Wikipedia

Search results

MAKALAH Model Keterpaduan Pembelajaran Tematik SD







KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur saya panjatkan pada Allah SWT karena telah memberikan kemudahan dan kelancaran bagi dalam menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model Keterpaduan”. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang menuntun kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih mengandung banyak kesalahan di dalamnya.Untuk itu kami selaku penulis mengharap masukan dan saran dari pembaca, agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah Pembelajaran Tematik dengan dosen Pengampu Bapak KuncahyonoM.Pd.
Demikian semoga makalah ini dapat member manfaat bagi pembaca.





                                                                                                            Batu, 16 Februari2020



                                                                                                            Penulis



DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................            i
Daftar Isi...............................................................................................           ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................           1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................           1
1.3 Tujuan..............................................................................................           1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Model Laba – Laba  ........................................................................           2
2.2 Model Galur.....................................................................................           6
2.3 Model Keterpaduan.........................................................................         12
2.4 Model Celupan ………………………………………………….…
2.5 Model Jaringan………………………………………..…………….

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................         18
3.2 Saran................................................................................................         18
Daftar Pustaka.....................................................................................         19








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam mengajar anak yang duduk dibangku sekolahdasar , sebagai seorang pendidik tentunya menjadi sebuah tantangan .dimana pendidik harus menghadapi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya . Di bangku Sekolah dasar merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar dasar pengembangan fisik , Bahasa , social , emosional , moral , kognitif dan seni .Anak yang sedang duduk dibangku sekolah dasar merupakan masa pembentukan pondasi dan masa membentuk kepribadian yang akan menentukan pengalaman selanjutnya .  maka hal demikianlah yang membuat terciptanya pembelajaran terpadu . Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.     Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.untuk itu guru dituntut untuk melaksanakan dan merancang program pelaksanaan pengalaman pembelajaran

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan model Jaringan laba – laba ?
2.      Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan model  Galur ?
3.      Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan model Keterpaduan ?
4.      Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan Model Celupan ?
5.      Apa definisi serta kelebihan dan kekurangan Model Jarringan ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Jaringan laba – laba.
2.      Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Galur
3.      Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Keterpaduan
4.      Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Celupan
5.      Untuk mengetahui serta kelebihan dan kekurangan model Jaringan






















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Model Jaring Laba-Laba (Webbed)

Model jarring laba-laba(webbed) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan penentuan tema tertentu,kemudian tema dapat ditetapkan dengan negoisasi dengan pesertadidik, atau dengan diskusi bersama guru. Setelah tema disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidangstudi. Dari sub-sub tema dikembangkan aktifitas belajar yang harus dilakukan oleh pesertadidik.
Sebagaimana dikemukakan Aisyah (2007:3-4) bahwa “istilah jarring laba-laba digunakan untuk model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jarring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya.Berdasarkan tema tersebut ,kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan aspek kemampuan dasar yang dikembangkan”.
Pengertian jarring laba-laba juga dikemukakan oleh Sujino (2010:67) bahwa “model pembelajaran jarring laba-laba(webbed) merupakan model yang menggunakan pendekatan tematik yang kemudian dapat dikembangkan lebihlanjut pada masing-masing bidang pengembangan”. Sedangkan menurut Fogarty (Kurniawan, 2014:70) “Karakteristik model jaring laba- laba(webbed) adalah adanya pandangan luas secara keseluruhan dalam suatu tema yang dapa tmembentuk jaringan dari berbagai bidang pengembangan”.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran jarring laba-laba merupakan pembelajaran yang secara menyeluruh dalam suatu tema dan dapat membentuk jaringan dari berbagai  . Model jarring laba-laba(Webbed) merupakan model pembelajaran yang dalam penerapannya memerlukan langkah-langkah agar penyajiannya dapat berjalan sebagaimana mestinya. Aisyah (2007:4) menyatakan langkah-langkah model pembelajaran jaringlaba-laba adalahsebagai berikut:
a.       Mempelajari kompetensi dasar
b.      Menentukan tema
c.       Mengidentifikasi tema dan sub tema kemudian memetakannya dalam jaringan tema
d.      Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan sub tema
e.       Dari tema yang sudah ditentukan siswa akan mendapatkan beberapa kosa kata yang berkaitan yang berkaitan dengan tema
f.       Siswa diminta agar mengembangkankosa kata tersebut sehingga menjadi karangan sederhana.

1.      Karakteristik
Model jaringlaba-laba(webbed) memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Model ini menekankan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada pesertadidik untuk melakukan aktifitas belajar.
b.      Memberi pengalaman langsung dengan pengalaman langsung, pesertadidik dihadapkan kepada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c.       Pemisahan matapelajaran yang tidak begitu jelas focus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat dengan kehidupan pesertadidik.
d.      Bersifat fleksibel, guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu matapelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengaitkan dengan kehidupan pesertadidik dan keadaan lingkungan sekolah dimana mereka berada.

2.      Kelebihan
a.       Penyelesaian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar
b.      Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman
c.       Memudahkan perencanaan kerja tim untuk pengembangan tema ke semua bidang isi pelajaran
d.      Memberi kemudahan bagi peserta didik dalam kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.

3.      Kekurangan
a.       Suasana kelas akan lebih riuh dan guru akan sedikit mengalami kesulitan untuk mengatasi peserta didik dalam kelas.
b.      Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
c.       Memerlukan keseimbang antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

B.     Model Pasang Benang (Theaded)
Model pasangbenang(threaded model), yaitu model pembelajaran yang memfokuskan pada materi  kurikulum(merupakan jantung/ inti darisemua pokok bahasan) yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi pelajaran. Misalnya, untuk melatih keterampilan berfikir pemecahan masalah (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang mendukung keterampilan memecahkan masalah (problem solving). Contohnya, pencegahan bencana alam, maka dapat dicari pemecahan masalahnya( prediksi suatu kejadian, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, dan cara mengantisispasinya). Model ini relevan digunakan  sebagai salah satu langka hal alternatif menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model ini merupakan model yang aktif untuk mendorong guru menjaga isi pelajaran agar tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerjasama, dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajarannya.
Jadi, model threaded merupakan model pemanduanbentukketerampilan. Misalnyamelakukanprediksi dan estimasi pada matapelajarantertentu.
Model pasang benang(threaded model) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajan keterampilan
b.      Memilih matapelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini
c.       Mencocokkan standart kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat diuntaikan
d.      Merumuskan indicator pembelajaran secara terpadu
e.       Menetapkanketerampilanberfikir yang akandiuntaikan.

1.      Kelebihan
a.       Konsep berputar sekitar meta kurikulum yang menekankan perilaku meta kognitif sehingga peserta didik dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai laju perkembangan era globalisasi.
b.      Materi untuk setiap mata pelajaran tetap murni untuk setiap disiplin ilmu
c.       Guru dapat memasukkan keterampilan berfikir, bekerjasama dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajaran
d.      Peserta didik memperoleh berbagai jenis keterampilan berfikir yang dapat ditransfer menjadi kecakapan hidup.
e.       Keterampilan yang digunakan disesuaikan dengan perkembangan manusia pesertadidik sehingga tidak tumpang tindih.

A.    Kekurangan
a.       Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi tidak ditunjukkan dengan jelas atau gamblang.
b.      Guru umunya masih memerlukan suatu pemahaman keterampilan dan strateginya agar dapat menyusupkan meta kurikulum melalui isi pelajaran.

C.    Model Keterpaduan
Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe pem­belajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi (Fogarty, 1991: 76).
Model pembelajaran integrated (terpadu) mempunyai ciri khusus yakni memadukan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda tetapi inti topiknya sama. Pada model ini tema yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi, selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai bidang studi keterampilan yang terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
Tujuan
Manfaat
1.      1. Meningkatkan pemahaman
konsep yang dipelajarinya
secara lebih bermakna
2.      2. Mengembangkan keterampilan
menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi
3.     3. Menumbuhkembangkan sikap
positif, kebiasaan baik, dan
nilai-nilai luhur yang
diperlukan dalam kehidupan
4.     4. Menumbuhkembangkan
keterampilan sosial seperti
kerja sama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai
pendapat orang lain
5.    5.  Meningkatkan minat dalam
belajar
6.     6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya
1.     1. Banyak topik yang tertuang di
setiap mata pelajaran
mempunyai keterkaitan
konsep dengan yang dipelajari
siswa
2.     2. Pada pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa
memanfaatkan
keterampilannya yang
dikembangkan dari
mempelajari keterkaitan
antar mata pelajaran
3.    3. Pembelajaran terpadu melatih
siswa untuk semakin banyak
membuat hubungan inter dan
antar mata pelajaran, sehingga
siswa mampu memproses
informasi dengan cara yang
sesuai daya pikirnya dan
memungkinkan
berkembangnya jaringan
konsep-konsep
4.    4. Pembelajaran terpadu
membantu siswa dapat
memecahkan masalah dan
berpikir kritis untuk dapat
dikembangkan melalui
keterampilan dalam situasi
nyata
5.    5. Daya ingat (retensi) terhadap
materi yang dipelajari siswa
dapat ditingkatkan dengan
jalan memberikan topik-topik
dalam berbagai ragam situasi
dan berbagai ragam kondisi
6.     6. Dalam pembelajaran terpadu
transfer pembelajaran dapat
mudah terjadi bila situasi
pembelajaran dekat dengan
situasi kehidupan nyata







Adapun langkah dan tahapan dalam pembelajaran terpadu model integrated, yaitu:
1.      Langkah guru merancang program rencana pembelajaran dengan mengadakan penjajakan tema dengan cara curah pendapat (brain stroming).
2.      Tahap pelaksanaan melakukan kegiatan:
a.       Proses pengumpulan informasi
b.      Pengelolaan informasi dengan cara analisis komparasi dan sintesis
c.       Penyusunan laporan dapat dilakukan dengan cara verbal,gravisi, victorial, audio, gerak, dan model
3.      Tahap kulmunasi dilakukan dengan:
a.       Penyajian laporan (tertulis, oral, unjuk kerja, produk)
b.      Penilaian meliputi proses dan produk dengan menggunakan prosedur formal dan informal dengan tekanan pada penilaian produk. Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, yaitu dengan cara menggabungakan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih didalam beberapa bidang studi.
Tipe integrated memiliki kelebihan, yaitu:
1.      Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan berkembang.
2.      model integrasi membangun pemahaman di seluruh mata pelajaran sehingga menambah pengetahuan.
3.      memberi kemudahan kepada siswa dalam mempelajari materi yang berkaitan karena fokus terhadap isi pelajaran.
4.      satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa menjadi kaya akan pengetahuan dari apa yang telah diajarkan guru melalui model integrated.
5.      Memotivasi siswa dalam belajar.
6.      Tipe terintegrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalarn satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk bekerja dengan guru lain. Dalam tipe ini, guru tidak perlu megulang kembali materi yang turnpang tindih, sehingga tercapailah efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
7.      Sebuah keuntungan yang berbeda dari model terintegrasi adalah kemudahan pelajar yang mengarah pada keterkaitan dan hubungan timbal balik antara berbagai disiplin ilmu. Model terpadu membangun pemahaman lintas departemen dan mendorong apresiasi pengetahuan dan keahlian staf. Model terpadu, ketika berhasil diterapkan, pendekatan model pembelajaran yang ideal juga disertai dengan faktor motivasi yang melekat sebagai siswa dan momentum ide dari kelas ke kelas (Fogarty, 1991:77).
Tipe integrated juga memiliki kekurangan, yaitu:
1.      Terletak pada guru, yaitu guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang diperioritaskan.
2.      Penerapannya, yaitu sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh.
3.      Tipe ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaannya maupun pelaksanaannya.
4.      Pengintegrasian kurikulurn dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam.
5.      Ini sulit,  model canggih untuk melaksanakan sepenuhnya. Model terpadu memerlukan staf yang sangat terampil, percaya diri dalam konsep prioritas, keterampilan, dan sikap yang menyerap disiplin masing-masing. Selain itu, kurikulum terpadu memerlukan tim antardepartemen dengan blok terintegrasi kurikulum dengan perhatian eksplisit untuk prioritas konseptual asli disiplin memerlukan komitmen dari segudang sumber daya (Fogarty, 1991:77).
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.    Pembelajaran terpusat pada anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2.    Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
3.    Belajar melalui proses pengalaman langsung
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai, sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4.    Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.
5.    Syarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak, sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.

D.    Model Celupan (immersed)
Model pembelajaran terpadu celupan ini merupakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan antar disiplin ilmu , dimana peserta didik  dapat memadukan semua data dari setiap  pengetahuan dan menghasilkan sebuah pemikiran yang sesuai dalam bakat minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari  - hari . Model ini dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyaring dan memadukan sebuah pengalaman dan pengetahuan dan dihubungkan dengan medan pemakaiannya .Maka , tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalamannya sangat perlu digunakan didalam kegiatan .
Model keterpaduan ini ialah model pembelajaran yang berpusat untuk memadukan suatu kebutuhan peserta didik , yang dimana mereka akan melihat apa yang telah dipelajarinya dari bakat minat dan sebuah pengalamannya sendiri . Penukaran pengalaman dan memanfaatkan pengalaman sangat penting dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.Model celupan ini dilakukan oleh peserta didik , pendidik  hanya menyediakan fasilitas  dan mengarahkan proses perpaduan yang dilakukan peserta didik . Model ini juga hanya diterapkan untuk peserta didik dengan tingkat pemikiran yang sudah tinggi . Model pembelajaran Celupan ini melibatkan beberapa mata pelajaran dalam sebuah proyek .
1.      Karakteristik Model Celupan (Immersed )
Model Immersed ini dibuat dengan maksud  agar setiap peserta didik dapat memadukan  semua data dari berbagai bidang pengetahuan dan bisa menghasilkan sebuah pemikiran yang sesuai dengan bakat minatnya .Model ini tidak mengharuskan sebuah rancangan yang rumit atau ribet . model ini dapat berjalan secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal (Dalam diri ) . Tetapi jika model ini digunakan , maka pendidik harus memfasilitasi proses perpaduan dengan menghitungkan materi yang luas , materi pembelajaran yang luas ini dipadukan dengan dengan konsep , keterampilan , dan sikap baik dari peserta didik .


2.      Prinsip Model Celupan (immersed)
a.       Prinsip Penggalian tema
a)      Tema tidak dianjurkan cakupan yang luas , namun tema dianjurkan dapat digunakan untuk memadukan beberapa tema pelajaran .
b)      Tema bermakna , yang berarti bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar berikutnya dan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis peserta didik , dan untuk mewadahi  bakat minat peserta didik dan harusnya mempertimbangkan peristiwa – peristiwa otentik yang terjadi di dalam kurun waktu belajar dan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat .
b.      Prinsip Pengelolaan KBM
a)      Primsip Evaluasi
Ialah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi sendiri (self evalution atau self assessment ) .  pendidik  juga perlu untuk mengajak peserta didik mengevakuasi pencapaian hasil belajar berdasarkan kategori keberhasilan pencapaian tujuan .
b)      Prinsip Reaksi
Ialah dampak pengiring yang terpenting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh pendidik dalam KBM . Karena hal itu , pendidik diharuskan agar mampu merencanakan pembelajaran dan terlaksanakan secara tuntas tujuan pembelajaran . Pendidik harus bereaksi terhadap perilaku peserta didik dalam segala peristiwa serta mengarahkan ke dalam aspek yang luas , utuh dan bermakna .
3.      Langkah – Langkah Model Celupan (Immersed)
tahap – tahap model Celupan ini ada tiga yakni tahap perencanaan ,pelaksanaan dan evaluasi
a.       Tahap perencanaan
a)      Menetukan mata pelajaran yang dipadukan
b)      Memilih materi , standar kompetensi , kompetensi dasar dan indicator . di langkah ini akan mengarahkan pendidik untuk menentukan subketerampilan dari masing – masih keterampilan dalam suatu pelajaran
c)      Merumuskan indicator  yang berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang dipilih yang lalu dirumuskan ke indicator . suatu indicator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yakni audience , behavior ,condition dan degree
d)     Menentukan langkah – langkah pembelajaran .lsngksh ini  digunakan pendidikuntuk strategi memadukan subketerampilan  yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran
b.      Tahap Pelaksanaan
Taham ini mencakup scenario langkah – langkah pembelajaran . Tidak ada suatu model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu .
a)      Menenttukan jenis mata pelajaran yang akan dippadukan
b)      Memilih materi , standar kompetensi , kompetensi dasar dan indicator . di langkah ini akan mengarahkan pendidik untuk menentukan subketerampilan dari masing – masih keterampilan dalam suatu pelajaran
c)      Merumuskan indicator  yang berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang dipilih yang lalu dirumuskan ke indicator . suatu indicator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yakni audience , behavior ,condition dan degree
d)     Menentukan langkah – langkah pembelajaran .lsngksh ini  digunakan pendidikuntuk strategi memadukan subketerampilan  yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran
c.       Tahap Evaluasi
Tahap ini mencakup evaluasi proses pembelajaran dan juga mencakupp evaluasi hasil pembelajaran .tahap evaluasi seharusnya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu .
4.      Kelebihan da Kekurangan Model Celupan (Immersed )
a.       Kelebihan
a)      Peserta didik mengembangkan konsep secara terus menerus sehingga terjadi  proses internalisasi
b)      Mampu menanamkan ide atau materi dari berbagai bidang studi yang memungkinkan siswa untuk mengkaji , mengkonseptual , memperbaiki , serta mengasimilasi ide ide sehingga mampu  memudahkan terjadinya transfer ide – ide .
c)      Peserta didik mampu memadukan semua data stsu konsep dari setiap bidang studi dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan bakat minatnya .

b.      Kelemahan
a)      Pemilihan gagasan melalui sudut pandang yang sempit dapat  menimbulkan terlalu tajamnya sebuah focus .
b)      Memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup luas .tentunya hal ini sulit dipenuhi untuk peserta didik yang duduk pada bangku sekolah dasar.
c)      Menekankan penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk mempersempit cakupan pemikiran siswa terhadap bidang studi.

E.     Model Jaringan
Model jaringan adalah model pemaduan pembelajaran  yang mengandaikan kemungkinan pengubahan  konsepsi dan bentuk pemecahan masalah , maupun tuntutan bentuk keterampiln baru setelah peserta didik mengadakan studi lapang dalam kondisi yang berbeda – beda . Belajar disikapi  sebagai proses yang berlangsung secara terus –menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemaahaman dan fakta (Kenyataan ) yang dihadapi peserta didik .Model networked atau model jaringan merupakan  model pembelajaran yang  kerjasama antara peserta didik dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disenangi atau yang diminatinya sehingga peserta didik  secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, informasi dari social media , saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau pendidik yang dianggap ahli olehnya. Peserta didik  memperluas pengetahuan  belajarnya sendiri artinya peserta didik  termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Model jaringan atau Networked model merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada peserta didik untuk mampu memilihseluruh kegiatan pembelajaran melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Model jaringan atau model networked tidak sama dengan model – model keterpaduan lainnya , karena model jaringan atau networked mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang dibutuhkkan .Peserta didik juga mampu menargetkan sumber daya yang dibutukan . model ini juga mempunyai kesamaan dengan model keterpaduan lainnya yakni berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan peserta didik yang mendorong ke arah yang baru .
1.       Karakteristik model Jaringan atau Networking
Model jaringan ini  memberikan jalan eksplorasi dan penjelasan . Meskipun ide yang beragam mungkin tidak datang sekaligus , peserta didik pada model jaringan ini terbuka untuuk menerima beberapa input sebagai komponen yang berbeda yang disaring (filter) dan diurutkan sesuai kebutuhan peserta didik . Model jaringan ini mampu  menerima sinyal dari berbagai arah seperti sinyal satelit yang bertebaran . Model jaringan sering memindakan tanggung jawab integrasinya  berat kepada peserta didik  daripada  seorang desainer pembelajarnnya . Namun, itu ialah model yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala para siswa  atau memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara kebetulan di sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau sebenarnya mengarah kepenciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh seperti di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar yang berbakat dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.
2.      . Langkah – Langkah Model Pembelajaran Jaringan atau Networked
a.       Analisis perkembangan anak
b.         Menentukan konten kurikulum berdasarkan perkembangan peserta didik dengan membuat standar kompetensi , kompetensi dasar , indicator dan hasil belajar .
c.       Membuat rancangan kegiatan mingguan
d.      Menentukan tema dan subtema  dan mengaitkan dengan aspek – aspek perkembangan anak
e.       Menetukan indicator  yang akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan
f.       Mendesain model networked dan memasukkan minat siswa  sesuai dengan perkembangannya
g.    Hasil rancangan model jaringan dimasukkan dalam rancangan kegiatan harian    dengan berpijak pada tema dan subtema
h.    Menentukan media , fasilitas , strategi pendekatan maupun metode langkah – langkah kegiatan dalam pelaksanaan( pembukaan , kegiatan inti , dan penutup )
i.    Langkah evaluasi terhadap kegitan itu  dengan menggunakan RKH  yang telah dibuat
3.       Kelebihan dan Kekurangan Model Jaringan atau Networked
       Model jaringan atau networked mempunyai kelebihan yakni :
a.       Pengalaman dan kegiatan pembelajaran  peserta didik akan selalau relevan dengan tingkat perkembangan anak
b.      Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan bakat dan minat kebutuhan peserta didik
c.       Kegiatan pembelajaran lebih bermaka sehingga hasil belajar dapat bertahan
d.      Mampu menumbuhkembangkan  keterampilan berpikir dan bersosial
e.       Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran.
f.        peserta didik  mampu memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri

            Model jaringan atau networked memiliki kelebihan ,  yakni  :
b.      Dapat  menyebarkan minat yang terlalu sempit dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik  sehingga upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif.
c.       Motivasi peserta didik akan berubah sehingga kedalaman materi  pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena ada hambatan mencari sumber.dan juga dapat memecah perhatian pelajar; upaya-upaya menjadi tidak efektif














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Model Keterpaduan memiliki banyak jenis untuk membedakan satu dan lainnya, masung masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Model jarring laba-laba (webbed) merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.. Model pasang benang(threaded model) pembelajaran yang memfokuskan pada materi  kurikulum(merupakan jantung/ inti darisemua pokok bahasan) yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi pelajaran. Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Model pembelajaran terpadu celupan ini merupakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan antar disiplin. Sedangan Model jaringan adalah model pemaduan pembelajaran  yang mengandaikan kemungkinan pengubahan  konsepsi dan bentuk pemecahan masalah , maupun tuntutan bentuk keterampiln baru setelah peserta didik mengadakan studi lapang dalam kondisi yang berbeda – beda .

B.     SARAN
Makalah ini masih perlu adanya masukan dari pembaca pada khususnya, diperlukan adanya kritik dan saran bagi penulis. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan sedikit pelafalan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.




DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2007. Pembelajaran Terpadu Jakarta : Universitas Terpadu.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik dan Penilaian). Bandung : Alfabeta
Sujiono. 2010. Metode Pengembangan Kongnitif, Jakarta : Universitas Terbuka.
Fogarty, R. (1991). Ten Ways to Integrate Curiculum. (October).
Julianto. 2010. Kajian Teori dan Kesimpulan Model Pembelajaran Terpadu dalam Pembelajaran di Kelas. Surabaya : Unesa University Press.
Saefudin, U, Rukman. 2007. Pembelajaran Terpadu. Bandung : UPI Press.
Forgatty R. 1991. The Mindful School: How To Integrate The Curricula. Platine, Illions: IRI/Skylight Publishing.Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.