Wikipedia

Search results

MAKALAH TENTANG BIMBINGAN KONSELING


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dilingkungan sekolah sangatlah banyak masalah, masalah tersebut terjadi pada siswa itu sendiri yang tidak dapat diselesaikan oleh guru biasa di sekolah . Maka , dari hal itu siswa harus dididik atau di beri wawasan mengenai Bimbingan dan Konseling ini .seorang siswa harus mengenal atau mengetahui tentang pengertian Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah mereka di sekolah tersebut

Bimbingan dan  Konseling merupakan dua kata yang saling berkesinambungan dan dua kata yang serasi dan selalu di pakai  dalam lingkungan sekolah . dalam hal tertentu istilah ini dapat berarti sama . tetapi, dalam hal tertentu juga istilah ini akan mempunyai hal yang berbeda pula.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian,Tujuan dan Peranan Bimbingan Konseling ?
2.      Apa saja Landasan ,dan Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling?
3.      Apa Asas-asas , Kode etik, progam Bimbingan Konseling di Sekolah ?







BAB II
ISI

A.    Pengertian, Tujuan dan Peranan Bimbingan Konseling 
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata “conseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral. Untuk pemahaman yang yang lebih jelas, dalam uraian berikut pengertian bimbingan dan konseling diuraikan secara terpisah. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang bersifat menunjang bagi pengembangan pribadi dan bagi individu yang dibimbing. Konseling adalah suatu hubungan professional yang diadakan oleh seseorang konselor yang sudah dilatih untuk perkerjaannya itu. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu aspek dari pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa untuk mberkembang secara optimal. Bantuan yang diberikan melalui bimbingan dan konseling diarahkan kepada penguasaan sejumlah kompetensi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan, seperti  kompetensi fisik, intelektual, sosial, pribadi, dan spiritual.


1.      Tujuan Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu tujuan bimbingan dan konseling adalah dalam rangka: membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau dikonseling, membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien, membantu mengembangkan perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya, membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
Adapun tujuan lainnya adalah sebagai berikut:
1.      Pengenalan terhadap diri sendiri dan penerimaan terhadap diri sendiri.
2.      Penyesuaian diri terhadap lingkungan (sekolah, rumah, masyarakat).
3.      Pengembangan potensi semaksimal mungkin.
4.      Pemecahan masalah dengan baik dan realistis.
Bimbingan dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu individu dalam mencapai hal hal berikut ini :
1.      Kebahagiaan hidup pribadi
2.      Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat
3.      Hidup bersama dengan individu
4.      Harmonis antara individu dan kemampuan

   2. Peranan Bimbingan Konseling
Secara umum dapat dilihat peranan pelayanan bimbingan konseling dalam pendidikan, yakni sesuai dengan urgensi dan kedudukannya maka ia berperan sebagai penunjang kegiatan pendidikan lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan melalui Undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2003 tentang sidiknas. Peran ini dimanifestasikan dalam bentuk membantu para peserta untuk mengembangkan kompetensi religious, kompetensi kemanusiaan, kompetensi sosial, serta membantu kelancaran para perserta didik dalam pengembangan kompetensi akademik profesional sesuai dengan bidang yang ditekuninya melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
Mengingat hal-hal seperti itu maka dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah perlu dipertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut :
1.      Peran kepembimbingan guru dalam proses pembelajaran
Jika dilihat dari target populasi khusus, seperti dikemukakan sebagian depan bab ini, bimbingan di sekolah dasar selainmelayani anak normal padaumumnyajuga sangatmungkin dituntut untuk melayani anak atau peserta didik yang berbakat, berkesulitan belajar, dan berperilaku bermasalah.
2.      Teknik membantu siswa bermasalah
Upaya membantu siswa bermasalah dan menggantinya dengan perilaku yang efektif menghendaki keterampilan khusus dari guru. Bagi guru yang berperan sebagai wali kelas sekaligus sebagai guru pembimbing, penanganan dan pencegahan perilaku bermasalah dapat ditempuh dengan mengembangkan kondisi pembelajaran yang dapat memperbaiki kesehatan mental peserta didik.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk memperoleh lingkungan belajar yang sehat :
a.       Memanfaatkan pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok
b.      Memanfaatkan pendekatan-pendekatan kelompok dalam melakukan bimbingan
c.       Mengadakan konverensi kasus dengan melibatkan guru dan orangtua siswa
d.      Menjadikan segikesehatan mental sebagaisalah satu segi evaluasi
e.       Memasukkan aspek-aspek hubungan insaniyah ke dalam kurikulum sebagai bagian terpadu dari bahan ajaran yang harus disajikan guru
f.       Menaruh keperdulian khusus terhadap faktor-faktor psikologis yang harus dipertmbangankan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

3.      Landasan dan prinsip Bimbingan Konseling
a.Landasan Bimbingan Konseling
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah  landasan yang dapat menimbulkan  arahan dan pemahaman bagi konselor dalam melakukan kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling berhubungan  dengan usaha mencari jawaban yang hakiki .



a)      Landasan Psikologis
Landasan psikologis adalah landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku manusia  yang menjadi sasaran layanan . Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor ialah :
1)      motivasi;
2)      pembawaan dan lingkungan,
3)      perkembangan individu;
4)      belajar
5)      kepribadian.
2.Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
3.Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian.
Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, memperluas landasan bimbingan dan konseling dengan menambahkan landasan paedagogis, landasan religius dan landasan yuridis-formal.
4.      Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling
1.      Prinsip Bimbingan Konseling
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling perlu memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran yaitu :
a.       Bimbingan harus berpusat kepada anak yang dibimbing
§  Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam seluruh kegiatan pendidikan
b.      Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan individu yang meliputi sosial emosional, motorik kasar, motorik halus, visual, pendengaran, bahasa, dan kecerdasan.
c.       Bimbingan harus dimulai dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh anak.
d.      Layanan bimbingan diberikan kepada semua anak sebagai individu dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah
e.       Bimbingan harus luwes, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak
f.       Dalam memberikan bimbingan hendaknya selalu mencari dan menggunakan data yang tersedia mengenai anak serta lingkungannya dalam kurun waktu tertentu.
g.      Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orangtua hendaknya diciptakanan situasi aman dan meyenangkan sehingga memungkinkan komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman.
h.      Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan, hendaknya orangtua diikut sertakan supaya mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya dirumah.
i.        Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh guru sebagai pelaksana bimbingan dan konseling.
j.        Dalam hal ini diperlukan penanganan khusus maka disarankan untuk disalurkan kepada tenaga ahli misalnya psikiater, psikolog dan konselor.
k.      Layanan bimbingan selayaknya diberikan secara berkelanjutan.
l.        Harus dijaga kerahasiaan data tentang anak yang dibimbing.
Prinsip-prinsip bimbingan ini perlu diperlu diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, mengingat anak usia dini yang bersifat unik egosentris dan imaginative.
5.      Asas-asas Bimbingan Konseling 
a.       Asas kerahasiaan , yaitu asas yang menuntut kerahasiaan segenap dan atau keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan . dalam hal ini , pembimbing atau konselor dituntut untuk menjamin kerahasiaan data klien. Artinya , dia itu tidak boleh diinformasikan kepada siapa pun , kecuali kepada pihak-pihak yang terlibat dalam team work yang secara bersama-samsa membantu memecahkan masalah klien.
b.      Asas kesukarelaan, yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik mengikuti/menjalani layanan yang diperuntukkan baginya .
c.       Asas keterbukaan , yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan bersikpa terbuka dan tidak berpura-pura baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pembengangan keterbukaan peserta didik .
d.      Asas kegiatan , yaitu asas yang mengehendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan mau berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan kegiatan bimbingan
e.       Asas kemandirian , yaitu asas yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling ,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan bimbigan dan konseling diharapkan menjadi individu yang mandiri
f.       Asas kekinian , yaitu asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik dalam kondisinya sekarang .
g.      Asas kedinamisan , yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju , tidak monoton dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu
h.      Asas keterpaduan , yaitu asas yang mengehndaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling , baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun oleh pihak lain , saling menunjang , harmonis dan terpadukan
i.        Asas kenormatifan , yaitu asas yang mengehendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada  yaitu norma agama , norma hukum dan peraturan , adat istiadat , illmu pengetahuan dari kebiasaan yang berlaku .
j.        Asas keahlian  , yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional
k.      Asas alih tangan , yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik mengalihkan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli .
l.        Asas tut wuri handayani , yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi, mengembangkan keteladanan , memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju .

6.      Kode Etik Bimbingan Konseling
Secara etimologis , “kode etik” berarti pola aturan , tata cara , tanda , pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan . dengan kata lain , kode etik merupakan pola aturan  atau cara etis sebagai pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai , dan norma yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu .
Secara umum fungsi kode etik guru berfungsi:
a.agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya , sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
                        b. agar guru bertanggung jawab atas profesinya
c. agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal
d. agar guru mamou meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan,sehingga jasa profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat
e. agar profesi ini membantu dalam memecahkan masalah dan mengembangkan diri
f. agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah
Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru dengan peserta didik , orang tua peserta didik,pimpinan,masyarakat dan dengan misi tugasnya . jalinan hubungan tersebut dilakukan untuk berbagai kepentingan , terutama untuk kepentingan perkembangan siswa secara optimal . secara jelas , jalinan hubungan itu diatur oleh kode etik .
7.      Progam bimbingan konseling di sekolah
Progam pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan progam antar kelas dan antarjenjang kelas , dan mensinkronisasikan progam pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler , serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/madrasah . progam bimbingan dan konseling terdiri dari lima jenis progam,yaitu :
a.       Progam tahunan , yaitu progam pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah
b.      Progam semesteran , yaitu progam pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama saty semester yang merupakan jabaran progam tahunan .
c.       Progam bulanan , yaitu progam pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran proa semesteran
d.      Progam mingguan , yaitu progam pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selam satu tmiggu yang merupakan jabaran progam bulanan .
e.       Progam harian , yaitu progan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu . progam harian merupakan jabaran daru progam mingguan dalam bentuk satuan layanan (satlan) dan satuan kegiatan pendukung (satkung)










BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Guru membantu setiap priadi anak didik gar berkembang secara optimal baik secara akademik ,psikologis maupun sosial . tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah guru sebagai pemipin generasi muda ,penegak disiplin ,pelaksanaan administrasi pendidikan ,guru sebagai pakar dalam bidangnya .
Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling . Bimbingan dan konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk mencapai tujuan yang dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang untuk menangani masalah klien, yang di dukung dengan keahlian dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Bimbingan dan konseling adalah dua komponen yang tak terpisahkan dan saling membutuhkan dan saling berperan didalam proses bimbingan dan konseling.




DAFTAR PUSTAKA
Ormrod,Jeanne Ellis.2008.Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan     Berkembang Jilid 2.Jakarta:Erlangga.
Suryabrata,sumadi.1989.Psikologi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Uno,B Hamzah.2012.Profesi Kependidikan.Jakarta:Bumi Aksara.
Sutirna.2013.Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik.yogyakarta:CV.Andi Offset.
Gaza,Mamiq.2012.Bijak Menghukum Menghukum Siswa.yogyakarta:Ar-Ruzz
            Media.
Elfi,Mu’awanah.2012.Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar.Jakarta:
            Bumi Aksara.
Satori,Djam’an.2008.Profesi Keguruan.Jakarta:Universitas Terbuka.