Kata
Pengantar
Alhamdulillah dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya serta kekuatan iman, islam, dan juga ihsan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sejarah,
Kedudukan, Fungsi, dan Ragam Perkembangan Bahasa Indonesia”.
Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pemaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini.
Sebagai bantuan dan
dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis supaya diterima
oleh Allah SWT sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini memberikan manfaat
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Malang,
15 September 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................
i
DAFTAR
ISI .......................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah
..............................................................................
1
C. Tujuan
................................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perkembangan
Bahasa Indonesia ….....................................
2
B.
Kedudukan Bahasa
Indonesia ........................................................... 4
C.
Fungsi Bahasa Indonesia
................................................................... 5
D.
Ragam-Ragam Bahasa
Indonesia ...................................................... 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
.......................................................................................
10
B. Saran
.................................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di indonesia lebih
dahulu mengenal bahasa melayu, yang merupakan bahasa penghubung antar daerah di
indonesia. Selain itu bahasa melayu juga digunakan bahasa transaksi perdagangan
internasional di kawasan nusantara. Bahasa melayu kian melekat di nusantara
maka bangsa belanda mulai menerbitkan karya-karya sastra dengan menggunakan
bahasa melayu.
Bahasa Indonesia
memiliki kedudukan yang sangat penting seperti tercantum pada ikrar ketiga
Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti bahwa bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional, yang kedudukannya berada
diatas bahasa-bahasa daerah.
Di dalam bahasa
indonesia mempuyai beberapa jenis ragam bahasa indonesia. Ragam bahasa
indonesia merupakan variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda sesuai
topik yang dibicarakan, seperti hubungan pembicara, kawan bicara, serta orang
yang dibicarakan.
B. rumusan
masalah
1. Bagaimana sejarah bahasa indonesia
?
2. Bagaimana kedudukan bahasa
indonesia ?
3. Apa fungsi bahasa indonesia ?
4. Bagaimana ragam bahasa indonesia
?
C. tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana
sejarah bahasa indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana
kedudukan bahasa indonesia.
3. Untuk mnegetahui apa fungsi
bahasa indonesia.
4. Untuk mengetahui bagaimana ragam
bahasa indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH BAHASA INDONESIA
Pada
zaman Sriwijaya, bahasa melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa
buku pelajaran agama Budha. Bahasa
melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di Nusantara. Bahasa
melayu dipakai sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa yang digunakan
terhadap para pedagang yang datang dari luar nusantara.
Perkembangan
dan pertumbuhan bahasa melayu tampak makin jelas dari peninggalan-peninggalan
kerajaan islam, baik yang berupa batu tertulis, seperti tulisan pada batu nisan
di Minye Tujah, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil-hasil sastra (abad
ke-16 dan ke-17), seperti syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai,
sejarah melayu, Tajussalatin dan Bustanussalatin.
Bahasa
melayu menyebar kepelosok nusantara bersama dengan menyebarnya agama islam
diwilayah nusantara bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara
sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antara pedagang, antar
bangsa, dan antar kerajaan karena bahasa melayu tidak mengenal tutur.
Keputusan
Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan antara lain, menyatakan bahwa
bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan
berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai
bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara,
melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa
Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung
antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung
antara suku-suku, bahasa melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan
internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku
bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Bahasa
Melayu terdapat dua jenis yaitu:
- Melayu Pasar.
Jenis ini sangat lentur, sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif,
dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah
lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.
- Melayu Tinggi yang
pada masa lalu digunakan oleh kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Bentuk bahasa ini lebih sulit
karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif
Bahasa Melayu Pasar.
Telah
dikemukakan pada beberapa kesempatan, mengapa bahasa melayu dipilih menjadi
bahasa nasional bagi negara Indonesia yang merupakan suatu hal yang
menggembirakan yaitu:
- Dibandingkan
dengan bahasa lain yaitu bahasa jawa (yang menjadi bahasa ibu bagi sekitar
setengah penduduk Indonesia), bahasa melayu merupakan bahasa yang kurang
berarti. Di Indonesia, bahasa itu diperkirakan dipakai hanya oleh penduduk
kepulauan Riau, Linggau dan penduduk pantai-pantai diseberang Sumatera.
Namun justru karena pertimbangan itu juga pemilihan bahasa jawa akan
selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang berlebihan.
- Mengapa bahasa
melayu lebih diterima dari pada bahasa jawa, tidak hanya secara fonetis
dan morfologis tetapi juga secara reksikal, seperti diketahui bahasa jawa
mempunyai beribu-ribu morfen leksikal dan bahkan beberapa yang bersifat
gramatikal. Faktor yang paling penting adalah juga kenyataannya bahwa
bahasa melayu mempunyai sejarah yang panjang sebagai ligua France.
Pada
tahun 1928 bahasa melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada saat itu,
para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda
dan berikrar :
- Bertumpah darah
yang satu, tanah Indonesia
- Berbangsa yang
satu, bangsa Indonesia, dan
- Menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar
para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda dan baru setelah kemerdekaan
Indonesia tepatnya pada tanggal 18
Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Bahasa Indonesia dinyatakan
kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia
(Bab XV, Pasal 36).
B.
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti
tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra
dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti
bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional, yang
kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah.
Menurut Arifin,dkk. (2008:12) Bahasa Indnesia berkedudukan sebagai
bahasa negara, hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal
khusus (Bab XV pasal 36) jadi kesimpulannya jika kedudukan bahasa Indonesia
adalah bahada nasional dan bahasa negara. Hal inilah yang selama ini tidak
diketahui oleh semua anak muda maupun pelajar. Dalam kedudukannya bahasa
Indonesia harus benar-benar dipahami oleh semua kalangan terutama anak muda dan
pelajar yakni agar jiwa nasionalisme dan patriotismenya terus terjaga., hal ini
berhubungan dengan keadaan saat ini yang semakin hari semakin kritis akan jiwa
nasionalisme tersebut.
Dilihat dari hasil penelitian tentang kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia dalan kegiatan belajar mengajar tampak jika sebagian besar pelajar
tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mereka lebih sering
menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing dengan campuran bahasa asing
yang sudah jelas akan merusak tatanan kebahasaan yang telah dibakukan di negara
Indonesia ini. Sebagai calon pendidik dalam kegiatan belajar mengajar harus
diterapkan cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kamus besar bahasa Indonesia, karena hal ini nantinya sangat berpengaruh
terhadap pola pikir para pelajar sehingga harapan nantinya akan terbiasa untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik.
C.
FUNGSI BAHASA INDONESIA
a. Lambang Identitas Nasional
Bahasa Indonesia memiliki fungsi
sebagai Identitas Nasional, yang mengarah pada penghargaan terhadap bahasa
Indonesia selain bendera dan lambang Negara. Bahasa Indonesia mempunyai
identitas apabila masyarakat yang memakainya terutama anak muda dan pelajar
pada jaman sekarang bisa membina dan mengembangkan dengan cara sedemikian rupa
sehingga bebas dari unsur-unsur bahasa yang lainnya. Contohnya, berbagai bahasa
Indonesia dan berbagai macam karakteristik bahasa Indonesia yang digunakan
untuk mempersatukan semua warga NKRI sebagai bahasa yang baku.
b. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasa
Bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu suku budaya dan bahasa, memiliki maksud bahasa Indonesia memungkinkan
keserasian diantara berbagai suku, budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus
menghilangkan identitas suku dan kesetiaan kepada nilai sosial budaya serta
latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, bahasa Nasional
masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah
atau golongan. Contohnya, dengan adanya bahasa Indonesia, bangsa Indonesia
merasa aman dan serasi kehidupannya. Karena mereka tidak merasa bersaing dan
tidak di jajah oleh suku yang lain.
c. Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Salah satu kedudukan bahasa
Indonesia adalah sebagai bahasa naional. Kedudukan sebagai bahasa nasional ini
dimiliki oleh bahasa Indonesiasejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
memiliki fungsi sebagai :
1. Lambang
kebanggaan kebangsaan
2. Lambang
identitas nasional
3. Alat
yang memungkinkan persatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial
budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia
4. Alat
penghubung antar daerah dan antar budaya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia harus kita junjung
disamping bendera dan dan negara kita. Dalam melaksanakan fungsi ini bahasa
Indonesia tentu harus memiliki identitas juga, sehingga akan serasi dengan
lambang kebangsaan kita yang lainnya. Bahasa Indonesia dapat memiliki
identitasnya sendiri apabila masyarakat yang memakainya bisa mengembangkan dan
membinanya dengan sedemikian rupa sehingga akan bersih dari unsur-unsur bahasa
lain, terutama bahasa asing seperti Negara Inggris.
Fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggan kebangsaan dan lambang
identitas berhubungan erat dengan fungsinya yang ketiga, yaitu sebagai alat
yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang mempunyai
bahasa yang beragam dan latar belakang soaial budaya kedalam satu kesatuan
kebangsaan yang bulat. Maka, dalam hubungan ini bahasa Indonesia memungkinkan
berbagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebgai bangsa yang bersatu
dengan tidak meninggalkan identitas suku dan kesetiaan nya kepada berbagai
nilai soaial budaya seta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.
d. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Negara.
Selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera
didalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Didalam kedudukannya
sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai beikut :
1. Bahasa
resmi kenegaraan
2. Bahasa
pengantar didalam dunia pendidikan
3. Alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan
4. Alat
pengembangan kebudayaan, teknologi dan pengetahuan.
Dalam hubungan dengan kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, istilah “bahasa resmi” sengaja tidak
digunakan dalam kertas kerja ini. Penghindaran istilah “bahasa resmi”
disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak semua bahasa resmi yaitu bahasa negara.
Bahasa daerah juga dapat menjadi bahasa resmi didalam lingkungan lingkup sosial
budaya. Sebagai contoh upacara resmi kraton di jawa, dilaksanakan menggunakan
bahasa jawa, tidak memakai bahasa Indonesia. Demikian dengan penggunaan bahasa
sunda dalam sebuah upacara adat di jawa barat, dan pemakaian bahasa minangkabau
didalam upacara aday di sumatra barat.
D.
RAGAM BAHASA INDONESIA
Ragam bahasa indonesia
merupakan variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda sesuai topik yang
dibicarakan, seperti hubungan pembicara, kawan bicara, serta orang yang
dibicarakan. Ragam bahasa indonesia dibagi menjadi 8 yaitu :
a. Ragam Lisan
Ragam lisan yaitu bahasa yang
dihasilkan melalui alat ucap dengan fonem sebagai unsur dasar.
a. Ciri-ciri ragam lisan yaitu :
1. Ragam lisan harus ada orang yang kedua
2. Terdapat unsur fungsi grametikal, seperti
subyek, predikat, dan obyektidak selalu ditanyakan. Contoh :
Orang yang berbelanja dipasar.
“Bu, berapa harga cabenya ?”
“Tiga Puluh”
“Bisa kurang ?”
“Dua lima saja, nak “
3.
Sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Apa yang dibicarakan
pada ruang kuliah hanya berarti pada waktu itu saja.
4.
Ragam dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara.
b.Contoh kalimat ragam lisan :
1. penggunaan kata
a. kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni
b. bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu
c. fotocopy ijazah harus dilegalisir dulu oleh pimpinan akademi
2. penggunaan kosakata
a. pekerjaan itu agak macet disebabkan karena keterlambatan dana
yang diterima
b. mereka lagi bikin denat buat pameran entar.
c. mereka sudah kasih tau saya tentang hal itu
b. Ragam Tulis
Ragam tulis merupakan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
a.
pengguananaan bentuk kata
1. kendaraan yang ditumpanginya
menabrak pohon mahoni.
2. saya memberi tahu tentang hal itu.
c.
Ragam Baku
Ragam baku ialah ragam yang dilembagakan dan
diakui oleh sebagian besar warga masyarakat sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam pengunaanya.
Contoh
:
1.
Budi menjadi atlet nasional
2.
Agung memiliki penilaian yang amat detail.
d.
Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku ialah ragam yang tidak
dilembagakan dan ditandai dengan ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam
baku.
Contoh
:
1.
Ia memiliki penilaian subyektif termasuk permasalahan tersebut
2.
Ia jarang sekali terlihat beraktifitas
e.
Ragam Baku Tulis
Ragam baku tulis ialah ragam yang dipakai
dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku ilmiah.
Contoh
:
1.
Sumur itu digali dengan alat-alat modern
2.
Dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
3.
Pendiriannya selalu berubah oleh sebab itu aku jadi bingung
f.
Ragam Baku Lisan
Ragam baku lisan ialah ragam yang bergantung
kepada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapannya.
Contoh
:
1.
Sumur itu digali menggunakan alat modern
2.
Rombongan tamu negara sebentar lagi tiba
3.
Aku bingung karena pendirian dia suka berubah
g.
Ragam Sosial
Ragam sosial ialah ragam bahasa yang sebagian
norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial
yang lebih kecil dalam masyarakat.
h.
Ragam Fungsional
Ragam fungsional ialah ragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu
lainnya.
BAB
III
PENUTUP
A. KESMPULAN
Di indonesia lebih
dahulu mengenal bahasa melayu, yang merupakan bahasa penghubung antar daerah di
indonesia. Selain itu bahasa melayu juga digunakan bahasa transaksi perdagangan
internasional di kawasan nusantara. Bahasa melayu kian melekat di nusantara maka
bangsa belanda mulai menerbitkan karya-karya sastra dengan menggunakan bahasa
melayu.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti
tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra
dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti
bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional, yang
kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah.
Dalam bahasa indonesia
terdapat ragam bahasa. Ragam bahasa indonesia merupakan variasi bahasa menurut
pemakaian yang berbeda-beda sesuai topik yang dibicarakan, seperti hubungan
pembicara, kawan bicara, serta orang yang dibicarakan.
B. SARAN
Alangkah baiknya kita selaku bangsa
indonesia mengetahui sejarah, mengapa bangsa indonesia menggunakan bahasa
indonesia sebagai bahsa resmi. Serta mengetahui kedudukan, fungsi, dan ragam
bahasa indonesia yang kita gunakan setiap hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Muttaqillah,
Ahmad. 2014. Bahasaku Bahasa Indonesia. Tangerang selatan : CV. Wafi media tama
Arifin
zaenal dan tasai amran. 2008. Cermat berbahsa indonesia. Jakarta : CV akademika
pressindo
setiawan,
prata,2019. sejarabahasa indonesia terlengkap (fungsi,perkembangan dan
kedudukan)
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-bahasa-indonesia/
Halim,
Amran (Ed). 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1 dan 2, Jakarta: Pusat Pemb
inaan dan Pengembangan Bahasa.
Kongres
Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, 1954. Medan Bahasa, 7 dan 8. Tahun IV.
Puar,
Yusuf Abdulah. 1980. Setengah Abad Bahasa Indonesia, Jakarta: Idayus