Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat
Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, berkat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Salawat dan salam senantiasa kami panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sebagai teladan bagi
para umat muslim.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan- kekurangan.
Apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenang di hati pembaca oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
karena kita ketahui bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat di harapkan
untuk lebih memotivasi penulis agar lebih menyenpurnakan karya-karya tulis
selanjutnya.
Semoga dengan adanya makalah ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah pengetahuan, wawasan serta kelak dapat di amalkan kepada
generasi-generasi selanjutnya.
Malang, Maret 2018
DAFTAR
ISI
HALAMANJUDUL
KATA
PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR
ISI .................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...............................................................................1
B.
Rumusan Masalah ..........................................................................2
C.
Tujuan .............................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN .............................................................................
1.
Pengertian model pembelajaran.....................................................
2.
Prinsip dasar pengembangan model..............................................
3.
Model-model pembelajaran ppkn..................................................
4.
Metode pembelajaran......................................................................
5.
Teknik pembelajaran......................................................................
6.
Deskripsi pembelajaran inti............................................................
7.
Peta konsep......................................................................................
BAB
III PENUTUP .....................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu
tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan
kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana
seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk
memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika, guru
paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai
metode belajar mengajar serta hubungannya dengan
belajar disampingkemampuan - kemampuan lain yang menunjang. Bertolak
dan bermuara pada kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan
tentang berbagai metode belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama
guru yaitu mengajar.
Sesuai
dengan karakteristik anak SD dan seusianya, model pembelajaran yang sering
digunakan ialah model pembelajaran Kontekstual, Kooperatif, dan Portofolio.
Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai model-model yang cocok
untuk pembelajaran PKN agar siswa lebih tertarik pada peljaran tersebut.
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkanadanya
tuntutan kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang
bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut
untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar
jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis
berbagai model belajar mengajar serta hubungannya dengan
belajar disamping kemampuan - kemampuan lain yang menunjang. Bertolak
dan bermuara pada kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan
tentang berbagai model belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama
guru yaitu mengajar.
Masalah social melalui pengetahuan, ketrampilan,sikap, dan kepekaan
untuk menghadapi dan memecahkan masalah social tersebut. Sesuai
dengan karakteristik anak SD dan seusianya, model kontekstual, kooperatif,
dan poortofolio. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai model yang
cocok untuk pembelajaran PPKN agar siswa lebih tertarik pada peljaran
tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
definisi tentang pembelajaran PPKN SD 1?
2. Bagaimana
model-model pembelajaran PPKN SD 1?
3. Bagaimana
kegiatan inti didalam pelaksanaan pemebalajaran PPKN SD 1?
4. Bagaimana
peta konsep yang ada didalam pembelajaran PPKN SD 1?
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui definisi lengkap dari pembelajaran ppkn sd 1 dan penerapan
model-model apa saja yang digunakan saat
melaksanakan pembelajaran. Dan untuk kegiatan inti didalam pelaksanaan
pembelajaran ppkn sd 1, dan
selanjutnya pembentukan peta konsep agar kegiatan-kegiatan dapat ditata dengan
sebaik mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Model Pembelajaran
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.Unsur terpenting dalam
mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Cara mengajar guru
yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan
baik. Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya ( mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar
lainnya ) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
Menurut Marhaeni (2013), model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran
yang tergambar dalam proses pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru
di kelas. Sedangkan Mohamad Syarif Sumantri (2015) mengatakan model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perencanaan pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Menurut Trianto (2012:51) model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas
(Arend dalam Trianto, 2012). Jadi model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang berupa gambaran proses pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan,
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan
peserta didik.
2. Prinsip Dasar Pengembangan Model
Prinsip-prinsip dasar pengembangan
model adalah sebagai berikut :
a.
Elaborasi
Model
dimulai dari yang sederhana sampai didapatkan model yang representatif.
b.
Analogi
Pengembangan
menggunakan prisip-prinsip dan teori yang sudah dikenal luas.
c.
Dinamis
Pengembangannya ada kemungkinan untuk bisa diulang.
3.
Contoh Model Pembelajaran PPKn SD
Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.Fungsi model pembelajaran
adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
Model-model Pembelajaran PKn di SD
Model-model pembelajaran PKn di SD
menurut Fathurohhman (2012) adalah sebagai berikut.
1. Model Pembelajaran
Kontekstual
Pengertian model pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara
materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa dengan keadaan nyata yang
dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Trianto (2012) model
pembelajaran CTL adalah suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten
mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US.Departement of Education the
National School-to-work Office yang dikutif oleh blancbard, 2001).
Secara garis besar langkah-langkah
penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut:
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar
lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menukan sendiri, dan mengonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri
untuk semua topik
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
bertanya
4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam
kelompok-kelompok)
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara
Dalam Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kontekstual ada beberapa komponen yang dilibatkan dalam
pembelajaran.Komponen-komponen CTL (contextual teaching and learning)
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kontrukstivisme
Dalam CTL,
siswa mampu membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dialami dan
diamati.
b. Bertanya
Dalam CTL,
siswa diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga akan menjadikan
siswa selalu bertanya terhadap hal-hal yang baru.
c. Inkuiri
Dalam CTL,
siswa dilatih untuk menemukan konsep yang dipelajari melalui proses belajar
yang sistematis.
d. Masyarakat belajar
Dalam CTL,
siswa diharapkan mampu bekerjasama atau bertukar pikiran dengan orang lain yang
tidak terbatas dalam proses pembelajaran.
e. Pemodelan (Modelling)
CTL dapat
memberikan pengalaman yang lebih nyata atau konkret kepada siswa. Melalui
pemodelan ini akan menghindarkan siswa dari pengetahuan yang bersifat abstrak
dan teoritis.
f. Refleksi
Dalam CTL,
refleksi yang diperlukan untuk mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh siswa
melalui pengalaman yang ia dapatkan.
g. Penilaian sebenarnya
(authentic assessment)
Authentic
assessment
diperlukan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dan dapat mengetahui
apakah pengalaman belajar siswa dapat memberikan dampak postif atau negatif.
2. Model Pembelajaran
Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu yang dapat diterapkan untuk mewujudkan kelas sebagai
laboratorium demokrasi bagi siswa.
Slavin (Isjoni, 2011:15) “In
cooperative learning methods, students work together in four member teams to
master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative
learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran
dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang
secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah
dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
Menurut Trianto (2012) secara garis
besar terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng
menggunakan pembelajaran kooperatif.
·
Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa belajar
·
Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan cara
demonstrasi atau membuat bacaan.
·
Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.
·
Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.
·
Fase kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari.
·
Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Beberapa keuntungan pembelajaran
kooperatif menurut Sugianto (dalam Fathurohman, 2012) adalah:
a. Meningkatkan kepakaan
dan kesetiakawanan sosial.
b. Memungkinkan siswa untuk
saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan
pandangan-pandangan.
c. Memudahkan siswa
melakukan penyesuaian sosial.
d. Memungkinkan terbentuk dan
berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e. Menghilangkan sifat
mementingkan diri sendir atau egois.
f. Membangun
persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
g. Berbagi keterampilan sosial
yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan
dan dipraktikkan.
h. Meningkatkan saling percaya
kepada sesama manusia.
i. Meningkatkan
kemampuan memandang masalah dan situasi berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan
menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan kegemaran
berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat,
etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Model pembelajaran kooperatif yang berkembang dan dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran cukup bervariasi diantaranya:
a. Model STAD (Student Teams
Achievement Division)
Model STAD
merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dalam model pembelajaran
kooperatif. Langkah-langkah model STAD adalah sebagai berikut:
1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang
terdiri 4-5 anggota.
2) Tiap anggota tim saling membantu dalam
menguasai bahan ajar.
3) Tiap satu minggu atau dua minggu, guru
mengevaluasi penguasaan siswa baik secara individual maupun kelompok
4) Setiap tim diberikan penilaian atas
penguasaan bahan ajar kepada siswa baik individu maupun tim.
b. Model Jigsaw
Model
pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan metode yang diembangkan oleh
Ellliot Aronson dkk. Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw adalah
sebagai berikut:
1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang
terdiri 4-5 anggota.
2) Bahan ajar disajikan kepada siswa dan siswa
bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
3) Para anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari satu bahan ajar yang sama dan selanjutnya saling berkumpul untuk
mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan tersebut dinamakan “kelompok pakar” (expert
group)
4) Kelompok pakar kembali kekelompok semula (home
team) dan menyampaikan materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam
kelompok asal (home team), para siswa dievaluasi secara individual
mengenai bahan yang teah dipelajari.
c. Model GI (Group Investigation)
Model
pembelajaran kooperatif GI menuntut kerjasama siswa didalam pelaksanaan
pembelajarannya. Dalam model pembelajaran GI siswa terlibat secara aktif sejak
dari pemilihan topic, perencanaan kegiatan, implementasi kegiatan, analisis,
dan sistesis, penyajian hasil akhir, dan evaluasi. Langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut:
1) Seleksi topik ataupun
subtopik. Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.
2) Merencanakan kerjasama
berdasarkan subtopik yang telah dipilih.
3) Siswa merencanakan rencana
yang telah dirumuskan sebelumnya dengan mencari sumber berdasarkan subtopic
yang diperoleh.
4) Analisis dan sistesis:
Siswa menganalisis informasi yang diperoleh dan meringkas topik yang telah
diperoleh.
5) Penyajian hasil akhir
6) Evaluasi secara kelompok
maupun individual
3. Model Pembelajaran
Berbasis Portofolio
Istilah portofolio berasal dari
bahasa “portfolio” yang berarti dokumen arau surat-surat.Portofolio
merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa yang dimaksud tertentu dan terpadu
yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan Winataputra (dalam
Fathurrohman, 2012).
Portofolio dapat diartikan pula sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu
proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Winataputra (dalam
Fathurrohman, 2012) mengemukakan bahwa portofolio merupakan suatu kumpulan
pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu dan disleksi menurut
panduan-panduan yang ditentukan.Panduan yang dipakai berdasarkan pada mata
pelajaran dan tujuan penilaian portofolio.Dalam pembelajaran PKn portofolio
merupakan kumpulan informasi yang disusun dengan baik, dan menggambarkan
rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang telah diputuskan
untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.
Menurut Mardiati, dkk (2010) model
ini mempunyai urutan langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Langkah 1. Pendahuluan
Kegiatan pada langkah pertama ini
guru membuka pelajaran dan memberi ilustrasi mengenai nilai-nilai sebagai hak,
kewajiban, dan tanggung jawab anggota masyarakat. Misalnya peka, tanggap,
terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik,
argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan bermasyarakat dengan
memberi ilustrasi empirik mengenai berbagai isu dan trenddalam kehidupan
masyarakat saat ini, khsusunya dalam proses pembangunan masyarakat. Kegiatan
selanjutnya, guru mengajak siswa merenungkan sebuah pertanyaan, Bagaimana
seharusnya kita sebagai anggota masyarakat memahami dan menjalankan nilai,
konsep dan prinsip kehidupan bermasyarakat yang baik dalam konteks pembangunan
masyarakat Indonesia.
Langkah 2. Kegiatan Inti
Strategi instruksional yang
digunakan dalam model ini pada prinsipnya mengacu strategi inquiry learning,
discovery learning, problem solving learning,research-oriented learning yang
dikemas dalam model Project ala John Dewey, yaitu menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi masalah
kebijakan publik dalam masyarakat.
2) Memilih suatu masalah yang akan
dikaji siswa.
3) Mengumpulkan informasi yang
terkait pada masalah yang telah dipilih. 4) Mengembangkan portofolio kelas
5) Menyajikan portofolio
6) Melakukan refleksi pengalaman
belajar
Kegiatan harus dilakukan dengan mengorganisasikan
kelas ke dalam 2 kelompok besar beranggotakan sekitar 20 orang, kemudian
masing-masing dibagi lagi menjadi empat sub kelompok kecil masing-masing
terdiri atas 3-5 orang. Setiap kelompok ditugasi menjawaban pertanyaan yang
telah ditentukan sebelumnya dengan cara studi kepustakaan, mengamati masyarakat
sekitar, dan bertanya kepada nara sumber. Informasi yang telah diperoleh dari
berbagai sumber tersebut kemudian didiskusikan dalam kelompok kecil. Setelah
masing-masing kelompok kecil menyelesaikan tugasnya, kesimpulan hasil diskusi
kelompok kecil tersebut ditulis dalam buku kerja siswa masing-masing dan
selembar kertas manila atau karton hingga siap dipajang di depan kelas dan
didiskusikan pada pertemuan tatap muka di kelas.
Melalui berbagai kegiatan belajar
inilah siswa mengembangkan berbagai keterampilan seperti: membaca, mendengar
pendapat orang lain, mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan,
menimbang, mengkaji, merancang perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan,
membagi tugas, menarik perhatian, berargumentasi, dan membuat laporan dalam
bentuk portofolio.
Portofolio adalah tampilan visual
yang disusun secara sistimatis, cerminan proses berfikir berdasarkan data-data
yang relevan, dan secara utuh melukiskan pengalaman belajar terpadu yang
dialami siswa sebagai suatu kesatuan dalam kelas (integrated learning
experiences).
Portofolio terbagi dalam dua bagian,
yakni Portofolio Tampilan dan Portofolio.Dokumentasi. Portofolio Tampilan
berbentuk papan empat muka berlipat yang secara berurutan menyajikan:
1) Rangkuman permasalahan yang
dikaji
2) Berbagai alternatif kebijakan
pemecahan masalah
3) Usulan kebijakan untuk memecahkan
masalah
4) Pengembangan rencana
kerja/tindakan
Sedangkan Portofolio Dokumentasi
dikemas dalam Map Ordner atau sejenisnya yang disusun secara sistematis
mengikuti urutan Portofolio Tampilan.
Portofolio Tampilan dan Dokumentasi
disajikan dalam suatu simulasi PublicHearing atau dengar pendapat yang
menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan masalah portofolio
tersebut.Acara dengar pendapat dapat dilakukan di masing-masing kelas atau
dalam suatu acara Show Case atau gelar kemampuan bersama dalam suatu
acara sekolah, misalnya pada akhir semester. Bila dikehendaki arena show
case tersebut dapat pula dijadikan arena contest atau kompetisi
untuk memilih kelas portofolio terbaik selanjutnya dikirim ke dalam Show
Case and
Contest” antarsekolah dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk acara regional propinsi atau nasional. Semua itu antara lain bertujuan untuk saling berbagi ide dan pengalam belajar antar young citizens yang secara psikososial dan sosiokultural dapat menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteks harmony in diversity.
Contest” antarsekolah dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk acara regional propinsi atau nasional. Semua itu antara lain bertujuan untuk saling berbagi ide dan pengalam belajar antar young citizens yang secara psikososial dan sosiokultural dapat menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteks harmony in diversity.
Setelah acara dengar pendapat,
dengan difasilitasi guru diadakan kegiatan refleksi. Tujuannya, baik secara
individual maupun bersama merenungkan dan mengendapkan dampak kegiatan proses
belajar bagi perkembangan pribadi siswa.
Langkah 3. Penutup
Kegiatan penutup dilakukan sepuluh
menit sebelum pertemuan tatap muka usai. Guru memberi penegasan dan penguatan (debriefing)
terhadap nilai yang secara implisit melekat dalam pertanyaan triger,
yakni nilai-nilai yang terkandung dalam hak, kewajiban, dan tanggung jawab
sebagai anggota masyarakat, seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis,
kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif
dalam konteks kehidupan bermasyarakat atas dasar keyakinan yang didukung oleh
pemahaman dan pengenalannya secara utuh dalam praksis kehidupan sehari-hari di
lingkungannya.
4.
Metode
Pembelajaran
Pembelajaran
PKn merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah yang bertujuan untuk
mengembangkan kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual, rasional,
emosional dan sosial, mengembangkan tanggung jawab sebagai warga negara, serta
mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagai warga negara supaya menjadi
warga negara yang baik.
Menurut
Udin S. Winataputra, dkk (2007: 5.52) Dalam pembelajaran PKn, kemampuan
menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang
harus dimiliki guru. Metode yang dipilih dalam pembelajaran PKn
harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran PKn, karakteristik
materi pembelajaran PKn, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat
perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu yang tersedia dan kebutuhan
siswa itu sendiri.
Veldhuis
(1998) dalam Udin S. Winataputra, dkk (2007: 21) mengemukakan bahwa dalam
proses pendidikan kewarganegaraan, kita harus membedakan antara aspek-aspek
pengetahuan (knowledge), sikap dan pendapat (attitudes and opinions),
keterampilan intelektual (intellectual skills), dan keterampilan partisipasi
(participatory skills).
Aspek-aspek
di atas harus diintegrasikan dalam proses pembelajaran menjadi suatu sinergi
sehingga pesan pembelajaran dapat ditangkap oleh siswa secara benar dan optimal
serta dapat diejawantahkan dalam perilaku sehari-hari. Guru dapatmengupayakan
terwujudnya hal tersebut dengan cara melaksanakan proses pembelajaran yang
tepat.
Proses
pembelajaran yang tepat melibatkan tiga kelompok utama yaitu: guru, siswa, dan
materi pelajaran. Interaksi antara ketiga unsur itu memerlukan sarana dan pra
sarana, seperti metode, media dan lingkungan tempat proses pembelajaran
berlangsung.
Di Indonesia kemampuan cara mengajar siswa di depan kelas inilah yang
masih kurang dimiliki guru-guru. Padahal materi pelajaran dalam kurikulum yang
dipelajari itu dimana-mana sama”. (J. Drost. Kompas: 4 Juni 2002)
dalam Nur Kholis Ahmad (2007)
Ketidakmampuan
guru mengemas kegiatan pembelajaran PKn dengan tepat akan
berakibat terhadap ketidakmaksimalan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
evaluasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn diketahui bahwa
ketidakberhasilan itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Metode
ceramah yang digunakan menyebabkan pembelajaran lebih berfokus pada guru
sehingga siswa menjadi pasif,
2. Siswa
kurang antusias mengikuti proses pembelajaran, bahkan
ada beberapa siswa yang mengantuk.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu:
2. Membangkitkan
motivasi belajar siswa.
Adapun
macam-macam metode pembelajaran untuk mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
:
1.
Metode
Ceramah
Metode ini
dalam menyajikan bahan ajar melalui penjelasan dan penuturan lisan pendidik
kepada peserta didik. Metode ini lebih tepat digunakan apabila bahan ajar
banyak mengandung informasi baru dan memerlukan penjelasan dari pendidik.
Kekuatan metode ini apabila digunakan dengan metode lain seperti tanya jawab
atau diskusi yang saat ini lebih dikenal dengan ceramah bervariasi, sehingga
peserta didik bukan hanya mendengarkan akan tetapi berbicara dalam kegiatan
pembelajarannya.
2. Metode Cerita
Metode ini
merupakan suatu cara untuk menanamkan suatu nilai atau moral kepada para
peserta didik dengan mengungkapkan segala karakter kepribadian
tokoh-tokoh tertentu melalui cerita hikayat, legenda atau dongeng-dongeng
sejarah lokal. Metode ini lebih tepat digunakan dalam membantu penghayatan nilai-nilai dan moral serta sikap para siswa.
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya
jawab dalam menyajikan bahan ajar melalui berbagai pertayaan dari pendidik,
terutama apabila dalam proses pembelajaran, pendidik menggunakan Teknik
Klarifikasi Nilai. Oleh karena itu pendidik dituntut menguasai
teknik-teknik bertanya (Questioning Skills). Metode ini lebih tepat
digunakan dalam pembelajaran yang menekankan keterlibatan peserta didik atau
aktivitas peserta didik.
4. Metode Diskusi
Metode
diskusi digunakan untuk tujuan agar dalam proses pembelajaran terjadi
komunikasi bayak arah (Multiway Trafict Communication). Komunikasi
banyak arah yang terdiri dari pendidik-peserta didik, peserta didik-pendidik
dan peserta didik-peserta didik sangat dituntut dalam pembelajaran yang
berorientasi pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Akan tetapi dalam
menggunakan metode ini salah satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu harus
ada masalah yang didiskusikan.
5. Metode Penugasan
Metode ini
berusaha melatih peserta didik untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk
langsung yang telah dipersiapkan oleh pendidik. Tujuan penggunaan metode ini
adalah agar peserta didik memperoleh pengalaman langsung, nyata, bekerja
mandiri dan jujur.
6. Metode Permainan Atau Kompetisi
Metode ini
sangat menarik peserta didik dalam membangkitkan motivasi belajar, latihan
mengambil keputusan dan terutama dalam menciptakan suasana senang dalam belajar
(joyful learning).Dengan suasana suasana senang maka materi pembelajaran
akan mudah diserap oleh peserta didik. Oleh karena itu metode ini berusaha
dalam menyajikan bahan ajar melalui bentuk permainan atau kompetisi.
Permainan yang dimaksud adalah permainan yang diciptakan sendiri oleh pendidik
dan dapat berupa teka-teki, papan
bergambar (sejenis ular bertangga), kotak rahasia, kartu bergambar dan lain-lain yang
diciptakan pendidik. Isi pesan yang dimuat dalam permainan ini hendaknya tetap
berupa nilai, moral dan norma sesuai dengan tuntutan Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn).
7. Metode Simulasi
Metode ini
merupakan cara penyajian bahan ajar yang dilakukan secara langsung melalui
kegiatan praktek tentang pelaksanaan nilai-nilai dan moral. Melalui metode ini
peserta didik dibantu memahami dan menghayati nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat.
5. Teknik Pembelajaran
Teknik
pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.
Menurut
Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik adalah suatu cara strategi atau taktik
yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang maksimum pada waktu mengajar
pada bagian pelajaran tertentu.
6. Deskripsi Kegiatan Inti
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Inti
|
¡ Siswamembacasenyaptekstentang
Raja Purnawarman yang ada di bukumereka. (Mengamati)
¡ Siswamenjawabpertanyaanbacaandanmenuliskannya
di bukumereka. (Menanya)
¡ Siswa menuliskan kembali bacaan tadi dengan menggunakan
kalimat sendiri di selembar kertas dengan memperhatikan beberapa petunjuk
yang terdapat di buku siswa. (Mengekplorasi)
¡ Siswa membacakan tulisan mereka kepada teman satukelompok. (Mengamati)
¡ Siswamenjawab 3
pertanyaandanmenuliskannya (Menanya)
¡ Siswa mengomunikasikan jawaban
mereka di depan kelas.(Mengkomunikasikan)
¡ Siswamelakukandiskusidenganseorangtemantentangsikappersatuan
yang telahdiwujudkanoleh Raja Purnawarman. (Mengekplorasi)
¡ Siswamenuliskanhasildiskusidalamkolom
yang tersedia di bukusiswa. (Mengasosiasi)
¡ Siswa menjawab pertanyaan di
buku siswa. (Menanya)
¡ Guru bersama siswa membuat
kesimpulan dari materi pelajaran.(Mengkomunikasikan)
¡ Siswamembacatekssingkattentangkegiatangotongroyongdalamkehidupanmasyarakat
Indonesia di masasekarang yang mulaimemudar. (Mengamati)
¡ Siswamenuliskankondisipelaksanaangotongroyong
yang ada di lingkungansekitartimpattinggalmereka. (Mengekplorasi)
¡ Siswamenuliskan pengalaman mereka melakukan
kegiatan kerja gotong royong. (Mengkomunikasikan)
|
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.Fungsi model pembelajaran
adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
A.
Trianto.
2012. Model Pembelajaran. Jakarta: Kencana