KATA PENGANTAR
Segala puji
dan syukur saya panjatkan pada Allah SWT karena telah memberikan kemudahan dan kelancaran bagi dalam menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Model Keterpaduan”.
Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
menuntun kita dari
zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih mengandung banyak kesalahan di
dalamnya.Untuk itu kami selaku penulis mengharap masukan dan saran dari pembaca, agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah Pembelajaran Tematik dengan dosen Pengampu
Bapak KuncahyonoM.Pd.
Demikian semoga makalah ini dapat member manfaat bagi pembaca.
Batu,
16 Februari2020
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan.............................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Model Laba – Laba ........................................................................ 2
2.2 Model
Galur..................................................................................... 6
2.3 Model Keterpaduan......................................................................... 12
2.4 Model Celupan ………………………………………………….…
2.5 Model
Jaringan………………………………………..…………….
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 18
3.2 Saran................................................................................................ 18
Daftar
Pustaka..................................................................................... 19
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam mengajar anak yang duduk dibangku sekolahdasar , sebagai seorang pendidik tentunya menjadi sebuah tantangan
.dimana pendidik harus menghadapi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya
. Di bangku Sekolah dasar merupakan
masa yang tepat untuk meletakkan dasar dasar pengembangan fisik , Bahasa , social , emosional ,
moral , kognitif dan seni .Anak yang sedang duduk dibangku sekolah dasar merupakan masa pembentukan pondasi dan
masa membentuk kepribadian yang
akan menentukan pengalaman selanjutnya . maka hal demikianlah yang membuat terciptanya pembelajaran terpadu . Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.untuk itu guru dituntut untuk melaksanakan dan merancang program pelaksanaan pengalaman pembelajaran
B. Rumusan
Masalah
1. Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan model Jaringan laba
– laba ?
2. Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan model
Galur ?
3. Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan model Keterpaduan ?
4. Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan Model Celupan ?
5. Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan Model Jarringan ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Jaringan laba
– laba.
2. Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Galur
3. Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Keterpaduan
4. Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Celupan
5.
Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan
model Jaringan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Model
Jaring Laba-Laba (Webbed)
Model jarring laba-laba(webbed)
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.
Pendekatan ini dimulai dengan penentuan tema tertentu,kemudian tema dapat ditetapkan dengan negoisasi dengan pesertadidik, atau dengan diskusi bersama guru. Setelah tema disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidangstudi. Dari sub-sub tema dikembangkan aktifitas belajar
yang harus dilakukan oleh
pesertadidik.
Sebagaimana dikemukakan Aisyah (2007:3-4) bahwa “istilah jarring
laba-laba digunakan untuk model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau
jarring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema
yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya.Berdasarkan tema tersebut ,kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan aspek kemampuan dasar yang dikembangkan”.
Pengertian jarring laba-laba juga dikemukakan oleh
Sujino (2010:67) bahwa “model pembelajaran jarring laba-laba(webbed) merupakan
model yang menggunakan pendekatan tematik yang kemudian dapat dikembangkan lebihlanjut pada masing-masing bidang pengembangan”.
Sedangkan menurut Fogarty
(Kurniawan, 2014:70) “Karakteristik model jaring laba- laba(webbed) adalah adanya pandangan luas secara keseluruhan dalam suatu tema yang dapa tmembentuk jaringan dari berbagai bidang pengembangan”.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran jarring laba-laba merupakan pembelajaran
yang secara menyeluruh dalam suatu tema dan dapat membentuk jaringan dari berbagai .
Model jarring laba-laba(Webbed)
merupakan model pembelajaran yang dalam penerapannya memerlukan langkah-langkah
agar penyajiannya dapat berjalan sebagaimana mestinya. Aisyah (2007:4) menyatakan langkah-langkah model pembelajaran jaringlaba-laba adalahsebagai berikut:
a. Mempelajari kompetensi dasar
b. Menentukan tema
c. Mengidentifikasi tema dan sub tema kemudian memetakannya dalam jaringan tema
d. Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema
dan sub tema
e. Dari
tema yang sudah ditentukan siswa akan mendapatkan beberapa kosa
kata yang berkaitan yang
berkaitan dengan tema
f. Siswa diminta agar mengembangkankosa kata
tersebut sehingga menjadi karangan sederhana.
1. Karakteristik
Model
jaringlaba-laba(webbed) memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Model
ini menekankan peserta didik sebagai subjek belajar,
sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada pesertadidik untuk melakukan aktifitas belajar.
b. Memberi pengalaman langsung dengan pengalaman langsung, pesertadidik dihadapkan kepada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan matapelajaran yang tidak begitu jelas focus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat dengan kehidupan pesertadidik.
d. Bersifat fleksibel, guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu matapelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengaitkan dengan kehidupan pesertadidik
dan keadaan lingkungan sekolah dimana mereka berada.
2. Kelebihan
a. Penyelesaian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar
b. Lebih mudah dilakukan
oleh guru yang belum berpengalaman
c. Memudahkan perencanaan kerja tim untuk pengembangan tema ke semua bidang isi pelajaran
d. Memberi kemudahan bagi peserta didik dalam kegiatan
dan ide-ide berbeda yang terkait.
3. Kekurangan
a. Suasana kelas akan lebih riuh
dan guru akan sedikit mengalami kesulitan untuk mengatasi peserta didik dalam kelas.
b. Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian
pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
c. Memerlukan keseimbang antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
B. Model
Pasang Benang (Theaded)
Model pasangbenang(threaded model),
yaitu model pembelajaran yang memfokuskan pada
materi kurikulum(merupakan jantung/ inti darisemua pokok bahasan)
yang menggantikan atau
yang berpotongan dengan
inti materi pelajaran.
Misalnya, untuk melatih keterampilan berfikir pemecahan masalah (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi
yang mendukung keterampilan memecahkan masalah (problem solving). Contohnya, pencegahan bencana alam,
maka dapat dicari pemecahan masalahnya(
prediksi suatu kejadian,
meramalkan kejadian yang
sedang berlangsung, dan cara mengantisispasinya). Model ini relevan digunakan sebagai
salah satu langka hal alternatif menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model ini merupakan model yang aktif untuk mendorong
guru menjaga isi pelajaran agar tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerjasama, dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajarannya.
Jadi, model threaded merupakan model
pemanduanbentukketerampilan. Misalnyamelakukanprediksi dan estimasi pada
matapelajarantertentu.
Model
pasang benang(threaded model) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajan keterampilan
b. Memilih matapelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini
c. Mencocokkan standart kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat diuntaikan
d. Merumuskan indicator pembelajaran secara terpadu
e. Menetapkanketerampilanberfikir
yang akandiuntaikan.
1. Kelebihan
a. Konsep berputar sekitar meta kurikulum
yang menekankan perilaku meta kognitif sehingga peserta didik dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai laju perkembangan
era globalisasi.
b. Materi untuk setiap mata pelajaran tetap murni untuk setiap disiplin ilmu
c. Guru
dapat memasukkan keterampilan berfikir, bekerjasama dan kecerdasan multiple
dalam isi mata pelajaran
d. Peserta didik memperoleh berbagai jenis keterampilan berfikir yang dapat ditransfer menjadi kecakapan hidup.
e. Keterampilan
yang digunakan disesuaikan dengan perkembangan manusia pesertadidik sehingga tidak
tumpang tindih.
A. Kekurangan
a. Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi tidak ditunjukkan dengan jelas atau gamblang.
b. Guru
umunya masih memerlukan suatu pemahaman keterampilan dan strateginya agar dapat menyusupkan meta kurikulum melalui isi pelajaran.
C. Model
Keterpaduan
Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra
mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada
pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah
tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang
studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan,
konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi
(Fogarty, 1991: 76).
Model
pembelajaran integrated (terpadu) mempunyai
ciri khusus yakni memadukan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda
tetapi inti topiknya sama. Pada
model ini tema yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang
ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program. Pertama
kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan sikap yang diajarkan dalam
satu semester dari beberapa bidang studi, selanjutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang
tindih di antara berbagai bidang studi keterampilan yang terkait. Dibutuhkan
banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari
keterkaitan dan mencari tema.
Tujuan
|
Manfaat
|
1.
1. Meningkatkan pemahaman
konsep yang dipelajarinya
secara lebih bermakna
2.
2. Mengembangkan keterampilan
menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi
3. 3.
Menumbuhkembangkan sikap
positif, kebiasaan baik, dan
nilai-nilai luhur yang
diperlukan dalam kehidupan
4. 4.
Menumbuhkembangkan
keterampilan sosial seperti
kerja sama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai
pendapat orang lain
5. 5.
Meningkatkan minat dalam
belajar
6. 6.
Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya
|
1. 1.
Banyak topik yang tertuang di
setiap mata pelajaran
mempunyai keterkaitan
konsep dengan yang dipelajari
siswa
2. 2. Pada
pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa
memanfaatkan
keterampilannya yang
dikembangkan dari
mempelajari keterkaitan
antar mata pelajaran
3. 3.
Pembelajaran terpadu melatih
siswa untuk semakin banyak
membuat hubungan inter dan
antar mata pelajaran, sehingga
siswa mampu memproses
informasi dengan cara yang
sesuai daya pikirnya dan
memungkinkan
berkembangnya jaringan
konsep-konsep
4. 4.
Pembelajaran terpadu
membantu siswa dapat
memecahkan masalah dan
berpikir kritis untuk dapat
dikembangkan melalui
keterampilan dalam situasi
nyata
5. 5. Daya
ingat (retensi) terhadap
materi yang dipelajari siswa
dapat ditingkatkan dengan
jalan memberikan topik-topik
dalam berbagai ragam situasi
dan berbagai ragam kondisi
6. 6.
Dalam pembelajaran terpadu
transfer pembelajaran dapat
mudah terjadi bila situasi
pembelajaran dekat dengan
situasi kehidupan nyata
|
Adapun
langkah dan tahapan dalam pembelajaran terpadu model integrated, yaitu:
1.
Langkah guru merancang program rencana pembelajaran dengan mengadakan
penjajakan tema dengan cara curah pendapat (brain stroming).
2.
Tahap pelaksanaan melakukan kegiatan:
a.
Proses pengumpulan informasi
b.
Pengelolaan informasi dengan cara analisis komparasi dan sintesis
c.
Penyusunan laporan dapat dilakukan dengan cara verbal,gravisi, victorial,
audio, gerak, dan model
3.
Tahap kulmunasi dilakukan dengan:
a.
Penyajian laporan (tertulis, oral, unjuk kerja, produk)
b.
Penilaian meliputi proses dan produk dengan menggunakan prosedur formal dan
informal dengan tekanan pada penilaian produk. Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antar bidang studi, yaitu dengan cara menggabungakan bidang studi
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep
dan sikap yang saling tumpang tindih didalam beberapa bidang studi.
Tipe integrated memiliki
kelebihan, yaitu:
1. Adanya kemungkinan pemahaman antar
bidang studi, karena dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir,
keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup
banyak dimensi, sehingga siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan
berkembang.
2. model integrasi membangun pemahaman di seluruh mata
pelajaran sehingga menambah pengetahuan.
3. memberi kemudahan kepada siswa dalam mempelajari materi yang
berkaitan karena fokus terhadap isi pelajaran.
4. satu pelajaran dapat mencakup
banyak dimensi, sehingga siswa menjadi kaya akan
pengetahuan dari apa yang telah diajarkan guru melalui model integrated.
5. Memotivasi siswa dalam belajar.
6. Tipe terintegrasi juga memberikan
perhatian pada berbagai bidang yang penting dalarn satu saat, tipe ini tidak memerlukan
penambahan waktu untuk bekerja dengan guru lain. Dalam tipe ini, guru tidak
perlu megulang kembali materi yang turnpang tindih, sehingga tercapailah
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
7.
Sebuah
keuntungan yang berbeda dari model terintegrasi adalah kemudahan pelajar yang
mengarah pada keterkaitan dan hubungan timbal balik antara berbagai disiplin
ilmu. Model terpadu membangun pemahaman lintas departemen dan mendorong
apresiasi pengetahuan dan keahlian staf. Model terpadu, ketika berhasil diterapkan, pendekatan model
pembelajaran yang ideal juga disertai dengan faktor motivasi yang melekat
sebagai siswa dan momentum
ide dari kelas ke kelas (Fogarty, 1991:77).
Tipe
integrated juga memiliki kekurangan,
yaitu:
1. Terletak pada guru, yaitu
guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang diperioritaskan.
2. Penerapannya, yaitu
sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh.
3. Tipe ini memerlukan tim
antar bidang studi, baik dalam perencanaannya maupun pelaksanaannya.
4. Pengintegrasian kurikulurn
dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya sumber
belajar yang beraneka ragam.
5. Ini sulit, model canggih untuk melaksanakan sepenuhnya.
Model terpadu memerlukan staf yang sangat terampil, percaya diri dalam konsep
prioritas, keterampilan, dan sikap yang menyerap disiplin masing-masing. Selain
itu, kurikulum terpadu memerlukan tim antardepartemen dengan blok terintegrasi
kurikulum dengan perhatian eksplisit untuk prioritas konseptual asli disiplin
memerlukan komitmen dari segudang sumber daya (Fogarty, 1991:77).
Sebagai
suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pembelajaran terpusat pada anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang
berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara
individu maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus
dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Pembelajaran
terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk
semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak
pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat
dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain
yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal
ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan
perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam
kehidupannya.
3.
Belajar melalui proses pengalaman langsung
Pada
pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada
konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan
melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil
belajarnya secara langsung dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan
sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator
yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai, sedangkan siswa sebagai
aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4.
Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery
inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran, yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan
kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar
terus-menerus.
5.
Syarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran
terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau
peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak, sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena
pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa
lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
D. Model
Celupan (immersed)
Model pembelajaran terpadu celupan ini
merupakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan antar disiplin ilmu , dimana
peserta didik dapat memadukan semua data
dari setiap pengetahuan dan menghasilkan
sebuah pemikiran yang sesuai dalam bakat minatnya untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari - hari . Model ini
dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyaring dan memadukan sebuah
pengalaman dan pengetahuan dan dihubungkan dengan medan pemakaiannya .Maka ,
tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalamannya sangat perlu digunakan didalam
kegiatan .
Model keterpaduan ini ialah model
pembelajaran yang berpusat untuk memadukan suatu kebutuhan peserta didik , yang
dimana mereka akan melihat apa yang telah dipelajarinya dari bakat minat dan
sebuah pengalamannya sendiri . Penukaran pengalaman dan memanfaatkan pengalaman
sangat penting dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.Model celupan ini
dilakukan oleh peserta didik , pendidik
hanya menyediakan fasilitas dan
mengarahkan proses perpaduan yang dilakukan peserta didik . Model ini juga
hanya diterapkan untuk peserta didik dengan tingkat pemikiran yang sudah tinggi
. Model pembelajaran Celupan ini melibatkan beberapa mata pelajaran dalam
sebuah proyek .
1. Karakteristik
Model Celupan (Immersed )
Model Immersed ini
dibuat dengan maksud agar setiap peserta
didik dapat memadukan semua data dari
berbagai bidang pengetahuan dan bisa menghasilkan sebuah pemikiran yang sesuai
dengan bakat minatnya .Model ini tidak mengharuskan sebuah rancangan yang rumit
atau ribet . model ini dapat berjalan secara otomatis karena proses perpaduan
terjadi secara internal (Dalam diri ) . Tetapi jika model ini digunakan , maka
pendidik harus memfasilitasi proses perpaduan dengan menghitungkan materi yang
luas , materi pembelajaran yang luas ini dipadukan dengan dengan konsep ,
keterampilan , dan sikap baik dari peserta didik .
2. Prinsip
Model Celupan (immersed)
a. Prinsip
Penggalian tema
a) Tema
tidak dianjurkan cakupan yang luas , namun tema dianjurkan dapat digunakan
untuk memadukan beberapa tema pelajaran .
b) Tema
bermakna , yang berarti bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi peserta didik untuk belajar berikutnya dan harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan psikologis peserta didik , dan untuk mewadahi bakat minat peserta didik dan harusnya
mempertimbangkan peristiwa – peristiwa otentik yang terjadi di dalam kurun
waktu belajar dan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat .
b. Prinsip
Pengelolaan KBM
a) Primsip
Evaluasi
Ialah
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi sendiri (self
evalution atau self assessment ) .
pendidik juga perlu untuk
mengajak peserta didik mengevakuasi pencapaian hasil belajar berdasarkan
kategori keberhasilan pencapaian tujuan .
b) Prinsip
Reaksi
Ialah
dampak pengiring yang terpenting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh
oleh pendidik dalam KBM . Karena hal itu , pendidik diharuskan agar mampu
merencanakan pembelajaran dan terlaksanakan secara tuntas tujuan pembelajaran .
Pendidik harus bereaksi terhadap perilaku peserta didik dalam segala peristiwa
serta mengarahkan ke dalam aspek yang luas , utuh dan bermakna .
3. Langkah
– Langkah Model Celupan (Immersed)
tahap – tahap model
Celupan ini ada tiga yakni tahap perencanaan ,pelaksanaan dan evaluasi
a. Tahap
perencanaan
a) Menetukan
mata pelajaran yang dipadukan
b) Memilih
materi , standar kompetensi , kompetensi dasar dan indicator . di langkah ini
akan mengarahkan pendidik untuk menentukan subketerampilan dari masing – masih
keterampilan dalam suatu pelajaran
c) Merumuskan
indicator yang berdasarkan kompetensi
dasar dan sub keterampilan yang dipilih yang lalu dirumuskan ke indicator .
suatu indicator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yakni audience ,
behavior ,condition dan degree
d) Menentukan
langkah – langkah pembelajaran .lsngksh ini
digunakan pendidikuntuk strategi memadukan subketerampilan yang telah dipilih pada setiap langkah
pembelajaran
b. Tahap
Pelaksanaan
Taham ini mencakup
scenario langkah – langkah pembelajaran . Tidak ada suatu model pembelajaran
tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu .
a) Menenttukan
jenis mata pelajaran yang akan dippadukan
b) Memilih
materi , standar kompetensi , kompetensi dasar dan indicator . di langkah ini
akan mengarahkan pendidik untuk menentukan subketerampilan dari masing – masih
keterampilan dalam suatu pelajaran
c) Merumuskan
indicator yang berdasarkan kompetensi
dasar dan sub keterampilan yang dipilih yang lalu dirumuskan ke indicator .
suatu indicator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yakni audience , behavior
,condition dan degree
d) Menentukan
langkah – langkah pembelajaran .lsngksh ini
digunakan pendidikuntuk strategi memadukan subketerampilan yang telah dipilih pada setiap langkah
pembelajaran
c. Tahap
Evaluasi
Tahap ini mencakup
evaluasi proses pembelajaran dan juga mencakupp evaluasi hasil pembelajaran
.tahap evaluasi seharusnya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu
.
4. Kelebihan
da Kekurangan Model Celupan (Immersed )
a. Kelebihan
a) Peserta
didik mengembangkan konsep secara terus menerus sehingga terjadi proses internalisasi
b) Mampu
menanamkan ide atau materi dari berbagai bidang studi yang memungkinkan siswa
untuk mengkaji , mengkonseptual , memperbaiki , serta mengasimilasi ide ide
sehingga mampu memudahkan terjadinya
transfer ide – ide .
c) Peserta
didik mampu memadukan semua data stsu konsep dari setiap bidang studi dan
menghasilkan pemikiran sesuai dengan bakat minatnya .
b. Kelemahan
a) Pemilihan
gagasan melalui sudut pandang yang sempit dapat
menimbulkan terlalu tajamnya sebuah focus .
b) Memerlukan
pengetahuan dan pengalaman yang cukup luas .tentunya hal ini sulit dipenuhi
untuk peserta didik yang duduk pada bangku sekolah dasar.
c) Menekankan
penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk mempersempit
cakupan pemikiran siswa terhadap bidang studi.
E.
Model Jaringan
Model jaringan adalah model pemaduan
pembelajaran yang mengandaikan
kemungkinan pengubahan konsepsi dan
bentuk pemecahan masalah , maupun tuntutan bentuk keterampiln baru setelah
peserta didik mengadakan studi lapang dalam kondisi yang berbeda – beda .
Belajar disikapi sebagai proses yang
berlangsung secara terus –menerus karena adanya hubungan timbal balik antara
pemaahaman dan fakta (Kenyataan ) yang dihadapi peserta didik .Model networked
atau model jaringan merupakan model
pembelajaran yang kerjasama antara
peserta didik dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya
sehubungan dengan mata pelajaran yang disenangi atau yang diminatinya sehingga
peserta didik secara tidak langsung
mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, informasi
dari social media , saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau
pendidik yang dianggap ahli olehnya. Peserta didik memperluas pengetahuan belajarnya sendiri artinya peserta didik termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya
yang besar dalam dirinya. Model jaringan atau Networked model merupakan
rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan
memberikan bekal kepada peserta didik untuk mampu memilihseluruh kegiatan
pembelajaran melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal
dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau
bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi
sebuah program ia bekerja sama dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli
interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama dengan
keahlian pelajar lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Model jaringan atau model networked
tidak sama dengan model – model keterpaduan lainnya , karena model jaringan
atau networked mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan
yang dibutuhkkan .Peserta didik juga mampu menargetkan sumber daya yang
dibutukan . model ini juga mempunyai kesamaan dengan model keterpaduan lainnya
yakni berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan peserta didik yang mendorong ke
arah yang baru .
1. Karakteristik model Jaringan atau Networking
Model jaringan ini memberikan jalan eksplorasi dan penjelasan .
Meskipun ide yang beragam mungkin tidak datang sekaligus , peserta didik pada
model jaringan ini terbuka untuuk menerima beberapa input sebagai komponen yang
berbeda yang disaring (filter) dan diurutkan sesuai kebutuhan peserta didik .
Model jaringan ini mampu menerima sinyal
dari berbagai arah seperti sinyal satelit yang bertebaran . Model jaringan
sering memindakan tanggung jawab integrasinya
berat kepada peserta didik
daripada seorang desainer
pembelajarnnya . Namun, itu ialah model yang sesuai untuk menyajikan motivasi
kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk
memperluas cakrawala para siswa atau
memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan berkembang, koneksi
atau suatu hubungan terkadang muncul secara kebetulan di sepanjang proses
pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini mendorong peserta didik
menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau sebenarnya mengarah
kepenciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh seperti di era modern
sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan sebuah penemuan baru
yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari lapangan yang
merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar yang berbakat
dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.
2. .
Langkah – Langkah Model Pembelajaran Jaringan atau Networked
a. Analisis
perkembangan anak
b.
Menentukan konten kurikulum berdasarkan
perkembangan peserta didik dengan membuat standar kompetensi , kompetensi dasar
, indicator dan hasil belajar .
c. Membuat
rancangan kegiatan mingguan
d. Menentukan
tema dan subtema dan mengaitkan dengan
aspek – aspek perkembangan anak
e. Menetukan
indicator yang akan dikembangkan
disetiap aspek kemampuan
f. Mendesain
model networked dan memasukkan minat siswa
sesuai dengan perkembangannya
g. Hasil
rancangan model jaringan dimasukkan dalam rancangan kegiatan harian dengan
berpijak pada tema dan subtema
h. Menentukan
media , fasilitas , strategi pendekatan maupun metode langkah – langkah
kegiatan dalam pelaksanaan( pembukaan , kegiatan inti , dan penutup )
i. Langkah
evaluasi terhadap kegitan itu dengan
menggunakan RKH yang telah dibuat
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Jaringan atau
Networked
Model jaringan atau networked mempunyai
kelebihan yakni :
a. Pengalaman
dan kegiatan pembelajaran peserta didik
akan selalau relevan dengan tingkat perkembangan anak
b. Kegiatan
yang dipilih dapat disesuaikan dengan bakat dan minat kebutuhan peserta didik
c. Kegiatan
pembelajaran lebih bermaka sehingga hasil belajar dapat bertahan
d. Mampu
menumbuhkembangkan keterampilan berpikir
dan bersosial
e. Peserta
didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang
diberikan di sepanjang proses pembelajaran.
f. peserta
didik mampu memulai pencarian dan
mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri
Model jaringan atau
networked memiliki kelebihan
, yakni :
b. Dapat menyebarkan minat yang terlalu sempit dan
tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya pengajaran yang dilakukan menjadi
tidak efektif.
c. Motivasi peserta didik akan berubah
sehingga kedalaman materi pelajaran
menjadi dangkal secara tidak sengaja karena ada hambatan mencari sumber.dan
juga dapat
memecah perhatian pelajar; upaya-upaya menjadi tidak efektif
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model Keterpaduan memiliki banyak
jenis untuk membedakan satu dan lainnya, masung masing memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri. Model jarring laba-laba (webbed) merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik.. Model pasang
benang(threaded model) pembelajaran yang memfokuskan pada materi kurikulum(merupakan jantung/ inti darisemua pokok bahasan)
yang menggantikan atau
yang berpotongan dengan
inti materi pelajaran. Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra
mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Model pembelajaran terpadu celupan
ini merupakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan antar disiplin. Sedangan
Model jaringan adalah model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi dan bentuk pemecahan masalah ,
maupun tuntutan bentuk keterampiln baru setelah peserta didik mengadakan studi
lapang dalam kondisi yang berbeda – beda .
B.
SARAN
Makalah ini masih perlu adanya
masukan dari pembaca pada khususnya, diperlukan adanya kritik dan saran bagi
penulis. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan sedikit
pelafalan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2007. Pembelajaran Terpadu Jakarta :
Universitas Terpadu.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik
(Teori, Praktik dan Penilaian). Bandung : Alfabeta
Sujiono. 2010. Metode Pengembangan Kongnitif, Jakarta :
Universitas Terbuka.
Fogarty, R. (1991). Ten Ways to Integrate Curiculum.
(October).
Julianto. 2010. Kajian Teori dan Kesimpulan Model
Pembelajaran Terpadu dalam Pembelajaran di Kelas. Surabaya : Unesa University
Press.
Saefudin, U, Rukman. 2007. Pembelajaran Terpadu. Bandung
: UPI Press.
Forgatty R. 1991. The Mindful School: How To Integrate
The Curricula. Platine, Illions: IRI/Skylight Publishing.Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan
Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.