MAKALAH PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
KONSEP
DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Psikologi Pendidikan
Yang dibina Oleh Bapak Bustanol
Arifin
Oleh:
Kelompok: 2
1. Raodhatul
Jannah (201810430311021)
2. Defrian
Dekimugti (201810430311028)
3. Rahma
Wati (201810430311040)
4. Rindiani
Mafika Sari (201810430311041)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dari dosen kami Bpk.
Bustanol Arifin selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi pendidikan..
Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah
ini kami akui masih banyak kekurangan karena oengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untu kesempuraan makalah ini.
Malang, 15 maret 2019
KATA
PENGANTAR.....................................................................................
i
DAFTAR
ISI...................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.....................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................
1
C. Tujuan...................................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikologi Pendidikan..........................................................
2
B. Hubungan
Psikologi Dengan Pendidikan.............................................
3
C.
Sejarah Para Tokoh-tokoh Psikologi
Pendidikan................................. 4
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
12
B. Saran.....................................................................................................
12
DAFTAR
PUSKTA.........................................................................................
13
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi
dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia pendidikan, maka faktor ini
mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari banyak orang. Psikologi ini
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana ilmu inisangat
penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang akan
diaplikasikan nanti saat masuk dunia mengajar maupun terjun dimasyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama
tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing
oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman mereka
sendiri. Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang yang cerdas. Terjadi terhadap
suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan.
Dalam dunia pendidikan kita sebagai
calon-calon guru harus mengerti dan
memahami peran dan fungsi psikologi dalam proses pembelajaran dan
pendidikan. Agar setiap problematika yang terjadi dalam proses pendidikan bisa
dipecahkan, utamanya dalam sudut psikologis.
Psikologi perlu juga kita kaji agar kita
ebih mudah untuk mengetahui perekembangan jiwa yang didmiliki oleh seorang anak
didik kita kelak. Agar kita bisa memiliki sikap kritis terhadap
permasalahan-permasalahan pendidikan dan pengajaran, dan bisa menganalisisnya
dari segi psikologi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan psikolgi pendidikan?
2. Apa
hubungan psikologi dengan pendidikan?
3. Bagaimana
sejarah para tokoh-tokoh psikologi pendidikan?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian psikologi pendidikan
2. Untuk
mengetahui hubungan psikologi dengan pendidikan
3. Untuk
mengetahui sejarah para tokoh-tokoh psikologi pendidikan
BAB 11
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Pendidikan
1.
DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi berarti ilmu jiwa. Sebelum
menjadi disiplin ilmu yang mandiri, psikologi memiliki akar-akar yang kuat
dalam ilmu kedokteran dan filsafat yang hingga sekarang masih tampak
pengaruhnya. Dalam ilmu kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang
terpikir dan terasa oleh organ-organ biologis (jasmaniah). Sedangkan dalam
filsafat- psikologi berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang
berkaitan dengan akal, kehendak, dan pengetahuan.
Karena kontak dengan berbagai
disiplin itulah, maka timbul bermacam-macam definisi psikologi yang satu dengan
yang lain berbeda, seperti:
a. Psikologi
adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the
science of mental life)
b. Psikologi
adalah ilmu mengenai pikiran (the science
of mind)
c. Psikologi
adalah ilmu mengenai tingkah laku (the
science of behavior) dan lain-lain definisi yang sangat bergantung pada
sudut pandang yang mendefinisikannya.
Dapat
disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki yang
membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun
kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
2.
DEFINISI PENDIDIKAN
Dalam pengertian luas, pendidikan
dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga
orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan.
Menurut Poerbakawatja Harahap
(1981), pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan
pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu
menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya .... orang dewasa itu
adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukannya
mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai
dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya.
3.
DEFINISI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan menurut
sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi, bukan psikologi itu sendiri. Mereka
menganggap psikologi pendidikan tidak memiliki teori, konsep dan metode
sendiri. Hal ini konon terbukti dengan banyaknya hasil-hasil riset psikologi
lain yang diangkat menjadi teori, konsep, dan metode psikologi pendidikan.
Dalam pandangannya, psikologi
pendidikan sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori
masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
· Penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
· Pengembangan
dan pembaharuan kurikulum.
· Ujian
dan evaluasi bakat dan kemampuan.
· Sosialisasi
proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah
kognitif.
· Penyelenggaraan
pendidikan keguruan.
Psikologi pendidikan mempunyai dua
objek riset dan kajian, yakni:
v Siswa,
yaitu orang-orang yang belajar
v Guru,
yaitu orang-orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar termasuk metode,
model, strategi dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajian
materi pelajaran.
B. Hubungan Psikologi Dengan
Pendidikan
Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan
untuk mencapai tujuan. Tingkah laku dalam pengertian ini, adalah tingkah laku
yang mempunyai tujuan. Psikologi menjelaskan berbagai aspek perkembangan
individu, melakukan analisis dan menjelaskan berbagai gejala-gejala jiwa
manusia. Sedangkan pendidikan mengembangkan berbagai potensi, yang secara luas
melibatkan aspek fisik dan psikis pada manusia. Ini menunjukkan bahwa psikologi
dan pendidikan merupakan satu hubungan yang sangat penting dalam konteks
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hubungan antara psikologi dan pendidikan
kemudian melahirkan cabang ilmu baru yang dikenal dengan psikologi pendidikan.
Oleh
karena itu, psikologi pendidikan kemudian memfokuskan diri dalam mengamati
berbagai tingkah laku yang terkait dengan mendidik, belajar dan mengajar.
C. Sejarah Para Tokoh-tokoh Psikologi
Pendidikan
1.
WILLIAM JAMES (1842-1910)
Memberikan
serangkaian kuliah bertajuk “ talks to teachers”. Dalam kuliah ini ia
mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. Ia menegaskan pentingnya
mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu
pendidikan. Salah stu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang
sedikit lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan
tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
2.
John Dewey ( 1859-1952)
Beberapa kajian yang darinya adalah pertama, kita
mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif ( active learning),
di mana anak bukan pasif duduk diam menerima pelerajan tetapi juga aktif agar
proses belajar anak akan lebih baik. Pendidikan harus difokuskan pada anak
secara keseluruhan dan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Dewey percaya bahwa anak seharusnya tidak mendapatkan pelajaran akademik
saja,tetapi juga harus mempelajari cara untuk berfikir dan beradaptasi dengan lingkunga
luar sekolah, seperti mampu untuk memecahkan masalah dengan baik. Ketiga, ia
berpendapat bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya,
mulai dari kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan, semua golongan etnis,
sampai pada semua lapisan ekonomi-sosial.
3.
EL. Thorndike (1874-1949)
Berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di
sekolah yang palig penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike
sangat ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah. Thorndike
mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan
harus berfokus pada pengukuran.
4.
Carl R. Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang
yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara
klien dan therapist) dalam membantu individu mengatasi masalah – masalah
kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas
permasalahan yang di hadapinya dan tgas therapist hanya membimbing klien
menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan
pendapat para therapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment
kepada klien. Lebih khusus dalam bidang pendidikan, rogers mengutarakan
pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistic, yang meliputi hasrat
untk belajar, belajar yang berarti, belajar tapa ancaman, belajar atas
inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan ( Rumini , dkk. 1993). Adapun
penjelasan masing-masing prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a. Hasrat
untuk belajar Hal ini terbukti engan tingginya rasa ingin tahu anak apabila
diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Dorongan ingin tahu untuk
belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humaistik. Di dalam kelas
humanistik anak-anak diberi kesempatan dan kebebasan untuk memuaskan dorongan
ingin tahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukan apa yang pentinga
dan berarti tentang dunia di sekitarnya. b. Blajar yang berarti Belajar akan
mempunyai arti atau makna apabila apa yang relevan dengan kebutuhan dan maksud
anak. Artinya anak akan belajar dengan cepat apabila yang di pelajari mempunyai
arti baginya. c. Belajar tanpa ancaman Belajar mudah dilakukan dan hasilnya
dapat disimpan dengan baik apabla berlangsung dalam lingkungan yang bebas
ancaman. Proses belajar akan berjalan lancer manakala murid dapat menguji
kemampuannya, dapat mencoba pengalaman-pengalaman baru atau membuat
kesalahan-kealahan tanpa mendapat kecaman yang biasanya menyinggung perasaan.
d. Belajar atas inisiatif sendiri Belajar akan paling bermakna apabila hal itu
dilakukan atas inisiatif sendiri dan melibatkan perasaan dan pemikiran si
pelajar. Mampu memilih arah belajarnya sendiri sangatlah memberikan motivasi
dan mengulurkan kesempatan kepada murid untuk “ belajar bagaimana cara belajar”
( to learn how to learn). Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai dahan
pelajaran itu penting, akan tetapi tidak lebih penting daripada memperoleh
kecakapan untuk mencari sumber, merumuskan asalah, menguji hipotesis atau
asumsi, dan menilai hasil. Belajar atas inisiatif sendiri memusatkan perhatian
murid baik pada proses maupun hasil belajar. e. Belajar dan perubahan Prinsip
terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah bahwa belajar yang paling
bermanfaat ialah belajar tentang proses belajar. Mengenai fakta-fakta dan
gagasan-gaagasan yang statis.
5.
Wilhelm wundt (1832-1920)
Study wundt tentang emosi dan feelings menghasilkan
pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi: a. Pleasant vs unpleasant b.
High vs low arousal c. Concentrated vs relaxed attention Teori ini dikenal
sebagai the three dimensional theory namun bersifat kontroversial. Ide tentang
abnormalitas kesadaran dari wundt dibangun melalui diskusi-diskusi dengan para
psikiater terkenal masa itu, kretschmer dan kreapelin. Ide Wundt tentang
schizophrenic adalah hilangnya kontrol appersepsi dan kontrol dalam proses
atensi. Fokus studi wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, principles
of physiological psychology dan voelkerpsychologie. Principles of physiological
psychology, dalam karya ini Wundt memfokuskan dalam hasil-hasil eksperimennya
tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran. Hasil eksperimen tentang
ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan
dalam ingatan manusia yang bersifat selektif. Konsep penting yang muncul adalah
apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesiskan elemen mental
menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti
analisis dan judgement.
6.
Sigmund freud (1856-1939)
Pada tahun 1900, Freud menerbitkan sebuah buku yang
menjadi tonggak lahirnya aliran psikologi psikoanalisa. Buku tersebut berjudul
interpretation of dreams yang masih di kenal sampai hari ini. Dalam buku ini
freud memperkenalkan yang disebut “ Unconse Ious Mind” (alam ketidaksadaran).
Selama periode 1901-1905 dia menerbitkan beberapa buku, tiga diantaranya adalah
The Psychopathology Of Everyday Life (1901), Three Essays On Sexuality(1905),
Dan Jokes And Their Relation To The Unconscious (1905). Pada tahun 1905 ia mengejutkan
dunia teori perkembangan psikoseksual ( Theory Of Psychosexual Development)
yang mengatakan bahwa seksualitas adalah factor pendorong terkuat untuk
melakukan sesuatu dan bahwa masa balita pun anak-anak mengalami ketretarikan
dan kebutuhan seksual. Beberapa komponen teory freud yang sangat terkenal
adalah: a. The Oedipal Complex, dimana anak menjadi tertarik pada ibunya dan
mencoba mengidentifikasi diri seperti sang ayahnya demi mendapatkan perhatian
ibu. b. Konsep Id, Ego, Dan Superego c. Mekanisme pertahanan diri ( Ego Defense
Mechanisms) Istilah psikonalisa yang dikemukakan freud sebenarnya memiliki
bebrapa makna yaitu: 1. Sebagai salah satu teori kepribadian dan psikopatologi,
2. Sebuah metode terapi untuk gangguan-gangguan kepribadian, dan 3. Suatu
teknik untuk menginvestigasi pikian-pikiran dan perasaan-perasaan individu yang
tidak disadari oleh individu itu sendiri.
7.
Emil kraepelin (1856-1926)
Jika klarifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan
dapat diidentivikasikan maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan tersebut
akan lebih mudah diteliti. Kraepelin menjadi terkenal terutama karena
penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi
psikosis dalam dua golongan utama yaitu dementia praecox dan psikosis manie-depresif.
Dementia praecox merupakan gejala penyakit awal dari penyakit kejiwaan yang
disebut schizophrenia. Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali
menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri, antara lain
menggunakan test psikologi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan.
Salah satu test yang diciptakannya di kenal dengan nama test Kraepelin. Test
tersebut banyak digunakan oleh para sarjana psikologi Indonesia pada era tahun
1980an.
8.
Alfred binet (1857-1911)
Hasil karya terbesar Alfred Bined di bidang
psikologi adalah apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient
atau IQ. Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di
perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental
(The Mental Age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental
tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada
anak-anak lain di usia yang berbeda. Dengan kata lain, jika seorang anak dapat
menyelesaikan suatu test atau memberikan respons secara tepat terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukkan bagi anak berusia 8 (delapan) tahun
maka ia dikatakan telah memiliki usia mental 8 (delapan) tahun. Test yang
dikembangkan oleh binet merupakan test intelegensi yang pertama, meskipun
kemudian konsep usia mental mengalami revisi sebanyak dua kali sebelum
dijadikan dasar dalam test IQ. Tiga tahun setelah Binet wafat, seorang psikolog
jerman, Williem Stern, mengusulkan bahwa dengan membagi usia mental anak dengan
usia Kronologocal (Chronological Age atau CA), maka akan lebih memudahkan untuk
memahami apa yang dimaksud “Intelligence Quetiont”. Rumus ini kemudian direvisi
oleh lewis terman dari Stanford University, yang mengembangkan test untuk
orang-orang amerika. Lewis mengalikan formula yang dikembangkan stern dengan
angka 100. Perhitungan statistik inilah yang kemudianmenjadi definisi atau
rumus untuk menentukan intellegensi seseorang: IQ MA/CA*100. Test IQ inilah
yang dikemudian hari dinamai Stanford binet intelligence test yang masih sangat
popular sampai dengan hari ini.
9.
Henry A. murray (1893-1988)
Henry
A.Murray berpendapat bahwa kepribadian akan dapat lebih mudah dipahami dengan
cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang (Unconscious Mind). Peranan
murray di bidang psikologi adalah dalam bidang diagnose kepribadian dan teory
kepribadian. Hasil karya terbesarnya yang sangat terkenal adalah teknik
evaluasi kepribadian dengan metode proyeksi yang disebut dengan “ Thematic
Apperception Test (TAT)”. Test TAT ini terdiri dari beberapa buah gambar yang
setiap gambar mencerminkan suatu situasi dengan suasana tertentu. Gambar-gambar
ini satu per satu ditunjukkan kepada orang yang diperiksa dan orang itu diminta
untuk menyampaikan pendapatnya atau kesannya terhadap gambar tersebut. Secara
teoritis dikatakan bahwa orang yang melihat gambar-gambar dalam test itu akan
memproyeksikan isi kepribadianya dalam cerita-ceritanya.
10.
Jean piaget (1896-1980)
Piaget
adalah seorang tokoh yang amat penting dalam bidang psikologi perkembangan.
Teori-teorinya dalam psikologi perkembangan yang mengutamakan unsure kesadaran
(kognitif) masih dianut oleh banyak oranbg sampai hari ini. Teori-teori,
metode-metode dan bidang-bidang penelitian yang dilakukanpiaget dianggap sangat
orisinil, tidak sekedar melanjutkan hal-hal yang sudah terlebih dahulu
ditemukan orang lain. Selama masa jabatannya sebagai professor di bidang
psikologi anak, piaget banyak melakukan penelitian tentang Genetic epistemology
( ilmu pengetahuan tentang genetic). Ketertarikan piaget untuk menyelidiki
peran genetic dan perkembangan anak. Akhirnya menghasilkan suatu maha karya
yang dikenal dengan nama theory of cognitive development (teory perkembangan
kognitif). Dalam teori perkembangan kognitif, piaget mengemukakan tahap-tahap
yang harus dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses
berfikir formal. Teory ini tidak hanya diterima secara luas dalam bidang
psikologi tetapi juga sangat besar pengaruhnya dibidang pendidikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi Pendidikan merupakan salah
satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam
konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta,
generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang
diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas
proses pendidikan.Hubungan antara teoritis dan praktis memiliki keterkaitan dan
tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori
pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari
praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat
mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan
pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.
B.Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Purwanto,
Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
.