Wikipedia

Search results

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN



MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Psikologi Pendidikan
Yang dibina Oleh Bapak Bustanol Arifin







Oleh:
Kelompok: 2
1.      Raodhatul Jannah              (201810430311021)
2.      Defrian Dekimugti            (201810430311028)  
3.      Rahma Wati                       (201810430311040)
4.      Rindiani Mafika Sari         (201810430311041)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dari dosen kami Bpk. Bustanol Arifin selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi pendidikan..
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena oengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untu kesempuraan makalah ini.
                                                           




Malang,  15 maret 2019


KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Psikologi Pendidikan.......................................................... 2
B.     Hubungan Psikologi Dengan Pendidikan............................................. 3
C.     Sejarah Para Tokoh-tokoh Psikologi Pendidikan................................. 4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 12
B.     Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSKTA......................................................................................... 13







BAB 1
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia pendidikan, maka faktor ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari banyak orang. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana ilmu inisangat penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang akan diaplikasikan nanti saat masuk dunia mengajar maupun terjun dimasyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman mereka sendiri. Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang yang cerdas. Terjadi terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan.
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon-calon guru harus mengerti dan      memahami peran dan fungsi psikologi dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Agar setiap problematika yang terjadi dalam proses pendidikan bisa dipecahkan, utamanya dalam sudut psikologis.
Psikologi perlu juga kita kaji agar kita ebih mudah untuk mengetahui perekembangan jiwa yang didmiliki oleh seorang anak didik kita kelak. Agar kita bisa memiliki sikap kritis terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan dan pengajaran, dan bisa menganalisisnya dari segi psikologi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan psikolgi pendidikan?
2.      Apa hubungan psikologi dengan pendidikan?
3.      Bagaimana sejarah para tokoh-tokoh psikologi pendidikan?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian psikologi pendidikan
2.      Untuk mengetahui hubungan psikologi dengan pendidikan
3.      Untuk mengetahui sejarah para tokoh-tokoh psikologi pendidikan










BAB 11
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Psikologi Pendidikan
1.      DEFINISI PSIKOLOGI
            Psikologi berarti ilmu jiwa. Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri, psikologi memiliki akar-akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan filsafat yang hingga sekarang masih tampak pengaruhnya. Dalam ilmu kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh organ-organ biologis (jasmaniah). Sedangkan dalam filsafat- psikologi berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak, dan pengetahuan.
            Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka timbul bermacam-macam definisi psikologi yang satu dengan yang lain berbeda, seperti:
a.    Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
b.    Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
c.    Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior) dan lain-lain definisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang mendefinisikannya.
       Dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki yang membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.

2.      DEFINISI PENDIDIKAN
            Dalam pengertian luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
            Menurut Poerbakawatja Harahap (1981), pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya .... orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya.

3.       DEFINISI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
            Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi, bukan psikologi itu sendiri. Mereka menganggap psikologi pendidikan tidak memiliki teori, konsep dan metode sendiri. Hal ini konon terbukti dengan banyaknya hasil-hasil riset psikologi lain yang diangkat menjadi teori, konsep, dan metode psikologi pendidikan.
            Dalam pandangannya, psikologi pendidikan sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
·      Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
·      Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
·      Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
·      Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif.
·      Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
            Psikologi pendidikan mempunyai dua objek riset dan kajian, yakni:
v Siswa, yaitu orang-orang yang belajar
v Guru, yaitu orang-orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar termasuk metode, model, strategi dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajian materi pelajaran.
B.  Hubungan Psikologi Dengan Pendidikan
Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Tingkah laku dalam pengertian ini, adalah tingkah laku yang mempunyai tujuan. Psikologi menjelaskan berbagai aspek perkembangan individu, melakukan analisis dan menjelaskan berbagai gejala-gejala jiwa manusia. Sedangkan pendidikan mengembangkan berbagai potensi, yang secara luas melibatkan aspek fisik dan psikis pada manusia. Ini menunjukkan bahwa psikologi dan pendidikan merupakan satu hubungan yang sangat penting dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hubungan antara psikologi dan pendidikan kemudian melahirkan cabang ilmu baru yang dikenal dengan psikologi pendidikan.
Oleh karena itu, psikologi pendidikan kemudian memfokuskan diri dalam mengamati berbagai tingkah laku yang terkait dengan mendidik, belajar dan mengajar.


C.  Sejarah Para Tokoh-tokoh Psikologi Pendidikan
1. WILLIAM JAMES (1842-1910)
 Memberikan serangkaian kuliah bertajuk “ talks to teachers”. Dalam kuliah ini ia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. Ia menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah stu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.

2. John Dewey ( 1859-1952)
Beberapa kajian yang darinya adalah pertama, kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif ( active learning), di mana anak bukan pasif duduk diam menerima pelerajan tetapi juga aktif agar proses belajar anak akan lebih baik. Pendidikan harus difokuskan pada anak secara keseluruhan dan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak seharusnya tidak mendapatkan pelajaran akademik saja,tetapi juga harus mempelajari cara untuk berfikir dan beradaptasi dengan lingkunga luar sekolah, seperti mampu untuk memecahkan masalah dengan baik. Ketiga, ia berpendapat bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya, mulai dari kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan, semua golongan etnis, sampai pada semua lapisan ekonomi-sosial.

3. EL. Thorndike (1874-1949)
Berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang palig penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah. Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.

4. Carl R. Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan therapist) dalam membantu individu mengatasi masalah – masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang di hadapinya dan tgas therapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan pendapat para therapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien. Lebih khusus dalam bidang pendidikan, rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistic, yang meliputi hasrat untk belajar, belajar yang berarti, belajar tapa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan ( Rumini , dkk. 1993). Adapun penjelasan masing-masing prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a. Hasrat untuk belajar Hal ini terbukti engan tingginya rasa ingin tahu anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Dorongan ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humaistik. Di dalam kelas humanistik anak-anak diberi kesempatan dan kebebasan untuk memuaskan dorongan ingin tahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukan apa yang pentinga dan berarti tentang dunia di sekitarnya. b. Blajar yang berarti Belajar akan mempunyai arti atau makna apabila apa yang relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Artinya anak akan belajar dengan cepat apabila yang di pelajari mempunyai arti baginya. c. Belajar tanpa ancaman Belajar mudah dilakukan dan hasilnya dapat disimpan dengan baik apabla berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman. Proses belajar akan berjalan lancer manakala murid dapat menguji kemampuannya, dapat mencoba pengalaman-pengalaman baru atau membuat kesalahan-kealahan tanpa mendapat kecaman yang biasanya menyinggung perasaan. d. Belajar atas inisiatif sendiri Belajar akan paling bermakna apabila hal itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan melibatkan perasaan dan pemikiran si pelajar. Mampu memilih arah belajarnya sendiri sangatlah memberikan motivasi dan mengulurkan kesempatan kepada murid untuk “ belajar bagaimana cara belajar” ( to learn how to learn). Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai dahan pelajaran itu penting, akan tetapi tidak lebih penting daripada memperoleh kecakapan untuk mencari sumber, merumuskan asalah, menguji hipotesis atau asumsi, dan menilai hasil. Belajar atas inisiatif sendiri memusatkan perhatian murid baik pada proses maupun hasil belajar. e. Belajar dan perubahan Prinsip terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah bahwa belajar yang paling bermanfaat ialah belajar tentang proses belajar. Mengenai fakta-fakta dan gagasan-gaagasan yang statis.

5. Wilhelm wundt (1832-1920)
Study wundt tentang emosi dan feelings menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi: a. Pleasant vs unpleasant b. High vs low arousal c. Concentrated vs relaxed attention Teori ini dikenal sebagai the three dimensional theory namun bersifat kontroversial. Ide tentang abnormalitas kesadaran dari wundt dibangun melalui diskusi-diskusi dengan para psikiater terkenal masa itu, kretschmer dan kreapelin. Ide Wundt tentang schizophrenic adalah hilangnya kontrol appersepsi dan kontrol dalam proses atensi. Fokus studi wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, principles of physiological psychology dan voelkerpsychologie. Principles of physiological psychology, dalam karya ini Wundt memfokuskan dalam hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran. Hasil eksperimen tentang ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia yang bersifat selektif. Konsep penting yang muncul adalah apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesiskan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.

6. Sigmund freud (1856-1939)
Pada tahun 1900, Freud menerbitkan sebuah buku yang menjadi tonggak lahirnya aliran psikologi psikoanalisa. Buku tersebut berjudul interpretation of dreams yang masih di kenal sampai hari ini. Dalam buku ini freud memperkenalkan yang disebut “ Unconse Ious Mind” (alam ketidaksadaran). Selama periode 1901-1905 dia menerbitkan beberapa buku, tiga diantaranya adalah The Psychopathology Of Everyday Life (1901), Three Essays On Sexuality(1905), Dan Jokes And Their Relation To The Unconscious (1905). Pada tahun 1905 ia mengejutkan dunia teori perkembangan psikoseksual ( Theory Of Psychosexual Development) yang mengatakan bahwa seksualitas adalah factor pendorong terkuat untuk melakukan sesuatu dan bahwa masa balita pun anak-anak mengalami ketretarikan dan kebutuhan seksual. Beberapa komponen teory freud yang sangat terkenal adalah: a. The Oedipal Complex, dimana anak menjadi tertarik pada ibunya dan mencoba mengidentifikasi diri seperti sang ayahnya demi mendapatkan perhatian ibu. b. Konsep Id, Ego, Dan Superego c. Mekanisme pertahanan diri ( Ego Defense Mechanisms) Istilah psikonalisa yang dikemukakan freud sebenarnya memiliki bebrapa makna yaitu: 1. Sebagai salah satu teori kepribadian dan psikopatologi, 2. Sebuah metode terapi untuk gangguan-gangguan kepribadian, dan 3. Suatu teknik untuk menginvestigasi pikian-pikiran dan perasaan-perasaan individu yang tidak disadari oleh individu itu sendiri.

7. Emil kraepelin (1856-1926)
Jika klarifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat diidentivikasikan maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan tersebut akan lebih mudah diteliti. Kraepelin menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu dementia praecox dan psikosis manie-depresif. Dementia praecox merupakan gejala penyakit awal dari penyakit kejiwaan yang disebut schizophrenia. Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri, antara lain menggunakan test psikologi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang diciptakannya di kenal dengan nama test Kraepelin. Test tersebut banyak digunakan oleh para sarjana psikologi Indonesia pada era tahun 1980an.

8. Alfred binet (1857-1911)
Hasil karya terbesar Alfred Bined di bidang psikologi adalah apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (The Mental Age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. Dengan kata lain, jika seorang anak dapat menyelesaikan suatu test atau memberikan respons secara tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukkan bagi anak berusia 8 (delapan) tahun maka ia dikatakan telah memiliki usia mental 8 (delapan) tahun. Test yang dikembangkan oleh binet merupakan test intelegensi yang pertama, meskipun kemudian konsep usia mental mengalami revisi sebanyak dua kali sebelum dijadikan dasar dalam test IQ. Tiga tahun setelah Binet wafat, seorang psikolog jerman, Williem Stern, mengusulkan bahwa dengan membagi usia mental anak dengan usia Kronologocal (Chronological Age atau CA), maka akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang dimaksud “Intelligence Quetiont”. Rumus ini kemudian direvisi oleh lewis terman dari Stanford University, yang mengembangkan test untuk orang-orang amerika. Lewis mengalikan formula yang dikembangkan stern dengan angka 100. Perhitungan statistik inilah yang kemudianmenjadi definisi atau rumus untuk menentukan intellegensi seseorang: IQ MA/CA*100. Test IQ inilah yang dikemudian hari dinamai Stanford binet intelligence test yang masih sangat popular sampai dengan hari ini.

9. Henry A. murray (1893-1988)
Henry A.Murray berpendapat bahwa kepribadian akan dapat lebih mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang (Unconscious Mind). Peranan murray di bidang psikologi adalah dalam bidang diagnose kepribadian dan teory kepribadian. Hasil karya terbesarnya yang sangat terkenal adalah teknik evaluasi kepribadian dengan metode proyeksi yang disebut dengan “ Thematic Apperception Test (TAT)”. Test TAT ini terdiri dari beberapa buah gambar yang setiap gambar mencerminkan suatu situasi dengan suasana tertentu. Gambar-gambar ini satu per satu ditunjukkan kepada orang yang diperiksa dan orang itu diminta untuk menyampaikan pendapatnya atau kesannya terhadap gambar tersebut. Secara teoritis dikatakan bahwa orang yang melihat gambar-gambar dalam test itu akan memproyeksikan isi kepribadianya dalam cerita-ceritanya.

10. Jean piaget (1896-1980)
Piaget adalah seorang tokoh yang amat penting dalam bidang psikologi perkembangan. Teori-teorinya dalam psikologi perkembangan yang mengutamakan unsure kesadaran (kognitif) masih dianut oleh banyak oranbg sampai hari ini. Teori-teori, metode-metode dan bidang-bidang penelitian yang dilakukanpiaget dianggap sangat orisinil, tidak sekedar melanjutkan hal-hal yang sudah terlebih dahulu ditemukan orang lain. Selama masa jabatannya sebagai professor di bidang psikologi anak, piaget banyak melakukan penelitian tentang Genetic epistemology ( ilmu pengetahuan tentang genetic). Ketertarikan piaget untuk menyelidiki peran genetic dan perkembangan anak. Akhirnya menghasilkan suatu maha karya yang dikenal dengan nama theory of cognitive development (teory perkembangan kognitif). Dalam teori perkembangan kognitif, piaget mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berfikir formal. Teory ini tidak hanya diterima secara luas dalam bidang psikologi tetapi juga sangat besar pengaruhnya dibidang pendidikan



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.Hubungan antara teoritis dan praktis memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.

B.Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.


                                   



DAFTAR PUSTAKA

 Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
 Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.          
      Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Purwanto, Ngalim. 2010.  Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

.