Wikipedia

Search results

MAKALAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA




BAB 1
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang wilayahnya sangat luas, penduduknya terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa daerah serta berbagai latar belakang budaya yang tidak sama. Oleh karena alasan tersebut, Indonesia disebut negara yang kaya akan budaya. Salah satu di antara kekayaan budaya Indonesia adalah adanya bahasa daerah karna itu masyarakat Indonesia adalah penutur yang bilingual atau dwibahasa.
Dalam kajian morfologi biasanya dibedakan adanya beberapa morfem berdasarkan kriteria tertentu, di antaranya morfem terikat dan morfem bebas. Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam ujaran. Dalam bahasa Indonesia misalnya bentuk pukul, ambil, potong dan gali termasuk dalam morfem bebas.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka kelompok kami membahas makalah tentang morfologi bahasa Indonesia.
B.   Rumusan Masalah
1.Bagamainakah pengertian morfologi ?
2.Bagaimanakah morfem dalam pembentukan suatu kata?
3.Bagaimanakah pengertian afiksi?
4.Bagaimanakah alomorf dalam beberapa morfem?
C.   Tujuan Penulisan
1.   Untuk mengetahui pengertian morfologi
2.   Untuk mengetahui morfem dalam pembentukan suatu kata
3.   Untuk mengetahui pengertian afiksi
4.   Untuk mengetahui alomorf dalam beberapa morfem






BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Morfologi
Dalam bahasa Indonesia memiliki berbagai bentuk. Kata sedih,gembira dan senang yaitu suatu morfem. Kata bersedih, bergembira dan bersenang adalah dua morfem, yaitu morfem ber- sebagai afiks, dan morfem sedih yaitu bentuk dasarnya begitu juga dengan morfem bergembira dan bersenang terdiri atas dua morfem.
Kata senang-senang terdiri atas dua morfem yaitu morfem senang sebagai bentuk dasar yang diikuti oleh senang sebagai morfem ulang. Semua yang berhubungan dengan bentuk kata itu yang menjadi objek dari suatu ilmu disebut dengan morfologi.
Morfologi digunakan pada berbagai cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi memiliki arti pengetahuan tentang bentuk(morphos).
Pengertian Morfologi menurut Para ahli :
1.     Zaenal Arifin dan Juaiyah
Memberikan pengertian bahwa morfologi yaitu ilmu bahasa tentang seluk beluk bentuk struktur kata.
2.     J. W. M. Verhaar
Memberikan pengertian bahwa morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal tulisan.
3.     Ramlan
        Memberikan pemahaman morfologi yaitu bagian dari ilmu bahasa yang khusus membicarakan struktur kata dan pengaruh perubahan struktur kata kepada arti kata.
4.     Rusmaji (1993 : 2)
Morfologi mencakup kata, bagian dan proses.
Dari pengertian morfologi di atas bisa di simpulkan bahwa morfologi yaitu tata kelola bahasa yang di pakai dalam membentuk kalimat, agar sistematis dan juga mudah dicerna oleh khalayak ramai, karena identik dengan proses dan penggunaannya.
Contoh Morfologi :
1.     Contoh morfologi pada hewan
Berbagai hewan yang terdapat di muka bumi ini mempunyai cara adaptasi yang berbeda karena menyesuaikan diri dengan lingkungan habitatnya. Salah satunya belalang.
Morfologi belalang
Belalang merupakan jenis serangga yang memakan tumbuhan. Belalang mempunyai satu pasang antena,dua mata majemuk dan warnanya kecoklatan.Belalang juga mempunyai dua pasang sayap depan yang ukurannya sempit dibandingkan sayap belakangnya.
2.     Contoh morfologi pada tumbuhan
Tak hanya pada hewan, morfologi merupakan cabang ilmu yang mengupas tuntas terkait bentuk dari tumbuhan juga. Tentunya hewan dan tumbuhan mempunyai karakteristik yang berbeda.
Morfologi tumbuhan
Tempat hidup tumbuhan berbeda – beda mulai dari tempat kering, berair sampai lembab.Tentunya tumbuhan pun beradaptasi sesuai dengan tempat dimana dirinya hidup. Contoh mudahnya yaitu pada kaktus dimana bentuk daun dari kaktus berduri. Hal ini disebabkan karena tumbuhnya kaktus adalah tempat yang kering. Selain itu akar kaktus juga panjang dimana memiliki fungsi untuk bisa mencari air di tanah.

B.   Morfem dalam Pembentukan Kata
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
Dalam ilmu bahasa dikenal satuan seperti kata,frase, klausa,kalimat. Dalam praktek morfem dapat dikenal dan ditemukan dengan jalan memperbandingkan satuan-satuan ujaran yang mengandung kesamaan dan pertentangan.
Alwi (2003: 28) morfem yaitu semua bentuk baik bebas maupun terikat yang tidak dapat dibagi kedalam bentuk terkecil yang mengandung arti. Kridalaksana (2007: 141) morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; misalnya –ter, -di, -pensil dan sebagainya. Morfem memiliki dua jenis, yaitu:
1.     Morfem Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam ujaran. Selain itu morfem bebas juga morfem yang memiliki makna tanpa bantuan morfem lain.  Contoh:  rumah, sehat, makan, damai, minum, pukul, ambil, potong dan gali
2.     Morfem Terkait
Morfem terikat adalah tidak memiliki makna leksikal. Artinya morfem itu  tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan morfem lain. Morfem terkait ini terbagi menjadi dua jenis yakni:
a.     Morfem terikat secara morfologis (MTSM) berupa: 
1)    Prefiks/awalan: ber-, di-, ke-, men(N)-, pe(r)-, se-, ter-.
2)    Infiks/sisipan: el-, em-, er-.
3)    Sufiks/akhiran: an-, i-, kan-.
4)    Bentuk/unsur gabung: antar-, intra-, pre-, pro-, a-, in-, ir-, pra-, semi-. 
5)    Klitika: ku-, lah-, pun-, nya-, mu.
b.     Morfem terikat secara sintaksis berupa:
1)    Preposisi: ke-, di-, dari-, pada-.
2)    Kata Tugas: yang-, dan-, dengan-, tetapi-, akan-, telah-, namun-, bahkan-, malahan-, walaupun-, meskipun-, karena-, sebab- sedangkan-. 

C.   Pengertian Afiksi
Afiksasi sering pila disinonimkan dengan proses pembubuhan afiks (imbuhan). Afiksasi atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata berimbuhan.
Contoh:
ber-, pada lari = berlari
me-, pada runcing = meruncing
-an, pada pakai = pakaian
Afiks dapat dibagi menjadi empat macam yaitu prefiks, sufiks, konfiks, dan infiks.
1.     Prefiks
Prefiks ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar.
a.     Awalan di-
Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif.
Contoh:
di + baca = dibaca
di + ambil = diambil
di + jual = dijual
Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah, contoh: di Jakarta, di Tanah Grogot.
b.     Awalan ter-
Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:
1)    Menyatakn sifat : terpandai, terbaik, terhebat.
2)    Menyatakan ketidaksengajaan : terbawa, tertinggal.
3)    Menyatakan keadaan telah : tertutup, terbuka, terkunci.
4)    Menyatakan keadaan tiba-tiba : tertawa, terjatuh.
c.      Awalan ke-
Tidak memiliki bentuk perubahan khusus, tetapi memiliki makna menyatakan urutan. Contoh: ke-1, ke-2, ke-3, dst.
2.     Sufiks
Digunakan dibagian belakang kata atau diletakkan pada akhir dasar.
c.      Akhiran –an
Pada umumnya akhiran -an membentuk kata benda. Misalnya, pukulan, manisan, satuan, ratusan. Makna akhiran -an adalah sebagai berikut:
1)    Menyatakan tempat : pangkalan, kubangan.
2)    Menyatakan alat : timbangan, ayunan.
3)    Menyatakan hal atau cara : didikan, pimpinan.
4)    Menyatakan akibat, hasil perbuatan : hukuman, balasan.
5)    Menyatakan seluruh, kumpulan : lautan, sayuran.
d.     Akhiran -kan dan –i
Berfungsi untuk membentuk kata kerja
Akhiran -kan dan -i itu merupakan kata kerja bentuk imperative (memerintah). Contoh: Panas  (kata sifat) menjadi Panaskan (kata kerja), panasi (kata kerja).

3.     Konfiks
Gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhiran dasar.
a.     me-kan
Menyatakan kegiatan aktif : mengirimkan, memantulkan, menggembirakan, menelantarkan.
b.  pe-an
1)    Menyatakan suatu hal/perbuatan : pendidikan, pengangguran, perampokan, pemeriksaan.
2)    Menyatakan suatu proses : pendaftaran, pembentukan, perbuatan.
3)    Menyatakan tempat : penampungan, pemandian, pegunungan.
e.      ke-an
Konfiks ke-an berfumgsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian, kecepatan, keindahan, kesehatan,. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:
1)    Menyatakan keadaan : kedinginan, kesakitan.
2)    Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau) : kebesaran, kemahalan.
3)    Menyatakan agak, menyerupai : kehijau-hijauan, kebarat-baratan.
f.       per-an
1)    Menyatakan tempat : perhentian, percetakan.
2)    Menyatakan daerah : perkebunan.
3)    Menyatakan hasil perbuatan : pernyataan, pertahanan.
4)    Menyatakan perihal : peristilahan, perhukuman.
5)    Menyatakan banyak, bermacam-macam : peralatan, persyaratan.
4.     Infiks
Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu.
Sisipan (infiks/infix) dapat mempunyaimakna, antara lain:
a.   Menyatakan banyak dan bermacam-macam.
Contohnya;
1)    tali-temali, artinya terdapat bermacam-macam tali.
2)    gigi-gerigi, artinya terdapat bermacam gigi.
3)    sabut-serabut, artinya terdapat bermacam-macam sabut.
4)    Gunung-gemunung, artinya terdapat bermacam-macam gunung.
b.     Menyatakan intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya waktu.
Contoh:
1)    getar-gemetar, artinya menunjukkan banyaknya waktugetar atau gerak suatu benda.
2)    guruh-gemuruh, artinya menunjukkan banyaknya waktu guruh.
3)    gertak-gemertak, artinya menunjukkan banyaknya waktu bunyi gerak.
4)    cicit-cericit, artinya menunjukkan banyaknya waktu bunyi cicit.
c.      Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya.
Contoh:
1)    kerja-kinerja, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau sesuatu sifat kegigihan.
2)    kuning-kemuning, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan warna kuning.
3)    gilang-gemilang, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan cerah.
4)    turun-temurun, artinya sesuatu yang mempunyai sifat terus-menerus.
5)    tunjuk-telunjuk, artinya sesuatu yang mempunyai sifat seperti tunjuk.

D.   Alomorf dalam Beberapa Morfen
“Morfem adalah unsur yang terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam ujaran sesuatu Bahasa” (Hocket,1958 : 123)
Morfem adalah satuan terkecil yang mengandung makna , dengan kata terkecil berarti “satuan” itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya .umpamanya bentuk membeli dapat dianalisis menjadi dua bentuk terkecil yaitu Me- dan Beli . bentuk Me- adalah sebuah morfem ,yakni morfrm afiks yang secara gramatikal memiliki sebuah makna : dan bentuk Beli juga sebuah morfem,yakni morfem dasar yang secara leksikal memiliki makna . kalau bentuk beli dianalisis lagi menjadi lebih kecil lagi menjadi be- dan li keduanya tidak memiliki makna apa- apa ,jadi keduanya bukan morfem .
Menurut seorang ahli Bahasa Indonesia mengatakan bahwa “morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil”. Morf adalah ujaran actual dari bentuk (morf)” dan alomorf adalah varian dari bentuk (morf)
Dalam Kajian morfologi, morf berarti bentuk yang belum diketahui statusnya ,apakah sebagai morfem atau sebagai alomorf, jadi sebenarnya wujud fisik morf adalah sama dengan wujud fisik alomorf.sedangkan morfem merupakan “abstraksi” dari alomorf atau alomorf- alomorf yang ada .
Alomorf adalah anggota satu morfen yang wujudnya berbeda tetapi mempuyai fungsi dan makna yang sama.merupakan unsur yang membentuk verba aktif (Hasan Alwi,dkk, 2003 : 28).setiap morfem mempunyai alomorf satu,dua , atau juga enam .beberapa bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:
1.     Morfem ber-,mempunyai alomorf ber-,be-,dan bel-,
a.     Ber- contonya : bertamasya
b.     Be- contohnya : bepergian
c.      Bel- contohnya : belajar
2.     Morfem me-,mempunyai alomorf me-,mem-,men-, meng- ,menge- dan meny-
a.     Me- contohnya : mewajibkan , merajut
b.     Mem- contohnya : membawa , mempunyai
c.      Men- contohnya : mencangkul , menulis mendapatkan
d.     Meng- contohnya : menggulung , mengkaji
e.      Menge- contohnya : mengecat
f.       Meny- contohnya : menyapu , menyiram , menyingkir
Agar pengertian alomorf dan morf lebih jelas marilah kita ambil contoh – contoh dalam Bahasa Indonesia atau penerannya kita terapkan dalam Bahasa Indonesia .
Kita mengetahui morfem MeN- mempunyai struktur fonologi sebagai berikut:
1.     Mem- : membuat , membeli
2.     Men- : mendidih, mendapat
3.     Meny- : menyaring, menyita
4.     Meng- : mengganti, menggali
5.     Menge- :mengebom, mengebor
6.     Me- : melamar , melayang
Bentuk – bentuk mem-,men-,meny-,meng-, menge- dan me- pada contoh diatas masing –masing disebut morf dan semua itu merupakan alomorf dan Morfem MeN-.Dengan perkataan lain : morf mem-, morf men- , morf meny- , morf meng- , morf menge- dan morf me- .merupakan alomorf dari morfem MeN- .
Begitu pula morf-morf pem-,pen-,pent-, peng- , penge-, dan me- adalah alomorf dari morfem peN-,dalam contoh :
1.     Pem- : Pembuat , Pembeli
2.     Pen- : Pendidik , pendapat
3.     Peny- : penyaring , penyita
4.     Peng- :pengganti , penggali
5.     Penge- :pengebom , pengebor
6.     Pe- : pelamar , pelawan



Jadi dapat disimpulkan bahwa “morf – morf yang beraneka ragam yang mewakili satu morfem disebut alomorf ; morf dan alomorf merupakan satuan – satuan etik, sedangkan morfem – morfem merupakan satuan – satuan emik” (Elson & Picket,1962 :26-7).


BAB III
PENUTUPAN
A.   KESIMPULAN
Afiks adalah morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan morfem lain yang merupakan bentuk dasar.Afiks juga merupakan pembentukan kata yang paling familiar.
Imbuhan (afiks) dikenal ada empat yaitu awalan(prefiks),sisipan (infiks), akhiran(sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Lalu Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.
B.   SARAN
Penulis sangat memahami bahwa makalah ini masih memiliki banyak sekali  kekurangan untuk diperbaiki dan bersumber dari data yang terbatas. Penulis mengharapkan saran demi meningkatkan kualitas makalah selanjutnya agar tersusun makalah yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul . 2015 .Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses . Jakarta : PT RINEKA CIPTA .
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan Proses). Jakarta:          Rieneka Cipta
Meriana, Ria dkk. 2017. Interferensi Morfologis Pada Gelar Wicara Mata Najwa Periode Januari 2017 dan Implikasinya. Jurnal Kata: 2
Prof. Drs. M. Ramlan. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptik. Yogyakarta : CV. Karyono.
Ramlan,M. 2009. Ilmu Bahasa Indonesia,Morfologi. Yogyakarta: C.V. Karyono.
Tarigan, Henry Guntur . 1985 . Pengajaran Morfologi . Bandung : ANGKASA .
Wahyuni, Nurul. 2015. Afiks Pembentuk Verba dalam Bahasa Bugis dialek Luwu. Jurnal Humanika. Volume 3 no 15: 4
Young, Andi . 2012 . “Makalah Morfologi Bhs Indonesia”.https://www.academia.edu/22538116/Makalah_Morfologi_Bhs_Indonesia, Diakses pada 27 September 2019 pukul 16.31