Wikipedia

Search results





LATAR BELAKANG MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

KD 1 INDIKATOR 1


MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH





















Kelompok 1

Kelas  : 2 A


Disusun oleh:

1.
Risha Rahmayuniarti-Ketua (201810430311015)
2.
Kholidatul Fitriyah
(201810430311016)
3.
Shofiatuz Zahra
(201810430311030)
4.
Fitri Salsa DilaRahmadina
(201810430311032)
5.
Dina Amelia Febryanti
(201810430311045)








UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2019














KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya ,yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahlatarbelakang tentang manajemen berbasis sekolah ini .

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu pembaca mempelajari tentang latarbelakangmanajemen berbasis sekolah.Sehingga pembaca dapat mempelajari dan memahami makalah ini dengan seksama .

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan berbagai pihak dan kerjasama kami. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, dalam menulis makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.



Penulis













DAFTAR ISI






KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

PETA KONSEP...................................................................................................... 1

BAB I...................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN.................................................................................................. 2

A.        Latar Belakang.......................................................................................... 2

B.         Rumusan Masalah...................................................................................... 3

C.         Tujuan........................................................................................................ 3

BAB II..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN..................................................................................................... 4

A.        Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah.................................................. 4

B.         Sejarah Manajemen Berbasis Sekolah....................................................... 7

C.         Alasan Diterapkannya  Manajemen Berbasis Sekolah............................... 9

D.        Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah...................................................... 12

BAB III................................................................................................................. 14

PENUTUP............................................................................................................. 14

A.        Kesimpulan.............................................................................................. 14

B.         Saran........................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16


















BAB I


PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Dalam masa otonomi daerah ini pendidikan perlu diperhatikan dengan memperhatikan kepentingan sekolah untuk berkembang mandiri dan optimal. Makadari itu dunia pendidikan menanmkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pendekatan peningkatan mutu pendidikan yang sesuai dengan paradigma dan gagasan adalah konsep School Based Management (SBM) atau

manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang ditunjukkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi pendidikan . perubahan penyelengaraan pendidikan tersebut di sebabkan karena selama ini NKRI penyelengaraannya bersifat sentralistik .

Dengan konsep Manajemen berbasis sekolah (MBS) ini,seluruh komponen yang ada antara lain melalui layanan pendidikan bermutu dan berkualitas pengemban gandan perbaikan kurikulum dan system evaluasi. Manajemen Berbasis Sekolah tersebut adalah salahsatu bentuk restrurisasi sekolah dengan

mengubah system sekolah dalam melakukan kegiatannya.Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi akademik sekolah dengan mengubah desain strukturnya .






B.  Rumusan Masalah

1.                  Apa pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ?

2.                  Bagaimana sejarah Manajemen Berbasis Sekolah ?

3.                  Apa alasan diterapkan Manajemen Berbasis Sekolah ?

4.                  Bagaimana tujuan Manajemen Berbasis Sekolah ?




C. Tujuan

1.                  Untuk mengetahui pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

2.                  Untuk mengetahui sejarah Manajemen Berbasis Sekolah

3.                  Untuk mengetahui alasan diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah

4.                  Untuk mengetahui tujuan Manajemen Berbasis Sekolah








BAB II


PEMBAHASAN



A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Secara bahasa, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata yaitu manajemen, berbasis dan sekolah manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belejar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberikan pelajaran. Maka dari itu Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah dalam proses pengajaran atau pembelajaran.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Merupakan strategi unuk mencapai sekolah efektif. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah gagasan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan dengan proses belajar mengajar. Selain itu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dimaksudkan dengan model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif secara langsung oleh warga sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat sekolah setempat.

Padatataran ini, Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangandantanggungjawab yang lebihbesarpada sekolah), memberkan fleksibilits atau keluwesan pada sekolah mendororong partisipasi secara langsung dari warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuan, pengusaha) dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, artinya, seluruh komponen sekolah bekerja sama dengan stakeholders sekolah bersama- sama untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah dengan parameter atau standar dari pemerintah.

Sesuai dengan deskripsi detail tersebut, manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan pemberian otonomi penuh kepada sekolah untuk secara aktif-kreatif serta mandiri dalam mengembangkan dan melakukan inovasi dalam berbagai program dalam meningkatkan mutu pendididikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri yang tidak lepas dari kerangka tujuan pendidikan nasional dengan melibatkan yang berkepentingan (stakeholder) serta sekolah harus pula mempertanggungkan kepada masyarakat (yang berkepentingan).

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Apabila manajemen berbasis lokasi lebih difokuskan pada tingkat sekolah, maka MBS akan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada. Ciri-ciri MBS, bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar-mengajar dan sumber daya

Dengan demikian, MBS yang akan dikembangkan merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai dengan adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi tapi masih dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Tetapi semua ini harus mengakibatkan peningkatan proses belajar mengajar. Sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip MBS adalah sekolah yang harus lebih bertanggungjawab (high responsibility), kreatif dalam bertindak dan mempunyai wewenang lebih (more authority) serta dapat dituntut pertanggungjawabannya oleh yang berkepentingan (public accountability by stakeholders).

Diharapkan dengan menerapkan manajemen pola MBS, sekolah lebih berdaya dalam beberapa hal berikut:

a.       Menyadari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi sekolah tersebut.

b.      Mengetahui sumberdaya yang dimiliki dan “input” pendidikan yang akandikembangkan.

c.       Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk kemajuan lembaganya.

d.      Bertanggungjawab terhadap orangtua, masyarakat, lembaga terkait, danpemerintah dalam penyelengaraan sekolah.

e.       Persaingan sehat dengan sekolah lain dalam usaha-usaha kreatif-inovatif untukmeningkatkan layanan dan mutu pendidikan.



Ciri-ciri Sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),misalnya:

a.   Upaya meningkatkan peran serta Komite Sekolah, masyarakat, DUDI (duniausaha dan dunia industri) untuk mendukung kinerja sekolah
b.   Program sekolah disusun dan dilaksanakan dengan mengutamakan kepentinganproses belajar mengajar (kurikulum), bukan kepentingan administratif saja.

c.   Menerapkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber dayasekolah (anggaran, personil dan fasilitas)

d.  Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dankondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola umum atau kebiasaan.

e.       Menjamin terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab kepada masyarakat.

f.       Meningkatkan profesionalisme personil sekolah.

g.      Meningkatnya kemandirian sekolah di segala bidang.

h.      Adanya keterlibatan semua unsur terkait dalam perencanaan program sekolahmisal: Kepala sekolah, guru, komite sekolah, tokoh masyarakat, dan lain-lain.

i.        Adanya keterbukaan dalam pengelolaan anggaran pendidikan sekolah.

B.  Sejarah Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah lahir di Amerika Serikat ketika para guru berjuang untuk memperbaiki nasibnya dengan di bentuknya Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association, NEA). Padatahun 1857 M. pada tahun 1887 guru – guru di New York membentuk sebuah asosiasi kepentingan bersama dan asosiasi yang sama didirikan di Chicago yang dipimpiin Margarette Harley . pada tahun 1903 guru – guru Philadelphia membentuk organisasi Asosiasi Guru – Guru Phiadelphia (Philadelphia Teachres Association ).melalui asosiasi ini para guru bangkit untuk meningkatkan martabat hidupnya dan memperoleh gaji yang lebih baik.

Di Atlanta , guru – guru membentuk persatuan guru – guru sekolah negri Atlanta untuk menghadapi tekanan dari Dewan Kota yang akhirnya memberikan dana lebih untuk pendidikan .Gerakan ini juga dilakukan guru – guru lainnya yang dipelapori oleh tokoh sosialis , Henry Linville , Jhon Dewey , dan Suffrajist Charlotte Perkins Gilman dan membentuk asosiasi yang berbicara lebih dari sekedar masalah – masalah ekonomi . tujuannya memberi pilihan bagi guru dalam menentukan kebijakan sekolah ( school policy ) untuk memperoleh wakil pentas pendidikan di New York , membantu masalah – masalah sekolah, membersihkan politik Amerika Serikat dari keputusan menyiimpang , dan meningkatkan kebebasan diskusi public dari masalah – masalah pendidikan .

Adapun di Indonesia , Managejemen Berbasis Sekolah (MBS) baru secara sungguh – sungguh dimulai sejak tahun 1999/2000, yaitu dengan peluncuran dana bantuan yang disebut Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Dana bantuan ini disetor langsung ke rekening sekolah ,tidak melalui alur birokrasi pendidikan di atasnya. memasuki tahun 2003 , dana BOMM dirubah namanya menjadi Dana Rintisan untuk Peningkatan Mutu Manajemen Berbasis Sekolah dan program ini dinilai sesuai dengan implementasiotonomidaerah di Indonesia.

Latar belakang munculnya Manajamen Berbasis Sekolah tak terlepas dari kinerja pendidikan di suatu negara berdasarkan sistem pendidikan yang ada sebelumnya. Di Indonesia, latar belakang munculnya MBS tidak jauh berbeda dengan negara-negara maju yang terlebih dahulu menerapkannya. Perbedaan yang mencolok adalah lambatnya kesadaran para pengambil kebijakan pendidikan di Indonesia. Bayangkan saja di banyak negara gerakan reformasi pendidikan model MBS ini sudah terjadi pada tahun 1970-an dan disusul banyak negara pada tahun 1980-an, namun di Indonesia baru dimulai 30 tahun kemudian. Hal ini tidak terlepas dari sistem pemerintahan otoriter selama orde baru. Semua diatur pusat, yaitu di Jakarta baik dalam penentuan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan, pengangkatan guru, metode pembelajaran, buku pelajaran, alat peraga hingga jam sekolah maupun jenis upacara yang harus dilaksanakan sekolah.



C. Alasan Diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah

MBS di Indonesia yang menggunakan model MPMBS muncul karena beberapa alasan, antara lain Pertama, sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga sekolah dapat mengotimalkan pemanfaatan sumber daya yang tesedia untuk memajukan sekolahjya. Kedua, sekolah lebih mengetahui kebutuhannya. Ketiga, keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan trasparasi dan emokrasi yang sehat.

Menurut Bank Dunia, terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara lain alasan ekonomis, politis, profesional, efisiensi adminisrasi, finalisasi, prestasi siswa, akuntabilitas, dan efektivitas sekolah.

Alasan ekonomis seperti dijelaskan oleh King dan Ozler (1998) bahwa manajemen lokal dirasakan lebih efektif. Menurut mereka, para aktor yang akan paling dirugikan atau paling diuntungkan dan yang paling memiliki informasi terbaik tentang apa yang terjadi di sekolah adalah yang paling baik untuk membuat keputusan yang sesuai. Para aktor seperti itu juga paling tahu penggunaan sumber daya yang paling sesuai dan bagaimana siswa harus diajar. Semakin ke tingkat lokal suatu keputusan diambil, semakin besar kedekatan mereka dengan para pelanggan.

Secara Politis, MBS sebagai bentuk refrmasi desentralisasi yang mendorong adanya partisipasi demokratis dan kestabilan politik. Alasan ini juga terkait dengan struktur pemerintahan secara luas, dimana pemerijtah memberikan kesempatan untuk mendesentalisasikan beberapa aspek pengambilan keputusan di bidang pendidikan.

Alasan Profesional bahwa tenaga kerja sekolah harus berpengalaman dan memiliki keahlian untuk membuat keputusan pendidikan yang paling sesuai untuk sekolah terutama uotuk para siswa. Tenaga kerja yang profesional juga dapat memberi sumbangan pengetahuan kependidikannya yang berkaitan dengan kurikulum, pedagogi, pembelajaran, dan proses manajemen sekolah. Mereka juga mampu memberi motivasi dan komitmen yang lebih baik untuk pengajaran di sekolah.

MBS memungkinkan terjadinya efisiensi administrasi karena pengalokasian sumber daya di lakukan oleh sekolah itu

sendiri. Skolah merupakan posisi terbaik untuk megalokasikansumber daya secara efisien dalam memenuhi kebutuhan siswa. Efisiensi administrasi tingkat sekolah juga didapat apabila partisipa lokal membuat keputusan sendiri.

Penerapan MBS juga memiliki alasan finansial karena MBS dapat dijadikan alat untuk mehihgkatkah sumber pendanaan lokal. Asumsinya dengan mendorong dan menerima keterlibatan orang tua siswa di dalam pengambilan keputuan di tingkat sekolah, orang tua akan temotivasi untuk meningkatkan komitmennya kepada sekolah. Selanjutnya, oarang tua siswa akan lebih memiliki keinginan untuk menyumbangkan uang, tenaga, dan sumber daya lain kepada sekolah.

Peningkatan prestasi belajar siswa terjadi apabila orang tua siswa dan para guru diberi otoritas dari sekolah, maka iklim sekolah akan berubah dalam mendukung pencapaian prestasi siswa. Namun, beberapa bukti empiris yang mendukung alasan ini tidaklah kuat.

Akuntabilitas sekolah akan tejadi apabila ada keterlibatan aktor-aktor sekolah dalam pengambilan keputusan dan pelaprannya MBS dapat meningkatkan akuntabilitas karena meningkatkan hak bersuara dan peran serta para pihak yang pada pengelolahan sekolah tradisional sangat lemah atau hampir tak terdengar.

Penerapan MBS juga untuk mewujudkan sekplah efektif. Winkler dan Gershberg (1999) mengajukan hipotesis bahwa beberapa komponen kunci sekolah efektif dipengaruhi oleh implementasi MBS. Mereka mengeksplorasi bagaimana MBS mengarah pada peningkatan karakteristik kunci sekolah efektif yang meliputi kepemimpinan yang kuat, guru-guru yang terampil dan memiliki komitmen, meningkatkan fokus pada pembelajaran, dan ras tanggung jawab terhadap hasil.

Chapman juga berpendapat bahwa penerapan MBS tak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan penelitian menengenai efektivitas sekolah secara lebih luas bahwa salah satu ciri sekolah efektif yang dapat meningkatkan perbaikan prestasi siwa adalah pada sekolah-sekolah yang relatif otonom, memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat dengan kata lain, MBS dimaksudkan untuk membentuk sekolah-sekolah efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Reynolds (1997) yakni bahwa MBS dapat membawa kemajuan dalam dua area yan saling tergantung, yaitu (a) kemajuan program pendidikan dan pelayanan kepada siswa, orang tua siswa, dan masyarakat, (b) kualitas lingkungan keraj untuk semua anggota organisasi.

Pandangan tersebut mengandung makna yang lebih luas, yaitu bukan sekedar untk mejijgkatkaj prestasi akademik siswa, melainkan juga kemajuan program layanan kepada siswa itu sendiri dan kepada masyarakat luas. Yang selama ini kurang diperhatikan adalah kemajuan kualiats lihgkungan kerja bagi para pelaku pendidikan, dan inilah salah satu tujuan yang akan ditingkatkan dalam MBS.



D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah

Tujuan umum manajemen berbasis sekolah atau MBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan akibat (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumber daya sekolah dan mendorong partisipasi warga sekolah serta masyarakat untuk meningkatkann mutu pendidikan.

Menurut Kustini Hardi, ada tiga tujuan diterapkannya manajemen berbasis sekolah ( MBS), yaitu sebagai berikut:

a.       Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk meningkatkan mutu sekolah.

b.      Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat setempat.

c.       Mengembangankan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalaam masyarakat umum persekolahan dari unsur komite sekilah dalam membantu peningkatan mutu sekolah.

Adapun menurut E. Mulyasa, implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) ini bertujuan:

Peningkatan efisiensi antara lain diperoleh melalaui keluasaan pengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi, peningkatan mutu dapat di peroleh melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, berlakunya sistem intensif dan disensitif, peningkatan pemerataan pendidikan antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal itu dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah.

Dari uraian tersebut, dapat difahami bahwa tujuan manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan, yakni dengan memandirikan sekolah untuk mengelola lembaga bersama pihak-pihak tertentu (guru, pesertadidik, masyrakat, wali murid, dan instansi lain) sehingga sekolah dan masyrakat tidak perlu lagi menuggu intruksi dari atas dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan. Mereka dapat mengembangkan visi pendidikan sesuai dengan keadaan setempat dan melajsanakan visi tersebut secara mandiri.











BAB III PENUTUP



A.    Kesimpulan

1.      Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah gagasan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan dengan proses belajar mengajar.

2.      Gerakan reformasi pendidikan model MBS ini sudah terjadi pada tahun 1970-an dan disusul banyak negara pada tahun 1980-an, namun di Indonesia baru dimulai 30 tahun kemudian. Hal ini tidak terlepas dari sistem pemerintahan otoriter selama orde baru.

3.      MBS di Indonesia yang menggunakan model MPMBS muncul karena beberapa alasan, antara lain Pertama, sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga sekolah dapat mengotimalkan pemanfaatan sumber daya yang tesedia untuk memajukan sekolahjya. Kedua, sekolah lebih mengetahui kebutuhannya. Ketiga, keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan trasparasi dan emokrasi yang sehat

4.      Tujuan umum manajemen berbasis sekolah atau MBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan akibat (otonomi) kepada sekolah


B.     Saran

Dengan adanya makalah ini sebaiknya kita lebih memperhatikan betapa penting pendidikan manajemen berbasis sekolah .saran kamisebaiknyapembacalebihmeningkatkanwawasantentanglatarbelakan gmanajemenberbasissekolah (MBS).















DAFTAR PUSTAKA

1.       Minarti,S.2012.Manajemen Sekolah Mengelola Pendidikan Secara Mandiri.Jakarta : ArRuzz Media

2.      Subakir,S.2001.Manajemen Berbasis Sekolah.Surabaya : Penerbit SIC

3.      Anonim.2001.Manajemen Mutu Berbasis Sekolah:Buku 1 Konsepdan Pelaksanaan.Jakarta:Direktorat SLP Dirijen Dikdasmen Depdiknas

4.      Mulyasa.2002.Manajemen Berbasis Sekolah .Bandung;PT Remaja Rosdakarya

5.      Nurkolis.2002.Manajemen Berbasis Sekolah .Jakarta:Grasindo

6.      Thoifuri.2007.menjadi Guru Insiator.Kudus:Rasali Media Grup

7.      Kunandar.2010.Guru Prefesional.Jakarta:PT. Raja Grafindo

8.      Mudhofir,Ali.2012.Pendidikan Prefesional.Jakarta:PT. Rajagrafindo persada

9.      A.Koesoema,Doni.2007.Pendidikan Karakter.Yogyakarta:Grasindo

10.  Suprihatiningrum.J.2013.Guru Prefesional.Yogyakarta:AR-Ruz