Wikipedia

Search results

Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja


A.    Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja
            Produktivitas Tenaga Kerja (Labor Production) dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kerja produksi menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolak ukurnya produktifitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh seorang pekerja
1)      Merencanakan Produktivitas
            Suatu rencana untuk memperbaikki produktivitas sebaiknya membebankan tanggung jawab kepada manajer untuk menerapan rencana tersebut. Selain itu, rencana itu sebaiknya konsisten dengan rencana-rencana lain yang ada, seperti anggaran operasi dan rencana untuk investasi modal, riset, teknologi, dan perkembangan karyawan.
2)      Mengukur Produktivitas
Setelah rencana diformulasikan, produktivitas sebaiknya diukur, dianalisis, diinterpretaskan, dan dipahami. Tujuan dari pengukuran produktivitas adalah untuk memberikan indeks yang padat dan akurat guna membandingkan hasil actual dengan suatu target atau standar kinerja.pengukuran produktivitas sebaiknya  mengakui kontribusi individual atas factor-faktor seperti karywan (termasuk manajemen), pabrik dan peralatan, produk dan jasa yang digunakan, modal yang diinvestasikan, serta pelayanan pemerintah yang digunakan.
Rasio efisiensi produktivitas (productivity-efficiency ratio) mengukur output dari seseorang individu relative terhadap kinerja. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur pencapaiaan operasional relatif dari suatu mesen, operasi, departemen, atau organisasi secara keseluruhan. Misalnya, jika 4.000 jam merupakan standar bagi suatu departemen atau organisasi secara aktualnya 4.400 yang digunakan, maka terdapat rasio yang tidak menguntngkan sebesar 90,9% (4.000 : 4.400)
3)      Dampak Ekonomi dari Produktivitas
Apabila laba meningkat laba bisnis dan pendapatan riil pekerja. Lebih lanjut lagi, peningkatan produktivitas memungkinkan masyarakat untuk memperkokoh output yang lebih banyak dan lebih baik dari sumber daya yang tersedia dalam perekonomian tersebut. Apabila peningkatan output tiak dapat mengimbangi kecepatan peningkatan biaya, maka biaya per unit dan juga harga jual akan meningkat. Jika harga dipertahankan agar tidak naik, maka peningkatan upah harus mencerminkan pengurangan biaya per unit yang disebabkan oleh peningkatan prodiktivitas. Apabila biaya upah, gaji, dan tunjangan meningkat lebih tinggi dari output dan produksi per jam tenaga kerja, maka yang terjadi adalah inflasi.
4)      Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Sumber Daya Manusia yang Lebik Baik
Manajemen sumber daya manusia yang lebih baik menawarkan prospek peningkatan produktivitas dan kualitas produk dengan cara memberdayakan pekerja untuk berpartisipasi secara lebih langsung dalam manajemen atas pekerjaan mereka. Yang diperlukan oleh pihak manajemen adalah perspektif yang kontinu dan bersifat jangka panjang dan bukannya perspektif yang sporadis dan bersifat jangka pendek. Empat asumsi dasar yang merupaka karateristik dari manajemen sumber daya manusia yang lebih baik :
1.      Orang yang melakukan perkerjaan tersebut adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk memperbaikinya.
2.      Mengambil keputusan sebaiknya tejadi ditingkat serendah mungkin dalam organisasi.
3.      Partisipasi pekerja meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap tujuan perusahaan.
4.      Terdapat sejumlah besar ide yang dimiliki oleh pekerja yang menunggu untuk ditemukan.
Sejalan dengan kebutuhan akan manajemen yang lebih baik melalui partisipasi yang lebih luas adalah kebutuhan untuk melakukan investasi dalam pelatihan yang lebik baik.
Secara singkat, produktivitas dan biaya terkait menuntut perencanaan dang pengukuran yang hati-hati  jika ingin mengendalikan dampak ekonominya secara efektif. Manajemen sumber daya manusia yang lebik baik merupakan keharusan yang penting untuk meningkatkan produktivitas.
B.     Rencana Pemberian Insentif
Rencana Pemberian Insentif Total kompensasi seorang pekerja dapat didasarkan pada kontrak tenaga kerja hasil negosiasi, studi produktivitas, evaluasi kerja, pembagian laba, rencana pemberian insentif, dan upah per jam yang dijamin. Berbeda dengan pembayaran per jam, per minggu, atau per bulan, rencana pemberian insentif (incentive wage plan) memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan peningkatan outputnya yang berkualitas tinggi. Standar kerja per jam atau per hari sebaiknya Pelaksanaan dari rencana pemberian insentif tidak hanya memerlukan usaha gabungan dari departemen personalia, serikat pekerja, insinyur pabrik, dan akuntan, melainkan juga kerja sama pekerja. Agar dapat berhasil, rencana pemberian insentif harus: (1) dapat diterapkan dalanm situasi di mana pekerja dapat meningkatkan output, (2) menyediakan lebih banyak upah yang besarnya proporsional terhadap output yang melebihi standar, (3) menetapkan standar yang adil sehingga usaha tambahan akan menghasilkan pembayaran bonus. Selain hal-hal penting yang disebutkan tadi, rencana tersebut juga harus sederhana dan dapat dimengerti
1)         Tujuan Rencana Pemberian Insentif
Tujuan utama dari rencana pemberian insentif adalah untuk mendorong pekerja agar memproduksi lebih banyak guna memperoleh upah yang lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan mengurangi biaya per unit. Rencana tersebut berusaha untuk memastikan output yang lebih besar,biaya per unit yang lebih seragam, dan untuk mengubah dasar pemberian imbalarn dari jam kerja yang dijalani menjadi pekerjaan yang diselesaikan. Tentu saja, memprodukai lebih banyak dalam suatu periode waktu tertentu seharunya menghasilkan upah yang lebih tinggi. Semakin banyak jumlah unit yang diproduksi seharusnya semakin kecil biaya per unit untuk biaya gabungan dari yang lebih besar, untuk meningkatkan pengendalian atas biaya tenaga kerja dengan memastis overhead pabrik dan tenaga kerja disewa dengan biaya $2.400 per bulan ($80 per hari atau $10 per jam) dan bahwa penyusuta asuransi, dan pajak properti berjumlah $64 per hari, atau 58 per jam. Asumsikan lebih lanjut bahwa ada 10 pekerja yang bekerja selama 8 jam per hari dengan upah $6 per jam dan setiap pekerja memproduksi 40 unit produk per hari (5 unit per jam per pekerja) Pekerja dan manajemen setuju bahwa tarif $6,6 per jam akan dibayarkan jika seorang pekerja memproduksi 48 unit per Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa suatu operasi pabrik dilakukan di suatu bangunan yang n, hari, sehingga meningkatkan jumlah output per jam dari 5 menjadi 6 unit. Tampilan 11-1 menunjukkan biaya per jam dan biaya per unit untuk kedua sistem tersebut, dan mengindikasikan bagaimana suatu insentif upah dapat menurunkan blaya per unit dan pada saat yang bersamaan memberikan lebih banyak pendapatan bagi pekerja Meskipun biaya per jam tenaga kerja dari tim pekerja tersebut meningkat dari $60 menjadi $66, setiap pekerja meningkat sebesar 20 % , biaya dari suatu unit produk yang sudah selesai berkurang dari $1,56 menjadi $1,40. Penurunan biaya per unit disebabkan oleh dua faktor: (1) jumlah unit output dari dengan 10 % peningkatan dal nn upah , dan ( 2 ) jumlah yang overhead tetap yang sama dibebankan ke 60 unit dan bukannya 50 unit per jamnya. (Asumsikan biaya bahan baku dan biaya overhead variabel per unit tidak berubah). Agar lebih akurat, analisis tersebut dapat memasukkan biaya- biaya yang terkait dengan tenaga kerja, seperti pajak yang ditanggung pemberi kerja, serta biaya overhead pabrik lainnya yang relevan, yang memengaruhi biaya per unit. Dalam contoh ini, baik biaya tenaga kerja per unit maupun biaya overhead per unit berkurang. Tetapi bahkan jika insentif upah menyebabkan biaya tenaga kerja per unit meningkat, penurunan dalam biaya overhead tetap per unit mungkin masih mencukupi untuk menghasilkan pengurangan bersih dalam biaya per unit, mendukung penerapan rencana pemberian insentif Penurunan biaya sebagai akibat dari rencana pemberian insentif yang dilustrasikan di sini adalah berdasarkan biaya per unit. Penurunan biaya ini yang sebaiknya juga dianalisis dalam hal biaya diferensial, atau yang disebut juga dengan biaya marginal atau biaya inkremental (Bab 21) Pendapatan diferensial yang diasosiasikan dengan tambahan output dan biaya difere nsial dari sebaiknya memengaruhi keputusan manajemen untuk menerapkan suatu rencana Perusahaan-perusahaan berusaha untuk meningka tingkatan. Just-in-time dan program peningkatan produktivitas lainnya memacu tkan produktivitas karyawan di setiap as lainny berkinerja dengan baik dan melaksanakan inisiatif. Rencana pemberian insentif dapat mendorong terciptanya lingkungan kerja di
2)         Jenis Rencana Pemberian Insentif
Pada praktiknya, upah berdasarkan waktu dan upah berdasarkan output tidak dapat dipisahkan dengan jelas. Rencana pemberian insentif biasanya melibatkan tarif upah berdasarkan berbagai kombinasi dari output dan waktu. Banyak sistem pemberian insentif mempertahankan nama dari insinyur industri dan pakar efisiensi yang menciptakan rencana tersebut. Misalnya saja, rencana tarif per unit diferensial Taylor (Taylor differential piece-rate plan), rencana premium Halsey (Halsey prenium plan), sistem poin Bedaux (Bedaux point system), rencana tugas dan bonus Gantt (Gantt task and bonus plan) , dan rencana bonus efisiensi Emerson (Emerson efficiency bonus plan), Sebagian besar dari versi asli sistem-sistem tersebut tidak lagi diperğunakan, tetapi banyak adaptasi dari sistem tersebut yang rencana pemberian insentif, maka rencana unit kerja langsung (straight piecework plan) dan rencana bonus 100 % ( 100 -percent bonus plan) untuk pekerja individual,serta rencana bonus kelompok (group bonus plan) akan di bahas dalam contoh-contoh.
a)         Rencana Unit Kerja Langsung (Straight Piecework Plan)
Rencana unit kerja langsung adalah salah satu rencana pemberian insentif yang paling sederhana, yaitu membayar upah di atas tarif dasar untuk produksi di atas standar. Standar produksi dihitung dalam jumlah menit per unit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah dolar yang dibayarkan per unit. Jika 2,5 menit adalah standar waktu untuk menghasilkan satu unit, maka tarif standar adalah 24 unit per jam. Jika upah dasar dari seorang pekerja adalah sebesar $7,44 per jam, maka tarif per unit adalalh $7,44: 24 atau $0,31 per unit. Pekerja pada umumnya memperoleh jaminan atas tarif upah dasar, meskipun jika mereka gagal mencapai jumlah output yang diperlukan untuk memperoleh upah dasar tersebut. Bahkan jika produksi dari seorang pekerja melebihi 24 unit per jam, upah yang dibayarkan adalah tetap sebesar $0,31 per unit. Tampilan 11-2 menunjukkan bagaimana ketika tingkat output naik, biaya tenaga kerja per unit turun sampai mencapai tarif per unit. Meskipun tarif per unit mencerminkan hubungan sebab akibat yang jelas antara output dan upah, insentif ini hanya efektif apabila pekerja dapat mengendalikan tarif output individual.
Tarif per unit tidak akan efektif apabila output dipengaruhi oleh mesin,misalnya. Selain itu, juga diperlukan modifikasi atas standar produksi dan tarif tenaga kerja apabila output meningkat karena perbaikan teknologi. Terakhir, jika tarif output bergantung pada usaha kelompok, maka rencana pemberian insentif kelompok akan lebih sesuai dengan rencana pemberian insentif individual.
b)         Rencana Bonus Seratus Persen (One-Hundred-Percent Bonus Plan)
Merupakan suatu variasi dari rencana unit kerja langsung. Rencana ini berbeda dengan rencana unit kerja langsung dalama hal bahwa standar tidak dinyatakan dalam uang, melainkan dalam waktu per unit output. Daripada menggunakan suatu harga per unit,  digunakan waktu standar yang diperbolehkan untuk menyelesaikan satu unit, dan pekerja dibayar berdasarkan waktu standar dikalikan tarif per jam jika unit diselesaikan sesuai dalam waktu standar atau kurang. Dengan demikian, jika seorang pekerja menyelesaikan 100 unit dalam shift selama 8 jam dan waktu standar adalah 80 unit per shift (atau 10 unit per jam) maka pekerja tersebut akan dibayar sesuai dengan tarif per jam dikalikan waktu standar sebesar 10 jam. Dalam variasi lain dari rencana bonus serratus persen, penghematan dibagi dengan penyelia dan atau perusahaan.
Dalam setiap periode penggajian, rasio efisiensi harus dihitung untuk setiap pekerja sebelum pendapatan dapat dihitung. Standar produksi yang dinyatakan dalam jumlah unit output per jam ditetapkan oleh insinyur indsustri. Jam kerja dan unit yang dihasilkan dilaporkan ke departemen penggajian, dimana jumlah jam yang dilaporkan dikalikan dengan jumlah unit produksi standar per jam untuk menentukan jumlah unit standar. Produksi pekerja tersebut kemudian di bagi dengan jumlah unit standar sehingga menghasilkan rasio efisiensi. Rasio efisiensi dikalikan dengan tarif dasar pekerja yang bersangkutan menghasilkan pendapatan per jam untuk periode tersebut. Tampilan 11-3 mengilustrasikan bagaimana pendapatan dihitung, dengan asumsi bahwa standar produksi adalah 15 uniit per jam.
Rencana bonus serratus persen menuai popularitas, karena frekuensi kenaikan upahnya. Oleh karena standar dinyatakan dalam waktu dan jumlah output, maka standar tersebut tidak perlu disesuaikan jika tarif upah berubah. Oleh karena sistem ini menekankan pada waktu, dan bukannya uang, rencana ini memungkinkan pengembangan standar efisiensi.
c)         Rencana Bonus Kelompok (Group Bonus Plan)
Industri menggunakan berbagai variasi dari rencana pemberian insentif, yang beberapa di antaranya bergantungan pada kinerja produktif yang lebih superior dari suatu departemen atau suatu pabrik secara keseluruhan dan dapat mencakup tenaga kerja pendukung atau suatu pabrik secara keseluruhan dan dapat mencakup tenaga kerja pendukung atau tenaga kerja tidak langsung selain tenaga kerja langsung. Operasi pabrik yang menggunakan mesin-mesin besar sering kali mengharuskan karyawan bekerja dalam kelompok. Meskipun pekerjaan dari setiap karyawan adalah penting bagi operasi mesin, sering kali adalah tidak mungkin untuk memisahkan pekerjaan dari seorang anggota kelompok. Misalnya saja, seorang pekerja dari lini perakitan tidak dapat meningkatkan output tanpa kerja sama dari seluruh anggota kelompok. Demikian pula, pekerja individual mungkin diharuskan untuk fleksibel dalam hal penugasan kelompok, dengan kapabilitas untuk mengerjakan sejumlah besar tugas. Rencana bonus kelompok telah terbukti berhasil dalam situasi-situasi tersebut.
Rencana bonus kelompok , seperti rencana yang didesain untuk pemberian insentif individual dimaksudkan untuk mendorong produksi pada tarif di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif per jam untuk produksi sampai sejumlah output standar. Unit yang diproduksi di atas standar dianggap sebagai waktu yang dihemat oleh kelompok tersebut, dan sebagai akibatnya setiap pekerja menerima bonus untuk penghematan waktu tersebut. Biasanya bonus yang diperoleh suatu kelompok dibagi ke anggota-anggota kelompok sesuai dengan tarif dasar mereka masing-masing.
Rencana bonus kelompok mengurangi pekerjaan menghitung biaya tenaga kerja dan melaksanakan sistem insentif. Rencana bonus kelompok juga dapat memberikan kontribusi bagi kerja sama yang lebih baik di antara pekerja, di mana pekerja yang baik menekan pekerja yang buruk yang dapat membahayakan bonus kelompok. Rencana bonus kelompok juga sering kali mengakibatkan menurunnya kecelakaan, jumlah barang cacat, pemborosan, serta mangkirnyakaryawan. Misalnya saja, suatu bonus dapat dibayarkan ke kelompok atau departemen yang tidak mengalami kecelakaan selama periode waktu tertentu atau yang memiliki tingkat barang yang ditolak di bawah target tertentu.

3)         Rencana Insentif Organisasi (Pembagian Keuntungan Organisasi)
Manajemen sebaiknya mengevaluasi kekuatan dan kelemahan baik dari rencana pemberian insentif individual maupun kelompok guna menentukan yang terbaik bagi organisasi mereka. Dalam situasi di mana produktivitas dari seluruh organisasi memerluka perbaikan, maka rencana insentif organisasi atau pembagian keuntungan organisasi mungkin menjadi jawaban terbaik.
      Rencana insentif organisasi, atau yang juga dikenal dengan rencana pembagian keuntangan organisasi, telah dikembangkan sebagai jawaban atas masalah produktivitas yang mewabah dalam industri-industri di AS. Rencana- rencana ini telah digunakan dengan berhasil oleh perusahaan-perusahaan Jepang. Fitur utama dari rencana pembagian keuntungan organisasi adalah bahwa semua individu memiliki kapasitas untuk memberikan kontribusi yang berharga kepada suatu organisasi. Terkadang dalam rencana ini adalah gaya manajemen yang berpusat pada karyawan yang menekankan pada keterlibatan dan partisipasi dari seluruh karyawan.
Kunci dari penerapan rencana pembagian keuntungan organisasi yang sukses mencakup biaya tenaga kerja normal yang terukur,rasio yang relative stabil dari nilai output terhadap biaya tenaga kerja, dan insentif serta kebijakan yang adil bagi semua pihak yang berpartisipasi.

C.    Standar Waktu Dan Teori Kurva Belajar (Learning Curve Theory)
Rencana pemberian insentif berdasarkan standar waktu yang tetap, seperti rencana bonus seratus persen yang dijelaskan sebelumnya, tidak selalu memotivasi pekerja secara efektif. Defisiensi dari standar tetap dapat diatasi dengan memasukkan pelajaran dari teori kurva belajar. Teori kurva belajar (learning curve theory) menyatakan bahwa setiap kali kuantitas output kumulatif menjadi dua kali lipat, maka rata-rata waktu kumulatif per unit berkurang sebesar persentase tertentu. Berikut tabel yang mengilustrasikan Teori Kurva Belajar :
Jika durasi produksi panjang atau jika operasi tenaga kerja sangat sederhana dan rutin, maka suatu titik akan dicapai jika perbaikan lebih lanjut dari kurva belajar menjadi tidak kelihatan, dan kurva belajar mencapai kondisi yang tetap. Selain itu, sekelompok pekerja dapat mencapai kondisi tetap secara cepat karena perputaran pekerja. Tingkat perputaran yang tinggi dalam angkatan kerja menyebabkan masuknya pekerja yang tidak berpengalaman dan lebih lamban pada tingkat yang dapat mengaburkan dampak pelajaran dari individuyang berpengalaman. Dalam menetapkan standar untuk penggunaan tenaga kerja langsung dalam siperhitungan biaya standar, atau dalam menetapkan waktu standar tetap untuk rencana pemberian insentif, tingkat produksi dalam kondisi tetap adalah variable yang penting untuk diestimasikan, kecuali jika proses poduksi berlangsung sangat singkat sedemikian rupa sehingga kondisi tetap tidak akan dicapai.
Dalam beberapa proses manufaktur modern, yang sangat terotomatisasi, terutama proses-proses yang dikendalikan oleh computer, tidak ada kurva pembelajaran dalam produksi output. Mesin tersebut sama efisiensinya ketika memproduksi satu item seperti ketika memproduksi seribu item, sehingga waktu rata-rata per unit adalah konstan. Meskipun demikian, kurva belajar mungkin saja tetap ada pada area-area dimana usaha manusia digunakan, seperti dalam hal pemrograman computer, penanganan masalah, dan pemeliharaan preventif regular atas mesin.
Berdasarkan kurva belajar yang telah diobservasi, standar waktu yang digunakan untuk menentukan besarnya insentif seorang pekerja dapat berubah menjadi standar waktu variable dan bukannya standar waktu tetap. Standar waktu varaiabel memenuhi kebutuhan akan system pemberian insentif dimana terdapat dampak pembelajaran yang signifikan. Misalnya saja, waktu standar dapat berubahn menjadi tingkat output yang hanya dapat dilampaui ketika kondisi tetap tercapai. Kemudian, segera setelah pekerja telah melalui tahap belajar dan mulai memproduksi jumlah unit yang diharapkan dalam kondisi tetap, mereka akan mulai memperoleh bonus untuk melakukan suatu operasi lebih cepat dari waktu standar.

D.    Pengaturan Akuntansi Untuk Biaya Tenaga Kerja Dan Pengendalian
Akuntansi biaya tenaga kerja mencakup :
1.      Sejarah kerja dari setiap pekerja, seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal, promosi, kenaikan gaji, dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit.
2.      Infomasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipungut, dan persyaratan pemerintah federal, pemerintah negara bagian, atau pemerintah lokal lainnya.
3.      Waktu kerja dan biaya standar.
4.      Jam kerja setiap karyawan, tingkat upah, dan total pendapatan untuk setiap periode penggajian.
5.      Perhitungan potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan.
6.      Output atau pencapaian dari setiap karyawan.
7.      Jumlah biaya dan jam tenaga kerja tidak langsung maupun tenaga kerja langsung yang akan dibebankan ke setiap pesanan, lot, proses atau departemen untuk setiap periode. Biaya atau jam tenaga kerja langsung sering kali digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead.
8.      Total biaya tenaga kerja di setiap departemen untuk setiap periode.
9.      Data kumulatif atas potongan pendapatan dan gaji untuk setiap karyawan.

Penerapan prinsip-prinsip ini bisa saja sulit jika jumlah pekerja banyak atau jika pekerja berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain. Dua kelompok catatan rinci disimpan, satu untuk akuntansi keuangan dan satu lagi untuk akuntansi biaya. Berikut langkah – langkah dan penjurnalannya :
a)      Akuntansi Keuangan
  • Catatan total waktu kerja dan total jumlah yang diperoleh oleh setiap pekerja disimpan
  • Jumlah pendapatan harian atau mingguan yang diperoleh setiap pekerja dimasukkan dalam catatan gaji.

Setiap periode penggajian, total jumlah upah yang terutang ke pekerja menghasilkan ayat jurnal berikut :


Debit
Kredit

Beban Gaji
xxx



Utang PPh karyawan

xxx


Utang pajak FICA

xxx


Utang gaji

xxx




b)      Akuntansi Biaya
  • Catatan waktu kerja untuk setiap pesanan, proses, atau departemen dari setiap pekerja serta biaya yang terkait disimpan
  • Jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung dimasukkan dalam kartu biaya pesanan atau laporan biaya produksi; biaya tenaga kerja tidak langsung dimasukkan dalam kertas kerja analisis beban departemental
Jurnal mingguan atau bulanan untuk distribusi biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut :


Buku Pembantu
Debit
Kredit

Barang dlm Proses

xxx

Pengendalian OP

xxx

TKTL
xxx



Beban gaji


Xxx


Biasanya adalah mungkin untuk menetapkan rasio yang cukup akurat dari penggunaan tenaga kerja terhadap nilai penjualan dalam dolar untuk setiap produk atau lini produk Dengan menggunakan rasio-rasio tersebut dan ramalan penjualan, kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan dapat diprediksikan. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dengan desain produk dan terus berlanjut sampai waktu penjualan dan pelayanan purna jual. Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja termasuk departemen personalia, departemen perencanaan produksi, departemen pencatatan waktu, departemen penggajian, dan departemen biaya.

1)      Departemen Personalia
Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan bahwa selumh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai. Fungsi departemen personalia meliputi perekrutan, pelatihan, penilaian, konseling pensiun, pemutusan hubungan kerja dan penempatan ke luar. Lebih lanjut lagi, departemen personalia mengawasi penyusunan dan pembaruan deskripsi kerja serta melakukan studi waktu dan gerakan.

2)      Departemen Perencanaan Produksi
Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah kerja umumnya disertai dengan permintaan bahan baku dan kartu jam kerja tenaga kerja yang mengindikasikan operasi yang akan dilakukan atas produk tersebut. Daftar yang spesifik dan terinci dari urutan operasi tenaga kerja dan mesin, yang disebut rute (routing), merupakan hal yang penting jika pekerjaan ingin dilakukan dalam waktu yang diperbolehkan, tanpa menunda pekerjaan lain yang memerlukan beberapa mesin dan tenaga kerja yang sama. Penundaan yang disebabkan oleh kurangnya bahan baku, rusaknya mesin, atau kebutuhan akan instruksi tambahan menyebabkan naiknya biaya tenaga kerja dan keluhan dari pekerja dan pelanggan. Jadwal produksi yang dipersiapkan beberapa minggu sebelumnya yang menggunakan standar waktu tenaga kerja untuk setiap tugas, membantu penyelia departemen dalam menyusun anggaran tenaga kerja.

3)      Departemen Pencatatan Waktu
Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah perrtama dalam perhitungan biaya tenaga kerja. Pencatatan waktu yang akurat biasanya dicapai dengan:
1.      Kartu absen yang menyediakan bukti yang dapat diandalkan atas kehadiran karyawan di pabrik dari waktu masuk sampai waktu pulang.
2.      Kartu jam kerja atau karta pesanan untuk memastikan infomasi atas jenis dan lama Pekerjaan yang dilakukan.

Kedua dokumen diawasi, dikendalikan, dan dikumpulkan oleh departemen pencatatan waktu. Oleh karena pendapatan karyawan bergantung pada kedua formulir ini dan petugas pencatat waktu memprosesnya sebagai langkah pertama untuk pembayaran final, maka pencatatan waktu adalah mata rantai yang berharga dalam hubungan yang baik antara tenaga kerja dan manajemen. Bagi kebanyakan pekerja, petugas pencatat waktu adalah manajemen, sering kali kinerja petugas pencatat waktu menjadi dasar bagi opini awal pekerja terhadap perusahaan.

4)      Departemen Penggajian
Data penggajian diproses dalam dua tahap: (1) menghitung dan menyiapkan gaji, serta (2) mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen. Departemen penggajian menghitung jam kerja dan upah yang diterima, melakukan pemotongan gaji, menentukan jumlah bersih yang harus dibayarkan ke setiap karyawan, memelihara catatan pendapatan permanen untuk setiap karyawan, dan bisa juga menyiapkan distribusi beban gaji yang menunjukkan jumlah biaya tenaga kerja yang akan dibebankan ke setiap pesanan dan departemen. Departemen penggajian juga mempersiapkan cek atau menyediakan data yang diperlukan oleh kasir atau bendahara untuk melakukan pembayaran gaji.

5)      Departemen Biaya
Berdasarkan ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja atau kartu jam kerja, departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemental yang terinci. Di beberapa perusahaan, akuntansi biaya didesentralisasikan, di mana klerek biaya ditempatkan di departemen produksi guna membantu dalam mengakumulasi dan mengklasifikasi biaya tenaga kerja, menggunakan kartu jam kerja atau tipe produk. Di perusahaan lain, departemen biaya sangat tersentralisasi dan tidak terlibat sama sekali dalam pencatatan waktu maupun persiapan penggajian.

6)      Hubungan Antardepartemen dan Pengendalian Biaya Tenaga Kerja serta Akuntansi
Diskusi sebelumnya menekankan pada tenaga kerja manufaktur. Perhitungan biaya tenaga kerja untuk area-area nonmanufaktur, seperti pemasaran dan administrasi, memerlukan rincian individual dan departemental yang sama dalam hal akumulasi dan distribusi biaya.

E.     Pertimbangan-pertimbangan Etika
Perilaku etis adalah penting disemua aspek aktivitas organisasi. Akuntansi biaya dan pengendalia tenaga kerja adalah salah satu area yang dicakup oleh Standard of Ethical Conduct. Standar ini berkaitan dengan hubungan kerja, pemutusan hubungan kerja, dan kompensasi; dengan pembuatan anggaran dan analisis waktu dan biaya tenaga kerja; dengan program produktivitas dan rencana pemberian insentif; dan dengan persamaan dalam tunjangan karyawan.

F.     Lampiran
Selama pertenangaab abad keduapuluh,pekerja di Amerika Serikat dan beberapa negera  maju lainnya menikmati pertumbuhan spektakuler dalam tunjangan di luar gaji. Peningkatan ni diperlihatkan oleh hal-hal berikut ini: (1) peningkatan dalam biaya tunjangan, (2) peningkatan dalam durasi tunjangan,(3) peningkatan dalam karyawan yang memperoleh tunjanvan, dan (4) memperkenalkan tunjangan baru ,seperti asuransi mata dan gigi serta penasehat hukum pribadi. Dalam tahun-tahun belakangan ini tunjangan telah menjadi stabil dan bahkan menurun di beberapa perusahaan. Meskipun demikian, tunjangan masih merupakan bagian yang subtansial dari total komperansasi. Semakin banyak pembeli kerja yang di menawarkan rencana kefaria (caferial plan), di mana sejumlah dolar tertentu di sediakan untuk setiap karyawan dan dapat di gunakan untuk sebagian atau seluruh biaya dari tunjangan. Karyawan dapat membayar untuk jumlah Ini dengan dolar sebelum pajak, sehingga menikmati penhlghematan dal pajak penghasilan.
Berikut ini adalah ilustrasi dari beberapa biaya yang terkait dengan tenaga kerja,dinyatakan dalam presentase terhadap pendapatan. Beberapa dari presentase ini bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain,semtara yang lainnya di ubah secara berkala oleh hukum atau peraturan ,sehingga tarif yang terdaftar di sini berguna hanya untuk tujuan ilustrasi.

Pajak FIFA untuk keluarga karyawan yang berusia lanjut,                                                                                yang masih bertahan hidup,dan asuransi ketiakmampuan(OASDI)                                                               dan asuransi rumah sakit(HI),atau programperawatan medis                                                 7,5%
Pajak asuransi pengangguran federal(FUTA)                                                                               0,8%
Pajak asuransi pengangguran negara bagian(SUTA); tarif bervariasi                                      4,0%     antarapemberi kerja
Asuransi kompensasi pekerja begara bagian (tarif di anggap lebih tinggi                              1,0%                           untuk pekerjaan yang berbahaya
Tunjangan cuti dan liburan yang dibayar (2 minggu vuti dan 7 sampai 10                             8,0%                             hari libur sebagai persentase dari 52 minggu selama 40 jam perminggu)
Konribusi ke dana pensiun dan tunjangan perbakti lainnya( rata-rata yang mungkin)         8,0%
Rekreasi,tunjangan uang sekolah,asuransi jiwa,cuti melahirkan,jasa kesehatan                   9,0%                              dan perawatan medis
Kontribusi ke dana  tambahan untuk pembayaran pengangguran                                            2,0%
Waktu libur untuk berpartisipasi dalam pemilu,tugas sebagau juri, atau pertemuan            1,3%                                                        duka
Parkir gratis atau distribusi,saran pajak penghasilan atau hukum,makan,seragam                1,5%
Total                                                                                                                                                     43,1%      
  
Biaya tenaga kerja mencakup pendapatan lembur; premium yang di bayar  untuk bekerja Pada massa libur,hari sabtu, hari minggu; Bonus shift atau differensial,bonus atas kinerja, kehadiran, lama kerja, dan tidak ada kecelakaan ; biaya magang atau pelatihan; dan pesangon.

1)      Penghasilan Lembur
Fair Labor Strandars Act Tahun 1938,yang biasanyadisebut sebagai hukum  upah dan jumlah kerja federal,menetapkan upah minimum per jam dan mengharuskan pembayaran sebesar satu setengah kali upah biasa untuk jam kerja yang yang melebihi 40 jam per minggu. Hukum ini telah di amandemen guna memperluas cakupan dan meningkatkan tingkah upah . Beberapa tipe organisasi dan pekerjaan dikecualikan dari provisi hukum tersebut beserta amandemennya, atau memiliki upah minimum yang lebih rendah. Sejumlah praktik penggajian harus tunduk pada hukum upah dan jem kerja federal. Untuk setiap karyawan,catatan harus menunjukan:

a)      Jumlah jam kerja setiap hari dan total jam kerja setiap minggu
b)      Dasar penggajian
c)      Pendapatan harian atau mingguan di jam kerja biasa
d)     Total tambahan pendapatan untuk lembur yang dilakukan setiap minggu
e)      Total upah yang dibayarkan setiap periode penggajian,tanggal pembayaran,dan periode kerja yang dibayar.
Pendapatan lembur terdiri atas dua elemen: (1) tarif upah reguler dan (2) premium lembur, yang merupakan jumlah tambahan untuk jam kerja yang melebihi batas tertentu. Batas tersebut mungkin saja adalah 40 jam kerja perminggu atau 8 jam kerja per jam. Bagi sebagian besar pekerja,pemberi kerja harus membayar lembur minimal sebesar satu setengah kali tarif upah reguler. Misalnya jika seorang karyawan di bayar sebesar $8 perjam untuk perkerjaan yang dilakukan dalam waktu 40 jam kerja perminggu, tetapi ia bekerja selama 45 jam kerja di suatu  minggu, maka pendapatan kotorny adalah sebagai berikut.
Minggu kerja reguler                           40 jam @ $8   =          $320
Lembur                                                5 jam   @  $8  =             40
Premiur lembur                                    5 jam   @ $4   =             20 
                                                                                               $380
Pembebenan premiur lembur ke pasanan atau produk tetentu atau overhead pabrik,sangat bergantung  pada alasan di lakukannya lembur. Apabila suatu pesanan adalah pesanan kilat sehingga di ketahui sebelumnya bahwa lembur akan diperlukan, maka diasumsikan bahwa harga disetujui untuk pesanan tersebut cukup tinggi untuk menutup premiur lembur.

2)      Pembayaran Bonus dan  Kompensasi yang Ditunda
       Sebagai mana perusahaan berusa untuk menstabilisasi atau mengurangi tunjunagb perusahaan juga berusaha mencari cara ubtuk mengurangi upah pokok. Jika seorang karyawan diberikan upah,maka kenaikan tersebut menjadi hak karyawan yang harus dibayarkan setiap tabun,dan meningkatkan pensiun pekerja tersebut serta tunjangan-tunjangan lain yangdi bayarkan oleh perusahaan. Pemberi kerja fapat menurunkan biaya dengan meminimalkan keniakan gaji pokok dan sebagai gantinya membayar bonus insentif.
     
     Jumlah pembayaran bonus dapat dihitung per karyawan uttuk setiap klasifikasi pekerjaan  Klasifikasi tersebut dapat didefinisikan sebagai presentase dari laba, sebagai dari upah satu bulan, atau sebagi jumlah terhitung lainnya. Jumlah bonus dapat merupakan tradisi uang sudah lama dijalankan disuatu perusahaan,atau jumlahnya dapat bervariasi  daru tahun ke tahun. Pembayaran bonus adalah biaya produksi,beban pemasaran atau beban admistriasi , bergantung pada di mana pekerja tersebut ditugaska. Jika pendapatan rata-rata per minggu dari seorang karyawan yang merupakan tenaga kerja langsung adalah sebesar $250 dan perusahaan bermaksud membayar upah dua minggu sebagai bonus di akhir tahun, maka pendapatan aktualnya adalah sebesar $260 per minggu. Tambahan $10 per minggu  dibayarkan  sekaligus sebesar $500 ($10 × 50 minggu, dengan asumsi waktu cuti selama 2 minggu) di akhir tahun. Biaya bonus di bagi ke produksi selama tahun tersebut melalui taruf overhead yang telah dite tukan sebelumnya. Bonus dibebankan ke overhead pabrik sebagai berikut.
                                                                           
Buku pembantu                       Debit                Kredit
 Barang dalam proses                                                              250
    Pengendali overhead pabrik                                                                        10
  Pembayaran Bonus                           10
 Beban gaji                                                                                                      250
Utang Bonus                                                                           10

Ketika bonus dibayarkan,akun utang didebit, lalu akun Kas dan berbagai akun pajak di tahan kredit.
Secara teoretis, bonus dan biaya lain yang berkaitan dengan tenaga kerja langsung  merupakan tambahan biaya tenaga kerja yang di bebankan langsung ke akun Barang dalam proses. Pada praktiknya, pendekatan semacam itu tidaklah prsktis, sehingga umumnya biaya ini dimasukkan dalam tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya dan dibebankan ke akun Barang dalam Proses sevara tidak langsung melalui tarif overhead pabrik.

3)      Tunjangan Cuti
Tunjangan cuti mewakili masalah biaya yang srrupa dengab pembayaran bonus. Ketika seorang keryawan berhak untuk mengambil cuti selama dua minggu dengan tetap dibayar, tunjangan cutu diakrual selama 50 minggu masa produktif. Misalnya,asumsikan  seorang pekerja langsung memikiki upah pokok sebesar $300 , dab berhak atas cuti dengan tetap dibayar selama dua minggu.  Biaya tenaga kerja adalah sebesar $300, plus $12 perminggu. Dalam waktu 50 minggu dengan tarif $12 per minggu, maka permbayaran yang di tunda adalah sebesar $600, yang merupakan  estimasi tunjangan cuti. Ayat jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja per minggu  adalah.

Buku pembantu           Debit               Kredit
     Barang dalam proses                                                          300
     Pengendalian overhead pabrik                                           12
        Tunjangan Cuti                                                                                       12
       Beban gaji                                                                                               300                                       Utang tunjangan                                            12

Ketika cuti di ambil, akun utang di debit dan akun Kas serta berbagai alun pajak di tahan di kredit. Secara serupa, akrual dimasukkan untuk kewajiban pemberi kerja tang diberkaitan dengan jenis ketidakhadiran lain yang berkompensasikan, termasuk izin sakit, hari libur, dan latihan militer. Jika perusahaan menyewa pengganti temporer untuk pekerja yang absen tambahan  biaya ini di bebankan ke departemen  yang akan menggunakan pengganti tersebut.

4)      Rencana Upah Tahunan Terjamin
Meskipun upah tahunan terjamin untuk pelerja industrial adalah jauh dari kenyataan, ada satu langkah ke arah tersebut dalam kontrak tenaga kerja  yang menjanjikan untuk membayar pekerja yang di hentikan. Pembayaran ini di maksudkan untuk menambah asuransu pengangguran. Misalnya, asumsikan bahwa seorang pekerja yang menganggura di jamin 60 persen dari gaji bersih normal, dimulai  dari minggu kedua pemutusan hubingan  kerja sampai  26 minggu ke depan  untuk mengakui kewajiban atas pembayaran yang akan dilakukan selama pemutusan hubungan kerja, dicatatlah akrual atas suatu jumlah, misalnya 15 sen  jam per pekerja.
       Dengan asumsi bahwa pemutusan hubungaa kerja pada akhirnya terjadi, karyawan  yang bekerja memperoleh hak atas 15 sen per jam tidak  di masukan dalam pembayaran  gaji saat ini. Perusahaan mengakui kewajiban dalam jumlah yang sama. Untuk karyawan  tenaga kerja langsung yang upah pokoknya adalah $8/jam, dampak dari tunjangan pengangguran  untuk 40 jam kerja per minggu diilustrasikan ke ayat jurnal berikut.
                                                 
Buku pembantu           Debit               Kredit
Barang dalam proses                                                   320
Pengendalian overhead Pabrik                                    6
Tunjangan Pengangguran                                                                                               6
  Beban gaji                                                                                         320
  Utang Tunjangan Pengangguran                                                       6

5)      Program pensiun
         Program pensiun ( personal plan)  merupakan pengaturan untuk pembayaran ke karyawan untuk tahun-tahun setelah pensiun. Program pensiun mungkin saja merupakan faktor yang peling penting dan ping rumit dalam hubungannya dengan biaya tenaga kerja. Program pensiun memengaruhi hubingan dengan karyawan, pendanaan perusahaan, penentuan laba, pertimbangan pahak penghasilan, dan kondisi perekonomian  secara umum. Program pensiun jiga harus tunduk pada hukim dan peraturan.
   Dalam kasus bonus cuti yang di bayar, sebagian dari total pendapatan karyawan di potong atau diakrualkan untuk suatu periode waktu dalam bulan dan kemudian dibayarkan sekaligus.  Dalam kasus pembayaran pensiun.upah di peroleh dan biaya tenaga kerja terjadi dalam banyak tahunsebelum pembayaran dilakukan. Dengan asumsi bahwa karyawan dibayarkan upah pokok untuk 40 jam kerj per minggu dan biaya pensiun pemberi kerja berjumlah $1,50 per jam, biaya pensiuan yang yerjadi adalah sebesar $60 per minggu dan di bebankan ke overhead pabrik, beban pemasaran ,atau beban administrasi.
·         Employee Rerirement Income Security Act tahun 1974. Dibuat untuk memastikan bahwa pensiun yang di janjikan benar-benar dibyar. Hukim ini menetapkan persyaratan minimum untuk ketetepan, pasrtisipasi, pendanaan,manajemen,dan berbagai hal lainnya. ERISA juga mencakup beragam rencana lesejahteraan karyawan untul manfaat kesehatan, kecelakaan, dan kematian.
·         Standar Biaya Pensiun CASB. Pada tahun 1975, Cost Accounting Standars Board menyusun CASB No. 412, “ Cost Accounting Standars for Composition and Measurement of persion Cost” yang mentapkan komponen- komponen biaya pensiun, dasar untuk mengukur biaya tersebut dab kriteria  untuk mebebankan biaya pensiun ke periode-periode akuntansi. Strandar  ini memengaruhi akuntansi untuk semua kontrak dengan oemerintah di mana peraturan CASB berlaku.
·         Imbalan Pascakerja Selain Pensiun. Selain pensiun, ada bebrapa manfaat karyawan di masa Pumabakti yang baiyanya mungkin saja besar. Misaanya saja, biayaasa depan dari tunjangan kesehatan bagi pensiun untuk semua perusahaan di Amerika Serikat di estimasikan berada dalam kisaran $200 miliar dan $400 miliar. Pengurangan yang signifikan dalam program perawatan medis dan peningkatan biaya perawatan kesehatan akan membuat biaya-biaya ini semakin meningkat.

6)      Tambahan Peraturan yang Memengaruhi Biaya yang Berkaitan dengan Tinaga kerja
          Akuntansi untuk biaya tenaga kerj adalah lebih sederhanasebelum peruturan jaminan sosial yang pertama. Peraturan tersebut menyebabkan banyak pemberi kerja merasa perlu untuk mendesain ulang sistem penggajiannga guna mempertanggung jawabkan potobgab gaji yang di wajibkan dan u tuk menyiaokan laopran-laporan yang diharuskan. Kemudian peraturan begara bagian  dan federal mengharuskan persyaratan tambahan untuk akuntansi. Misalnya ,  Federal Insurance Contribusi Act, undang-undang pajak pengangguran federal, negara bagian,serta kota mengharuskan diserahkannya laporan periodik oleh pemberi kerja. Terbitan E dari  internal Revenue Sevice  Departemen Keuangan amerika serikat , berjudul “ Employer’s Tax Guide”. Adalag suatu sumber komprehensif  atas peraturan di tingkat nasional.

·         Federal Insurance Contribution Act( FICA). Peraturan ini di kelolah dan dioprasikan oleh pemeri tah federal. Pajak FICA digunakan untuk mendanai program federal bagi asuransu untuk orang lanjut usia ,ahli waris , dan  oarng cacat ( OASDI). Diberlakukan pada bulan Agustus 1935,FICA telah di amandemen beberapa kali. Ditahun 1965  FICA diamandemen untuk menciptakan  program Asuransi Ruamh sakit ( Perawatan Kesehatan), tarif  pajak di naikan  untuk mendanainya.  Amandemen-amandemen lain membuat lebih banyak karyawan  di cakup dalam program  ini,  dan telah meningkatkan manfaat, tarif pajak,  dan dasar uapah yang di gunakan untuk menghitung pajak.
·         Federal unemployment Tax Act (FUTA). Tidak seperti FICA, yang benar-benare merupakan program pemerintah  federal, FUTA menimbulkan kerja sama antara pemerintah federal dengan oemerintah negara bagian dalam penetapan dan pengelolaan asuransi pengangguran Dalam FUTA, pemberi kerja membayar pajak asuransu pengangguran atas dasar tertentu daru upah tahunan setiap pekerja, dimana sebagian pajak di bayarkan ke pemerintah feder  sementara sisanga ke pemerintah negara bagian
·         Asuransi Kompensasi pekerja.Hukum asuransi kompensasi pekerja membarikan manfaat asuransi untuk pekerja dan ahli warisnya atas kerugian yang disebabkan olah kecelakaan atau penyakit yang di derita karena pekerjaan. Manfaat, biaya premiu, dan rinciannga berbedaa dari satu negara ke negara bagian lain.total biaya dari asuransi ini di tanggung oleh pemberi kerja. Beberapa begara bagia  memberika  kepada pemberu kerja suatu opsi apakah mereka membuat kontrak dengab perusahaan asuransi yang di setujui  atau berpratisipasi dalam dana asuransi negara bagian. Dalam beberapa kasus, jika ukuran perusahaan dan sumber daya finansialnya mencukuli, maka perusahaan memiliki opsi untuk menanggung resiko itu sendiri.
·         Pemotongan Pajak Penghasilan Federa, Negara Bagian, Dan Pajak upah Kota. Pemberi kerja diharuskan untuk memotong pajak penghasilan federal, serta negara bagian dan lokal apabila memungkinkan, dan kompensasi karyawan. Pemberi kerja juga harus melaporkan  ke otoritas perpajakan federal, negara bagian, dan lokal mengenai jumlah kompensasi yang du bayarkan ke setiap karyawan  serta jumlah pajak penghasilan yang di potong. Tax Reform Act  Tahun 1983 mengharuskan agar biaya dari tunjangab karyawan dimasukkan dalam perhitungan pendapatan kena pajak. 
·         Pencatatan. Otoritas perpajakan federal, negara bagian, dan kota mengharuskan pemberi kerja menyimpan catatan penggajian selama empat tahun yang menunjukan informasi berikut ini untuk setiap karyawan:
a)      Nama,alamat nomorjaminan sosial, dan pekerjaan
b)      Jumlah dan tanggal pembayaran remunerasu dan masa kerja yang di cakup oleh setiap pembayaran.
c)      Jumlah dan tanggal anuitasi serta pembayaran pensiun.
d)     Jumlah pembayaran yang terdiri atas upah kena pajak.
e)      Jumlah dan tanggal pemotongan pajak.
f)       Jumlah pembayaran dan tanggal ketidakhadiran karena sakit atau luka.
g)      Salinan dari sertifikat tunjangan pajak potongan.

7)      Potongan-potongan yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja
Selain potongan gaji yang diharuskan, berbagai jenis potongan lain juga dapat dipotong  dari pembayaran gaji sesuia dengan persetujuan karyawan.
·         Asuransi. Banyak perusahaan menyediakan asuransi kesehatan, kecelakaan, rumah sakit, dan asuransi jiwa untuk karyawan. Sering kali perusahaan dan karyawan sama-sama menganggung biayanya,dan bagian karyawan dipotong dari upahnha secara berkala . Jika perusahaan membayar  premi asuransi di muka, termasuk  bagian karyawan, maka akun aset seprti  Asuransi kesehatan dan Kecelakaan Dibayar d Muka di debit ketika pembayaran dilakukan. Bagian pemberi kerja dikredit ke akun aset  dan didebit overhead, beban pemasaran ,dan beban administrasi. Akun aset dikredit untuk premi bagian karyawan ketike pemotongan pendapatan dibuat. Dalam potongan gaji ini, di semua kasus yang serupa, buku pembantu yang menunjukan kontribisi dari setiap karyawan di perlukan.
·         Iuran Serikat Kerja. Banyak perusahaan yang memperkerjakan karyawan anggita serikat kerja menyetujui “ iura serikat kerja”, di mana iurab ke anggotaaan pertama kali dan iuran periodim sebagai anggota dipotong dari oembayarab gaji setiap karyawan. Untukempertanggung jawabkan potongan-potongan ini, akun buku besar berjudul  Iuran  Serikat Kerja dikredit  untuk jumlah iiran yang ditahan. Secara berkala, perusahaan menyetorkan total iuran yang di kumpulakn ke serikat kerja.
·         Obligasi Tabungan Amerikat Serikat.( U.S. Saving Bonds). Pemberi kerja dan karyawan seing kali menyetujui suatu bentuk pemotongab upah untuk membeli obligasi ini. Akun buku besar berjudul Utang Obligasi Tabingan Amerika Serikat dikreditkan untuk jumlah yang ditahan dan kemudian, ketika suatu jurnal di buat Utang Obligasj Tabungab Amerikat Serikat dab mengkredutkan kas. Sistem yang berupa di gunakan untuk berbagai bentuk rencana tabungab dan investasi karyawan.
·         Persekot Gaji. Persekot gaji dapat diberikan ke karyawan dalam bentuk uang tunai, bahan baku, atau barang jadi.  Untuk pengendalian  formulir otoritas persekot di eksekusi oleh menajer yang bertanggung jawab dan di kirim ke depaftemen penggajian. Akun aset  persekot gaji dan ypah di debit untuk semua persekot. Bagi perusahaan, Akun ini adalah piutang.
    Pada tanggal penggajian regular, pendapatan  karyawan dimasukkan dalam jurnal dalam jurnal gaji seerti biasa, dan sebagian atau semua persekot dikurangkan dalam menghitung jumlah yang akan dibayarkan. Jumlah yang dipotong dikreditkan ke persekot gaji dan upah dan menawakili penangihan persial atau penuh oleh perusahan atas uPiutang tersebut.

8)      Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
Ide dasar dari perhitungan biaya kerja adalah sederhana dan langsung. Suatau catatan  waktu kerja di simpan pada kartu absen; suatu catatan atas pekerjaan yang dilakukan  disimpan di kartun jam kerja atau laporan eaktu kerja harian. Dokumen-dokumen  ini biasa saja ada dalam bentuk elektronik atas bentuk kertas. Ayat jurnL yang di perlukan adalah:
a)      Untuk mencatat pembayaran gaji yang terutang ke karyawan dan kewajivan atas semua jumlah yang di tahan atau di potong dari upah.
b)      Untuk mebebankan biaya tenaga kerja  kepesanan, proses, atau departemen yang sesuai.
Di akhir setiap periode penggajian, total jumlah yang di peroleh pekerja di debit ke Beban Gaji, dengan dikreditkan ke Gaji yang Harus Dibayar. Biaya tenaga kerja yang di beli di catat sebagai debit ke akun Barang dalam proses, Pengendalian Overhead Pabrik, Pengendalian Beban Beban Pemasaran, dan Pengendalian Beban Administratif, dan totalnya di kreditjan ke Beban Gaji. Pajak pendapatan pemberi kerja dan biaya lainnya yaag terkait dengan tenaga kerja dicatat, dan pembayaran di lakukan di waktu-waktu yang sesuai untuk menghilangkan semua kewajibab yang terkaita dengab penggajian.