Wikipedia

Search results

MAKALAH PEBELAJARAN PPKN SD 1

2016-10-21-13-49-48--625226929.jpg

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, berkat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam senantiasa kami panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sebagai teladan bagi para umat muslim.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan- kekurangan. Apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenang di hati pembaca oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya  karena kita ketahui bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan untuk lebih memotivasi penulis agar lebih menyenpurnakan karya-karya tulis selanjutnya.
Semoga dengan adanya makalah ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca  dan menambah pengetahuan, wawasan serta kelak dapat di amalkan kepada generasi-generasi selanjutnya.




Malang, Maret 2018






2016-10-21-13-49-48--625226929.jpg








DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................  i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ...............................................................................1
B.     Rumusan Masalah ..........................................................................2
C.    Tujuan .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
1.      Pengertian model pembelajaran.....................................................
2.      Prinsip dasar pengembangan model..............................................
3.      Model-model pembelajaran ppkn..................................................
4.      Metode pembelajaran......................................................................
5.      Teknik pembelajaran......................................................................
6.      Deskripsi pembelajaran inti............................................................
7.      Peta konsep......................................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................




















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disampingkemampuan - kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan tentang berbagai metode belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama guru yaitu mengajar.
Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, model pembelajaran yang sering digunakan ialah model pembelajaran Kontekstual, Kooperatif, dan Portofolio. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai model-model yang cocok untuk pembelajaran PKN agar siswa lebih tertarik pada peljaran tersebut.
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkanadanya tuntutan kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai model belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan - kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan tentang berbagai model belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama guru yaitu mengajar.
Masalah social melalui pengetahuan, ketrampilan,sikap, dan kepekaan untuk menghadapi dan memecahkan masalah social tersebut. Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, model kontekstual, kooperatif, dan poortofolio. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai model yang cocok untuk pembelajaran PPKN agar siswa lebih tertarik pada peljaran tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi tentang pembelajaran PPKN SD 1?
2.      Bagaimana model-model pembelajaran PPKN SD 1?
3.      Bagaimana kegiatan inti didalam pelaksanaan pemebalajaran PPKN SD 1?
4.      Bagaimana peta konsep yang ada didalam pembelajaran PPKN SD 1?
C.    Tujuan
Untuk mengetahui definisi lengkap dari pembelajaran ppkn sd 1 dan penerapan model-model apa saja yang digunakan  saat melaksanakan pembelajaran. Dan untuk kegiatan inti didalam pelaksanaan pembelajaran ppkn sd         1, dan selanjutnya pembentukan peta konsep agar kegiatan-kegiatan dapat ditata dengan sebaik mungkin.


















BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Model Pembelajaran
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya ( mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya ) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
Menurut Marhaeni (2013), model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dalam proses pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Sedangkan Mohamad Syarif Sumantri (2015) mengatakan model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Menurut Trianto (2012:51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arend dalam Trianto, 2012). Jadi model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang berupa gambaran proses pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

2.      Prinsip Dasar Pengembangan Model
Prinsip-prinsip dasar pengembangan model adalah sebagai berikut :
a.       Elaborasi
Model dimulai dari yang sederhana sampai didapatkan model yang representatif.
b.      Analogi
Pengembangan menggunakan prisip-prinsip dan teori yang sudah dikenal luas.
c.       Dinamis
Pengembangannya  ada kemungkinan untuk bisa diulang.
3.      Contoh Model Pembelajaran PPKn SD
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

Model-model Pembelajaran PKn di SD
Model-model pembelajaran PKn di SD menurut Fathurohhman (2012) adalah sebagai berikut.
1.      Model Pembelajaran Kontekstual
Pengertian model pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa dengan keadaan nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Trianto (2012) model pembelajaran CTL adalah suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US.Departement of Education the National School-to-work Office yang dikutif oleh blancbard, 2001).
Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut:    
1.   Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.   Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3.   Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4.   Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5.   Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6.   Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7.   Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Dalam Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kontekstual ada beberapa komponen yang dilibatkan dalam pembelajaran.Komponen-komponen CTL (contextual teaching and learning) tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Kontrukstivisme
Dalam CTL, siswa mampu membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dialami dan diamati.
b.      Bertanya
Dalam CTL, siswa diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga akan menjadikan siswa selalu bertanya terhadap hal-hal yang baru.
c.       Inkuiri
Dalam CTL, siswa dilatih untuk menemukan konsep yang dipelajari melalui proses belajar yang sistematis.
d.      Masyarakat belajar
Dalam CTL, siswa diharapkan mampu bekerjasama atau bertukar pikiran dengan orang lain yang tidak terbatas dalam proses pembelajaran.
e.       Pemodelan (Modelling)
CTL dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata atau konkret kepada siswa. Melalui pemodelan ini akan menghindarkan siswa dari pengetahuan yang bersifat abstrak dan teoritis.
f.       Refleksi
Dalam CTL, refleksi yang diperlukan untuk mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pengalaman yang ia dapatkan.
g.      Penilaian sebenarnya (authentic assessment)
Authentic assessment diperlukan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dan dapat mengetahui apakah pengalaman belajar siswa dapat memberikan dampak postif atau negatif.

2.      Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu yang dapat diterapkan untuk mewujudkan kelas sebagai laboratorium demokrasi bagi siswa.
Slavin (Isjoni, 2011:15)  “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
Menurut Trianto (2012) secara garis besar terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng menggunakan pembelajaran kooperatif.
·      Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa belajar
·      Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan cara demonstrasi atau membuat bacaan.
·      Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.
·      Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.
·      Fase kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari.
·      Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Beberapa keuntungan pembelajaran kooperatif menurut Sugianto (dalam Fathurohman, 2012) adalah:
a.       Meningkatkan kepakaan dan kesetiakawanan sosial.
b.      Memungkinkan siswa untuk saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c.       Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
d.      Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e.       Menghilangkan sifat mementingkan diri sendir atau egois.
f.       Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
g.      Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.
h.      Meningkatkan saling percaya kepada sesama manusia.
i.        Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi berbagai perspektif.
j.        Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
k.      Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Model pembelajaran kooperatif yang berkembang dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran cukup bervariasi diantaranya:
a.    Model STAD (Student Teams Achievement Division)
Model STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dalam model pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model STAD  adalah sebagai berikut:
1)   Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.
2)   Tiap anggota tim saling membantu dalam menguasai bahan ajar.
3)   Tiap satu minggu atau dua minggu, guru mengevaluasi penguasaan siswa baik secara individual maupun kelompok
4)   Setiap tim diberikan penilaian atas penguasaan bahan ajar kepada siswa baik individu maupun tim.
b.    Model Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan metode yang diembangkan oleh Ellliot Aronson dkk. Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:
1)   Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.
2)   Bahan ajar disajikan kepada siswa dan siswa bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
3)   Para anggota bertanggung jawab untuk mempelajari satu bahan ajar yang sama dan selanjutnya saling berkumpul untuk mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan tersebut dinamakan “kelompok pakar” (expert group)
4)   Kelompok pakar kembali kekelompok semula (home team) dan menyampaikan materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
5)   Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal (home team), para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang teah dipelajari.
c.    Model GI (Group Investigation)
Model pembelajaran kooperatif GI menuntut kerjasama siswa didalam pelaksanaan pembelajarannya. Dalam model pembelajaran GI siswa terlibat secara aktif sejak dari pemilihan topic, perencanaan kegiatan, implementasi kegiatan, analisis, dan sistesis, penyajian hasil akhir, dan evaluasi. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut:
1)      Seleksi topik ataupun subtopik. Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.
2)      Merencanakan kerjasama berdasarkan subtopik yang telah dipilih.
3)      Siswa merencanakan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya dengan mencari sumber berdasarkan subtopic yang diperoleh.
4)      Analisis dan sistesis: Siswa menganalisis informasi yang diperoleh dan meringkas topik yang telah diperoleh.
5)      Penyajian hasil akhir
6)      Evaluasi secara kelompok maupun individual

3.      Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Istilah portofolio berasal dari bahasa “portfolio” yang berarti dokumen arau surat-surat.Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa yang dimaksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012).
           Portofolio dapat diartikan pula sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012) mengemukakan bahwa portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu dan disleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.Panduan yang dipakai berdasarkan pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio.Dalam pembelajaran PKn portofolio merupakan kumpulan informasi yang disusun dengan baik, dan menggambarkan rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.
Menurut Mardiati, dkk (2010) model ini mempunyai urutan langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Langkah 1. Pendahuluan
Kegiatan pada langkah pertama ini guru membuka pelajaran dan memberi ilustrasi mengenai nilai-nilai sebagai hak, kewajiban, dan tanggung jawab anggota masyarakat. Misalnya peka, tanggap, terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan bermasyarakat dengan memberi ilustrasi empirik mengenai berbagai isu dan trenddalam kehidupan masyarakat saat ini, khsusunya dalam proses pembangunan masyarakat. Kegiatan selanjutnya, guru mengajak siswa merenungkan sebuah pertanyaan, Bagaimana seharusnya kita sebagai anggota masyarakat memahami dan menjalankan nilai, konsep dan prinsip kehidupan bermasyarakat yang baik dalam konteks pembangunan masyarakat Indonesia.
Langkah 2. Kegiatan Inti
Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini pada prinsipnya mengacu strategi inquiry learning, discovery learning, problem solving learning,research-oriented learning yang dikemas dalam model Project ala John Dewey, yaitu menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat.
2) Memilih suatu masalah yang akan dikaji siswa.
3) Mengumpulkan informasi yang terkait pada masalah yang telah dipilih. 4) Mengembangkan portofolio kelas
5) Menyajikan portofolio
6) Melakukan refleksi pengalaman belajar
Kegiatan harus dilakukan dengan mengorganisasikan kelas ke dalam 2 kelompok besar beranggotakan sekitar 20 orang, kemudian masing-masing dibagi lagi menjadi empat sub kelompok kecil masing-masing terdiri atas 3-5 orang. Setiap kelompok ditugasi menjawaban pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya dengan cara studi kepustakaan, mengamati masyarakat sekitar, dan bertanya kepada nara sumber. Informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber tersebut kemudian didiskusikan dalam kelompok kecil. Setelah masing-masing kelompok kecil menyelesaikan tugasnya, kesimpulan hasil diskusi kelompok kecil tersebut ditulis dalam buku kerja siswa masing-masing dan selembar kertas manila atau karton hingga siap dipajang di depan kelas dan didiskusikan pada pertemuan tatap muka di kelas.
Melalui berbagai kegiatan belajar inilah siswa mengembangkan berbagai keterampilan seperti: membaca, mendengar pendapat orang lain, mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas, menarik perhatian, berargumentasi, dan membuat laporan dalam bentuk portofolio.
Portofolio adalah tampilan visual yang disusun secara sistimatis, cerminan proses berfikir berdasarkan data-data yang relevan, dan secara utuh melukiskan pengalaman belajar terpadu yang dialami siswa sebagai suatu kesatuan dalam kelas (integrated learning experiences).
Portofolio terbagi dalam dua bagian, yakni Portofolio Tampilan dan Portofolio.Dokumentasi. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat yang secara berurutan menyajikan:
1) Rangkuman permasalahan yang dikaji
2) Berbagai alternatif kebijakan pemecahan masalah
3) Usulan kebijakan untuk memecahkan masalah
4) Pengembangan rencana kerja/tindakan
Sedangkan Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner atau sejenisnya yang disusun secara sistematis mengikuti urutan Portofolio Tampilan.
Portofolio Tampilan dan Dokumentasi disajikan dalam suatu simulasi PublicHearing atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan masalah portofolio tersebut.Acara dengar pendapat dapat dilakukan di masing-masing kelas atau dalam suatu acara Show Case atau gelar kemampuan bersama dalam suatu acara sekolah, misalnya pada akhir semester. Bila dikehendaki arena show case tersebut dapat pula dijadikan arena contest atau kompetisi untuk memilih kelas portofolio terbaik selanjutnya dikirim ke dalam Show Case and
Contest” antarsekolah dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk acara regional propinsi atau nasional. Semua itu antara lain bertujuan untuk saling berbagi ide dan pengalam belajar antar young citizens yang secara psikososial dan sosiokultural dapat menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteks harmony in diversity.
Setelah acara dengar pendapat, dengan difasilitasi guru diadakan kegiatan refleksi. Tujuannya, baik secara individual maupun bersama merenungkan dan mengendapkan dampak kegiatan proses belajar bagi perkembangan pribadi siswa.
Langkah 3. Penutup
Kegiatan penutup dilakukan sepuluh menit sebelum pertemuan tatap muka usai. Guru memberi penegasan dan penguatan (debriefing) terhadap nilai yang secara implisit melekat dalam pertanyaan triger, yakni nilai-nilai yang terkandung dalam hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan bermasyarakat atas dasar keyakinan yang didukung oleh pemahaman dan pengenalannya secara utuh dalam praksis kehidupan sehari-hari di lingkungannya.

4.    Metode Pembelajaran
Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual, rasional, emosional dan sosial, mengembangkan tanggung jawab sebagai warga negara, serta mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagai warga negara supaya menjadi warga negara yang baik.
Menurut Udin S. Winataputra, dkk (2007: 5.52) Dalam pembelajaran PKn, kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan  utama yang harus dimiliki guru. Metode yang dipilih dalam pembelajaran PKn harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran PKn, karakteristik materi pembelajaran PKn, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu yang tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.
Veldhuis (1998) dalam Udin S. Winataputra, dkk (2007: 21) mengemukakan bahwa dalam proses pendidikan kewarganegaraan, kita harus membedakan antara aspek-aspek pengetahuan (knowledge), sikap dan pendapat (attitudes and opinions), keterampilan intelektual (intellectual skills), dan keterampilan partisipasi (participatory skills).
Aspek-aspek di atas harus diintegrasikan dalam proses pembelajaran menjadi suatu sinergi sehingga pesan pembelajaran dapat ditangkap oleh siswa secara benar dan optimal serta dapat diejawantahkan dalam perilaku sehari-hari. Guru dapatmengupayakan terwujudnya hal tersebut dengan cara melaksanakan proses pembelajaran yang tepat.
Proses pembelajaran yang tepat melibatkan tiga kelompok utama yaitu: guru, siswa, dan materi pelajaran. Interaksi antara ketiga unsur itu memerlukan sarana dan pra sarana, seperti metode, media dan lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung.
Di Indonesia kemampuan cara mengajar siswa di depan kelas inilah yang masih kurang dimiliki guru-guru. Padahal materi pelajaran dalam kurikulum yang dipelajari itu dimana-mana sama”. (J. Drost. Kompas: 4 Juni 2002) dalam Nur Kholis Ahmad (2007)
Ketidakmampuan guru mengemas kegiatan pembelajaran  PKn dengan  tepat  akan berakibat terhadap ketidakmaksimalan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn diketahui  bahwa ketidakberhasilan itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1.      Metode ceramah yang digunakan menyebabkan pembelajaran lebih  berfokus pada guru sehingga siswa menjadi pasif,
2.      Siswa  kurang  antusias  mengikuti  proses  pembelajaran, bahkan ada    beberapa siswa yang mengantuk.
Untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu:
1.    Menggunakan metode yang lebih tepat yaitu metode simulasi
2.    Membangkitkan  motivasi  belajar  siswa.
Adapun macam-macam metode pembelajaran untuk mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut :
1.    Metode Ceramah
Metode ini dalam menyajikan bahan ajar melalui penjelasan dan penuturan lisan pendidik kepada peserta didik. Metode ini lebih tepat digunakan apabila bahan ajar banyak mengandung informasi baru dan memerlukan penjelasan dari pendidik. Kekuatan metode ini apabila digunakan dengan metode lain seperti tanya jawab atau diskusi yang saat ini lebih dikenal dengan ceramah bervariasi, sehingga peserta didik bukan hanya mendengarkan akan tetapi berbicara dalam kegiatan pembelajarannya.
2.    Metode Cerita
Metode ini merupakan suatu cara untuk menanamkan suatu nilai atau moral kepada para peserta didik dengan mengungkapkan segala karakter kepribadian tokoh-tokoh  tertentu melalui cerita hikayat, legenda atau dongeng-dongeng sejarah lokal. Metode ini lebih tepat digunakan dalam membantu penghayatan nilai-nilai dan moral serta sikap para siswa.
3.    Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dalam menyajikan bahan ajar melalui berbagai pertayaan dari pendidik, terutama apabila dalam proses pembelajaran, pendidik menggunakan Teknik Klarifikasi Nilai. Oleh karena itu pendidik dituntut menguasai teknik-teknik bertanya (Questioning Skills). Metode ini lebih tepat digunakan dalam pembelajaran yang menekankan keterlibatan peserta didik atau aktivitas peserta didik.
4.    Metode Diskusi
Metode diskusi digunakan untuk tujuan agar dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi bayak arah (Multiway Trafict Communication). Komunikasi banyak arah yang terdiri dari pendidik-peserta didik, peserta didik-pendidik dan peserta didik-peserta didik sangat dituntut dalam pembelajaran yang berorientasi pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Akan tetapi dalam menggunakan metode ini salah satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu harus ada masalah yang didiskusikan.
5.    Metode Penugasan
Metode ini berusaha melatih peserta didik untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh pendidik. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar peserta didik memperoleh pengalaman langsung, nyata, bekerja mandiri dan jujur.
6.    Metode Permainan Atau Kompetisi
Metode ini sangat menarik peserta didik dalam membangkitkan motivasi belajar, latihan mengambil keputusan dan terutama dalam menciptakan suasana senang dalam belajar (joyful learning).Dengan suasana suasana senang maka materi pembelajaran akan mudah diserap oleh peserta didik. Oleh karena itu metode ini berusaha dalam menyajikan  bahan ajar melalui  bentuk permainan atau kompetisi. Permainan yang dimaksud adalah permainan yang diciptakan sendiri oleh pendidik dan dapat berupa teka-teki, papan bergambar (sejenis ular bertangga), kotak rahasia, kartu bergambar dan lain-lain  yang diciptakan pendidik. Isi pesan yang dimuat dalam permainan ini hendaknya tetap berupa nilai, moral dan norma sesuai dengan tuntutan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
7.    Metode Simulasi
Metode ini merupakan cara penyajian bahan ajar yang dilakukan secara langsung melalui kegiatan praktek tentang pelaksanaan nilai-nilai dan moral. Melalui metode ini peserta didik dibantu memahami dan menghayati nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

5.    Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik adalah suatu cara strategi atau taktik yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang maksimum pada waktu mengajar pada bagian pelajaran tertentu.
6.  Deskripsi Kegiatan Inti

Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Inti
¡   Siswamembacasenyaptekstentang Raja Purnawarman yang ada di bukumereka. (Mengamati)
¡   Siswamenjawabpertanyaanbacaandanmenuliskannya di bukumereka. (Menanya)
¡   Siswa menuliskan kembali bacaan tadi dengan menggunakan kalimat sendiri di selembar kertas dengan memperhatikan beberapa petunjuk yang terdapat di buku siswa. (Mengekplorasi)
¡   Siswa membacakan tulisan mereka kepada teman satukelompok. (Mengamati)
¡   Siswamenjawab 3 pertanyaandanmenuliskannya (Menanya)
¡   Siswa mengomunikasikan jawaban mereka di depan kelas.(Mengkomunikasikan)
¡   Siswamelakukandiskusidenganseorangtemantentangsikappersatuan yang telahdiwujudkanoleh Raja Purnawarman. (Mengekplorasi)
¡   Siswamenuliskanhasildiskusidalamkolom yang tersedia di bukusiswa. (Mengasosiasi)
¡   Siswa menjawab pertanyaan di buku siswa. (Menanya)
¡   Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran.(Mengkomunikasikan)
¡   Siswamembacatekssingkattentangkegiatangotongroyongdalamkehidupanmasyarakat Indonesia di masasekarang yang mulaimemudar. (Mengamati)
¡   Siswamenuliskankondisipelaksanaangotongroyong yang ada di lingkungansekitartimpattinggalmereka. (Mengekplorasi)
¡   Siswamenuliskan pengalaman mereka melakukan kegiatan kerja gotong royong. (Mengkomunikasikan)


           


 

 

 




























BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

Saran


















DAFTAR PUSTAKA

A.    Trianto. 2012. Model Pembelajaran. Jakarta: Kencana