BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada
suatu lembaga pendidikan tentunya ada suatusistem yang bergerak dalam mengatur
sistematika yang akan dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam sebuah
pengaturan tersebut tentunya akan dibentuk stuktural sebagai gambaran dari
susunan tugas dan fungsi dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam struktural
tersebut terdapat seorang pemimpin yang bertugas sebagai seorang inovasi serta
pengawas jabatandari struktur yang lain
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.dalam struktur kependidikan, kepala
sekolah berperan sebagai pemimpin yang akan menentukan keberhasilan dan
kemajuan suatu lembaga pendidikan.
Didunia
pendidikan Kepala sekolah dan pengawas – pengawas yang lain dikenal sebagai supervisi pendidikan atau
yang sering disebut dengan pengawas pendidikan. adanya pengawasan ini bertujuan
untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai pendidik lainnya dengan
cara memberi masukan dan bimbingan tentang cara dan metode yang baik serta
professional dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan
berkembangnya supervisi di dunia pendidikan,
tentu saja akan memberi
pengaruh yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia. sehingga pendidik
memiliki kompeten dalam mengembangkan pendidikan yang kreatif, aktif, efektif
dan inovatif. Sehingga bisa membawa daya saing lembaga pendidikan tersebut di
kacah internasional.
Sebagai petugas sekolah sepertihalnya guru yang
merupakan pelaku dalam kegiatan sekolah dituntut untuk dapat mengenal tempat
bekerjanya sepertitentang apa yang terjadi disekolah atau lembagatersebut.hal
tersebut tentu akan membantu mereka dalam memperlancar tugasnya sebagai
pengelola langsung proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memahami
faktor langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar-mengajar.
Selain pemahaman tentang proses belajar
mengajar, guru juga harus memahami tentang administrasi yang ada di dunia
pendidikan seperti halnya administrasi
pengembangan kurikulum yang akan membantu dalam menerjemahkan kurikulum menjadi
pengalaman belajar siswa. Sedangkan pemahaman administrasi kesiswaan akan
sangatmembantu mereka dalam melaksanakan dan
menjalankan tugas memproses siswa tersebut menjadi lulusan yang bermutu tinggi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa peranan guru dalam administrasi sekolah?
2.
Bagaimanakah
konsep dasar kepemimpinan
3.
Bagaimanakah
prinsif dan model kepemimpinan
4.
Apa
peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5.
Bagaimanakah
hakikat dan prinsip supervisi pendidikan
6.
Bagaimanakah
teknik dan pendekatan supervisi pendidikan
C. Tujuan
Tujuan
adanya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
peran guru dalam administrasi sekolah
2.
Memahami
konsep dasar kepemimpinan
3.
Mengetahui
prinsip dan model kepemimpinan
4.
Mengetahui
fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5.
Mengetahui
teknik pendekatan Supervisependidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peran Guru dalam Administrasi Sekolah
Secara
konsepsional administrasi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu administrasi
dan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa administrasi dalam dunia pendidikan
sebagai penerapan administrasi dan pembinaan,
pengembangan serta
pengendalian usaha dan praktek pendidikan.
Administrasi
pendidikan dalam arti sempit seringkali diartikan sebagai semata-mata kegiatan
ketatausahaan, seperti penyelenggaraansurat-menyurat, mengatur, mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, mengurus keuangan, dan sebagainya. Begitulah
gambaran seputar administrasi pendidikan dibenak kita.namunlebih luasnya administrami pendidikan mengandung arti
instruksional, fungsional, sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang direncanakan dan diorganisir serta digerakkan, menggunakan
strategi dan pengawasan.
Administrasi
pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan psikologi pendidikan, sosiologi,
pendidikan antropologi, dan Ilmu Komunikasi.
Bimbingan
ilmu ini, memberikan dasar
dalam pengelolaan murid yang menjadi bidang garapan administrasi pendidikan dan
Guru berperan sebagai tenaga profesional kependidikan.dalam menjalankan fungsi
administrasi pembelajaran, tentu saja aparaturpendidikan harus mengetahui
tugasnya dalam konteks pengelolaan murid, pengelolaan pembelajaran, mengukur
kemajuan belajar murid dan kegiatan pembelajaran lainnya yang dilakukan di
sekolah.
Sehingga,
dapat disimpulkan, bahwa ruang lingkup administrasi pendidikan terfokus pada
kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan
kebutuhan sekolah dan sekolah sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
Fokus utama adalah memberikan pelayanan belajar.
Dari
pembelajaran ilmu administrasi pendidikan, dapat diketahui bahwa guru merupakan
komponen yang sangat penting sehingga dapat memberikan sumbangan literasi secara
maksimal untuk mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala sekolah
memahami kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah.
B. Konsep
Dasar Kepemimpinan
Menurut
Sondang P. Siagian (1985:6)Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen.karena
kepemimpinan merupakan motor penggerak dari semua sumber dan alat yang tersedia
bagi suatu organisasi.Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan memelihara
lingkungan dimana Manusia bekerja sama dalam suatu kelompok yang terorganisir
dengan baik dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Kepemimpinan merupakan aktivitas manajerial yangPenting dalam setiap
organisasi khususnya dalam pengambilan kebijakan atau keputusan sebagai inti
dari kepemimpinan. Menurut Gordon(1990), tidak semua orang dapat menjadi
pemimpin yang efektif dalam suatu organisasi.
Pemimpin
yang efektif, adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan
mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan,
sandang, pangan, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya yang pantas di dapatkan.
Kepemimpinan berasal dari kata “pemimpin” menurut Wirawan (2002:65)
kepemimpinan adalah orang yang dikenal dan berusaha mempengaruhi para
pengikutnya untuk merealisir visinya. Dari pengertian tersebut, pada pokoknya
kepemimpinan adalahPerilaku mengarahkan aktivitas-aktivitas hubungan kekuasaan
dengan anggota melalui proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk
mencapai hasil dan tujuan yang telah menjadi target. dalampelaksanaan kegiatan
dan keputusan kerja, aktiviskepemimpinan harus berkisar pada :
1.
Perilaku
mengarahkan aktivitas,
2.
Aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota,
3.
Proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan yang spesifik,
4.
Interaksi antara personal untuk mencapai hasil yang
ditentukan,
5.
Melakukan inisiatif dalam melakukan kegiatan dengan
memelihara keputusan kerja aktivis.
Dengan demikian kepemimpinan dapat dimaknai sebagai
perilaku dan aktivitas mempengaruhi dan menggerakkan orang atau pengikut dengan
memelihara keputusan kerja untuk mencapai tujuan yang spesifik. Untuk
memenuhi keriteria pemimpin yang baik
maka diperlukan :
1. Kepemimpinan
yang visioner agar penyelenggaraan pendidikan mampu merespon kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai upaya membangun SDM.
2. Kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan
agar proses pembelajaran yang diselenggarakan pada suatu pendidikan dapat
memberikan jaminan proses pelayanan belajar yang berkualitas juga mutu lulusan
yang kompetitif
3. Ketetapan
pemimpinan dalam mengambil keputusan agar semua keputusan yang diambil adalah
keputusan yang dibutuhkan bukan atas keinginan pihak mengambil keputusan
4. Perlu adanya pendelegasian, agar pembagian tugas dalam
menghiasi arti pencapaian target dapat lebih lancar dan lebih terukur sehingga
target dapat dipenuhi Sesuai yang diharapkan.
5. Sikap
demokratis harus dikembangkan pemimpin agar terjadi kebersamaan dan semangat
yang sama untuk memperoleh keberhasilan dan kesuksesan yang maksimal.
C.
.Prinsip dan Model Kepemimpinan
Setiap pemimpin pasti mrmiliki cara dan gaya
tersendiri dalam memimpin dirinya dan anggotanya.oleh karena itu seorang
pemimpinm miliki prinsip dan model tersendiri. Mc.Gregor (1957) dalam
penelitiannya yang dikutip oleh Flippo (1980)
merumuskan ada tiga prinsip kepemimpinan yang dapat digunakan oleh pemimpin
atas dasar situasi yang menghendakinya :
1. Pemimpin dengan Model Otokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana
pemimpin membuat keputusan sendiri karena kekuasaan terpusat dalam diri satu
orang.
2. Kepemimpinan
Gaya
Partisipatif atau Demokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana pemimpin berkonsultasi
dengan kelompok mengenai masalah yang menarik perhatian mereka karena dapat
menyumbangkan sesuatu.
3. Kepemimpinan
Model
Kendali Bebas atau Liberal
Model kepemimpinan
ini adalah dimana pemimpin memberikan kekuasaan pada
bawahan kelompok untuk dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan
sendiri.
Namun pada
prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan model yang ditampilkan
oleh pemimpin, karena tidak satupun model yang dapat ditetapkan secara
konsisten pada ragam situasi organisasi. Menurut para ahli tidak ada
kepemimpinan yang baik untuk semua situasi sehingga masing-masing memiliki
keunggulan yang berbeda-beda.karena itu aspek penerapan gaya kepemimpinan tidak
lebih penting daripada persoalan kemampuan pemimpin dalam memperlakukan semua
unsur personil secara manusiawi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat
waktu dan berkualitas dengan standar dan yang dipersyaratkan.
D. Peran
dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan
Salah satu pengelolaan pendidikan yaitu dengan cara
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta berkelanjutan merupakan
komitmen dan pemenuhan janji sebagai pemimpin pendidikan. Peran
kepala sekolah sangat penting dalam menentukan orientasi kerja harian, mingguan,
bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika
pendidikan di sekolah.pemecahan problem etika ini berperan sebagai komitmen
dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi pengajaran
konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Setelah kepala
sekolah itu diangkat baik oleh pemerintah Yayasan ataupun organisasi yang
mengangkatnya maka kepala sekolah tugas dan jam kerjaya harus melebihi jam
kerja guru dan karyawan non guru karenanya kepala sekolah sering berada di
sekolah sebelum orang lain datang. Tugas seberat ini menjadi alasan mengapa kedisiplinan
kepalasekolah begitu penting dan dilaksanakan dengan sepenuh hati. penilaian
kepala sekolah adalah penilaian terhadap prestasi dalam jabatan yang secara ideal
merupakan penilaian prestasi dalam penetapan dan pencapaian sasaran yang dapat
diverifikasi dalam prestasi sebagai pemimpin pendidikan. Kinerja seorang
pemimpin adalah proses penentuan baik buruknya kinerja organisasi, dan program
kegiatan di suatu lembaga.
E. Hakikat
dan Prinsip Supervisi Pendidikan
1. Hakikat
Supervisi Pendidikan
Surat Keputusan Menpan Nomor 118 tahun
1996 yag diperbarui dengan SK Menpan Nomor 091/KEP/MENPAN/10/2001 tentang
jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, lebih suka menggunakan
istilah pengawas sekolah daripada supervisor. Pasal 1 ayat 1 dalam SK Menpan
tersebut, dnyatakan pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi
tugas, tanggung jawab, dan wewenang seara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan prasekolah,
sekolah dasar, dan sekolah menengah.
Pengawasan dapat diartikan sebagai
proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi
terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan
untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan
mengganggu pencapaian tujuan. Dengan demikian hakikat supervisor pendidikan
sesungguhnya adalah seseorang yang diangkat menjadi pegawai negeri sipil dengan
jabatan supervisor untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawab
mensupervisi satuan-satuan pendidikan, baik supervisi manajerial maupun
supervisi akademik. Dengan melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan
di sekolah sesuai dengan penugasannya, meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dalam pencapaian tujuan pendidikan.
2.
Prinsip
Supervisi Pendidikan
Menurut soetopo (2011) ada tujuh prinsip
supervise yaitu :
1. Prinsip
organisasial, artinya pengawasan dapat dilakukan dalam kerangka struktur
organisasi yang melingkupnya.
2. Prinsip
perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan atau kekurangan,
kemudian mencarai jalan pemechana agar
meanajemen dapat berjalan sesuai dengan standard an organisasi dalam
mencapai tujuan.
3. Prinsip
komunikasi, artinya pengawasan dilakukan untuk membina system kerja ama antara
atasan dan bawahan, mebina hubungan baik antara atasan dan bawahan dlam proses
pelaksanaan pengelolaan organisasi.
4. Prinsip
pencegahan, artimya pengawasan dilakukan untuk menghindari adanya kesaalahan
dalam mengelola komponen-komponen organisasi.
5. Prinsip
pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua roses manajemen berada
pada rrel yang telah digariskan sebelumnya.
6. Prinsip
objektif, artinya pengawasan dilakukan berdasarkan data-data nyata lapangan
tanpa menggunakan penilaian dan tafsiran pengawas.
7. Prinsip
kontinutas, artinya pengawwasan dilakukan secara terus menerus, baik selama
berlangsung proses pelaksanaan kerja.
Menururt
Bafadal (2008) menyebutkan
prinsip-prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut :
1. Supervisi pengajaran harus mampu menciptkan
hubungan kemanusiaan yang harmonis
2. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan
3. Supervisi pengajaran harus demokratis
4. Supervisi
pengajaran harus komparatif
5. Suervisi
pengajaran harus konstruktif
6. Supervisi
pendidikan harus objektif
Maka dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip sepervisi pendidikan sebagai berikut :
1. Prinsip
Ilmiah,
Mengandung ciri-ciri antara lain :
a. Kegiatan
supervise dilaksanakan berdasaran data objektif yang diperoleh dalam kenyataan
proses belajar mengajar.
b. Untuk
memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
c. Setiap
kegiatan supervsisi dilaksanakan secra sitematis, terencana dan kontinuitas.
2. Prinsip
demokratis
Memiliki jiwa kekeluargaan yang
kuat serta sanggup menerima pendapat
orang lain.
3. Prinsip
kerja sama
Istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi suport, menstimulasi guru sehingga mereka merasa
tumbuh bersama.
4. Prinsip
konstruktif dan kreatif, setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangan
potensi kreativitas kalau supervise mampu menciptaan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara- cara yang menakutkan.
F. Teknik
dan Pendekatan Supervisi Pendidikan
1. Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh
supervisor untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan
penyelesaian masalah manajerial engan sasaran kepala sekolah dalam
mengembangkan kelembgaan serta masalah-masalah lain yng berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan dan masalah kademik dengan sasaran para guru kelas dan atau mata
pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan
atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian hasil belajar peserta didik.
Beberapa teknik supervise penidikan sebagai berikut:
a. Teknik
yang bersifat individual
1)
Perkunjungan ke kelas (classroom visitation)
Tujuan
perkunjungan ke kelas ialah menolong guru-guru dalam hal pemecahan kesulitan
yang mereka hadapi dan berfungsi sebagai alat untuk memajukan cara mengajar dan
cara belajar dan mengajar yang baru.
2)
Observasi kelas (classroom observation)
Bisanya
dibedakan menjadi 2 observasi langsung dan tidak langsung .tujuannya untuk
memperoleh data yang subyektip mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat
digunakan untuk menganalisa kesulitan yang dihadapi guru-guru dlam usaha
memperbaiki hal belajar mengajar.
3)
Percakapan pribadi (individual
conference)
Dalam percakapan
itu keduanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik .
Tujuannya terutama sekali untuk memberikan kemunginn pertumbuhan jabatan guru
melalui pemecahan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Jenis-jenis perckapan
pribai adalaah classroom conference yaitu percakapan pad saat murid-murid tidak
ada lagi dikelas, Office conference yaitu percakapan yang dilakukan di ruang
kepala sekolah atau ruang guru, casual conference yaitu percakapan yang
dilakukan secara kebetulan, observational visitation yaitu seorang supervisor
mengunjungi kelas dimana guru sedang mengajar .
b. Teknik
yang bersifat kelompok
1)
Pertemuan orientasi bagi guru baru
Pertemuan ini ialah salah satu
daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki
suasana kerja yang baru.
2)
Panitia penyelenggara
Suatu kegiatan bersama biasanya
perlu diorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk beberapa orang penanggung jawab pelaksana.
3)
Studi kelompok antar guru
Guru-guru dalam mata pelajaran
sejenis berkumpul bersama untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan
pelajaran .
4)
Tukar menukar pengalaman
Tujuannya agar guru dapat belajar
dari pengalaman temannya dalam membimbing murid .
5)
Lokakarya (workshop)
Suatu kegiatan belajar kelompok
yang memecahkan problema yang dihapi melalui percakaapan dan bekerja secra
kelompok maupun bersifat perseorngan .
6)
Seminar
Untuk memanfaatkan sebaik-baiknya
produktivitas berpikir secara kelompok berupa saling bertuar pengalman dn
saling koreksi antara anggota kelomok yang lain .
2.
Pendekatan
dalam Supervisi Pendidikan
Pendekatan yang
digunakan alam menerapkan supervise pendidikan sering diasarkan pada
prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervsi pendidikan sangat bergantung pada
prototype guru. Secara teoretis,
terdapat beberapa pendekatan yang digunakan supervisor dalam melakukan
supervisi pendidikan sebgai berikut
a. Pendekatan
Langsung ( Direct Approach)
Pendekatan
langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang bersifatlangsung .
Pendektan langsung ini berdasarkan pada pemahaman terhadap psikologi
behaviorisme yang pada prinsipnya menyatakan bahwa segala perbuatan berasal
dari refleks, yaitu respons terhadap rangsangan atau stimulus . Oleh karena
itu, guru yang mengalami kekurangan, perlu diberi rangsangan agar dia dapat
bereaksi. Perilaku supervisor dalam pendekatan langsung adalah sebagai berikut
: menjelaskan, menyajikan,mengarahkan, memberi contoh,menetapkan tolak uku, dan
memberi penguatan.
b. Pendekatan
tidak langsung ( Non-Direct Approach)
Pendekatan
non-direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak
langsung. Supervisor memberikan kesempatan yang sebanyak mungin kepada kepala
sekolah dan para guru untuk mengemukakan permaslahn yang mereka alami.
Pendektan
non-direktif ini berdasarkan pada
pemahaman psikologi humanistic yang dalam prinsipnya menyatakan bahwa orang
yang akan dibantu itu sangat dihargai . Oleh karena itu pribadi kepala sekolah
dan guru yang akan dibina begitu dihormati sehingga supervisor lebih banyak
mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolaah dan guru. Perilaku
supervisor dalam
pendekatan non-direktif sebagai berikut: mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan permasalahan.
c. Pendekatan
Kolaboratif
Pendekatan
Kolabortif adalah pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dengan
pendekatan non-direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, supervisor dan kepala
sekolah,guru dan staf sekolah bersma-sama dan bersepakat untuk menetapkan
struktur,proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap
masalah yang dihadapi. Perilaku
supervisor dalam pendekatan kolabortif sebagai berikut
menyajikan,menjelaskan,mendengarkan,memecahkan permasalahan yang kemudin
dinegosiasi berama-sama dan dicari pemecahan permasalahannya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal. Guru merupakan komponen yang sangat penting sehingga
dapat memberikan sumbangan literasi secara maksimal untuk mencapai tujuan
sekolah.
Sumbangan dapat diberikan
bila guru dan kepala sekolah memahami kewajiban dan haknya dalam melaksanakan
tugas di sekolah. Pemimpin yang efektif, adalah pemimpin yang anggotanya
dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja,
motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal, dan kebutuhan
lainnya yang pantas di dapatkan.
Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya
berkenaan dengan model yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun
model yang dapat ditetapkan secara konsisten pada ragam situasi organisasi. Peran
kepala sekolah sangat penting dalam menentukan orientasi kerja harian, mingguan,
bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika
pendidikan di sekolah.pemecahan problem etika ini berperan sebagai komitmen
dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi pengajaran
konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh
supervisor untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan
penyelesaian masalah manajerial engan sasaran kepala sekolah dalam
mengembangkan kelembgaan serta masalah-masalah lain yng berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan dan masalah kademik dengan sasaran para guru kelas dan atau mata
pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan
atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian hasil belajar peserta didik.
B.
Saran
Dengan
adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami apa itu
Kepemimpinan Pendidikan. Selain itu, diharapkan dapat memahami Supervisi
Penidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Wahjosumidjo.
2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Jakarta: Rajawali Pers.
Bafadal,
ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran.
Jakarta: Bumi aksara.
Sahertian, Piet
A. 2000. Konsep Dasar & Teknik
Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Daryanto, M.
2006. Administrasi Pendidikan.
Jakarta: Rinerka Cipta.
Mulyasa, H.E.
2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala
sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, syaiful.
2009. Kemampuan Profesional Guru &
Tenaga Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mashudi, Farid.
2015. Pedoman Lengkap Evaluasi dan
Supervisi Bimbingan Konseling. Yogyakarta: DIVA Press
Sahertian, Piet.
A., Frans Mataheru. 1981. Prinsip dan
Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Dirawat, Busra
Lamberi, Soekarto Indrafachrudi. 1971. Kepemimpinan Pendidikan Dalam Rangka:
Pertumbuhan Djabatan Guru-Guru. Malang: IKIP Malang
Imron, Ali.
2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat
Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Pidarta, Made.
2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Sudarna, Momon.
2013. Profesi Guru: Dipuji, Dikritisi,
dan Dicaci. Depok: PT Rajagrafindo Persada
Rifai, Moh.
1982. Supervisi Pendidikan. Bandung:
JEMMARS