Wikipedia

Search results

MAKALAH TENTANG MENULIS CERITA PENDEK

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam karena atas rahmat dan karunianya serta hidayahnya, saya dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Menulis Cerita Pendek” makalah ini merupakan tugas mata kuliah bahasa indonesia. Terimakasih juga saya ucapkan kepada ibu Innany Mukhlishina,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia karena telah membimbing saya dalam menyusul makalah ini.
            Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan  bagi para pembaca. Namun terlepas dari itu saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membanguan sangat saya perlukan demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.








                                                                         
                                                                           Malang, 22 Desember 2018
                                                                                                    
                                                                                            

                                                                                    Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menulis
B. Pengertian Cerpen
C. Unsur-Unsur Cerpen
D.  Nilai-Nilai Dalam Cerpen
E.  Jenis-Jenis Cerpen
F. Contoh Cerita Pendek
G. Cara Menulis Cerita Pendek

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPILAN
B. SARAN




BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Cerita dalah merupakan bagian atau salah satu jenis sastra atau yang sering disebut dengan istilah genre sastra. Menjadi seorang pendidik di tingkat Sekolah Dasar, kita harus  mampu mengetahui jenis-jenis dari cerita yang biasa dibaca atau di konsumsi oleh anak-anak. Pada hakikatnya sastra mengandung eksplorasi mengenai kebenaran manusia, sastra juga menawarkan berbagai bentuk kisah yang dapat merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu. Apalagi kalau pembacanya itu adalah anak-anak yang fantasinya baru berkembang dan menerima segala macam cerita terlepas dari cerita itu masuk akal atau tidak. Sastra anak berfungsih sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.
Salah satu dari cerita anak adalah cerita pendek, cerita pendek atau yang sering kita dengar dengan sebutan cerpen adalah kisahan yang memberikan kesan tunggal dominan tentang suatu tokoh dalam satu latar dan satu situasi yang dramatik. Cerita pendek berbeda dengan cerita pada umumnya, pada cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuanya dibandingkan dengan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novel. Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingakan dengan novel, cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh dalam cerita terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.

A.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian menulis ?
2.      Apa pengertian cerpen dan ciri-ciri cerpen ?
3.      Unsur-unsur cerpen ?
4.      Jenis-jenis cerpen ?
5.      Nilai-nilai dalam cerpen ?
6.      Contoh cerpen ?
7.      Cara menulis cerpen ?

 B. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian menulis
2.      Untuk mengetahui pengertian cerpen dan ciri-ciri cerpen
3.      Untuk mengetahui unsur-unsur cerpen
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis cerpen
5.      Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen
6.      Untuk mengetahui contoh dari cerita pendek
7.      Untuk mengetahui bagaimana cara menulis cerpen
C. Manfaat
1.      Menyenangkan dan tidajk jenuh. Dengan membaca cerita pendek ternyata bisa dibaca bila kita mempunyai waktu yang longgar.
2.      Sebagai media hiburan yang lucu.Membaca cerita pendek yang mengandung humoria adalah membaca yang mengasyikan, kadang kita bisa membacanya dan sambil tertawa terbahak-bahak.
3.      Kaya perbendaharaan bahasa.Dengan selalu membaca cerita pendek, maka kita akan menambah ilmu dalam perbendaharaan bahasa, karena terkadang bahasa yang terdapat dalam cerita pendek berkomunikasi.
4.      Menambah insipirasi bagi pembacanya.Membaca cerita pendek akan memberikan kontribusi kepada pembacanya, dimana si pembaca akan meniru pola atau sifat karakteristik tokoh-tokoh dalam isi cerita pendek.
5.      Menambah pengetahuan tentang budaya.Membaca cerita pendek yang biasanya menceritakan budaya tertentu, maka kita akan mendapatkan informasi unsur budaya yang kita dapatkan pada cerita pendek tersebut.

 







BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian 

Menulis adalah merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, tempat anak dapat menyampaikan makna, ide, pikiran, dan perasaanya melalui untaian kata-kata yang bermakna. Menurut poerwadarminta (1982), menulis bahasa sebagai berikut yaitu membuat huruf, angka, dan lainya dengan pena, kapur, dan sebagainya, mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan lainya dengan tulisan. Senada dengan pernyataan tersebut Badudu (1982) mengemukakan bahwa menulis adalah menggunakan pena, patlot, ball poin, dia atas kertas, kaen ataupun papan  yang menghasilkan huruf, kata, maupun kalimat. Dengan demikian, menulis bukanlah sekedar membuat huruf-huruf ataupun angka pada selembar kertas dengan menggunakan berbagai alternatif media, melainkan upaya untuk mengapresiasikan perasaan dan pikiran yang ada pada diri individu.
Dalam Webster New World Dictionary (1988), menulis diartikan sebagai suatu kegiatan membuat pola atau menuliskan kata-kata, huruf-huruf ataupun simbol-simbol pada suatu permukaan dengan memotong, mengukir atau menandai dengan pena atau ataupun pensil. Menulis merupakan cara anak untuk mengekspresikan ide dan perasanya, banyak ahli melihat bahwa menulis adalah merupakan proses yang akan dilewati oleh setiap anak. Persiapan meenulis perlu dilakukan anak untuk menghindari rasa frustasi  dan dari guru atau orang tua dan anak. Anak yang tidak di persiapkan untuk belajar menulis juga akan merasa lebih cepat lelah sehingga akan membuat orang tua menjadi lebih tidak sabar. Persiapan menulis sendiri dapat dapat dilakukan dengan melatih anak melakukan hands-on lerning, kegiatan menggunakan syarat, taktil dan olah raga. Kegiatan hands-on learning adalah kegiatan ketika anak menyentuh benda-benda yang sedang dipelajari, bukan hanya melihat. Misalnya, menyentuh langsung pasir, menghitung koin, dan pasi. Hal itu tentu akan berbeda jika anak belajar dengan hanya melihat saja ketika guru mencontohkan menulis angka. Ada dua kemampuan yang diperlukan anak untuk menulis, yaitu kemampuan meniru bentuk, dan kemampuan yang diperlukan anak yaiu kemampuan meniru bentuk,  dan  kemampuan menggerakan alat tulis. Anak-anak mulai mencoret-coret (scribbling) sekitar usia 2 atau 3 tahun, dan pada usia 4-5 tahun anak dapat menuliskan kembali huruf-huruf yang mereka lihat dan menirukan menulis beberapa kata yang pendek.
Menulis memberikan kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan apa yang telah mereka dengar dan lihat dalam tulisan atau gambar, menurut Haroman dan Jones, melalui kegiatan menulis anak juga belajar tentang huruf dan kata, anak dapat mengetahui huruf apa saja yang diperlukan untuk membuat nama mereka, dan anak juga belajar arti dari sebuah kata.

     B. Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau yang sering kita dengar  dengan sebutan cerpen adalah kisahan yang memberikan kesan tunggal dominan tentang suatu tokoh dalam satu latar dan satu situasi yang dramatik. Sumardjo (2001: 91) mengungkapkan bahwa cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita,  yang didalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh, menunggal, dan tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu banyak. Semuanya pas, integral, dan mengandung suatu arti. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian cerpen adalah cerita fiksi (rekaan) yang mengisahkan tokohdan karakternya serta memiliki cakupan ide yang tunggal. Cerpen memiliki iri dari ciri-ciri, berikut adalah ciri-ciri dari cerpen:
a.       Ceritanya fiktif atau rekaan
b.      Pokok cerita befokus kepada suatu aspek cerita sehingga menimbulkan kesan tunggal
c.       Mengungkapkan masalah yang terbatas pada hal-hal yang penting saja
d.      Menyajikan peristiwa dengan cermat dan juga jelas
e.       Berdasarkan bentuk atau jumlah katanya ceritanya pendek atau singkat
Namun, ciri esensial pada suatu cerpen bukanlah pada panjang pendeknya cerita, tetapi pada isi atau masalah yang dikemukakan didalamnya. Identifikasi sebuah cerpen adalah sebagaimana tercantum dibawah ini, yaitu:
a.       Ciri utama cerpen adalah bercerita dengan peristiwa
b.      Pengalaman atas khayalan dalam bentuk narasi
c.       Bahasa cerpen yaitu tajam, sugestif dan provokatif atau menarik perhatian
d.      Tokoh yang ditampilkan hanya sedikit, berkisar satu sampai tiga orang
e.       Hanya menceritakan satu peristiwa atau satu persoalan kehidupan
     C. Unsur Unsur Cerpen
Struktur yang membangun cerita pendek dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.
a. Unsur Instrinsik
1.      Tema
Tema yaitu gagasan, ide, atau pikiran utama yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita. Banyak sekali persoalan yang dapat dijadikan tema dalam sebuah cerita. Misalnya percintaan (lebih banyak disukai para cerpenis dan para penikmat sastra), perjuangan, kepahlawanan, keagamaan, penderitaan, kemunafikan, atau kehidupan sosial ekonomi. Adapun langkah-langkah untuk memahami tema adalah:
a.       Memahami setting atau latar dari cerita
b.      Memahami penokohan
c.       Memahami setiap peristiwa dalam alur
d.      Menyimpulkan pokok-pokok pikiran dari peristiwa-peristiwa dalam alur
e.       Menentukan sikap pengarang terhadap tokoh yang dimaksud
f.        Mengidentifikasi tujuan serta sikap pengarang dalam cerita pendek yang ditulis.
2.      Alur
Plot atau alur yaitu adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Berdasarkan arah gerak ceritanya atau urutan pengisahanya, alur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)      Alur maju disebut juga dengan alur progresif yaitu alur cerita yang bergerak secara kronologis atau menurut urutan waktu kejadian. Cerita di awali dengan tahap pemaparan atau pengenalan tokoh (eksposisi). Kemudian dilanjutkan dengan tahap pemunculan masalah atau pertikaian (konflik). Setelah itu perumitan atau penggawatan masalah (komplikasi), puncak kegawatan masalah (klimaks) dan peredaan atau peleraian masalah (antiklimaks) terakhir merupakan penyelesaian masalah (konklusi)
b)      Alur mundur disebut juga alur regresif, yaitu alur cerita yang dimulai dari bagian klimaks atau tengah cerita kemudian bergerak mundur ke awal kejadian untuk menjelaskan kronologi kejadian.Cara penelitian ini sama dengan urutan penyajian berita di surat kabar atau media cetak lainya yang menggunakan pola piramida terbalik.
3.      Setting
Setting atau latar mencakup tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam suatu cerita. Urain atau lukisan mengenai latar hendaknya tidak dipandang melulu dari segi pengertian keserasian yang nyata atau realistic accuracy,yang dapat dipersembahkan tetapi dari segi pengertian apa yang dapat dipersembahkan sebaik-baiknya bagi suatu cerita.
Latar atau setting dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti dibawah ini:
a)      Suatu latar dapat dengan mudah dikenal kembali, dilukiskan dengan terang dan jelas serta mudah diingat, cenderung untuk memperbesar keyakinan terhadap tokoh serta gerak dan tindakanya. Dengan kata lain, jika pembaca menerima latar itu sebagai sesuatu yang rill atau nyata, maka dia cenderung lebih siap menerima orang-orang yang berada didalam latar itu beserta tingkah laku dan gerak-geriknya. Penerimaan itu tentu penerimaan yang wajar, tidak berlebih lebihan.
b)      Latar suatu cerita dapat mempunyai relasi yang lansung dengan arti keseluruhan dan arti umum suatu cerita
c)      Latar dapat bekerja demi maksud yang lebih terarah untuk menciptakan suasan suasana yang lebih serasi
4.      Penokohan
Karakteristik atau penokohan yaitu cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karaktrer tokoh-tokoh dalam cerita.
5.      Sudut pandang
Poin of view atau sudut pandang, yakni posisi pengarang dalam membawakan cerita. Dalam bercerita, seorang pengarang boleh terlibat di dalam cerita sebagai pelaku utama atau sampingan. Akan tetapi seotrang pengarang bisa juga berada diluar cerita dan mengandalkan jalannya cerita. Oleh karena itu, sudut pandang atau poin of view terbagi atas sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga,  dan sudut pandang campuran (orang pertama dan ketiga)
Sudut pandang  orang ketiga juga dibagi dua,yaitu :
a)      Orang ketiga sebagai pelaku utama, artnya pengarang  itu sendiri yang diceritakan dan menjadi fokus cerita
b)      Orang pertama sebagai pengamat,  maksudnya pengarang bertindak sebagai peengamat namun berada dalam cerita. Dalam sudut pandang orang pertama, kata ganti yang digunakan adalah saya, aku, atau sejenisnya, sehingga disebut juga gaya akuan.
Sudut pandang orang ketiga juga dibagi dua, yaitu:
a)      Orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang memberi tahu atau melaporkan semua sifat, ciri dan tindak-tanduk pelaku.
b)      Orang ketiga terarah, dalam hal ini perhatian pengarang terpusat pada satu tokoh. Dalam sudut pandang ini, kata ganti yang dipakai adalah dia, ia, mereka, atau nama orang, sehingga disebut juga gaya diam.
6.      Gaya bahasa
Style atau gaya (Bahasa), yaitu unsur-unsur bahasa yang dapat membangun atau menciptakan tehnik bercerita yang khas. Gaya bahasa dalam cerita digunakan pengarang untuk membangun jalinan cerita dengan pemilihan diksi, ungkapan, majas (kiasan), dan sebagainya yang menimbulkan kesan estetik dalam karya tersebut. Namun, dalam aspek yang lebih luas unsur yang terlibat dalam gaya bahasa ini bukan hanya diksi, juga sifat/ciri imaji yang khas, sintaksi, irama, perbandingan, dalam teknik bercerita si pengarang. Dalam cerpen atau karya sastra lainya, gaya bahasa mempunyai dua fungsi.
a)      Memberi warna pada karangan sehingga gaya bahasa menceminkan ekspresi individual.
b)      Alat melikiskan suasana cerita dan mengintensifikasi penceritaan.
7.      Amanat
Amanat atau  pesan merupakan ajaran (moral, etika, estetika, dan sebagainya)  atau pesa didaktis/kependidikan lainya yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya.
Selain tema, suatu cerita fiksi tentunya, mengandung amanat bagi para pembaca atau para penikmatnya. Amanat pengarang ini terdapat secara implisit atau eksplisit di dalam karya sastra. Implisit, misalnya disiratkan dalam tingkah laku tokoh-tokoh cerita. Eksplisit, jika pada tengah atau akhir cerita pengarang  menyampaikan pesan-pesan, saran, nasihat, pemikiran, dan sebagainya. Sesungguhnya, unsur amanat inilah yang  paling penting bagi kita sebagai pelajaran dalam kehidupan. Hal-hal yang baik kita aambil untuk dijadikan contoh, sesuatu yang jelek kita pegang untuk dijadikan cermin.

b. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik cerpen/novel adalh unsur atau faktor yang berada di luar cerpen, namun berkaitan dengan cerpen tersebut.
a)      Latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi, keluarga, jenis kelamin, usia dan sebagainya.
b)      Waktu tempat penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya ipoleksosbudhankam (idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan) ketika cerpen diciptakan.

D.  Nilai-Nilai Dalam Cerpen
Segala sesuatu yang berguna bagi manusia disebut nilai. Dalam karya sastra, cerpen misalnya, nilai-nilai itu mencakup nilai-nilai budaya, nilai-nilai sosial, nilai-nilai moral, nilai-nilai agama, dan nilai-nilai estetika.
a)      Nilai-nilai budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil kayra cipta manusia. Termasuk  ke dalamny adalah adat dan istiadat,dan  kesenian, kepercayaan,  dan upacara adat.
b)      Nilai-nilai sosial
Nilai-nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama manusia (kemasyarakatan). Misalnya,saling menolong, saling memberi, dan saling menghargai atau tenggang rasa.
c)      Nilai-nilai moral
Nilai-nilai moral yakni nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya. Nilai ini berkaitan dengan etika, akhlak, atau budi pekerti’
d)      Nilai-nilai agama
Nilai-nilai agama berkaitan dengan ketuhanan serta keimanan seseorang. Dengan nilai ini penikmat sastra hendaknya dapat mengokohkan eksistensi ketuhanan dan keimananya.
e)      Nilai-nilai estetika
Nilai-nilai estetika adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan seni dan keindahan. Nilai estetika ini berpadu dengan unsur pembangun suatu cerita.

E. Jenis-Jenis Cerpen

Dilihat  dari panjang pendeknya cerita, sebuah cerpen dapat diklasifikasi menjadi tiga jenis.
a)      Cerpen pendek
Cerpen pendek (short story), yakni cerpen yang panjangnya berkisar antara lima ratus sampai dengan tujuh ratus kata.
b)      Cerpen sedang
Cerpen sedang (middle short story), yaitu cerpen yang panjangnya berkisar dia atas tujuh ratus kata sampai dengan seribu kata.
c)      Cerpen panjang
Cerpen panjang (long short story), adalah cerpen yang panjangnya diatas seribu kata.
Selain mempunyai nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan, cerpen juga mempunyai daya tarik tersendiri. Daya tarik sebuah cerpen bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Seperti halnya ketertarikan pada seseorang yang bisa disebabkan oleh penapilan, tutur kata, kepintaran, keluarga, atau kekayaannya.

F. Contoh Cerita Pendek


Sahabat Iri Hati

Namaku Sinta putri, aku sangat senang dengan pelajaran bahasa indonesia dan biologi. Aku mempunyai sahabat yang unik yang bernama Aulia, dan aku bingung dengannya. Dikarenakan sahabatku orang yang sangat sensitif. Menurut dia, aku tidak boleh suka dengan kedua pelajaran tersebut. Padahal itu adalah hakku.
Suatu waktu disaat pelajaran bahasa inggris, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka dengan pelajaran tersebut. Mungkin juga karena guru yang mengajarkan mempunyai cara penyampaian yang baik. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran bahasa inggris.
Teng teng, bunyi bel sekolah waktu istrahat tiba.
Saat itu aku langsung mengampiri aulia untuk mengajaknya ke kantin.
“Aul, ke kantin yuk?”ajakku.
“Nggak, aku nggak mau lagi sahabatan sama kamu!” jawabnya sembari buang muka.
Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita berdua balikan seperti semula. Tetapi lam-kelamaan terjadi hal yang serupa. Sangat aneh.
Aulia bukanya mengerti perasaanku, justru bikin aku kesal. Ceritanya begini, waktu ujian tengan semester (UTS) dia kesusahan menjawab soal pelajaran biologi, di saat itu dia melihat ke arahku. Aku dan aulia tidak satu bangku, aulia  tepat di depan tempat aku duduk.
“Sin, kamu tahu nggak nom 5 essay? Minta jawabannya dong satu aja!”tanya aulia sembari memohon.
“Udah si, ini kan bukan ulangan biasa! “ jawabanku.
“Yah kamu..”sembari jengkel.
Aku cuek saja akan ha itu dan berharap bahwa dia akan intropeksi diri. Coba bayangkan, dia sudah membuat sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS.
Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan. Aku mendapat nilai 90 sedangkan Aulia mendapat nilai 75. Aku bisa melihat tatapan iri dari sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang iri hati adalah hal yang susah.

G. Cara Menulis Cerpen

a.       Menentukan tema, sebelum menulis cerpen harus di tentukan dulu tema apa yang akan di tulis. Bisa tentang persahabatan, cinta atau keluarga.
b.      Tokoh, tentukan siapa saja tokoh dalam cerpen. Peran atau karakter apa yang ada pada tokoh tersebut.
c.       Alur, buat bagaimana alur ceritanya, klimaksnya dan endingnya.
d.      Latar, latar di sini bisa berupa kapan dan dimana kejadian ceritanya
e.       Editing, ssetelah tulisan menjadi cerita, hendaknya tulisan dibaca ulang. Bisa meminta bantuan teman, orang tua, atau guru untuk membaca tulisan tersebut.









BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menulis adalah merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, tempat anak menyampaikan makna, ide, pikiran, dan perasaanya melalui untaian kata-kata yang bermakna. Cerita pendek atau yang serimg kita dengar dengan sebutan cerpen adalah kisahan yang memberikan kesan tunggal dominan tentang suatu tokoan satu situasih dalam satu latar yang dramatik.  Dalam menulis cerpen harus ada beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik, unsur instrinsik terdiri dari tema, alur, setting, penokohan, sudut pandamg, gaya bahasa dan amanat sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari  latar belakang pengarang dan waktu  tempat penulisan karya sastra.
Dalam menulis cerita pendek tidak hanya memperhatikan kemenarikan dari isi cerita akan tetapi dalam menulis atau membaca cerita pendek ada beberapa nilai-nilai yang berguna yang bisa diambil dan dijadikan acuan dalam kehidupan, adapun nilai-nilai yang terkandung dalam cerita pendek adalah nilai budaya, nilai sosial, nilai moral, nilai agama, dan nilai estetika. Cerita pendek memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah cerpen pendek, cerpen sedang, cerpen panjang.

B. SARAN
Menulis adalah kegiatan menyampaikan ide atau gagasan lewat tulisan. Cerita pendek adalah salah satu contoh dari kegiatan menulis, dengan menulis pengetahuan seseorang akan bertambah dan dengan menulis juga daya ingat seseorang akan bertambah dengan sendirinya.




DAFTAR PUSATAKA


Dhieni Nurbiana.2018.Metode Pengembangan Bahasa.Tangerang:Universitas Terbuka.   

Sukino.2010.Menulis itu Mudah.Yogyakarta:Pustaka Populer Lkis Yogyakarta.

Endraswara,S.2005.Teori pengajaran sastra.Buana pusaka.
           
Ibrahim.2008.Sastra anak.Bandung:Rosda.

Zulela.2013.Apresiasi Sastra Anak.Bandung:Rosda.