Wikipedia

Search results

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pada suatu lembaga pendidikan tentunya ada suatusistem yang bergerak dalam mengatur sistematika yang akan dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam sebuah pengaturan tersebut tentunya akan dibentuk stuktural sebagai gambaran dari susunan tugas dan fungsi dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam struktural tersebut terdapat seorang pemimpin yang bertugas sebagai seorang inovasi serta pengawas  jabatandari struktur yang lain dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.dalam struktur kependidikan, kepala sekolah berperan sebagai pemimpin yang akan menentukan keberhasilan dan kemajuan suatu lembaga pendidikan.
Didunia pendidikan Kepala sekolah dan pengawas – pengawas yang lain  dikenal sebagai supervisi pendidikan atau yang sering disebut dengan pengawas pendidikan. adanya pengawasan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai pendidik lainnya dengan cara memberi masukan dan bimbingan tentang cara dan metode yang baik serta professional dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan berkembangnya supervisi di dunia pendidikan, tentu saja akan memberi pengaruh yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia. sehingga pendidik memiliki kompeten dalam mengembangkan pendidikan yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif. Sehingga bisa membawa daya saing lembaga pendidikan tersebut di kacah internasional.
Sebagai petugas sekolah sepertihalnya guru yang merupakan pelaku dalam kegiatan sekolah dituntut untuk dapat mengenal tempat bekerjanya sepertitentang apa yang terjadi disekolah atau lembagatersebut.hal tersebut tentu akan membantu mereka dalam memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memahami faktor langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar-mengajar.
Selain pemahaman tentang proses belajar mengajar, guru juga harus memahami tentang administrasi yang ada di dunia pendidikan  seperti halnya administrasi pengembangan kurikulum yang akan membantu dalam menerjemahkan kurikulum menjadi pengalaman belajar siswa. Sedangkan pemahaman administrasi kesiswaan akan sangatmembantu mereka dalam melaksanakan dan menjalankan tugas memproses siswa tersebut menjadi lulusan yang bermutu tinggi.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa peranan guru dalam administrasi sekolah?
2.    Bagaimanakah konsep dasar kepemimpinan
3.    Bagaimanakah prinsif dan model kepemimpinan
4.    Apa peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5.    Bagaimanakah hakikat dan prinsip supervisi pendidikan
6.    Bagaimanakah teknik dan pendekatan supervisi pendidikan
C.    Tujuan
Tujuan adanya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui peran guru dalam administrasi sekolah
2.    Memahami konsep dasar kepemimpinan
3.    Mengetahui prinsip dan model kepemimpinan
4.    Mengetahui fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5.    Mengetahui teknik pendekatan Supervisependidikan













BAB II
PEMBAHASAN
A.      Peran Guru dalam Administrasi Sekolah
Secara konsepsional administrasi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa administrasi dalam dunia pendidikan sebagai penerapan administrasi dan pembinaan, pengembangan serta pengendalian usaha dan praktek pendidikan.
Administrasi pendidikan dalam arti sempit seringkali diartikan sebagai semata-mata kegiatan ketatausahaan, seperti penyelenggaraansurat-menyurat, mengatur, mencatat, mendokumentasikan kegiatan, mengurus keuangan, dan sebagainya. Begitulah gambaran seputar administrasi pendidikan dibenak kita.namunlebih luasnya administrami pendidikan mengandung arti instruksional, fungsional, sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan dan diorganisir serta digerakkan, menggunakan strategi dan pengawasan.
Administrasi pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan psikologi pendidikan, sosiologi, pendidikan antropologi, dan Ilmu Komunikasi. Bimbingan ilmu ini, memberikan dasar dalam pengelolaan murid yang menjadi bidang garapan administrasi pendidikan dan Guru berperan sebagai tenaga profesional kependidikan.dalam menjalankan fungsi administrasi pembelajaran, tentu saja aparaturpendidikan harus mengetahui tugasnya dalam konteks pengelolaan murid, pengelolaan pembelajaran, mengukur kemajuan belajar murid dan kegiatan pembelajaran lainnya yang dilakukan di sekolah.
Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa ruang lingkup administrasi pendidikan terfokus pada kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan kebutuhan sekolah dan sekolah sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan Fokus utama adalah memberikan pelayanan belajar.
Dari pembelajaran ilmu administrasi pendidikan, dapat diketahui bahwa guru merupakan komponen yang sangat penting sehingga dapat memberikan sumbangan literasi secara maksimal untuk mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala sekolah memahami kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah.
B.       Konsep Dasar Kepemimpinan
Menurut Sondang P. Siagian (1985:6)Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen.karena kepemimpinan merupakan motor penggerak dari semua sumber dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi.Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan memelihara lingkungan dimana Manusia bekerja sama dalam suatu kelompok yang terorganisir dengan baik dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Kepemimpinan merupakan aktivitas manajerial yangPenting dalam setiap organisasi khususnya dalam pengambilan kebijakan atau keputusan sebagai inti dari kepemimpinan. Menurut Gordon(1990), tidak semua orang dapat menjadi pemimpin yang efektif dalam suatu organisasi.
Pemimpin yang efektif, adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya yang pantas di dapatkan. Kepemimpinan berasal dari kata “pemimpin” menurut Wirawan (2002:65) kepemimpinan adalah orang yang dikenal dan berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya. Dari pengertian tersebut, pada pokoknya kepemimpinan adalahPerilaku mengarahkan aktivitas-aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota melalui proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah menjadi target. dalampelaksanaan kegiatan dan keputusan kerja, aktiviskepemimpinan harus berkisar  pada :
1.    Perilaku mengarahkan aktivitas,
2.    Aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota,
3.    Proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang spesifik,
4.    Interaksi antara personal untuk mencapai hasil yang ditentukan,
5.    Melakukan inisiatif dalam melakukan kegiatan dengan memelihara keputusan kerja aktivis.
Dengan demikian kepemimpinan dapat dimaknai sebagai perilaku dan aktivitas mempengaruhi dan menggerakkan orang atau pengikut dengan memelihara keputusan kerja untuk mencapai tujuan yang spesifik. Untuk  memenuhi keriteria pemimpin yang baik maka diperlukan :
1.    Kepemimpinan yang visioner agar penyelenggaraan pendidikan mampu merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya membangun SDM.
2.    Kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan agar proses pembelajaran yang diselenggarakan pada suatu pendidikan dapat memberikan jaminan proses pelayanan belajar yang berkualitas juga mutu lulusan yang kompetitif
3.    Ketetapan pemimpinan dalam mengambil keputusan agar semua keputusan yang diambil adalah keputusan yang dibutuhkan bukan atas keinginan pihak mengambil keputusan
4.    Perlu adanya pendelegasian, agar pembagian tugas dalam menghiasi arti pencapaian target dapat lebih lancar dan lebih terukur sehingga target dapat dipenuhi Sesuai yang diharapkan.
5.    Sikap demokratis harus dikembangkan pemimpin agar terjadi kebersamaan dan semangat yang sama untuk memperoleh keberhasilan dan kesuksesan yang maksimal.
C.       .Prinsip dan Model Kepemimpinan
Setiap pemimpin pasti mrmiliki cara dan gaya tersendiri dalam memimpin dirinya dan anggotanya.oleh karena itu seorang pemimpinm miliki prinsip dan model tersendiri. Mc.Gregor (1957) dalam penelitiannya yang dikutip oleh Flippo (1980) merumuskan ada tiga prinsip kepemimpinan yang dapat digunakan oleh pemimpin atas dasar situasi yang menghendakinya :
1.    Pemimpin dengan Model Otokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana pemimpin membuat keputusan sendiri karena kekuasaan terpusat dalam diri satu orang.



2.    Kepemimpinan Gaya Partisipatif atau Demokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana pemimpin berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang menarik perhatian mereka karena dapat menyumbangkan sesuatu.
3.    Kepemimpinan Model Kendali Bebas atau Liberal
Model kepemimpinan ini adalah dimana pemimpin memberikan kekuasaan pada bawahan kelompok untuk dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan sendiri.
Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan model yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun model yang dapat ditetapkan secara konsisten pada ragam situasi organisasi. Menurut para ahli tidak ada kepemimpinan yang baik untuk semua situasi sehingga masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda-beda.karena itu aspek penerapan gaya kepemimpinan tidak lebih penting daripada persoalan kemampuan pemimpin dalam memperlakukan semua unsur personil secara manusiawi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan berkualitas dengan standar dan yang dipersyaratkan.
D.      Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan
Salah satu pengelolaan pendidikan yaitu dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta berkelanjutan merupakan komitmen dan pemenuhan janji sebagai pemimpin pendidikan. Peran kepala sekolah sangat penting dalam menentukan orientasi kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika pendidikan di sekolah.pemecahan problem etika ini berperan sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi pengajaran konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
     Setelah kepala sekolah itu diangkat baik oleh pemerintah Yayasan ataupun organisasi yang mengangkatnya maka kepala sekolah tugas dan jam kerjaya harus melebihi jam kerja guru dan karyawan non guru karenanya kepala sekolah sering berada di sekolah sebelum orang lain datang. Tugas seberat ini menjadi alasan mengapa kedisiplinan kepalasekolah begitu penting dan dilaksanakan dengan sepenuh hati. penilaian kepala sekolah adalah penilaian terhadap prestasi dalam jabatan yang secara ideal merupakan penilaian prestasi dalam penetapan dan pencapaian sasaran yang dapat diverifikasi dalam prestasi sebagai pemimpin pendidikan. Kinerja seorang pemimpin adalah proses penentuan baik buruknya kinerja organisasi, dan program kegiatan di suatu lembaga.
E.       Hakikat dan Prinsip Supervisi Pendidikan
1.    Hakikat Supervisi Pendidikan
Surat Keputusan Menpan Nomor 118 tahun 1996 yag diperbarui dengan SK Menpan Nomor 091/KEP/MENPAN/10/2001 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, lebih suka menggunakan istilah pengawas sekolah daripada supervisor. Pasal 1 ayat 1 dalam SK Menpan tersebut, dnyatakan pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang seara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan. Dengan demikian hakikat supervisor pendidikan sesungguhnya adalah seseorang yang diangkat menjadi pegawai negeri sipil dengan jabatan supervisor untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawab mensupervisi satuan-satuan pendidikan, baik supervisi manajerial maupun supervisi akademik. Dengan melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam pencapaian tujuan pendidikan.
2.    Prinsip Supervisi Pendidikan
Menurut soetopo (2011) ada tujuh prinsip supervise yaitu :
1.    Prinsip organisasial, artinya pengawasan dapat dilakukan dalam kerangka struktur organisasi yang melingkupnya.
2.    Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan atau kekurangan, kemudian mencarai jalan pemechana agar  meanajemen dapat berjalan sesuai dengan standard an organisasi dalam mencapai tujuan.
3.    Prinsip komunikasi, artinya pengawasan dilakukan untuk membina system kerja ama antara atasan dan bawahan, mebina hubungan baik antara atasan dan bawahan dlam proses pelaksanaan pengelolaan organisasi.
4.    Prinsip pencegahan, artimya pengawasan dilakukan untuk menghindari adanya kesaalahan dalam mengelola komponen-komponen organisasi.
5.    Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua roses manajemen berada pada rrel yang telah digariskan sebelumnya.
6.    Prinsip objektif, artinya pengawasan dilakukan berdasarkan data-data nyata lapangan tanpa menggunakan penilaian dan tafsiran pengawas.
7.    Prinsip kontinutas, artinya pengawwasan dilakukan secara terus menerus, baik selama berlangsung proses pelaksanaan kerja.
Menururt Bafadal (2008)  menyebutkan prinsip-prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut :
1.    Supervisi pengajaran harus mampu menciptkan hubungan kemanusiaan yang harmonis
2.    Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan
3.    Supervisi pengajaran harus demokratis
4.    Supervisi pengajaran harus komparatif
5.    Suervisi pengajaran harus konstruktif
6.    Supervisi pendidikan harus objektif
Maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip sepervisi pendidikan sebagai berikut :
1.    Prinsip Ilmiah,
Mengandung ciri-ciri antara lain :
a.    Kegiatan supervise dilaksanakan berdasaran data objektif yang diperoleh dalam kenyataan proses belajar mengajar.
b.    Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
c.    Setiap kegiatan supervsisi dilaksanakan secra sitematis, terencana dan kontinuitas.
2.    Prinsip demokratis
Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup  menerima pendapat orang lain.
3.    Prinsip kerja sama
Istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience,  memberi suport, menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4.    Prinsip konstruktif dan kreatif, setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangan potensi kreativitas kalau supervise mampu menciptaan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara- cara yang menakutkan.
F.       Teknik dan Pendekatan Supervisi Pendidikan
1.    Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial engan sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan kelembgaan serta masalah-masalah lain yng berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah kademik dengan sasaran para guru kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian hasil belajar peserta didik. Beberapa teknik supervise penidikan sebagai berikut:
a.    Teknik yang bersifat individual
1)    Perkunjungan ke kelas (classroom  visitation)
Tujuan perkunjungan ke kelas ialah menolong guru-guru dalam hal pemecahan kesulitan yang mereka hadapi dan berfungsi sebagai alat untuk memajukan cara mengajar dan cara belajar dan mengajar yang baru.
2)    Observasi kelas (classroom observation)
Bisanya dibedakan menjadi 2 observasi langsung dan tidak langsung .tujuannya untuk memperoleh data yang subyektip mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan yang dihadapi guru-guru dlam usaha memperbaiki hal belajar mengajar.
3)    Percakapan pribadi (individual conference)
Dalam percakapan itu keduanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik . Tujuannya terutama sekali untuk memberikan kemunginn pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Jenis-jenis perckapan pribai adalaah classroom conference yaitu percakapan pad saat murid-murid tidak ada lagi dikelas, Office conference yaitu percakapan yang dilakukan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, casual conference yaitu percakapan yang dilakukan secara kebetulan, observational visitation yaitu seorang supervisor mengunjungi kelas dimana guru sedang mengajar .
b.    Teknik yang bersifat kelompok
1)    Pertemuan orientasi bagi guru baru
Pertemuan ini ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru.
2)    Panitia penyelenggara
Suatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk beberapa orang penanggung jawab pelaksana.
3)    Studi kelompok antar guru
Guru-guru dalam mata pelajaran sejenis berkumpul bersama untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan pelajaran .
4)    Tukar menukar pengalaman
Tujuannya agar guru dapat belajar dari pengalaman temannya dalam membimbing murid .
5)    Lokakarya (workshop)
Suatu kegiatan belajar kelompok yang memecahkan problema yang dihapi melalui percakaapan dan bekerja secra kelompok maupun bersifat perseorngan .
6)    Seminar
Untuk memanfaatkan sebaik-baiknya produktivitas berpikir secara kelompok berupa saling bertuar pengalman dn saling koreksi antara anggota kelomok yang lain .
2.    Pendekatan dalam Supervisi Pendidikan
Pendekatan yang digunakan alam menerapkan supervise pendidikan sering diasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervsi pendidikan sangat bergantung pada prototype guru.  Secara teoretis, terdapat beberapa pendekatan yang digunakan supervisor dalam melakukan supervisi pendidikan sebgai berikut
a.    Pendekatan Langsung ( Direct Approach)
Pendekatan langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang bersifatlangsung . Pendektan langsung ini berdasarkan pada pemahaman terhadap psikologi behaviorisme yang pada prinsipnya menyatakan bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respons terhadap rangsangan atau stimulus . Oleh karena itu, guru yang mengalami kekurangan, perlu diberi rangsangan agar dia dapat bereaksi. Perilaku supervisor dalam pendekatan langsung adalah sebagai berikut : menjelaskan, menyajikan,mengarahkan, memberi contoh,menetapkan tolak uku, dan memberi penguatan.
b.    Pendekatan tidak langsung ( Non-Direct Approach)
Pendekatan non-direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Supervisor memberikan kesempatan yang sebanyak mungin kepada kepala sekolah dan para guru untuk mengemukakan permaslahn yang mereka alami.
Pendektan non-direktif  ini berdasarkan pada pemahaman psikologi humanistic yang dalam prinsipnya menyatakan bahwa orang yang akan dibantu itu sangat dihargai . Oleh karena itu pribadi kepala sekolah dan guru yang akan dibina begitu dihormati sehingga supervisor lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolaah dan guru. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif sebagai berikut: mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan permasalahan.

c.    Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan Kolabortif adalah pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dengan pendekatan non-direktif menjadi cara pendekatan baru.  Pada pendekatan ini, supervisor dan kepala sekolah,guru dan staf sekolah bersma-sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur,proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi. Perilaku supervisor dalam pendekatan kolabortif sebagai berikut menyajikan,menjelaskan,mendengarkan,memecahkan permasalahan yang kemudin dinegosiasi berama-sama dan dicari pemecahan permasalahannya.























BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal. Guru merupakan komponen yang sangat penting sehingga dapat memberikan sumbangan literasi secara maksimal untuk mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala sekolah memahami kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah. Pemimpin yang efektif, adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya yang pantas di dapatkan.
Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan model yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun model yang dapat ditetapkan secara konsisten pada ragam situasi organisasi. Peran kepala sekolah sangat penting dalam menentukan orientasi kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika pendidikan di sekolah.pemecahan problem etika ini berperan sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi pengajaran konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial engan sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan kelembgaan serta masalah-masalah lain yng berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah kademik dengan sasaran para guru kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian hasil belajar peserta didik.



B.       Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami apa itu Kepemimpinan Pendidikan. Selain itu, diharapkan dapat memahami Supervisi Penidikan.




























DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers.
Bafadal, ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi aksara.
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rinerka Cipta.
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru & Tenaga Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mashudi, Farid. 2015. Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling. Yogyakarta: DIVA Press
Sahertian, Piet. A., Frans Mataheru. 1981. Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Dirawat, Busra Lamberi, Soekarto Indrafachrudi. 1971.  Kepemimpinan Pendidikan Dalam Rangka: Pertumbuhan Djabatan Guru-Guru. Malang: IKIP Malang
Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudarna, Momon. 2013. Profesi Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Depok: PT Rajagrafindo Persada
Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: JEMMARS