal  untuk Persediaan
Dalam pelaporan interim,perusahaan di haruskan untuk menggunakan metode perhitungan biaya persediaabn yang sama dan penyesuaian yang sama untu k harga terendah  antara biaya dengan harga pasar dengan yang di gunakan di laporan keuangan tahunan,dengan pengekecualian berikut.
1.       Tingkat laba kotor dapat di gunakan untuk mengestimasikan persediaan akhir dan harga pokok penjualan untuj periode interim.
2.       Jika ada lukiidasi dari dasar biaya LIFO di periode interim tetapi dasar ini di perkirakan akan di gantikan di akhir tahu,maka persediaan di tanggal interin sebaiknya tidak memasukan dampak lekuidas,harga pokok penjualan untuk periode interim sebaiknya memasukan perkiraan biaya untuk mengantikan dasar tersebut.
3.       Jika penuruna harga pasar di tanggal interim diperkiraian secara wajar bahwa harga pasar akan kembali membaik di akhir tahun,maka penurunan tersebut tidak perlu di akuin di tanggal interim.

MODEL KUANTITATIF

MERENCANAKAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU
Perencanaan bahan baku berurusan dengan dua fundamental, yaitu jumlah dan waktu pembelian. Penentuan berapa banyak yang akan dibeli dan kapan akan membeli melibatkan dua jenis biaya yang saling berlawanan, yaitu: biaya penyimpanan persediaan ( cost of carrying inventory ) dan biaya karena tidak menyimpan cukup persediaan.

Biaya Penyimpanan Persediaan
Estimasi
Biaya Karena Tidak Cukupnya Persediaan
Bunga atas investasi dalam modal kerja
10,00 %
Tambahan biaya pembelian, penanganan dan transportasi
Pajak dan asuransi properti
1,25 %
Harga yang lebih tinggi karena jumlah pesanan yang lebih sedikit
Pergudangan atau penyimpanan
1,80 %
Kehabisan persediaan sering kali terjadi sehingga mengganggu jadwal produksi, jadwal lembur dan waktu persiapan ekstra
Penanganan
4,25%
Tambahan biaya klerikal karena memelihara catatan pesanan pelanggan yang belum dapat dipenuhi
Dateriorasi dan penyusutan persediaan
2,60 %
Peningkatan harga berkaitan dengan inflasi ketika pesanan pembelian ditunda
Udangnya persediaan
5,20 %
Penjualan yang hilang dan hilangnya kepercayaan pelanggan



Total
25,10 %


KUANTITAS PEMESANAN EKONOMIS ( ECONOMIC ORDER QUANTITY – EOQ )
Kuantitas pemesanan ekonomis adalah jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu yang meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jumlah optimum yang dipesan pada suatu waktu tertentu ditentukan dengan cara menyeimbangkan dua faktor, yaitu :
Biaya pemilikan ( penyimpanan ) bahan baku
Biaya penyimpanan bahan baku sering kali dinyatakan sebagai persentase terhadap investasi rata-rata dalam persediaan, karena biaya variabel yang paling umum adalah bunga atau biaya modal.
Biaya perolehan ( pemesanan ) bahan baku
Biaya pemesanan merupakan biaya yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah pesanan dan titik pemesanan. Biaya pemesanan mencakup biaya untuk membuat bukti permintaan pembelian, pesanan pembelian dan laporan penerimaan.
Meskipun hanya biaya variabel yang relevan dalam menghitung EOQ dan titik pemesanan adalah penting untuk mengurangi biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya tetap dapat dikurangi dengan pendekatan just in time. Kalkulasi diferensial memungkinkan perhitungan EOQ dengan melalui rumus penggunaan informasi jumlah yang diperlukan , harga per unit, persentase biaya penyimpanan persediaan, dan biaya per pemesanan. Salah satu variasi rumus adalah sebagai berikut


Berdasarkan istilah EOQ, RU, CO,CU dan CC sebagaimana yang dijelaskan di atas, rumus tersebut didasarkan pada hubungan berikut :


Persamaan terakhir kemudian diselesaikan menggunakan kalkulus diferensial untuk menentukan jumlah biaya persediaan minimum per tahun:

Eoq adalah akar kuadrat dari pecahan yang pembilangnya adalah 2 kali permintaan produk per tahun dan biaya per pesanan, sedangkan penyebutnya adalah harga per unit produk dan persentase biaya penyimpanan per tahun. Cara yang lebih sederhana untuk mendeskripsikan penyebutnya adalah biaya untuk menyimpan satu unit selama satu tahun dalam persediaan.
Hasilnya adalah jumlah pesanan yang membuat total biaya pemesanan per tahun sama persis dengan total biaya penyimpanan per tahun. Dalam batasan jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan tertentu eoq menurunkan total biaya persediaan per tahun sebanyak mungkin.

DISKON PEMBELIAN
Kadangkala harga pembelian di diskon jika jumlah pesanannya besar. pengiriman dalam jumlah besar juga dapat menghemat ongkos angkut. Perubahan ini menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah sehingga mengubah perhitungan eoq. Pembelian dalam jumlah besar juga mengubah frekuensi pesanan sehingga mengubah total biaya pemesanan. Selain itu pembelian dalam jumlah besar juga melibatkan investasi yang lebih besar dalam persediaan. Semua faktor tersebut mempengaruhi perhitungan EOQ.

RUMUS EOQ DAN PRODUCTION RUNS
Rumus EOQ juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah optimum dari suatu production run, dalam kasus tersebut CO mewakili estimasi dari biaya persiapan ( setup cost ), dan CU mewakili biaya produksi variabel per unit.

MENENTUKAN WAKTU PEMESANAN
Menentukan titik pemesanan akan relatif sederhana apabila tersedia prediksi yang tepat untuk tingkat penggunaan dan waktu tunggu ( lead time ),yaitu interval waktu antara saat pemesanan dilakukan dengan syarat bahan baku tersedia di pabrik untuk produksi. Untuk kebanyakan item persediaan, ada variasi di salah satu atau kedua faktor tersebut, yang hampir selalu menyebabkan salah satu dari akibat berikut :
Jika waktu tunggu atau tingkat penggunaan selama periode pemesanan dibawah perkiraan, maka bahan baku yang baru tiba sebelum persediaan yang ada habis digunakan, sehingga menambah biaya penyimpanan bahan baku.
Jika waktu tunggu atau tingkat penggunaan di atas perkiraan, maka akan terjadi kehabisan persediaan beserta biaya biayanya, termasuk kehilangan pelanggan.
jika waktu tunggu dan tingkat penggunaan rata-rata atau normal digunakan untuk menentukan titik pemesanan, kehabisan persediaan bisa diperkirakan akan terjadi pada setiap pesanan.
RUMUS UNTUK MENENTUKAN TITIK PEMESANAN
Titik pemesanan ( order print ) dicapai apabila jumlah yang tersedia sama dengan kebutuhan yang diperkirakan; yaitu saat jumlah persediaan yang tersedia dan jumlah persediaan yang akan diterima sama dengan jumlah persediaan yang akan digunakan selama waktu tunggu dan jumlah persediaan pengaman.

Di mana:
I = saldo persediaan yang ada
QD = jumlah yang akan diterima ( sebelum I habis ) dari pesanan yang sebelumnya sudah dilakukan, transfer bahan baku dan retur ke gudang
LTQ = jumlah yang akan digunakan selama waktu tunggu, yang setara dengan waktu tunggu normal dalam bulan, minggu atau hari, dikalikan dengan penggunaan normal selama sebulan, seminggu atau sehari
SSQ = jumlah persediaan pengaman


Perencanaan kebutuhan bahan baku ( material requirement planning – MRP ) adalah simulasi komputer untuk mengelola kebutuhan bahan baku berdasarkan daftar bahan baku yang diperlukan untuk setiap produk, status persediaan, dan proses produksi. jadwal utama dari item-item yang akan diproduksi dan tanggal jatuh tempo nya dimasukkan ke dalam komputer, yang kemudian mengakses daftar bahan baku yang diperlukan, waktu tunggu, pengiriman bahan baku, dan jumlah persediaan yang masih tersedia serta jumlah yang sudah dipesan. program komputer menghitung jumlah yang dibutuhkan di setiap lokasi kerja. Permintaan ini, jika dibandingkan dengan kapasitas mesin dan tenaga kerja, menentukan apakah jadwal utama dapat dipenuhi. Jika kelebihan beban kerja tidak dapat diselesaikan, maka jodoh utama harus direvisi. Hanya jika jaga utama dianggap dapat dipenuhi barulah jadwal tersebut boleh diluncurkan beserta dengan pesanan pembelian dan jadwal operasi. Dengan cara ini pemenuhan jadwal produksi dapat diuji sebelum diluncurkan.