Wikipedia

Search results

MAKALAH SYARAT GURU PROFESIONAL


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
     Dunia Pendidikan tidak lepas dari peran dari seorang guru. Peran guru sangat dibutuhkan dalam program pendidikan kita, karena tanpa guru siapa yang akan mengajar anak-anak disekolah. Menjadi seorang guru adalah profesi yang tidak mudah, banyak yang belum kita ketahui tentang bagaimana menjadi seorang guru. Sebagai calon guru kita harus tahu bagaimana menjadi guru yang profesional dan juga syarat-syarat menjadi seorang guru profesional. Namun terlebih dahulu kita harus tahu tentang pengertian profesi keguruan tersebut. Selain itu kita harus tahu tentang kode etik profesi keguruan seperti apa dan organisasi apa saja yang menjadi wadah perkumpulan guru-guru di Indonesia. Jika kita ingin menjadi seorang guru yang benar-benar profesional kita harus benar-benar memiliki sikap yang profesional untuk menjadi seorang guru serta saran-saran untuk menjadi guru yang professional tersebut sampai dengan pngembangan menjadi guru yang prosfesional agar nantinya kita menjadi guru yang benar-benar menggunakan profesi tersebut secara baik sesuai aturan yang berlaku. Untuk itulah kami membuat makalah ini agar menjadi bahan kajian kita semua sebagai calon guru dimasa depan yang memiliki sikap dan perilaku yang benar-benar mencerminkan seorang tenaga pengajar.
A.    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu citra guru profesional?
2.      Bagaimana citra guru dalam lingkungan masyarakat tradisional dan modern?
3.      Apa itu komitmen guru profesional?
4.      Sebutkan macam macam komitmen guru profesional
5.      Sebutkan ciri dan contoh guru profesional
6.      Apa itu pengertian organisasi profesional keguruan
7.      Sebutkan fungsi dan jenis organisasi profesional keguruan

B.     TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian guru profesional
2.      Mengetahui citra guru di ligkungan masyarakat tradisional dan modern
3.      Mengetahui komitmen pengertian guru profesional
4.      Mengetahui macam macam komitmen guru profesional 
5.      Mengetahui ciri dan contoh guru profesional
6.      Mengetahui pengertian organisasi profesional keguruan
7.      Mengetahui fungsi dan jenis profesi keguruan


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Citra Guru Profesional
a.      Pengertian Citra Guru Profesional
Djamin (1999) mengemukakan citra guru mempunyai arti sebagai suatu
penilaian yang baik dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang
merupakan sosok pengembang profesi ideal dalam lingkup fungsi, peran dan kinerja.
Citra guru ini tercermin melalui:
1.      keunggulan mengajar
2.      memiliki hubungan yang harmonis dengan peserta didik, dan
3.       memiliki hubungan yang hamonis pula terhadap sesama teman seprofesi
dan pihak lain baik dalam sikap maupun kernampuan profesional
Dari sudut pandang peserta didik, citra guru ideal adalah seseorang yang senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sfat-sifat keteladanan penuh kasih sayang, serta mampu mengajar di dalam suasana yang menyenangkan.
b.      Citra Guru dalam Masyarakat Tradisional (Pramodern)
Di dalam bahasa Sansekerta,guru berarti yang dihormati. Rasa hormat ini sampaikini masih hidup di tergah masyarakat tradisionalpedesaan. Mereka masihmenaruh rasa hormat dan status sosial yang tinggi terhadap profesi guru. Dikepulauan Sangihe, misalnya, masyarakat menyebut guru pria dengan pangglantuan, lengkapnya tuan guru, suatu panggilan yang penuh rasa kagum dan hormat terhadap profesi guru. Masyarakat pedesaan umumnya menganggap profesi guru sebagai profesi orang sudi (saint) yang mampu memberi pencerahan dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan di dalam diri siswa. Selain itu sebagian besar masyarakat tradisional memiliki mitos yang kuat bahwa guru adalah profesi yang tidak pemah mengeluh dengan gaji yang minim, profesi yang dapat diliakukan oleh siapa saja dan profesi yang bangga dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa. Dalam pandangan masyarakat tradisional, guru danggap profesional jika anak sudah dapatmembaca, menulis dan behitung, atau anak mendapat nilai tinggi naik kelas dan lulus ujian.
c.       Citra Guru dalam Masyarakat Modern
Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum menupakan profesi yang profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan behitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modem menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru terhadap perubahan dan inovasi. Bagi masyarakat modern, eksistensi guru yang mandiri, kreatif, dan inovatf merupakan saah satu aspek penting untuk membangun kehidupan bangsa. Banyak ahli berpendapat bahwa keberhasilan negara Asia Timur (Cina, Korsel  dan Jepang) muncul sebagai negara industri baru karena didukung oleh penduduk/SDM terdidik dalam jumlah yang memadai sebagai hasil sentuhan manusiawi guru

B.     Komitmen Guru Profesional
a.      Pengertian Komitmen Guru Profesional
Komitmen guru profesional adalah suatu keterkaitan diri terhadap tugas dan kewajiban sebagai seorang guru yang dapat melahirkan tanggung jawab dan sikaf responsif dan inovatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, di dalam komitmen tersebut terdapat beberapa unsur antara lain adanya kemampuan memahami diri dan tugasnya, pancaran sikap batin (kekuatan batin), kekuatan dari luar, dan tanggap terhadap perubahan. Unsur -unsur inilah yang melahirkan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang menjadi komitmen seseorang. Sehingga tugas tersebut dilakukan dengan penuh keikhlasan.
b.      Macam-macam Komitmen Guru Profesional
Louis (dalam Ahmad dan Razak, 2007) menjelaskan empat jenis komitmen guru:
a)      Komitmen terhadap sekolah sebagai satu unit sosial
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Lembaga sosial formal tersebut bisa disebut sebagai suatu organisasi yaitu terikat pada tata aturan formal, memiliki program dan target atau sasaran yang jelas, serta memiliki struktur kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. Karena itu, fungsi sekolah terikat kepada target dan sasaran-sasaran yang dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri. Istilah masyarakat di sini didalamnya termasuk orang tua, pemerintah, lembaga-lembaga pemberi kerja dalam masyarakat serta lembaga-lembaga sosial lainnya yang berkempetingan dengan hasil pendidikan (Salam,1997:135)
b)      Komitmen terhadap kegiatan akademik sekolah
Di samping itu pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga,yang sekaligus juga lanjutan dari pendidikan dalam keluarga.di samping itu kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam masyarakat.
c)      Komitmen terhadap siswa-siswi sebagai individu yang unik sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah terdiri pendidik dan anak didik. Antara mereka sudah barang tentu terjadi saling hubungan,baik antara guru dengan siswa-siswanya maupun antara anak didik. Hubungan tersebut menunjukan suasana edukatif yang harus secara terus menerus di kontrol dan diarahkan oleh guru sebagai pendidik.
d)     Komitmen untuk menciptakan pengajaran yang bermutu
Guru sebagai pendidik berkewajiban membawa siswa-siswanya sebagai anak didik yang memiliki kedewasaan. Memanfaatkan pergaulan sehari-hari dalam pendidikan merupakan cara yang paling baik dan efektif dalam pembentukan pribadi anak didik dan dengan cara ini pula akan menghilangkan jurang pemisah antara guru dan anak didik.d
c.       Ciri-ciri Komitmen Guru Profesional
Glckman (dalam Burhanuddin, dkk, 1995 : 124) menggambarkan ciri-ciri komitmen guru profesional, antara lain :
a)      Tingginya perhatian terhadap siswanya
b)      Banyak waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya
c)      Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain
      Tingginya perhatian terhadap siswa-siswi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru terkait dengan perhatiaanya kepada siswa-siswinya, antara lain sebagai berikut :
a)      Memberikan bimbingan
Tugas guru adalah membimbing siswa-siswi. Membimbimbing berarti mengarahkan siswa-siswi yang mempunyai kemampuan kurang, sedang, dan tinggi. Masing-masing kemampuan anak didik tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda. Artinya siswa-siswi yang mempunyai kemampuan intelektual rendah, sedang dan tinggi tidak boleh di sama ratakan. Memerlakukan kesamarataan dengan standar minimal akan menimbulkan rasa jenuh bagi yang berkemampuan tinggi. Sebaliknya, menyamaratakan bimbingan pada siswa siswi dengan standar maksimal akan menjadikan mereka yang berkemampuan rendah semakin tidak paham ( Thoifuri, 2008 : 47 ) disinilah arti bimbingan yang sebenarnya bagi guru. Guru harus memahami masing-masing siswa-siswinya, tidak boleh egois atau memaksakan kehendak dengan tujuan agar pengajaran cepat sesuai dengan target waktu. Akan tetapi guru di tuntut menghargai kemampuan siswa-siswi nya dengan tidak melupakan batas waktu.
b)      Mengadakan komunikasi yang intensif terutam dalam memperoleh informasi tentang anak didik.
Komunikasi dalam segala hal yang dibutuhkan, apalagi berkaitan dengan aktifitas sebagai guru. Yang bijaksan adalah guru yang peduli terhadap keadaan siswa-siswinya, perbedaan-perbedaan yanag terdapat pada siswa-siswinya hendaknya dijadikan landasan dalam memberikan  pengajaran oleh karena nya, guru harus selalu menjalin komunikasi intensif dengan orang tua dan masyarakat yang terkait dengan keadaan keluarga, lingkungan, dan pergaulan siswa-siswi nya. Disinilah peran guru sebagai pengganti orang tua di dalam menyiapkan siswa-siswinya menjadi anggota masyarakat.
c)      Banyaknya waktu dan tenaga yang dikeluarkan
Banyak tugas guru merupakan tugas yang kompleks mulai dari mendidik, mengajar, melatih, membimbing, dan sebagainya
d.      Contoh Komitmen Guru Profesional
Guru yang memiliki komitmen terhadap tugas setidaknya dari dalam dirinya terpancar beberapa sikap. Tugas sebagai guru merupakan pancaran sikap batin, siap sedia dimanapun, dan tanggap terhadap perubahan (Isjoni,2006 : 163).
a)      Tugas sebagai guru merupakan pancaran sikap batin
Melaksankan tugas sebagai guru merupakan panggilan jiwa yang lahir dari ketulusan hati untuk menjalankan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh tanpa paksa dan dipaksakan.
Satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang guru terkait dengan tugas guru sebagai panggilan batin adalah terus dan selalu mejaga kewibawaan dihadapan anak didik. Kewibawaan merupakan pancaran sikap seseorang, termasuk pendidik. Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan semata-mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan.
Kewibawaan merupakan pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan tersebut. Kewibawaan mendidik hanya dimiliki olah mereka yang sudah dewasa rohani yang ditopang oleh kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal atau telah mencapai proporsi yang sudah mantap.
Langeveld (dalam isjoni, 2006 : 164) menuraikan, ada tiga sendi kewibawaan yang harus dibina, yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan. Pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa mendidik dan juga harus percaya bahwa siswa-siswi dapat didik. Begitu pula halnya dengan kasih sayang yang mengandung dua makna, yakni penyerahan diri kepada yang disayangi dan pengendalian terhadap ya ng disayangi. Dengan adanya sifat penyerahan diri, timbul kesediaan untuk berkorban yang dalam bentuk kongkritnya berupa pengabdian dalam kerja pada diri pendidik pengendalian terhadap yang disayangi dimaksudkan agar siswa-siswi tidak bebuat sesuatu yang merugikan dirinya. Kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain pengkajian terhadap ilmu pengetahuan pendidikan, mengambil manfaat dan pengalaman, kerja, dan lain-lain.
b)      Siap-sedia Dimanapun
Mana kala seseorang calon guru mengajukan permohonan untuk menjadi guri, ada satu komitmen yang harus dibuat mereka, yakni mengajukan pertanyaan siap dan bersedia untuk ditempatkan diseluruh wilayah negara republik Indonesia. Disadari atau tidak bilamana calon guru tersebut berhasil lulus seleksi, pertanyaan yang dibuat akan menjadi komitmen yang harus dilaksanakan. Para guru tidak ada yang mengingkarinya, dimanapun kapanpun serta oleh siapapun, dengan penuh rasa tanggung jawab dia akan melaksanakan tugasnya, tepencil (desa) sekalipun.
Dengan modal kompetensi sosial yang dimiliki oleh para guru, tempat tugas dimanapun tidaklah menjadi penghalang untuk menunaikan kewajibannya sebagai pendidik. Dengan kompetensi tersebut, serang guru mampu beradaptasi dimanapun dan dengan siapapun.
c)      Tanggap Terhadap Perubahan
Tuntutan terhadap guru profesional salah satunya adalah bersedia dan berupaya menggembangkan dirinya dengan jalan mengisi waktu peluangnya untuk selalu belajar dan bersikap responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Seseorang guru tidak boleh merasa puas dengan pengetahuan yang ada pada dirinya. Setiap waktu harus terus menerus menambah khajanah pengetahuannya.
Guru yang profesional adalah yang terus menerus membudidayakan diri dengan memiliki cukup waktu luang untuk mempertajam daya intelektualnya. Dengan demikian segala bentuk perubahan yang terjadi di tengah masyarakat terutama yang berkaitan dengan penegetahuan dapat mendapatkan perhatian.
C.    Organisasi Profesional Keguruan
a.      Pengertian Organisasi Profesional Keguruan
Organisasi profesional keguruan adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus dalam mendidik sebagai pemersatu dan peningkatan kemampuan profesional yang dimiliki.
b.      Fungsi Organisasi Profesional Keguruan
Dalam salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk menyatukan gerak langkah dan menggerakkan keseluruhan profesi. Organisasi profesional keguruan mempunyai banyak fungsi yang bermanfaat bagi setiap anggotanya. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Fungsi Pemersatu
Organisasi profesi keguruan merupakan wadah pemersatu berbagai potensi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan masyarakat menggunakan jasa pendidikan. Dengan mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi profesi keguruan memiliki kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama yaitu upaya untuk perlindungan dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi keguruan itu dan kepentingan masyarakat pengguna jasa pendidikan.
b.      Fungsi Peningkatan Kemampuan
Fungsinya adalah meningkatkan kemampuan profesi. Guru sebagai anggota profesi harus bisa meningkatkan kemampuan profesionalnya di organisasi tersebut. Dengan mengikuti organisasi tersebut guru diharapkan meningktakan dan mengembangkan karir, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan.
c.       Jenis-jenis Organisasi Profesional Keguruan
Dalam perkembangannya, organisasi keguruan semakin bertambah hal ini memiliki tujuan untuk menyatukan gerak langkah dan mengendalikan secara keseluruhan profesi keguruan. Diantara organisasi-organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI lahir pada tanggal 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Asal mula PGRI adalah diawali dengan nama persatuan guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi persatuan guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Menurut Busini Soetjipto dan Raflis kosasi, ada 4 Misi utama PGRI, yatu :
1)      Misi politis atau simbolis
2)      Misi persatuan organisatoris
3)      Misi profesi
4)      Misi kesejahteraan
Visi PGRI adalah:
1)      Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan)
2)      Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi profesi)
3)      Membela dan memperjuangkan nasib guru pada umumnya dan nasib buruh pada umumnya (organisasi ketenagakerjaan)
b)      Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu kota yang bekerja sebagai sarana untuk saling bertukar pikiran dan juga pengalaman dalam rangka meningkatkan produksi guru sebagai praktisi atau perilaku berorientasi pembelajaran diruang kelas.
            Tujuan MGMP menurut pedoman MGMP (Depdiknas, 2004:2) adalah:
a.       Tujuan Umum
Tujuan umum MGMP adalah mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan profesionalisme guru.
b.      Tujuan khusus
1)      Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.
2)      Mengembangkan kultur ruang kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan siswa.
3)      Membangun kerja sama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melakukan proses pembelajaran
c)      katan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya Organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi antar anggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama dijakarta 17-19 Mei 1984.
Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan ISPI, yaitu:
1.      Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di Indonesia
2.      Meningkatkan sikap dan kemampuan para anggotanya
3.      Membina dan juga berkembang ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan negara

KESIMPULAN
1.         Citra guru mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang baik dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan sosok pengembang profesi ideal dalam lingkup fungsi, peran da inera.
2.         Citra guru ini tercermin melalui keunggulan mengajar, memiliki hubngan yang harmonis dengan peserta didik, memiliki hubungan yang harmonis terhadapsesama eman seprofesi dan pihak lain baik dalam sikap maupun kemampuan professional
3.         Masyarakat pedesaan umumnya menganggap profesi guru sebagai profesi orang suci yang mampu memberikan pencerahan dan dapat mengembangkan potnsi yang tersimpan di dalam diri siswa. Selain itu sebagian besar masyarakat tradisionalmemiliki mitos yang kuat bahwa guru adalah profesi yang tidak pernah mengeluh dengan gaji yang minim, profesi yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan profei yang bangga dengan gelar pahlws tanpa tanda jasa
4.         Dalam pandangan masyarakat modern guru belum merupaka profesi yang profesonal jika hanya mampu membuat murd mampu membaca, menulis dan menghitung atau mendapatkan nilai yang tinggi, naik kelas dan ulus ujian. Masyarakatn moderen menganggap potensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan keterampilan yang dimiliki melainkan juga dari orintasi guru terhadap perubahan dan inovasi.
5.         Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang berkualitas diperlukan seorang guru yang profesional dan memiliki komitmen untuk melaksanakan tugas utama sebagai pendidik.
6.         Organisasi guru professional adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki keahilian khusus dalam mendidik
SARAN
Guru dan calon guru perlu mengetahui apa arti sebuah profesi keguruan, karena mereka adalah tenaga atau calon tenaga pengajar yang akan memberikan ilmu mereka kepada anak-anak bangsa. Karena itu mereka harus benar-benar mengerti pentignya menjadi guru profesional.

DAFTAR PUSTAKA
Djjonegoro,wardirman. 1996. Pembangunan Pendidian dalam Era Globalisasi dan Impikasinyaterhadap Pembinaan Jabaan Guu. Makalah Seminar Nasional / Wawasan Pofesi Guru Tahun2000, ICMI Orwil Jawa Timur, 21 Desember 1996 di Surabaya
Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi. 2000. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Katya Nusa.
Supriadi, Dedi 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta :Adicita Karya Nusa.
Suyanto,2001. Wajah dan Diamika Pendidikan Anak Bangsa. Yogyakarta: Adicita.
Tilaar, H.A.R.1998. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad XXI. Magelang: Tera Indonesia.
Salam, Burhanuddin.1997. Dasar-Dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: Renika Cipta.
Thoifuri,2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Rasa Media Grup.
Zainal, Aqi. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara.