BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi (Abdul
Chaer, 1995: 14-18). Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa
Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam
penerapan aturan kebahasaannya. Apabila penggunaan bahasa, secara lisan maupun
tertulis menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah bahasa,
maka terjadilah kesalahan berbahasa.
Kesalahan berbahasa
disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan atau kompetensi. Apabila pelajar
belum memahami sistem linguistik bahasa yang sedang dipelajari, dia sering
membuat kesalahan ketika menggunakan bahasa tersebut. Kesalahan ini sering
berulang-ulang secara sistematis dan konsisten.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam penulisan makalah ini,antara lain:
1. Apa itu kesalahan berbahasa?
2. Apa saja kategori kesalahan
berbahasa?
3. Apa sumber kesalahan
berbahasa?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami pengertian dari kesalahan
berbahasa, kategori kesalahan berbahasa dan sumber kesalahan berbahasa.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kesalahan Berbahasa
1. Pengertian Kesalahan
Berbahasa
Istilah kesalahan berbahasa
memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974) menggunakan tiga istilah untuk
membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error, dan (3) Mistake.
Baiklah Anda perlu mengetahui pengertian istilah-istilah tersebut.
Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam
wilayah kesalahan berbahsa. Corder (1974) menjelaskan:
1. Lapses
Lapses
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu
sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk
berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip of the tongue”
sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the
pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh
penuturnya.
2. Error
Error
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan Bahasa (breaches
of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan
(kaidah) tata Bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain.
3. Mistake
Mistake adalah kesalahan
berbahasa akibat penutur tidak tepat
dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.
Kesalahan
berbahasa dipandang sebagai bagian proses belajar Bahasa. Ini berarti bahwa
kesalahan berbahasa itu dihubungkan dengan pernyataan atau semboyan “Pergunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar”, ada dua parameter atau tolak ukur
kesalahan dalam berbahasa Indonesia.
Pertama,
pergunakanlah Bahasa Indonesia yang baik. Ini berarti bahwa Bahasa Indonesia
yang baik adalah penggunaan Bahasa sesuai dengan factor-faktor penentu dalam
komunikasi, antara lain:
1. Siapa yang berbahasa dengan
siapa
2. Untuk tujuan apa
3. Dalam situasi apa (tempat dan
waktu)
4. Dalam konteks apa
(partisipan, kebudayaan dan suasana)
5. Dengan jalur mana (lisan atau
tulisan)
6. Dengan media apa (tatap muka,
telepon, surat, kora, buku, media komunikasi lain)
7. Dalam peristiwa apa
(bercakap, ceramah, upacara, lamaran, pekerjaan, pelaporan, pengungkapan
perasaan)
Kedua, pergunakanlah Bahasa
Indonesia yang benar. Parameter ini mengacu kepada penataan terhadap
kaidah-kaidah atau aturan kebahasaan yang ada dalam Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia yang baik
dan benar adalah Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kedua parameter tersebut,
yakni: faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah kebahasaan yang ada dalam
Bahasa Indonesia. Berarti, penggunaan Bahasa Indonesia yang berada diluar
factor-faktor penentu komunikasi bukan bahasa Indonesia yang benar dan berada
di luar kaidah kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia bukan bahasa
Indonesia yang baik. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa Indonesia adalah
penggunaan Bahasa Indonesia, secara lisan maupun tertulis, yang berada di luar
atau menyimpang dari faktor-faktor komunikasi dan kaidah kebahasaan dalam
bahasa Indonesia (Tarigan, 1997).
Untuk membedakan antara
kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), menurut Tarigan (1997) seperti
disajikan dalam tabel berikut.
Untuk membedakan antara
kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), menurut Tarigan (1997) seperti
disajikan dalam tabel berikut.
Perbandingan
antara Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa
Kategori Sudut Pandang
|
Kesalahan Berbahasa
|
Kekeliruan Berbahasa
|
1. Sumber
|
Kompetensi
|
Performasi
|
2. Sifat
|
Sistematis,
berlaku secara umum
|
Acak, tidak
sistematis, secara individual
|
3. Durasi
|
Permanen
|
Temporer/sementara
|
4. System Linguistik
|
Sudah dikuasai
|
Belum dikuasai
|
5. Produk
|
Penyimpangan
kaidah bahasa
|
Penyim[pangan
kaidah Bahasa
|
6. Solusi
|
Dibantu oleh
guru melalui latihan pengajar remedial
|
Diri sendiri
(siswa): mawas diri, pemusatan perhatian.
|
Berdasarkan uraian tersebut,
Anda sudah mengetahui pengertian kesalahan berbahasa. Anda juga dapat membatasi
perbedaan kesalahan berbahasa dengan kekeliruan berbahsa serta bagaimana
bersikap pada hal tersebut. Untuk Bahasa Indonesia, ada dua parameter yang
dapat digunakan untuk menentukan atau mengukur penyimpangan Bahasa.
Selanjutnya, Anda akan mempelajari kategori (jenis) kesalahan dalam berbahasa.
2.2 Kategori Kesalahan Berbahasa
1. Kesalahan
fonologi
Kesalahan
berbahasa dari segi fonologi adalah kesalahan berbahasa yang diperoleh dari
kesalahan pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia,
serta kesalahan yang diperoleh karena perbedaan penangkapan makna.
Contoh :
Siswa siswi SD Tadika Mesra
menghasilkan prodak belajar
yang baik.
Kata yang digaris bawah merupakan
kesalahan fonologi karena
memiliki kesalahan dalam penulisan kata seharusnya yang benar adalah
produk. Kalimat yang benar : Siswa siswi SD Tadika Mesra menghasilkan produk
belajar yang baik.
2. Kesalahan morfologi
Secara
etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk”dan kata
logi yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ilmu yang mempelajari bentuk bentuk dan pembentukan kata”. Kesalahan morfologi adalah kesalahan memakai bahasa disebabkan oleh kesalahan
dalam pemilihan afiks, salah menggunakan kata ulang, salah
menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata.
Contoh :
a) Kesalahan pemilihan afiks
Harusnya para
guru datang lebih awal daripada siswanya
Penjelasan :
Kata yang di garis bawahi merupakan kesalahan Morfologi kata yang tepat menggunakan awalan se-
“seharusnya”
b) Kesalahan
penggunaan kata ulang
Semua warga
SD Tadika Mesra saling maaf-maaf dalam acara halal bihalal.
Penjelasan :
kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata maaf-maaf dirubah menjadi
maaf-memaafkan.
c) Kesalahan
menyusun kata majemuk
Maha siswa melakukan
aksi demo di depan Kantor DPRD Malang
Penjelasan :
kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata Maha siswa digabung
menjadi kalimat majemuk yang benar Mahasiswa
d) Kesalahan
pemilihan kata
Alam
Indonesia benar-benar sangat indah sekali
Penjelasan :
kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata benar-benar dan sekali di
hapus hingga membentuk kalimat yang efektif.
3. Kesalahan
sintaksis
Kesalahan
sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau
kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Kesalahan pada daerah
sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat
berunsurkan kata-kata itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan
misalnya dengan kalimat yang berstruktur tidak baku,
kalimat yang ambigu, kalimat yang
tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang membentuk kalimat,
kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika
kalimat.
Contoh :
PGSD 3B memiliki harapan besar untuk menyabet banyak medali dalam Kompetisi
Kajur Cup. Penjelasan : Kata yang bergaris bawah merupakan kesalahan Sintaksis,
karena terdapat kata yang tidak tepat untuk digunakan yakni menyabet,
seharusnya menggunakan kata “meraih”. Kalimat yang benar : PGSD 3B ternyata
memiliki harapan besar untuk meraih
banyak medali dalam Kompetisi
Kajur Cup.
4. Kesalahan
semantik
Kesalahan
berbahasa dalam semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa
lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran fonolgi,morfologi,
dan sintaksis. Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun
kalimat yang maknanya menyimpang dari makna yang seharusnya, maka
tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini. Kesalahan berbahasa pada
tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang
berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis.
Contoh :
Ani tidak
lagi bersekolah karena menderita penyakit folio
Kata yang
digaris bawahi merupakan kesalahan Semantik seharusnya kata yang tepat
untuk digunakan adalah polio. Kata polio memiliki makna ‘penyakit pada
tulang’, sedangkan kata folio berarti ‘ukuran kertas’. Kalimat yang
benar : Ani tidak lagi bersekolah karena menderita penyakit polio.
2.3 Sumber Kesalahan Berbahasa
Sumber kesalahan berbahasa
secara tersirat sudah dapat dipahami oleh
anda dalam sajian sebelum ini. Penyimpangan bahasa
yang dilakukan oleh para
penutur, terutama anak (siswa) dalam pemerolehan
dan pembelajaran bahasa.
Berdasarkan kategori taksonomi kesalahan atau
kekeliruan bahasa, anda sudah
dapat memprediksikan sumber-sumber kesalahan
bahasa.
Dalam konteks ini sumber kesalahan itu adalah
“Pergunakanlah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.” Dari parameter
penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar kemudian dihubungkan dengan
pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah, itulah sumber yang utama
untuk analisis kesalahan bahasa
dalam sajian ini. Penyimpangan bahasa yang diukur
berada pada tataran (wilayah)
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana
yang dihubungkan dengan
faktor-faktor penentu dalam komunikasi.
Apabila sumber kesalahan berbahasa itu
dideskripsikan secara rinci, anda
dapat melakukan analisis kesalahan pada
sumber-sumber kesalahan berikut.
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Fonologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi
bahasa Indonesia
antara lain: fonem, diftong, kluster dan
pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu
1. Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/.
2. Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/.
3. Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/.
4. Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/.
5. Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/.
6. Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/.
7. Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/.
8. Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/.
9. Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ bunyi hambat
glotal.
10. Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/.
11. Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/.
12. Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/.
13. Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/.
14. Fonem /u/ diucapkan/dituliskan menjadi /w/.
15. Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/.
16. Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/.
17. Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/.
18. Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/.
19. Penghilangan fonem /k/.
20. Penyimpangan pemenggalan kata.
Analisis Kesalahan
Berbahasa dalam Tataran Morfologi
Sumber kesalahan
berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia,
antara lain:
1. Salah penentuan bentuk
asal.
2. Fonem yang luluh tidak
diluluhkan.
3. Fonem yang tidak luluh
diluluhkan.
4. Penyingkatan morfem
men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng, dan
nge-.
5. Perubahan morfem ber-,
per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-.
6. Penulisan morfem yang
salah.
7. Pengulangan yang
salah.
Sumber kesalahan
berbahasa dalam tataran frase, antara lain:
1. Frase kata depan tidak
tepat.
2. Salah penyusunan
frase.
3. Penambahan kata “yang”
dalam frase benda (nominal) (N + A).
4. Penambahan kata “dari”
atau “tentang” dalam frase nominal (N + N).
5. Penambahan kata
kepunyaan dalam frase nominal.
6. Penambahan kata “dari”
atau “pada” dalam frase verbal (V + Pr).
7. Penambahan kata
“untuk” atau “yang” dalam frase nominal (N + V).
8. Penambahan kata
“untuk” dalam frase nominal (V + yang + A).
9. Penambahan kata “yang”
dalam frase nominal (N + yang + V pasif).
10. Penghilangan
preposisi dalam frase verbal (V intransitif + preposisi + N).
11. Penghilangan kata
“oleh” dalam frase verbal pasif (V pasif + oleh + A).
12. Penghilangan kata
“yang” dalam frase adjektif (lebih + A + daripada +
N/Dem).
Sumber kesalahan
berbahasa dalam tataran klausa, antara lain:
1. Penambahan preposisi
di antara kata kerja dan objek dalam klausa aktif.
2. Penambahan kata kerja
bantu “adalah” dalam klausa pasif.
3. Pemisahan pelaku dan
kata kerja dalam klausa pasif.
4. Penghilangan kata
“oleh” dalam klausa pasif.
5. Penghilangan proposisi
dari kata kerja berpreposisi dalam klausa pernyataan.
6. Penghilangan kata
“yang” dalam klausa nominal.
7. Penghilangan kata
kerja dalam klausa intransitif.
8. Penghilangan kata
“untuk” dalam klausa pasif.
9. Penggantian kata
“daripada” dengan kata “dari” dalam klausa bebas.
Sumber kesalahan
berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain:
1. Penggunaan kata
perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
2. Pembentukan kalimat
tidak baku, antara lain:
a. Kalimat tidak efektif.
b. Kalimat tidak
normatif.
c. Kalimat tidak logis.
d. Kalimat rancu.
e. Kalimat ambigu.
f. Kalimat pengaruh
struktur bahasa asing.
Sumber kesalahan
berbahasa dalam tataran semantik, antara lain:
1. Akibat gejala
hiperkorek.
2. Akibat gejala
pleonasme.
3. Akibat bentukan
ambiguitas.
4. Akibat diksi
(pemilihan kata).
Sumber kesalahan
berbahasa dalam tataran wacana, antara lain:
1. Akibat syarat-syarat
paragraf tidak dipenuhi.
2. Akibat struktur sebuah
paragraf.
3. Akibat penggabungan
paragraf.
4. Akibat penggunaan
bahasa dalam paragraf.
5. Akibat
pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
6. Akibat pemilihan topik
(isi) paragraf yang tidak tepat.
7. Akibat ketidakcermatan
dalam perujukan.
8. Akibat penggunaan
kalimat dalam paragraf yang tidak selesai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas tentang pengertian, kategori dan sumber kesalahan berbahasa,
dapat ditarik sedikit kesimpulan sebagai berikut :
1. Istilah kesalahan
berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974) menggunakan tiga
istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error, dan (3)
Mistake. Pengertian Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah
dalam wilayah kesalahan berbahsa. Corder (1974) menjelaskan:
1. Lapses
Lapses
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu
sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya.
2. Error
Error
adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan Bahasa (breaches
of code).
3. Mistake
Mistake
adalah kesalahan berbahasa akibat
penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.
2. Kategori Kesalahan Berbahasa yaitu kesalahan
fonologi, kesalahan morfologi, kesalahan sintaksis dan kesalahan semantik.
3. Sumber Kesalahan Berbahasa, Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh para penutur,
terutama anak (siswa) dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa.
3.2. Saran
Setiap kajian bahasa perlu adanya
peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang optimal sehingga tidak ada lagi
kesalahan yang ditimbulkan dalam kajian analisis kesalahan berbahasa. Serta
masih banyak kekurangan dari makalah ini maka dari itu kami selaku penyusun
makalah ini mengharapkan teman-teman semua untuk membantu kami dalam
memperbaiki kesalahan ini agar tidak salah pengertian yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Indihadi, Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa
BBM 8. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf. Diakses pada 11 Oktober 2019. Pukul. 20.00
WIB.