BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara yang wilayahnya sangat luas, penduduknya terdiri dari berbagai
suku bangsa dengan berbagai bahasa daerah serta berbagai latar belakang budaya
yang tidak sama. Oleh karena alasan tersebut, Indonesia disebut negara yang
kaya akan budaya. Salah satu di antara kekayaan budaya Indonesia adalah adanya
bahasa daerah karna itu masyarakat Indonesia adalah penutur yang bilingual atau
dwibahasa.
Dalam kajian
morfologi biasanya dibedakan adanya beberapa morfem berdasarkan kriteria
tertentu, di antaranya morfem terikat dan morfem bebas. Morfem bebas adalah
morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam ujaran. Dalam bahasa
Indonesia misalnya bentuk pukul, ambil, potong dan gali termasuk dalam morfem
bebas.
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan, maka kelompok kami membahas makalah
tentang morfologi bahasa Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
1.Bagamainakah
pengertian morfologi ?
2.Bagaimanakah
morfem dalam pembentukan suatu kata?
3.Bagaimanakah
pengertian afiksi?
4.Bagaimanakah
alomorf dalam beberapa morfem?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian morfologi
2. Untuk
mengetahui morfem dalam pembentukan suatu kata
3. Untuk
mengetahui pengertian afiksi
4. Untuk
mengetahui alomorf dalam beberapa morfem
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Morfologi
Dalam bahasa
Indonesia memiliki berbagai bentuk. Kata sedih,gembira dan senang yaitu suatu
morfem. Kata bersedih, bergembira dan bersenang adalah dua morfem, yaitu morfem
ber- sebagai afiks, dan morfem sedih yaitu bentuk dasarnya begitu juga dengan
morfem bergembira dan bersenang terdiri atas dua morfem.
Kata
senang-senang terdiri atas dua morfem yaitu morfem senang sebagai bentuk dasar
yang diikuti oleh senang sebagai morfem ulang. Semua yang berhubungan dengan
bentuk kata itu yang menjadi objek dari suatu ilmu disebut dengan morfologi.
Morfologi
digunakan pada berbagai cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi memiliki arti
pengetahuan tentang bentuk(morphos).
Pengertian
Morfologi menurut Para ahli :
1. Zaenal
Arifin dan Juaiyah
Memberikan pengertian bahwa
morfologi yaitu ilmu bahasa tentang seluk beluk bentuk struktur kata.
2.
J. W. M. Verhaar
Memberikan pengertian bahwa
morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan
dasar bahasa sebagai satuan gramatikal tulisan.
3.
Ramlan
Memberikan pemahaman morfologi yaitu bagian dari ilmu bahasa
yang khusus membicarakan struktur kata dan pengaruh perubahan struktur kata
kepada arti kata.
4.
Rusmaji (1993 : 2)
Morfologi mencakup
kata, bagian dan proses.
Dari pengertian morfologi di atas bisa di
simpulkan bahwa morfologi yaitu tata kelola bahasa yang di pakai dalam
membentuk kalimat, agar sistematis dan juga mudah dicerna oleh khalayak ramai,
karena identik dengan proses dan penggunaannya.
Contoh Morfologi :
1. Contoh morfologi pada hewan
Berbagai
hewan yang terdapat di muka bumi ini mempunyai cara adaptasi yang berbeda
karena menyesuaikan diri dengan lingkungan habitatnya. Salah satunya belalang.
Morfologi
belalang
Belalang
merupakan jenis serangga yang memakan tumbuhan. Belalang mempunyai satu pasang
antena,dua mata majemuk dan warnanya kecoklatan.Belalang juga mempunyai dua
pasang sayap depan yang ukurannya sempit dibandingkan sayap belakangnya.
2.
Contoh
morfologi pada tumbuhan
Tak hanya pada hewan, morfologi
merupakan cabang ilmu yang mengupas tuntas terkait bentuk dari tumbuhan juga.
Tentunya hewan dan tumbuhan mempunyai karakteristik yang berbeda.
Morfologi
tumbuhan
Tempat hidup tumbuhan berbeda –
beda mulai dari tempat kering, berair sampai lembab.Tentunya tumbuhan pun
beradaptasi sesuai dengan tempat dimana dirinya hidup. Contoh mudahnya yaitu
pada kaktus dimana bentuk daun dari kaktus berduri. Hal ini disebabkan karena
tumbuhnya kaktus adalah tempat yang kering. Selain itu akar kaktus juga panjang
dimana memiliki fungsi untuk bisa mencari air di tanah.
B.
Morfem
dalam Pembentukan Kata
Morfem adalah satuan bahasa yang
turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat
juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan
aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan.
Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga
merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada
kata duga.
Dalam
ilmu bahasa dikenal satuan seperti kata,frase, klausa,kalimat. Dalam praktek
morfem dapat dikenal dan ditemukan dengan jalan memperbandingkan satuan-satuan
ujaran yang mengandung kesamaan dan pertentangan.
Alwi
(2003: 28) morfem yaitu semua bentuk baik bebas maupun terikat yang tidak dapat
dibagi kedalam bentuk terkecil yang mengandung arti. Kridalaksana (2007: 141)
morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya relatif stabil dan yang
tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; misalnya –ter, -di,
-pensil dan sebagainya. Morfem memiliki dua jenis, yaitu:
1. Morfem
Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran
morfem lain dapat muncul dalam ujaran. Selain itu morfem bebas juga morfem yang
memiliki makna tanpa bantuan morfem lain.
Contoh: rumah, sehat, makan,
damai, minum, pukul, ambil, potong dan gali
2. Morfem
Terkait
Morfem terikat adalah tidak memiliki makna leksikal.
Artinya morfem itu tidak dapat berdiri
sendiri tanpa bantuan morfem lain. Morfem terkait ini terbagi menjadi dua jenis
yakni:
a. Morfem
terikat secara morfologis (MTSM) berupa:
1) Prefiks/awalan:
ber-, di-, ke-, men(N)-, pe(r)-, se-, ter-.
2) Infiks/sisipan:
el-, em-, er-.
3) Sufiks/akhiran:
an-, i-, kan-.
4) Bentuk/unsur
gabung: antar-, intra-, pre-, pro-, a-, in-, ir-, pra-, semi-.
5) Klitika:
ku-, lah-, pun-, nya-, mu.
b. Morfem
terikat secara sintaksis berupa:
1) Preposisi:
ke-, di-, dari-, pada-.
2) Kata
Tugas: yang-, dan-, dengan-, tetapi-, akan-, telah-, namun-, bahkan-, malahan-,
walaupun-, meskipun-, karena-, sebab- sedangkan-.
C.
Pengertian
Afiksi
Afiksasi
sering pila disinonimkan dengan proses pembubuhan afiks (imbuhan). Afiksasi
atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan
afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata
berimbuhan.
Contoh:
ber-,
pada lari = berlari
me-,
pada runcing = meruncing
-an,
pada pakai = pakaian
Afiks dapat dibagi menjadi empat macam yaitu
prefiks, sufiks, konfiks, dan infiks.
1.
Prefiks
Prefiks ialah afiks
(imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar.
a. Awalan
di-
Awalan di- bermakna
suatu perbuatan yang pasif.
Contoh:
di + baca = dibaca
di + ambil = diambil
di + jual = dijual
Jika di- diikuti oleh
kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah, contoh: di Jakarta, di
Tanah Grogot.
b. Awalan
ter-
Imbuhan ter- menyatakan
makna sebagai berikut:
1) Menyatakn
sifat : terpandai, terbaik, terhebat.
2) Menyatakan
ketidaksengajaan : terbawa, tertinggal.
3) Menyatakan
keadaan telah : tertutup, terbuka, terkunci.
4) Menyatakan
keadaan tiba-tiba : tertawa, terjatuh.
c. Awalan
ke-
Tidak memiliki bentuk
perubahan khusus, tetapi memiliki makna menyatakan urutan. Contoh: ke-1, ke-2,
ke-3, dst.
2.
Sufiks
Digunakan dibagian
belakang kata atau diletakkan pada akhir dasar.
c. Akhiran
–an
Pada umumnya akhiran
-an membentuk kata benda. Misalnya, pukulan, manisan, satuan, ratusan. Makna
akhiran -an adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan
tempat : pangkalan, kubangan.
2) Menyatakan
alat : timbangan, ayunan.
3) Menyatakan
hal atau cara : didikan, pimpinan.
4) Menyatakan
akibat, hasil perbuatan : hukuman, balasan.
5) Menyatakan
seluruh, kumpulan : lautan, sayuran.
d. Akhiran
-kan dan –i
Berfungsi untuk
membentuk kata kerja
Akhiran -kan dan -i itu
merupakan kata kerja bentuk imperative (memerintah). Contoh: Panas (kata sifat) menjadi Panaskan (kata
kerja), panasi (kata kerja).
3.
Konfiks
Gabungan prefiks dan
sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhiran dasar.
a. me-kan
Menyatakan kegiatan
aktif : mengirimkan, memantulkan, menggembirakan,
menelantarkan.
b. pe-an
1) Menyatakan
suatu hal/perbuatan : pendidikan, pengangguran, perampokan,
pemeriksaan.
2) Menyatakan
suatu proses : pendaftaran, pembentukan, perbuatan.
3) Menyatakan
tempat : penampungan, pemandian, pegunungan.
e. ke-an
Konfiks ke-an berfumgsi
sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian, kecepatan,
keindahan, kesehatan,. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:
1) Menyatakan
keadaan : kedinginan, kesakitan.
2) Menyatakan
intensitas (terlalu, terlampau) : kebesaran, kemahalan.
3) Menyatakan
agak, menyerupai : kehijau-hijauan, kebarat-baratan.
f. per-an
1) Menyatakan
tempat : perhentian, percetakan.
2) Menyatakan
daerah : perkebunan.
3) Menyatakan
hasil perbuatan : pernyataan, pertahanan.
4) Menyatakan
perihal : peristilahan, perhukuman.
5) Menyatakan
banyak, bermacam-macam : peralatan, persyaratan.
4.
Infiks
Sisipan (infiks/ infix)
adalah imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif,
artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu.
Sisipan (infiks/infix)
dapat mempunyaimakna, antara lain:
a. Menyatakan
banyak dan bermacam-macam.
Contohnya;
1) tali-temali,
artinya terdapat bermacam-macam tali.
2) gigi-gerigi,
artinya terdapat bermacam gigi.
3) sabut-serabut,
artinya terdapat bermacam-macam sabut.
4) Gunung-gemunung,
artinya terdapat bermacam-macam gunung.
b. Menyatakan
intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya waktu.
Contoh:
1) getar-gemetar,
artinya menunjukkan banyaknya waktugetar atau gerak suatu benda.
2) guruh-gemuruh,
artinya menunjukkan banyaknya waktu guruh.
3) gertak-gemertak,
artinya menunjukkan banyaknya waktu bunyi gerak.
4) cicit-cericit,
artinya menunjukkan banyaknya waktu bunyi cicit.
c. Menyatakan
sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya.
Contoh:
1) kerja-kinerja,
artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau sesuatu sifat
kegigihan.
2) kuning-kemuning,
artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan warna kuning.
3) gilang-gemilang,
artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan cerah.
4) turun-temurun,
artinya sesuatu yang mempunyai sifat terus-menerus.
5) tunjuk-telunjuk,
artinya sesuatu yang mempunyai sifat seperti tunjuk.
D.
Alomorf
dalam Beberapa Morfen
“Morfem
adalah unsur yang terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam
ujaran sesuatu Bahasa” (Hocket,1958 : 123)
Morfem
adalah satuan terkecil yang mengandung makna , dengan kata terkecil berarti “satuan”
itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya
.umpamanya bentuk membeli dapat dianalisis menjadi dua bentuk terkecil yaitu
Me- dan Beli . bentuk Me- adalah sebuah morfem ,yakni morfrm afiks yang secara
gramatikal memiliki sebuah makna : dan bentuk Beli juga sebuah morfem,yakni
morfem dasar yang secara leksikal memiliki makna . kalau bentuk beli dianalisis
lagi menjadi lebih kecil lagi menjadi be- dan li keduanya tidak memiliki makna
apa- apa ,jadi keduanya bukan morfem .
Menurut
seorang ahli Bahasa Indonesia mengatakan bahwa “morfem ialah satuan gramatik
yang paling kecil”. Morf adalah ujaran actual dari bentuk (morf)” dan alomorf
adalah varian dari bentuk (morf)
Dalam
Kajian morfologi, morf berarti bentuk yang belum diketahui statusnya ,apakah
sebagai morfem atau sebagai alomorf, jadi sebenarnya wujud fisik morf adalah
sama dengan wujud fisik alomorf.sedangkan morfem merupakan “abstraksi” dari
alomorf atau alomorf- alomorf yang ada .
Alomorf
adalah anggota satu morfen yang wujudnya berbeda tetapi mempuyai fungsi dan
makna yang sama.merupakan unsur yang membentuk verba aktif (Hasan Alwi,dkk,
2003 : 28).setiap morfem mempunyai alomorf satu,dua , atau juga enam .beberapa
bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:
1. Morfem
ber-,mempunyai alomorf ber-,be-,dan bel-,
a. Ber-
contonya : bertamasya
b. Be-
contohnya : bepergian
c. Bel-
contohnya : belajar
2. Morfem
me-,mempunyai alomorf me-,mem-,men-, meng- ,menge- dan meny-
a. Me-
contohnya : mewajibkan , merajut
b. Mem-
contohnya : membawa , mempunyai
c. Men-
contohnya : mencangkul , menulis mendapatkan
d. Meng-
contohnya : menggulung , mengkaji
e. Menge-
contohnya : mengecat
f. Meny-
contohnya : menyapu , menyiram , menyingkir
Agar pengertian alomorf dan morf lebih
jelas marilah kita ambil contoh – contoh dalam Bahasa Indonesia atau penerannya
kita terapkan dalam Bahasa Indonesia .
Kita
mengetahui morfem MeN- mempunyai struktur fonologi sebagai berikut:
1. Mem-
: membuat , membeli
2. Men-
: mendidih, mendapat
3. Meny-
: menyaring, menyita
4. Meng-
: mengganti, menggali
5. Menge-
:mengebom, mengebor
6. Me-
: melamar , melayang
Bentuk – bentuk mem-,men-,meny-,meng-,
menge- dan me- pada contoh diatas masing –masing disebut morf dan semua itu
merupakan alomorf dan Morfem MeN-.Dengan perkataan lain : morf mem-, morf men-
, morf meny- , morf meng- , morf menge- dan morf me- .merupakan alomorf dari
morfem MeN- .
Begitu pula morf-morf pem-,pen-,pent-,
peng- , penge-, dan me- adalah alomorf dari morfem peN-,dalam contoh :
1. Pem-
: Pembuat , Pembeli
2. Pen-
: Pendidik , pendapat
3. Peny-
: penyaring , penyita
4. Peng-
:pengganti , penggali
5. Penge-
:pengebom , pengebor
6. Pe-
: pelamar , pelawan
Jadi dapat disimpulkan bahwa “morf –
morf yang beraneka ragam yang mewakili satu morfem disebut alomorf ; morf dan
alomorf merupakan satuan – satuan etik, sedangkan morfem – morfem merupakan
satuan – satuan emik” (Elson & Picket,1962 :26-7).
BAB
III
PENUTUPAN
A.
KESIMPULAN
Afiks adalah
morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan morfem lain yang
merupakan bentuk dasar.Afiks juga merupakan pembentukan kata yang paling
familiar.
Imbuhan (afiks)
dikenal ada empat yaitu awalan(prefiks),sisipan (infiks), akhiran(sufiks),
awalan dan akhiran (konfiks). Lalu Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada
suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.
B.
SARAN
Penulis sangat
memahami bahwa makalah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan untuk diperbaiki dan bersumber
dari data yang terbatas. Penulis mengharapkan saran demi meningkatkan kualitas
makalah selanjutnya agar tersusun makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul . 2015 .Morfologi Bahasa Indonesia
Pendekatan Proses . Jakarta : PT RINEKA CIPTA .
Chaer,
Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia
(pendekatan Proses). Jakarta: Rieneka
Cipta
Meriana, Ria dkk. 2017. Interferensi Morfologis Pada
Gelar Wicara Mata Najwa Periode Januari 2017 dan Implikasinya. Jurnal Kata: 2
Prof. Drs. M. Ramlan. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia
Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptik. Yogyakarta : CV. Karyono.
Ramlan,M.
2009. Ilmu Bahasa Indonesia,Morfologi.
Yogyakarta: C.V. Karyono.
Tarigan,
Henry Guntur . 1985 . Pengajaran
Morfologi . Bandung : ANGKASA .
Wahyuni, Nurul. 2015. Afiks Pembentuk Verba dalam
Bahasa Bugis dialek Luwu. Jurnal Humanika. Volume 3 no 15: 4
Young, Andi . 2012 . “Makalah Morfologi Bhs
Indonesia”.https://www.academia.edu/22538116/Makalah_Morfologi_Bhs_Indonesia,
Diakses pada 27 September 2019 pukul 16.31