KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT, tuhan semesta alam karena atas rahmat dan karunianya serta
hidayahnya, saya dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Menulis
Cerita Pendek makalah ini merupakan tugas mata kuliah bahasa indonesia.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada ibu Innany Mukhlishina,M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia karena telah membimbing saya dalam
menyusul makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca. Namun terlepas dari itu saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membanguan sangat
saya perlukan demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Malang, 22 Desember 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
D.
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menulis
B.
Pengertian Cerpen
C.
Unsur-Unsur Cerpen
D.
Nilai-Nilai Dalam Cerpen
E.
Jenis-Jenis Cerpen
F.
Contoh Cerita Pendek
G.
Cara Menulis Cerita Pendek
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPILAN
B.
SARAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cerita dalah merupakan
bagian atau salah satu jenis sastra atau yang sering disebut dengan istilah
genre sastra. Menjadi seorang pendidik di tingkat Sekolah Dasar, kita
harus mampu mengetahui jenis-jenis dari
cerita yang biasa dibaca atau di konsumsi oleh anak-anak. Pada hakikatnya
sastra mengandung eksplorasi mengenai kebenaran manusia, sastra juga menawarkan
berbagai bentuk kisah yang dapat merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu.
Apalagi kalau pembacanya itu adalah anak-anak yang fantasinya baru berkembang
dan menerima segala macam cerita terlepas dari cerita itu masuk akal atau
tidak. Sastra anak berfungsih sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk
kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas serta memberi
pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.
Salah satu dari
cerita anak adalah cerita pendek, cerita pendek atau yang sering kita dengar
dengan sebutan cerpen adalah kisahan yang memberikan kesan tunggal dominan
tentang suatu tokoh dalam satu latar dan satu situasi yang dramatik. Cerita
pendek berbeda dengan cerita pada umumnya, pada cerita pendek cenderung padat
dan langsung pada tujuanya dibandingkan dengan karya-karya fiksi lain yang
lebih panjang, seperti novel. Cerita pendek cenderung kurang kompleks
dibandingakan dengan novel, cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada
satu kejadian, mempunyai plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh dalam cerita
terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
A. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian menulis ?
2.
Apa pengertian cerpen dan ciri-ciri cerpen
?
3.
Unsur-unsur cerpen ?
4.
Jenis-jenis cerpen ?
5.
Nilai-nilai dalam cerpen ?
6.
Contoh cerpen ?
7.
Cara menulis cerpen ?
B. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian menulis
2.
Untuk mengetahui pengertian cerpen dan
ciri-ciri cerpen
3.
Untuk mengetahui unsur-unsur cerpen
4.
Untuk mengetahui jenis-jenis cerpen
5.
Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai yang
terkandung dalam cerpen
6.
Untuk mengetahui contoh dari cerita pendek
7.
Untuk mengetahui bagaimana cara menulis
cerpen
C.
Manfaat
1.
Menyenangkan dan tidajk jenuh. Dengan membaca
cerita pendek ternyata bisa dibaca bila kita mempunyai waktu yang longgar.
2.
Sebagai media hiburan yang lucu.Membaca
cerita pendek yang mengandung humoria adalah membaca yang mengasyikan, kadang
kita bisa membacanya dan sambil tertawa terbahak-bahak.
3.
Kaya perbendaharaan bahasa.Dengan selalu membaca cerita
pendek, maka kita akan menambah ilmu dalam perbendaharaan bahasa, karena
terkadang bahasa yang terdapat dalam cerita pendek berkomunikasi.
4.
Menambah insipirasi bagi
pembacanya.Membaca cerita pendek akan memberikan kontribusi kepada pembacanya,
dimana si pembaca akan meniru pola atau sifat karakteristik tokoh-tokoh dalam
isi cerita pendek.
5.
Menambah pengetahuan tentang
budaya.Membaca cerita pendek yang biasanya menceritakan budaya tertentu, maka
kita akan mendapatkan informasi unsur budaya yang kita dapatkan pada cerita
pendek tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menulis adalah merupakan
salah satu media untuk berkomunikasi, tempat anak dapat menyampaikan makna,
ide, pikiran, dan perasaanya melalui untaian kata-kata yang bermakna. Menurut
poerwadarminta (1982), menulis bahasa sebagai berikut yaitu membuat huruf,
angka, dan lainya dengan pena, kapur, dan sebagainya, mengekspresikan pikiran
atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan lainya dengan tulisan.
Senada dengan pernyataan tersebut Badudu (1982) mengemukakan bahwa menulis
adalah menggunakan pena, patlot, ball
poin, dia atas kertas, kaen ataupun papan
yang menghasilkan huruf, kata, maupun kalimat. Dengan demikian, menulis
bukanlah sekedar membuat huruf-huruf ataupun angka pada selembar kertas dengan
menggunakan berbagai alternatif media, melainkan upaya untuk mengapresiasikan
perasaan dan pikiran yang ada pada diri individu.
Dalam Webster New World Dictionary (1988), menulis diartikan sebagai
suatu kegiatan membuat pola atau menuliskan kata-kata, huruf-huruf ataupun
simbol-simbol pada suatu permukaan dengan memotong, mengukir atau menandai
dengan pena atau ataupun pensil. Menulis merupakan cara anak untuk
mengekspresikan ide dan perasanya, banyak ahli melihat bahwa menulis adalah
merupakan proses yang akan dilewati oleh setiap anak. Persiapan meenulis perlu
dilakukan anak untuk menghindari rasa frustasi
dan dari guru atau orang tua dan anak. Anak yang tidak di persiapkan
untuk belajar menulis juga akan merasa lebih cepat lelah sehingga akan membuat
orang tua menjadi lebih tidak sabar. Persiapan menulis sendiri dapat dapat
dilakukan dengan melatih anak melakukan hands-on
lerning, kegiatan menggunakan syarat, taktil dan olah raga. Kegiatan hands-on learning adalah kegiatan ketika
anak menyentuh benda-benda yang sedang dipelajari, bukan hanya melihat.
Misalnya, menyentuh langsung pasir, menghitung koin, dan pasi. Hal itu tentu
akan berbeda jika anak belajar dengan hanya melihat saja ketika guru
mencontohkan menulis angka. Ada dua kemampuan yang diperlukan anak untuk
menulis, yaitu kemampuan meniru bentuk, dan kemampuan yang diperlukan anak yaiu
kemampuan meniru bentuk, dan kemampuan menggerakan alat tulis. Anak-anak
mulai mencoret-coret (scribbling) sekitar usia 2 atau 3 tahun, dan pada usia
4-5 tahun anak dapat menuliskan kembali huruf-huruf yang mereka lihat dan
menirukan menulis beberapa kata yang pendek.
Menulis memberikan kesempatan bagi anak untuk
mengungkapkan apa yang telah mereka dengar dan lihat dalam tulisan atau gambar,
menurut Haroman dan Jones, melalui kegiatan menulis anak juga belajar tentang
huruf dan kata, anak dapat mengetahui huruf apa saja yang diperlukan untuk
membuat nama mereka, dan anak juga belajar arti dari sebuah kata.
B. Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau yang
sering kita dengar dengan sebutan cerpen
adalah kisahan yang memberikan kesan tunggal dominan tentang suatu tokoh dalam
satu latar dan satu situasi yang dramatik. Sumardjo (2001: 91) mengungkapkan
bahwa cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita, yang didalamnya merupakan satu kesatuan
bentuk utuh, menunggal, dan tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi
juga ada bagian yang terlalu banyak. Semuanya pas, integral, dan mengandung
suatu arti. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
cerpen adalah cerita fiksi (rekaan) yang mengisahkan tokohdan karakternya serta
memiliki cakupan ide yang tunggal. Cerpen memiliki iri dari ciri-ciri, berikut
adalah ciri-ciri dari cerpen:
a.
Ceritanya fiktif
atau rekaan
b.
Pokok cerita
befokus kepada suatu aspek cerita sehingga menimbulkan kesan tunggal
c.
Mengungkapkan
masalah yang terbatas pada hal-hal yang penting saja
d.
Menyajikan
peristiwa dengan cermat dan juga jelas
e.
Berdasarkan
bentuk atau jumlah katanya ceritanya pendek atau singkat
Namun, ciri esensial pada suatu cerpen bukanlah pada
panjang pendeknya cerita, tetapi pada isi atau masalah yang dikemukakan
didalamnya. Identifikasi sebuah cerpen adalah sebagaimana tercantum dibawah
ini, yaitu:
a.
Ciri utama
cerpen adalah bercerita dengan peristiwa
b.
Pengalaman atas
khayalan dalam bentuk narasi
c.
Bahasa cerpen
yaitu tajam, sugestif dan provokatif atau menarik perhatian
d.
Tokoh yang ditampilkan
hanya sedikit, berkisar satu sampai tiga orang
e.
Hanya
menceritakan satu peristiwa atau satu persoalan kehidupan
C. Unsur Unsur Cerpen
Struktur yang membangun
cerita pendek dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur instrinsik dan unsur
ekstrinsik.
a. Unsur Instrinsik
1.
Tema
Tema yaitu gagasan, ide,
atau pikiran utama yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita. Banyak
sekali persoalan yang dapat dijadikan tema dalam sebuah cerita. Misalnya
percintaan (lebih banyak disukai para cerpenis dan para penikmat sastra),
perjuangan, kepahlawanan, keagamaan, penderitaan, kemunafikan, atau kehidupan
sosial ekonomi. Adapun langkah-langkah untuk memahami tema adalah:
a.
Memahami setting
atau latar dari cerita
b.
Memahami
penokohan
c.
Memahami setiap
peristiwa dalam alur
d.
Menyimpulkan
pokok-pokok pikiran dari peristiwa-peristiwa dalam alur
e.
Menentukan sikap
pengarang terhadap tokoh yang dimaksud
f.
Mengidentifikasi
tujuan serta sikap pengarang dalam cerita pendek yang ditulis.
2.
Alur
Plot atau alur yaitu adalah
pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Berdasarkan
arah gerak ceritanya atau urutan pengisahanya, alur dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a)
Alur maju
disebut juga dengan alur progresif yaitu alur cerita yang bergerak secara
kronologis atau menurut urutan waktu kejadian. Cerita di awali dengan tahap
pemaparan atau pengenalan tokoh (eksposisi). Kemudian dilanjutkan dengan tahap
pemunculan masalah atau pertikaian (konflik). Setelah itu perumitan atau
penggawatan masalah (komplikasi), puncak kegawatan masalah (klimaks) dan
peredaan atau peleraian masalah (antiklimaks) terakhir merupakan penyelesaian
masalah (konklusi)
b)
Alur mundur disebut
juga alur regresif, yaitu alur cerita yang dimulai dari bagian klimaks atau
tengah cerita kemudian bergerak mundur ke awal kejadian untuk menjelaskan
kronologi kejadian.Cara penelitian ini sama dengan urutan penyajian berita di
surat kabar atau media cetak lainya yang menggunakan pola piramida terbalik.
3.
Setting
Setting atau latar mencakup
tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam suatu cerita. Urain atau
lukisan mengenai latar hendaknya tidak dipandang melulu dari segi pengertian
keserasian yang nyata atau realistic accuracy,yang
dapat dipersembahkan tetapi dari segi pengertian apa yang dapat dipersembahkan
sebaik-baiknya bagi suatu cerita.
Latar atau setting dapat digunakan untuk beberapa
tujuan, seperti dibawah ini:
a)
Suatu latar
dapat dengan mudah dikenal kembali, dilukiskan dengan terang dan jelas serta
mudah diingat, cenderung untuk memperbesar keyakinan terhadap tokoh serta gerak
dan tindakanya. Dengan kata lain, jika pembaca menerima latar itu sebagai
sesuatu yang rill atau nyata, maka dia cenderung lebih siap menerima
orang-orang yang berada didalam latar itu beserta tingkah laku dan
gerak-geriknya. Penerimaan itu tentu penerimaan yang wajar, tidak berlebih
lebihan.
b)
Latar suatu
cerita dapat mempunyai relasi yang lansung dengan arti keseluruhan dan arti
umum suatu cerita
c)
Latar dapat
bekerja demi maksud yang lebih terarah untuk menciptakan suasan suasana yang
lebih serasi
4.
Penokohan
Karakteristik atau penokohan yaitu cara pengarang
menggambarkan dan mengembangkan karaktrer tokoh-tokoh dalam cerita.
5.
Sudut pandang
Poin of view atau sudut
pandang, yakni posisi pengarang dalam membawakan cerita. Dalam bercerita,
seorang pengarang boleh terlibat di dalam cerita sebagai pelaku utama atau
sampingan. Akan tetapi seotrang pengarang bisa juga berada diluar cerita dan
mengandalkan jalannya cerita. Oleh karena itu, sudut pandang atau poin of view
terbagi atas sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang campuran (orang pertama dan
ketiga)
Sudut pandang
orang ketiga juga dibagi dua,yaitu :
a)
Orang ketiga
sebagai pelaku utama, artnya pengarang
itu sendiri yang diceritakan dan menjadi fokus cerita
b)
Orang pertama
sebagai pengamat, maksudnya pengarang
bertindak sebagai peengamat namun berada dalam cerita. Dalam sudut pandang
orang pertama, kata ganti yang digunakan adalah saya, aku, atau sejenisnya,
sehingga disebut juga gaya akuan.
Sudut pandang orang ketiga juga dibagi dua, yaitu:
a)
Orang ketiga
serba tahu, yaitu pengarang memberi tahu atau melaporkan semua sifat, ciri dan
tindak-tanduk pelaku.
b)
Orang ketiga
terarah, dalam hal ini perhatian pengarang terpusat pada satu tokoh. Dalam
sudut pandang ini, kata ganti yang dipakai adalah dia, ia, mereka, atau nama
orang, sehingga disebut juga gaya diam.
6.
Gaya bahasa
Style atau gaya (Bahasa),
yaitu unsur-unsur bahasa yang dapat membangun atau menciptakan tehnik bercerita
yang khas. Gaya bahasa dalam cerita digunakan pengarang untuk membangun jalinan
cerita dengan pemilihan diksi, ungkapan, majas (kiasan), dan sebagainya yang
menimbulkan kesan estetik dalam karya tersebut. Namun, dalam aspek yang lebih
luas unsur yang terlibat dalam gaya bahasa ini bukan hanya diksi, juga
sifat/ciri imaji yang khas, sintaksi, irama, perbandingan, dalam teknik
bercerita si pengarang. Dalam cerpen atau karya sastra lainya, gaya bahasa
mempunyai dua fungsi.
a)
Memberi warna
pada karangan sehingga gaya bahasa menceminkan ekspresi individual.
b)
Alat melikiskan
suasana cerita dan mengintensifikasi penceritaan.
7.
Amanat
Amanat atau pesan merupakan ajaran (moral, etika,
estetika, dan sebagainya) atau pesa
didaktis/kependidikan lainya yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca
melalui karyanya.
Selain tema, suatu cerita fiksi tentunya, mengandung
amanat bagi para pembaca atau para penikmatnya. Amanat pengarang ini terdapat
secara implisit atau eksplisit di dalam karya sastra. Implisit, misalnya
disiratkan dalam tingkah laku tokoh-tokoh cerita. Eksplisit, jika pada tengah
atau akhir cerita pengarang menyampaikan
pesan-pesan, saran, nasihat, pemikiran, dan sebagainya. Sesungguhnya, unsur
amanat inilah yang paling penting bagi
kita sebagai pelajaran dalam kehidupan. Hal-hal yang baik kita aambil untuk
dijadikan contoh, sesuatu yang jelek kita pegang untuk dijadikan cermin.
b. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik cerpen/novel adalh unsur atau
faktor yang berada di luar cerpen, namun berkaitan dengan cerpen tersebut.
a)
Latar belakang
pengarang, seperti pendidikan, kondisi, keluarga, jenis kelamin, usia dan
sebagainya.
b)
Waktu tempat
penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya ipoleksosbudhankam (idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan) ketika cerpen diciptakan.
D. Nilai-Nilai Dalam Cerpen
Segala sesuatu yang berguna
bagi manusia disebut nilai. Dalam
karya sastra, cerpen misalnya, nilai-nilai itu mencakup nilai-nilai budaya, nilai-nilai sosial, nilai-nilai moral,
nilai-nilai agama, dan nilai-nilai estetika.
a)
Nilai-nilai
budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang
berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil kayra cipta manusia.
Termasuk ke dalamny adalah adat dan
istiadat,dan kesenian, kepercayaan, dan upacara adat.
b)
Nilai-nilai
sosial
Nilai-nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkaitan
dengan tata laku hubungan antara sesama manusia (kemasyarakatan).
Misalnya,saling menolong, saling memberi, dan saling menghargai atau tenggang
rasa.
c)
Nilai-nilai
moral
Nilai-nilai moral yakni nilai-nilai yang berkaitan dengan
perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia dan
masyarakatnya. Nilai ini berkaitan dengan etika, akhlak, atau budi pekerti
d)
Nilai-nilai
agama
Nilai-nilai agama berkaitan dengan ketuhanan serta
keimanan seseorang. Dengan nilai ini penikmat sastra hendaknya dapat
mengokohkan eksistensi ketuhanan dan keimananya.
e)
Nilai-nilai
estetika
Nilai-nilai estetika adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan seni dan keindahan. Nilai estetika ini berpadu dengan unsur
pembangun suatu cerita.
E. Jenis-Jenis Cerpen
Dilihat dari panjang pendeknya cerita, sebuah cerpen
dapat diklasifikasi menjadi tiga jenis.
a)
Cerpen pendek
Cerpen pendek (short
story), yakni cerpen yang panjangnya berkisar antara lima ratus sampai
dengan tujuh ratus kata.
b)
Cerpen sedang
Cerpen sedang (middle
short story), yaitu cerpen yang panjangnya berkisar dia atas tujuh ratus
kata sampai dengan seribu kata.
c)
Cerpen panjang
Cerpen panjang (long
short story), adalah cerpen yang panjangnya diatas seribu kata.
Selain mempunyai nilai-nilai
yang bermakna bagi kehidupan, cerpen juga mempunyai daya tarik tersendiri. Daya
tarik sebuah cerpen bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Seperti halnya
ketertarikan pada seseorang yang bisa disebabkan oleh penapilan, tutur kata,
kepintaran, keluarga, atau kekayaannya.
F. Contoh Cerita Pendek
Sahabat Iri Hati
Namaku Sinta putri, aku sangat senang dengan
pelajaran bahasa indonesia dan biologi. Aku mempunyai sahabat yang unik yang
bernama Aulia, dan aku bingung dengannya. Dikarenakan sahabatku orang yang
sangat sensitif. Menurut dia, aku tidak boleh suka dengan kedua pelajaran
tersebut. Padahal itu adalah hakku.
Suatu waktu disaat pelajaran bahasa inggris, tidak
tahu mengapa tiba-tiba aku suka dengan pelajaran tersebut. Mungkin juga karena
guru yang mengajarkan mempunyai cara penyampaian yang baik. Otomatis aku juga
mulai aktif di kelas saat pelajaran bahasa inggris.
Teng teng,
bunyi bel sekolah waktu istrahat tiba.
Saat
itu aku langsung mengampiri aulia untuk mengajaknya ke kantin.
Aul, ke kantin yuk?ajakku.
Nggak, aku nggak mau lagi sahabatan sama kamu!
jawabnya sembari buang muka.
Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita
berdua balikan seperti semula. Tetapi lam-kelamaan terjadi hal yang serupa.
Sangat aneh.
Aulia bukanya mengerti perasaanku, justru bikin aku
kesal. Ceritanya begini, waktu ujian tengan semester (UTS) dia kesusahan
menjawab soal pelajaran biologi, di saat itu dia melihat ke arahku. Aku dan
aulia tidak satu bangku, aulia tepat di
depan tempat aku duduk.
Sin, kamu tahu nggak nom 5 essay? Minta jawabannya
dong satu aja!tanya aulia sembari memohon.
Udah si, ini kan bukan ulangan biasa! jawabanku.
Yah kamu..sembari jengkel.
Aku cuek saja akan ha itu dan berharap bahwa dia
akan intropeksi diri. Coba bayangkan, dia sudah membuat sakit hati dan dia
ingin meminta jawaban UTS.
Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Biologi
dibagikan dan diumumkan. Aku mendapat nilai 90 sedangkan Aulia mendapat nilai
75. Aku bisa melihat tatapan iri dari sahabatku itu, dan aku sadar bahwa
bersahabat dengan orang yang iri hati adalah hal yang susah.
G. Cara Menulis Cerpen
a.
Menentukan tema,
sebelum menulis cerpen harus di tentukan dulu tema apa yang akan di tulis. Bisa
tentang persahabatan, cinta atau keluarga.
b.
Tokoh, tentukan siapa
saja tokoh dalam cerpen. Peran atau karakter apa yang ada pada tokoh tersebut.
c.
Alur, buat
bagaimana alur ceritanya, klimaksnya dan endingnya.
d.
Latar, latar di
sini bisa berupa kapan dan dimana kejadian ceritanya
e.
Editing,
ssetelah tulisan menjadi cerita, hendaknya tulisan dibaca ulang. Bisa meminta
bantuan teman, orang tua, atau guru untuk membaca tulisan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menulis adalah merupakan salah satu media untuk
berkomunikasi, tempat anak menyampaikan makna, ide, pikiran, dan perasaanya
melalui untaian kata-kata yang bermakna. Cerita pendek atau yang serimg kita
dengar dengan sebutan cerpen adalah kisahan yang memberikan kesan tunggal
dominan tentang suatu tokoan satu situasih dalam satu latar yang dramatik. Dalam menulis cerpen harus ada beberapa unsur
yang harus diperhatikan yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik, unsur
instrinsik terdiri dari tema, alur, setting, penokohan, sudut pandamg, gaya
bahasa dan amanat sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari latar belakang pengarang dan waktu tempat penulisan karya sastra.
Dalam menulis cerita pendek tidak hanya
memperhatikan kemenarikan dari isi cerita akan tetapi dalam menulis atau
membaca cerita pendek ada beberapa nilai-nilai yang berguna yang bisa diambil
dan dijadikan acuan dalam kehidupan, adapun nilai-nilai yang terkandung dalam
cerita pendek adalah nilai budaya, nilai sosial, nilai moral, nilai agama, dan
nilai estetika. Cerita pendek memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah
cerpen pendek, cerpen sedang, cerpen panjang.
B. SARAN
Menulis adalah kegiatan menyampaikan ide atau
gagasan lewat tulisan. Cerita pendek adalah salah satu contoh dari kegiatan
menulis, dengan menulis pengetahuan seseorang akan bertambah dan dengan menulis
juga daya ingat seseorang akan bertambah dengan sendirinya.
DAFTAR PUSATAKA
Dhieni
Nurbiana.2018.Metode Pengembangan Bahasa.Tangerang:Universitas
Terbuka.
Sukino.2010.Menulis itu Mudah.Yogyakarta:Pustaka Populer Lkis Yogyakarta.
Endraswara,S.2005.Teori pengajaran sastra.Buana pusaka.
Ibrahim.2008.Sastra anak.Bandung:Rosda.
Zulela.2013.Apresiasi Sastra Anak.Bandung:Rosda.