Wikipedia

Search results

Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi (Abdul Chaer, 1995: 14-18). Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan kebahasaannya. Apabila penggunaan bahasa, secara lisan maupun tertulis menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah bahasa, maka terjadilah kesalahan berbahasa.
Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan atau kompetensi. Apabila pelajar belum memahami sistem linguistik bahasa yang sedang dipelajari, dia sering membuat kesalahan ketika menggunakan bahasa tersebut. Kesalahan ini sering berulang-ulang secara sistematis dan konsisten.
1.2.    Rumusan Masalah
          Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini,antara lain:
1.     Apa itu kesalahan berbahasa?
2.     Apa saja kategori kesalahan berbahasa?
3.     Apa sumber kesalahan berbahasa?
1.3.    Tujuan Penulisan
          Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami pengertian dari kesalahan berbahasa, kategori kesalahan berbahasa dan sumber kesalahan berbahasa.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa
1.               Pengertian Kesalahan Berbahasa
Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974) menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error, dan (3) Mistake. Baiklah Anda perlu mengetahui pengertian istilah-istilah tersebut.
Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan berbahsa. Corder (1974) menjelaskan:
1.     Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.
2.     Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan Bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata Bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain.
3.     Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa  akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.
Kesalahan berbahasa dipandang sebagai bagian proses belajar Bahasa. Ini berarti bahwa kesalahan berbahasa itu dihubungkan dengan pernyataan atau semboyan “Pergunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar”, ada dua parameter atau tolak ukur kesalahan dalam berbahasa Indonesia.
Pertama, pergunakanlah Bahasa Indonesia yang baik. Ini berarti bahwa Bahasa Indonesia yang baik adalah penggunaan Bahasa sesuai dengan factor-faktor penentu dalam komunikasi, antara lain:
1.     Siapa yang berbahasa dengan siapa
2.     Untuk tujuan apa
3.     Dalam situasi apa (tempat dan waktu)
4.     Dalam konteks apa (partisipan, kebudayaan dan suasana)
5.     Dengan jalur mana (lisan atau tulisan)
6.     Dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, kora, buku, media komunikasi lain)
7.     Dalam peristiwa apa (bercakap, ceramah, upacara, lamaran, pekerjaan, pelaporan, pengungkapan perasaan)
Kedua, pergunakanlah Bahasa Indonesia yang benar. Parameter ini mengacu kepada penataan terhadap kaidah-kaidah atau aturan kebahasaan yang ada dalam Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kedua parameter tersebut, yakni: faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah kebahasaan yang ada dalam Bahasa Indonesia. Berarti, penggunaan Bahasa Indonesia yang berada diluar factor-faktor penentu komunikasi bukan bahasa Indonesia yang benar dan berada di luar kaidah kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia bukan bahasa Indonesia yang baik. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan Bahasa Indonesia, secara lisan maupun tertulis, yang berada di luar atau menyimpang dari faktor-faktor komunikasi dan kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia (Tarigan, 1997).
Untuk membedakan antara kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), menurut Tarigan (1997) seperti disajikan dalam tabel berikut.
Untuk membedakan antara kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), menurut Tarigan (1997) seperti disajikan dalam tabel berikut.
Perbandingan antara Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa
Kategori Sudut Pandang
Kesalahan Berbahasa
Kekeliruan Berbahasa
1.     Sumber
Kompetensi
Performasi
2.     Sifat
Sistematis, berlaku secara umum
Acak, tidak sistematis, secara individual
3.     Durasi
Permanen
Temporer/sementara
4.     System Linguistik
Sudah dikuasai
Belum dikuasai
5.     Produk
Penyimpangan kaidah bahasa
Penyim[pangan kaidah Bahasa
6.     Solusi
Dibantu oleh guru melalui latihan pengajar remedial
Diri sendiri (siswa): mawas diri, pemusatan perhatian.

Berdasarkan uraian tersebut, Anda sudah mengetahui pengertian kesalahan berbahasa. Anda juga dapat membatasi perbedaan kesalahan berbahasa dengan kekeliruan berbahsa serta bagaimana bersikap pada hal tersebut. Untuk Bahasa Indonesia, ada dua parameter yang dapat digunakan untuk menentukan atau mengukur penyimpangan Bahasa. Selanjutnya, Anda akan mempelajari kategori (jenis) kesalahan dalam berbahasa.
2.2 Kategori Kesalahan Berbahasa
  1. Kesalahan fonologi
Kesalahan berbahasa dari segi fonologi adalah kesalahan berbahasa yang diperoleh dari kesalahan pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, serta kesalahan yang diperoleh karena perbedaan penangkapan makna. 
Contoh       :
Siswa siswi SD Tadika Mesra menghasilkan prodak belajar yang baik.
Kata yang digaris bawah merupakan kesalahan fonologi  karena memiliki kesalahan dalam penulisan kata seharusnya yang benar adalah produk. Kalimat yang benar : Siswa siswi SD Tadika Mesra menghasilkan produk belajar yang baik.

2. Kesalahan morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk”dan kata logi yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ilmu yang mempelajari bentuk bentuk dan pembentukan kata”. Kesalahan morfologi adalah kesalahan memakai bahasa disebabkan oleh kesalahan dalam pemilihan afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata.




Contoh                 :
a) Kesalahan pemilihan afiks
Harusnya para guru datang lebih awal daripada siswanya
Penjelasan : Kata yang di garis bawahi merupakan kesalahan Morfologi  kata yang tepat menggunakan awalan se- “seharusnya”
b) Kesalahan penggunaan kata ulang
Semua warga SD Tadika Mesra saling maaf-maaf dalam acara halal bihalal.
Penjelasan : kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata maaf-maaf dirubah menjadi maaf-memaafkan.
c) Kesalahan menyusun kata majemuk
Maha siswa melakukan aksi demo di depan Kantor DPRD Malang
Penjelasan : kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata Maha siswa digabung menjadi kalimat majemuk yang benar Mahasiswa
d) Kesalahan pemilihan kata
Alam Indonesia benar-benar sangat indah sekali
Penjelasan : kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata benar-benar dan sekali di hapus hingga membentuk kalimat yang efektif.  
3. Kesalahan sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan kalimat yang berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang membentuk kalimat, kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika kalimat.
Contoh                 :
 PGSD 3B memiliki harapan besar untuk menyabet banyak medali dalam Kompetisi Kajur Cup. Penjelasan : Kata yang bergaris bawah merupakan kesalahan Sintaksis, karena terdapat kata yang tidak tepat untuk digunakan yakni menyabet, seharusnya menggunakan kata “meraih”. Kalimat yang benar : PGSD 3B ternyata memiliki harapan besar untuk meraih banyak medali dalam Kompetisi  Kajur Cup.
4. Kesalahan semantik
Kesalahan berbahasa dalam semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran fonolgi,morfologi, dan sintaksis. Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun kalimat yang maknanya menyimpang dari makna yang seharusnya, maka tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini. Kesalahan berbahasa pada tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis.
Contoh                 :
Ani tidak lagi bersekolah karena menderita penyakit folio
Kata yang digaris bawahi merupakan kesalahan Semantik  seharusnya kata yang tepat untuk digunakan adalah polio. Kata polio memiliki makna ‘penyakit pada tulang’, sedangkan kata folio berarti ‘ukuran kertas’. Kalimat yang benar : Ani tidak lagi bersekolah karena menderita penyakit polio.






2.3 Sumber Kesalahan Berbahasa
          Sumber kesalahan berbahasa secara tersirat sudah dapat dipahami oleh
anda dalam sajian sebelum ini. Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh para
penutur, terutama anak (siswa) dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa.
Berdasarkan kategori taksonomi kesalahan atau kekeliruan bahasa, anda sudah
dapat memprediksikan sumber-sumber kesalahan bahasa.
Dalam konteks ini sumber kesalahan itu adalah “Pergunakanlah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.” Dari parameter penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar kemudian dihubungkan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah, itulah sumber yang utama untuk analisis kesalahan bahasa
dalam sajian ini. Penyimpangan bahasa yang diukur berada pada tataran (wilayah)
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana yang dihubungkan dengan
faktor-faktor penentu dalam komunikasi.
Apabila sumber kesalahan berbahasa itu dideskripsikan secara rinci, anda
dapat melakukan analisis kesalahan pada sumber-sumber kesalahan berikut.
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Fonologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi bahasa Indonesia
antara lain: fonem, diftong, kluster dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu
1. Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/.
2. Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/.
3. Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/.
4. Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/.
5. Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/.
6. Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/.
7. Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/.
8. Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/.
9. Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ bunyi hambat glotal.
10. Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/.
11. Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/.
12. Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/.
13. Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/.
14. Fonem /u/ diucapkan/dituliskan menjadi /w/.
15. Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/.
16. Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/.
17. Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/.
18. Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/.
19. Penghilangan fonem /k/.
20. Penyimpangan pemenggalan kata.
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Morfologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia,
antara lain:
1. Salah penentuan bentuk asal.
2. Fonem yang luluh tidak diluluhkan.
3. Fonem yang tidak luluh diluluhkan.
4. Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng, dan
nge-.
5. Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-.
6. Penulisan morfem yang salah.
7. Pengulangan yang salah.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran frase, antara lain:
1. Frase kata depan tidak tepat.
2. Salah penyusunan frase.
3. Penambahan kata “yang” dalam frase benda (nominal) (N + A).
4. Penambahan kata “dari” atau “tentang” dalam frase nominal (N + N).
5. Penambahan kata kepunyaan dalam frase nominal.
6. Penambahan kata “dari” atau “pada” dalam frase verbal (V + Pr).
7. Penambahan kata “untuk” atau “yang” dalam frase nominal (N + V).
8. Penambahan kata “untuk” dalam frase nominal (V + yang + A).
9. Penambahan kata “yang” dalam frase nominal (N + yang + V pasif).
10. Penghilangan preposisi dalam frase verbal (V intransitif + preposisi + N).
11. Penghilangan kata “oleh” dalam frase verbal pasif (V pasif + oleh + A).
12. Penghilangan kata “yang” dalam frase adjektif (lebih + A + daripada +
N/Dem).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran klausa, antara lain:
1. Penambahan preposisi di antara kata kerja dan objek dalam klausa aktif.
2. Penambahan kata kerja bantu “adalah” dalam klausa pasif.
3. Pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa pasif.
4. Penghilangan kata “oleh” dalam klausa pasif.
5. Penghilangan proposisi dari kata kerja berpreposisi dalam klausa pernyataan.
6. Penghilangan kata “yang” dalam klausa nominal.
7. Penghilangan kata kerja dalam klausa intransitif.
8. Penghilangan kata “untuk” dalam klausa pasif.
9. Penggantian kata “daripada” dengan kata “dari” dalam klausa bebas.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain:
1. Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
2. Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
a. Kalimat tidak efektif.
b. Kalimat tidak normatif.
c. Kalimat tidak logis.
d. Kalimat rancu.
e. Kalimat ambigu.
f. Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain:
1. Akibat gejala hiperkorek.
2. Akibat gejala pleonasme.
3. Akibat bentukan ambiguitas.
4. Akibat diksi (pemilihan kata).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran wacana, antara lain:
1. Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi.
2. Akibat struktur sebuah paragraf.
3. Akibat penggabungan paragraf.
4. Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
5. Akibat pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
6. Akibat pemilihan topik (isi) paragraf yang tidak tepat.
7. Akibat ketidakcermatan dalam perujukan.
8. Akibat penggunaan kalimat dalam paragraf yang tidak selesai.



BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas tentang pengertian, kategori dan sumber kesalahan berbahasa, dapat ditarik sedikit kesimpulan sebagai berikut :
1. Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974) menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error, dan (3) Mistake. Pengertian Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan berbahsa. Corder (1974) menjelaskan:
1.     Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya.
2.     Error

Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan Bahasa (breaches of code).
3. Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa  akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.

2. Kategori Kesalahan Berbahasa yaitu kesalahan fonologi, kesalahan morfologi, kesalahan sintaksis dan kesalahan semantik.

               3. Sumber Kesalahan Berbahasa, Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh para penutur, terutama anak (siswa) dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa.
3.2.    Saran
            Setiap kajian bahasa perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan dalam kajian analisis kesalahan berbahasa. Serta masih banyak kekurangan dari makalah ini maka dari itu kami selaku penyusun makalah ini mengharapkan teman-teman semua untuk membantu kami dalam memperbaiki kesalahan ini agar tidak salah pengertian yang berkepanjangan.






DAFTAR PUSTAKA
Indihadi, Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa BBM 8. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf. Diakses pada 11 Oktober 2019. Pukul. 20.00 WIB.