LATAR
BELAKANG MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
KD 1 INDIKATOR 1
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Kelompok
1
Kelas : 2 A
Disusun
oleh:
|
||
1.
|
Risha Rahmayuniarti-Ketua (201810430311015)
|
|
2.
|
Kholidatul Fitriyah
|
(201810430311016)
|
3.
|
Shofiatuz
Zahra
|
(201810430311030)
|
4.
|
Fitri Salsa DilaRahmadina
|
(201810430311032)
|
5.
|
Dina
Amelia Febryanti
|
(201810430311045)
|
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya ,yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalahlatarbelakang tentang manajemen berbasis sekolah ini .
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk membantu pembaca mempelajari tentang latarbelakangmanajemen berbasis
sekolah.Sehingga pembaca dapat mempelajari dan memahami makalah ini dengan
seksama .
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan,
arahan dan masukan berbagai pihak dan kerjasama kami. Untuk itu saya ucapkan
banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, dalam menulis makalah ini kami menyadari
masih banyak kekurangan, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi.
Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari
pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah
ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
masyarakat luas.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
PETA KONSEP...................................................................................................... 1
BAB I...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN.................................................................................................. 2
A. Latar Belakang.......................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
C. Tujuan........................................................................................................ 3
BAB II..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN..................................................................................................... 4
BAB III................................................................................................................. 14
PENUTUP............................................................................................................. 14
A. Kesimpulan.............................................................................................. 14
B. Saran........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masa otonomi daerah ini
pendidikan perlu diperhatikan dengan memperhatikan kepentingan sekolah untuk
berkembang mandiri dan optimal. Makadari itu dunia pendidikan menanmkan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) Pendekatan peningkatan mutu pendidikan yang sesuai
dengan paradigma dan gagasan adalah konsep School Based Management (SBM) atau
manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan konsep
pengelolaan sekolah yang ditunjukkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era
desentralisasi pendidikan . perubahan penyelengaraan pendidikan tersebut di
sebabkan karena selama ini NKRI penyelengaraannya bersifat sentralistik .
Dengan konsep Manajemen berbasis
sekolah (MBS) ini,seluruh komponen yang ada antara lain melalui layanan
pendidikan bermutu dan berkualitas pengemban gandan perbaikan kurikulum dan
system evaluasi. Manajemen Berbasis Sekolah tersebut adalah salahsatu bentuk
restrurisasi sekolah dengan
mengubah system sekolah dalam melakukan
kegiatannya.Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi akademik sekolah
dengan mengubah desain strukturnya .
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ?
2.
Bagaimana sejarah Manajemen Berbasis Sekolah ?
3.
Apa alasan diterapkan Manajemen Berbasis Sekolah ?
4.
Bagaimana tujuan Manajemen Berbasis Sekolah ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian Manajemen Berbasis
Sekolah
2.
Untuk mengetahui sejarah Manajemen Berbasis Sekolah
3.
Untuk mengetahui alasan
diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah
4.
Untuk mengetahui tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Berbasis Sekolah
Secara bahasa, Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata yaitu manajemen, berbasis dan sekolah
manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah
lembaga untuk belejar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberikan
pelajaran. Maka dari itu Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai
penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah dalam proses pengajaran
atau pembelajaran.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Merupakan strategi unuk mencapai sekolah efektif. Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) adalah gagasan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan
diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan dengan proses belajar mengajar.
Selain itu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dimaksudkan dengan model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan
keputusan partisipatif secara langsung oleh warga sekolah.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat sekolah setempat.
Padatataran ini, Manajemen
Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan
otonomi (kewenangandantanggungjawab yang lebihbesarpada sekolah), memberkan
fleksibilits atau keluwesan pada sekolah mendororong partisipasi secara
langsung dari warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa,
tokoh masyarakat, ilmuan, pengusaha) dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,
artinya, seluruh komponen sekolah bekerja sama dengan stakeholders sekolah
bersama- sama untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah dengan parameter atau
standar dari pemerintah.
Sesuai dengan deskripsi detail
tersebut, manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan pemberian otonomi penuh kepada
sekolah untuk secara aktif-kreatif serta mandiri dalam mengembangkan dan
melakukan inovasi dalam berbagai program dalam meningkatkan mutu pendididikan
sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri yang tidak lepas dari kerangka tujuan
pendidikan nasional dengan melibatkan yang berkepentingan (stakeholder) serta sekolah harus pula mempertanggungkan kepada
masyarakat (yang berkepentingan).
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh
sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk
memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Apabila manajemen berbasis lokasi
lebih difokuskan pada tingkat sekolah, maka MBS akan menyediakan layanan
pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat di mana
sekolah itu berada. Ciri-ciri MBS, bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah
tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM,
proses belajar-mengajar dan sumber daya
Dengan demikian, MBS yang akan
dikembangkan merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi
bidang pendidikan, yang ditandai dengan adanya otonomi luas di tingkat sekolah,
partisipasi masyarakat yang tinggi tapi masih dalam kerangka kebijakan
pendidikan nasional. Tetapi semua ini harus mengakibatkan peningkatan proses
belajar mengajar. Sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip MBS adalah sekolah
yang harus lebih bertanggungjawab (high
responsibility), kreatif dalam bertindak dan mempunyai wewenang lebih (more authority) serta dapat dituntut
pertanggungjawabannya oleh yang berkepentingan (public accountability by
stakeholders).
Diharapkan dengan menerapkan
manajemen pola MBS, sekolah lebih berdaya dalam beberapa hal berikut:
a.
Menyadari kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman bagi sekolah tersebut.
b.
Mengetahui sumberdaya yang dimiliki
dan “input” pendidikan yang akandikembangkan.
c.
Mengoptimalkan sumber daya yang
tersedia untuk kemajuan lembaganya.
d.
Bertanggungjawab terhadap
orangtua, masyarakat, lembaga terkait, danpemerintah dalam penyelengaraan
sekolah.
e.
Persaingan sehat dengan sekolah
lain dalam usaha-usaha kreatif-inovatif untukmeningkatkan layanan dan mutu
pendidikan.
Ciri-ciri Sekolah yang menerapkan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS),misalnya:
a. Upaya meningkatkan peran serta Komite
Sekolah, masyarakat, DUDI (duniausaha dan dunia industri) untuk mendukung
kinerja sekolah
b. Program sekolah disusun dan dilaksanakan
dengan mengutamakan kepentinganproses belajar mengajar (kurikulum), bukan
kepentingan administratif saja.
c. Menerapkan prinsip efektivitas dan efisiensi
dalam penggunaan sumber dayasekolah (anggaran, personil dan fasilitas)
d. Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan, dankondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola
umum atau kebiasaan.
e.
Menjamin terpeliharanya sekolah
yang bertanggung jawab kepada masyarakat.
f. Meningkatkan
profesionalisme personil sekolah.
g. Meningkatnya
kemandirian sekolah di segala bidang.
h.
Adanya keterlibatan semua unsur terkait
dalam perencanaan program sekolahmisal: Kepala sekolah, guru, komite sekolah,
tokoh masyarakat, dan lain-lain.
i.
Adanya keterbukaan dalam
pengelolaan anggaran pendidikan sekolah.
B. Sejarah Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah lahir
di Amerika Serikat ketika para guru berjuang untuk memperbaiki nasibnya dengan
di bentuknya Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association,
NEA). Padatahun 1857 M. pada tahun 1887 guru – guru di New York membentuk
sebuah asosiasi kepentingan bersama dan asosiasi yang sama didirikan di Chicago
yang dipimpiin Margarette Harley . pada tahun 1903 guru – guru Philadelphia
membentuk organisasi Asosiasi Guru – Guru Phiadelphia (Philadelphia Teachres
Association ).melalui asosiasi ini para guru bangkit untuk meningkatkan
martabat hidupnya dan memperoleh gaji yang lebih baik.
Di Atlanta , guru – guru
membentuk persatuan guru – guru sekolah negri Atlanta untuk menghadapi tekanan dari
Dewan Kota yang akhirnya memberikan dana lebih untuk pendidikan .Gerakan ini
juga dilakukan guru – guru lainnya yang dipelapori oleh tokoh sosialis , Henry
Linville , Jhon Dewey , dan Suffrajist Charlotte Perkins Gilman dan membentuk
asosiasi yang berbicara lebih dari sekedar masalah – masalah ekonomi .
tujuannya memberi pilihan bagi guru dalam menentukan kebijakan sekolah ( school
policy ) untuk memperoleh wakil pentas pendidikan di New York , membantu
masalah – masalah sekolah, membersihkan politik Amerika Serikat dari keputusan
menyiimpang , dan meningkatkan kebebasan diskusi public dari masalah – masalah
pendidikan .
Adapun di Indonesia , Managejemen
Berbasis Sekolah (MBS) baru secara sungguh – sungguh dimulai sejak tahun
1999/2000, yaitu dengan peluncuran dana bantuan yang disebut Bantuan
Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Dana bantuan ini disetor langsung ke
rekening sekolah ,tidak melalui alur birokrasi pendidikan di atasnya. memasuki
tahun 2003 , dana BOMM dirubah namanya menjadi Dana Rintisan untuk Peningkatan
Mutu Manajemen Berbasis Sekolah dan program ini dinilai sesuai dengan
implementasiotonomidaerah di Indonesia.
Latar belakang munculnya
Manajamen Berbasis Sekolah tak terlepas dari kinerja pendidikan di suatu negara
berdasarkan sistem pendidikan yang ada sebelumnya. Di Indonesia, latar belakang
munculnya MBS tidak jauh berbeda dengan negara-negara maju yang terlebih dahulu
menerapkannya. Perbedaan yang mencolok adalah lambatnya kesadaran para
pengambil kebijakan pendidikan di Indonesia. Bayangkan saja di banyak negara
gerakan reformasi pendidikan model MBS ini sudah terjadi pada tahun 1970-an dan
disusul banyak negara pada tahun 1980-an, namun di Indonesia baru dimulai 30
tahun kemudian. Hal ini tidak terlepas dari sistem pemerintahan otoriter selama
orde baru. Semua diatur pusat, yaitu di Jakarta baik dalam penentuan kurikulum sekolah,
anggaran pendidikan, pengangkatan guru, metode pembelajaran, buku pelajaran,
alat peraga hingga jam sekolah maupun jenis upacara yang harus dilaksanakan
sekolah.
C. Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah
MBS di Indonesia yang menggunakan
model MPMBS muncul karena beberapa alasan, antara lain Pertama, sekolah lebih mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga sekolah dapat
mengotimalkan pemanfaatan sumber daya yang tesedia untuk memajukan sekolahjya.
Kedua, sekolah lebih mengetahui kebutuhannya. Ketiga, keterlibatan warga
sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan trasparasi
dan emokrasi yang sehat.
Menurut Bank Dunia, terdapat
beberapa alasan diterapkannya MBS antara lain alasan ekonomis, politis,
profesional, efisiensi adminisrasi, finalisasi, prestasi siswa, akuntabilitas,
dan efektivitas sekolah.
Alasan ekonomis seperti
dijelaskan oleh King dan Ozler (1998) bahwa manajemen lokal dirasakan lebih
efektif. Menurut mereka, para aktor yang akan paling dirugikan atau paling
diuntungkan dan yang paling memiliki informasi terbaik tentang apa yang terjadi
di sekolah adalah yang paling baik untuk membuat keputusan yang sesuai. Para
aktor seperti itu juga paling tahu penggunaan sumber daya yang paling sesuai
dan bagaimana siswa harus diajar. Semakin ke tingkat lokal suatu keputusan
diambil, semakin besar kedekatan mereka dengan para pelanggan.
Secara Politis, MBS sebagai
bentuk refrmasi desentralisasi yang mendorong adanya partisipasi demokratis dan
kestabilan politik. Alasan ini juga terkait dengan struktur pemerintahan secara luas, dimana pemerijtah memberikan kesempatan untuk
mendesentalisasikan beberapa aspek pengambilan keputusan di bidang pendidikan.
Alasan Profesional bahwa tenaga kerja
sekolah harus berpengalaman dan memiliki keahlian untuk membuat keputusan
pendidikan yang paling sesuai untuk sekolah terutama uotuk para siswa. Tenaga
kerja yang profesional juga dapat memberi sumbangan pengetahuan kependidikannya
yang berkaitan dengan kurikulum, pedagogi, pembelajaran, dan proses manajemen
sekolah. Mereka juga mampu memberi motivasi dan komitmen yang lebih baik untuk
pengajaran di sekolah.
MBS memungkinkan terjadinya
efisiensi administrasi karena pengalokasian sumber daya di lakukan oleh sekolah
itu
sendiri. Skolah merupakan posisi terbaik untuk
megalokasikansumber daya secara efisien dalam memenuhi kebutuhan siswa.
Efisiensi administrasi tingkat sekolah juga didapat apabila partisipa lokal
membuat keputusan sendiri.
Penerapan MBS juga memiliki
alasan finansial karena MBS dapat dijadikan alat untuk mehihgkatkah sumber
pendanaan lokal. Asumsinya dengan mendorong dan menerima keterlibatan orang tua
siswa di dalam pengambilan keputuan di tingkat sekolah, orang tua akan
temotivasi untuk meningkatkan komitmennya kepada sekolah. Selanjutnya, oarang
tua siswa akan lebih memiliki keinginan untuk menyumbangkan uang, tenaga, dan
sumber daya lain kepada sekolah.
Peningkatan prestasi belajar siswa terjadi apabila
orang tua siswa dan para guru diberi otoritas dari sekolah, maka iklim sekolah
akan berubah dalam mendukung pencapaian prestasi siswa. Namun, beberapa bukti
empiris yang mendukung alasan ini tidaklah kuat.
Akuntabilitas sekolah akan tejadi
apabila ada keterlibatan aktor-aktor sekolah dalam pengambilan keputusan dan
pelaprannya MBS dapat meningkatkan akuntabilitas karena meningkatkan hak
bersuara dan peran serta para pihak yang pada pengelolahan sekolah tradisional
sangat lemah atau hampir tak terdengar.
Penerapan MBS juga untuk
mewujudkan sekplah efektif. Winkler dan Gershberg (1999) mengajukan hipotesis
bahwa beberapa komponen kunci sekolah efektif dipengaruhi oleh implementasi
MBS. Mereka mengeksplorasi bagaimana MBS mengarah pada peningkatan
karakteristik kunci sekolah efektif yang meliputi kepemimpinan yang kuat,
guru-guru yang terampil dan memiliki komitmen, meningkatkan fokus pada
pembelajaran, dan ras tanggung jawab terhadap hasil.
Chapman juga berpendapat bahwa
penerapan MBS tak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan
penelitian menengenai efektivitas sekolah secara lebih luas bahwa salah satu
ciri sekolah efektif yang dapat meningkatkan perbaikan prestasi siwa adalah
pada sekolah-sekolah yang relatif otonom, memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri, dan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat
dengan kata lain, MBS dimaksudkan untuk membentuk sekolah-sekolah efektif
sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Reynolds (1997) yakni bahwa MBS
dapat membawa kemajuan dalam dua area yan saling tergantung, yaitu (a) kemajuan
program pendidikan dan pelayanan kepada siswa, orang tua siswa, dan masyarakat,
(b) kualitas lingkungan keraj untuk semua anggota organisasi.
Pandangan tersebut mengandung
makna yang lebih luas, yaitu bukan sekedar untk mejijgkatkaj prestasi akademik
siswa, melainkan juga kemajuan program layanan kepada siswa itu sendiri dan
kepada masyarakat luas. Yang selama ini kurang diperhatikan adalah kemajuan kualiats lihgkungan kerja bagi para
pelaku pendidikan, dan inilah salah satu tujuan yang akan ditingkatkan dalam
MBS.
D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
Tujuan umum manajemen berbasis
sekolah atau MBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui
pemberian kewenangan akibat (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas
yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumber daya sekolah dan
mendorong partisipasi warga sekolah serta masyarakat untuk meningkatkann mutu
pendidikan.
Menurut Kustini Hardi, ada tiga
tujuan diterapkannya manajemen berbasis sekolah ( MBS), yaitu sebagai berikut:
a.
Mengembangkan kemampuan kepala
sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek manajemen berbasis
sekolah (MBS) untuk meningkatkan mutu sekolah.
b.
Mengembangkan kemampuan kepala
sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan, baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat
setempat.
c.
Mengembangankan peran serta masyarakat
yang lebih aktif dalaam masyarakat umum persekolahan dari unsur komite sekilah
dalam membantu peningkatan mutu sekolah.
Adapun menurut E. Mulyasa,
implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) ini bertujuan:
Peningkatan efisiensi antara lain
diperoleh melalaui keluasaan pengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan
penyederhanaan birokrasi, peningkatan mutu dapat di peroleh melalui partisipasi
orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas,
berlakunya sistem intensif dan disensitif, peningkatan pemerataan pendidikan
antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang
memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal itu
dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang
tinggi terhadap sekolah.
Dari uraian tersebut, dapat
difahami bahwa tujuan manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu
pendidikan, yakni dengan memandirikan sekolah untuk mengelola lembaga bersama pihak-pihak
tertentu (guru, pesertadidik, masyrakat, wali murid, dan instansi lain)
sehingga sekolah dan masyrakat tidak perlu lagi menuggu intruksi dari atas
dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan. Mereka dapat
mengembangkan visi pendidikan sesuai dengan keadaan setempat dan melajsanakan
visi tersebut secara mandiri.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah
gagasan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada
tempat yang paling dekat dengan dengan proses belajar mengajar.
2.
Gerakan reformasi pendidikan
model MBS ini sudah terjadi pada tahun 1970-an dan disusul banyak negara pada
tahun 1980-an, namun di Indonesia baru dimulai 30 tahun kemudian. Hal ini tidak
terlepas dari sistem pemerintahan otoriter selama orde baru.
3.
MBS di Indonesia yang menggunakan
model MPMBS muncul karena beberapa alasan, antara lain Pertama, sekolah lebih mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga sekolah dapat
mengotimalkan pemanfaatan sumber daya yang tesedia untuk memajukan sekolahjya.
Kedua, sekolah lebih mengetahui kebutuhannya. Ketiga, keterlibatan warga
sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan trasparasi
dan emokrasi yang sehat
4.
Tujuan umum manajemen berbasis
sekolah atau MBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah
melalui pemberian kewenangan akibat (otonomi) kepada sekolah
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini sebaiknya kita lebih
memperhatikan betapa penting pendidikan manajemen berbasis sekolah .saran kamisebaiknyapembacalebihmeningkatkanwawasantentanglatarbelakan
gmanajemenberbasissekolah (MBS).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Minarti,S.2012.Manajemen Sekolah Mengelola Pendidikan Secara Mandiri.Jakarta : ArRuzz Media
2.
Subakir,S.2001.Manajemen Berbasis Sekolah.Surabaya :
Penerbit SIC
3.
Anonim.2001.Manajemen Mutu Berbasis Sekolah:Buku 1 Konsepdan Pelaksanaan.Jakarta:Direktorat SLP Dirijen Dikdasmen Depdiknas
4.
Mulyasa.2002.Manajemen Berbasis Sekolah .Bandung;PT Remaja Rosdakarya
5. Nurkolis.2002.Manajemen Berbasis Sekolah
.Jakarta:Grasindo
6.
Thoifuri.2007.menjadi Guru Insiator.Kudus:Rasali Media
Grup
7. Kunandar.2010.Guru Prefesional.Jakarta:PT. Raja
Grafindo
8.
Mudhofir,Ali.2012.Pendidikan Prefesional.Jakarta:PT.
Rajagrafindo persada
9.
A.Koesoema,Doni.2007.Pendidikan Karakter.Yogyakarta:Grasindo
10. Suprihatiningrum.J.2013.Guru Prefesional.Yogyakarta:AR-Ruz