Wikipedia

Search results

MAKALAH MENULIS SEBAGAI KETERAMPILAN BRBAHASA




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya , sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang berkontribusi atas sumbangan baik materi maupun pikirannya.
            Makalah yang penulis buat ini, didalamnya menjelaskan tentang “MENULIS SEBAGAI KETERAMPILAN BERBAHASA”. Dimana yang akan penulis akan membahas secara jelas dan lengkap.
            Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Innany Mukhlisina yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Sehingga dapat terselaikan dengan tepat waktu dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua orang, termasuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca tentang Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa.
            Penulis menyadari setiap karya tulis pasti memiliki kekurangan,karena manusia tidak luput dari suatu kesalahan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik kepada pembaca yang membangun dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.



Malang, 16 Desember 2018


Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………………………………….1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………2
C.    Tujuan…………………………………………………………………..2
D.    Manfaat…………………………………………………………………2
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Ketrampilan berbahasa………………………………………………….3
B.     Ketrampilan Menulis……………………………………………………4
C.     Menulis sebagai Suatu Cara Berkomunikasi……………………………6
D.    Hubungan antara Menulis dan Membaca……………………………….7
E.     Hubungan antara Menulis dan Berbicara……………………………….9
F.      Contoh pengajaran di SD……………………………………………….10
BAB 3 PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………………………….12
B.     Saran……………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….13














BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
menulis adalah salah satu kegiatam berbahasa, tetapi tidak semua orang yang terampil dalam berbahasa bisa menulis dengan baik dan benar. Menulis itu sebenarnya tidak mudah, tetapi jangan bilang kalau kegiatan menulis itu adalah suatu kegiatan yang sangat sulit dan orang yang bisa menulis adalah orang yang memiliki bakat menulis saja. Tidak begitu, orang yang bisa menulis mereka juga mempelajarinya dan mempraktekkan  terlebih dahulu. Setiap keterampilan, harus di praktekkan dan dipelajarinya secara berulang-ulang, bukan hanya sekali dalam mempelajari keterampilan (menulis).
Kegiatan tulis menulis adalah bukan suatu hal yang asing lagi bagi kita. Sebagai mahasiswa kita sudah terbiasa  menulis makalah, penelitian, laporan praktikum dan lain-lain. Dalam berbahasa, kita bisa mengembangkan dengan tiga keterampilan yaitu: mendengar/menyimak, membaca,dan menulis.
Kehidupan yang sudah maju saat ini atau terbilang kehidupan modern, kegiatan menulis ini sangat dibutuhkan. Dalam kegiatan menulis tidak hanya dipergunakan untuk orang terpelajar ataupun orang yang bersekolah tinggi, tetapi menulis itu juga bisa di pelajari oleh orang yang tidak bersekolah pun bisa dengan cara belajar menggunakan internet. Karena pada zaman saat ini  semuanya serba modern mau belajar dimanapun bisa.









B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ketrampilan dalam berbahasa?
2.      Bagaimana ketrampilan menulis?
3.      Bagaimana  menulis sebagai cara berkomunikasi?
4.      Bagaimana hubungan antara menulis dan membaca?
5.      Bagaimana hubungan antara menulis dan berbicara?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui ketrampilan dalam berbahasa.
2.      Untuk mengetahui ketrampilan menulis.
3.      Untuk mengetahui menulis sebagai cara berkomunikasi.
4.      Untuk mengetahui hubungan antara menulis dan membaca.
5.      Untuk mengetahui hubungan menulis dan berbicara.
D.    MANFAT
Untuk penulis kita bisa mengetahui bagaimana cara menulis makalah dan mendapatkan pengetahan baru juga tentang isi yang ditulis. Untuk pembaca dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan atau pengetahuan bahwa menulis itu adalah ketrampilan dalam berbasa.















BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Keterampilan Berbahasa
 Berbahasa itu tentunya manusia dapat menggunakan bentuk verbal dan juga bisa dalam bentuk tulis. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu urutan yang sangat teratur, yaitu dengan kemampuan menyimak/memahami tutur kata yang ada disekitarnya, kemudian dari hasil menyimak/mehami tersebut akan ada yang namanya peniruan, yaitu dengan cara berbicara.
 Memperoleh ketrampilan berbahasa, biasanya melalui suatu kegiatan yang biasa kita lakukan dalam sehari-hari, yaitu dari kemampuan mendengarkan/menyimak yang ada disekitarnya, kemudian dari hasil mendengarkan/menyimak lalu menirunya. Contohnya seperti anak kecil yang berumur satu tahun ataupun dua tahun ia diajari berbicara, lalu  ia menirunya sehingga bisa berbicara. Setelah bisa berbicara, manusia lalu akan mencoba belajar membaca, dengan cara mengenali huruf terlebih dahulu, apabila sudah bisa mengenali huruf maka manusia akan bisa belajar menulis yaitu dengan menulis huruf yang sudah dikenali menjadi suku kata. Jadi keempat ketrampian tersebut adalah saling satu kesatuan. Apabila tidak bisa mendengar, tidak akan bisa membaca dan apabila tidak bisa membaca maka tidak akan bisa menulis.
Kehidupan sehari-hari manusia melakukan ketrampilan mendengar, bangun tidur ia mendengarkan suara alrm,ayam berkokok, burung berkicau dan lain. Kegiatan mendengar ini dilanjut terus sampai manusia tidur kembali, sehingga yang paling banyak dilakukan oleh manusia adalah mendengar.
Manusia juga melakukan interaksi yang namanya berbicara dengan keluarga saat bangun pagi. Pada saat ke sekolah manusia akan berbicara dengan temannya, guru dan menjawab pertanyaan dari guru. tanpa disadari  interaksi keseharin yang kita lakukan itu kita bisa belajar berbicara.
Kegiatan yang ketiga adalah yang sering banyak dilakuakn oleh seorang manusia yaitu membaca. Bangun tidur  manusia megecek Hp-nya

lalu membaca pesan yang masuk dari sebuah sosmed baik itu instgram,watshapp, facebook dan lain-lain itu adalah salah satu kegiatan membaca. Ada juga manusia yang bangun dari tidurnya lalu membaca buku pelajaran dan lain-lain.
Keterampilan berbahasa yang paling jarang dilakukan oleh manusia adalah menulis. Ketramilpilan ini membutuhkan pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan tiga ktrampilan tersebut. Ktrampilan menulis ini harus butuh mempelajari tentang aturan-aturan tata tulis yang ada yaitu, system ejaan, pemilihan diksi, tatabahasa, kelogisan, ke bakuan kata ataupun kalimat, serta keserasian atau kesesuain Bahasa kita dengan pembaca. Jika ketidak tepatan dalam memilih kata maka akan terjadi ke salah pahaman terhadap pembaca. Oleh karena itu, ketrampilan menulis harus terus menerus dipelajari, agar dapat dengan mudah melakukan komunikasi tulis yang baik.

B.     Ketrampilan Menulis
Menurut ahli psikolungistik, menulis itu merupakan suatu aktivitas kompleks. Menulis adalah satu kegiatan berbahsa yang dilakukan atau di kemukakan dalam bentuk tulisan. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang menggambarkannya suatu Bahasa yang dipahami oleh seorang, sehingga orang lain dapat membacanya. Menulius juga merupakan sebuah penggambaran dari ekspresi Bahasa.
Sebagai sebuah ragam komunikasi, dalam menulis setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat,yaitu; penulisan sebagai penyampain pesan, pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis, saluran atau medium berupa lambing-lambang Bahasa tulis seperti huruf dan tanda baca, serata  penerima pesan , yaitu pembaca sebagai penerima pesan yang ditulis oleh penulis.



Pudiastuti (2011:15) menyatakan bahwa, menulis memiliki sebuah  fungsi yaitu:
1.       Mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian.
2.      Mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
3.      Menjalin hubungan sosial.
4.      Menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan.
5.      Mengungkapakan atau memenuhi rasa keindahan.
Berbagai fungsi tersebut tidak selalu hadir satu-satu. Maksudnya dalam suatu kegiatan menulis dapat terkandung lebih dari satu fungsi. Misalnya ketika kita menulis sebuah artikel tentang “ bahanya merokok terhadap kesehatan tubuh kita”, maka tulisan tersebut akan menjelaskan kepada orang yang sering merokok agar berhenti merekok bahwa merokok itu berbahaya bagi tubuh kita.
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, tetapi karena tujuan itu bermacam-macam, maka bagi penulis yang belum berpenglaman dalam menulis sebaiknya memperhatikan kategori dibawah ini:
a.       Memberitahukan atau mengajar.
b.      Meyakinkan atau mendesak.
c.       Menghibur atau menyenangkan.
d.      Mengutarakan/mengekspor perasaan dan emosi yang berapi-api.
Maksud dan tujuan penulis adalah “ response atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca.” Berdasarkan batasan ini, maka dapat dikatakn seperti berikut :
1)      Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wawancara informative.
2)      Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif.
3)      Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan yang mengandung tujuan estetik disebut wacana kesastraan.

4)      Tujuan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif.

Demekian adalah sedikit tujuan dan fungsi dari menulis. Kita sebagai mahasiswa perlu memhami apatujuan dan fungsi menulis. Cara yang baik dalam mempelajari bagaimana menulis yang baik dan benar adalah dengan cara mempelajari bagaimana teknik menulis dan mempraktekkannya. Belajar tanpa praktek adalah suatu hal yang bodoh.

C.    Menulis sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Komunikasi adalah salah satu kegiatan bertatap muka maupun berkenalan atau berbicara melalui media elektronik dan lain-lain. Para peneliti mengemukakan empat jenis aspek proses komunikasi, yaitu sebagai berikut :
1.      Orang atau alat penghubung.
2.      Pesan, warta atau berita.
3.      Saluran.
4.      Penonton, pendengar pemirsa.
Proses komunikasi berlangsung melalui tiga media, yaitu visual atau non-visual, lisan, dan tulis. Komunikasi lisan dan tulis berkaitan erat karena sifat penggunaanya dalam Bahasa. Media tulis atau ketrampilan menulis itu sangat penting dalam proses berkomunikasi.
Setiap penulis memiliki pikiran yang ingin disampaikan kepada pembaca, maka dari situlah bahwa menulis sebagai suatu cara berkomunikasi meskipun hanya lewat sebuah tulisan. Dala hal ini dia harus menyalurkan ide-idenya itu ke dalam sandi-sandi lisan yang selanjutnya diubah menjadi sandi-sandi tulisan, sang penulis atau pengarang memanfaatkan sejumlah sarana mekanis untuk merekam sandi tulis tersebut. Setelah selesai merekam, maka dapatlah diteruskan atau disebar kepada orang lain(pembaca) melintas waktu dan ruang.
Karya penulis sampai kepada pembaca dan pembaca mulai melihat tulisan tersebut dan memahami apa maksud dan tujuan dari bacaan yang ditulis oleh penulis da mencari gagasan atau inti dari bacaan tersebut. Akhirnya pembaca memahami maksud dari apa yang disampaikan oleh penulis.

D.    Hubungan antara Menulis dan Membaca.
Suatu negara yang memiliki masyarakat yang maju adalah tidak pernah terlepas dari kegiatan membaca dan menulis. Kegiatan menulis bisa digunakan untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari yang harus selaras antara produktivitas menulis dan biasa hidup sehari-hari.
Menulis itu ibarat orang yang omong. Orang yang omong maksudnya adalah orang yang telah mengatur kata-kata ekspresi dan melihat efek. Kata di atur sedemikian rupa agar cocok dengan lawan berbicara, ekspresi dikemas begitu rupa supaya orang tau betapa kita bersusah payah menampakkan keseriusan.
Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menulis sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain, paling tidak kita bisa membaca sendiri. Demikialah, hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca.
Perlu dipahami benar-benar bahwa sekalipun misalnya kita telah menentukan maksud dan tujuan yang baik sebelum dad sewaktu menulis, namun sering kita menghadapi kesulitan dalam hal mengikuti tujuan utama yang telah ditetapkan. Suatu cara yang baik untuk menghindari hal itu ialah dengan jalan merumuskan sebuah kalimat tujuan.
Skema yang perlu diperhatikan dengan benar maksud sang penulis dapat dihubungkan dengan respon yang diharapkan pembaca.
Maksud penulis :
1.      Memberitahuka atau mengajar.
2.      Menyakinkan atau mendesak.
3.      Menghibur atau menyenangkan.
4.      Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Response pembaca :

a.       Mengerti/memahami
b.      Percaya atau menentang
c.       Kesenangan estetis.
d.      Tingkahlaku atau pikiran yang dikendalikan oleh emosi.
Tim Dosen FKIP UMM (2010:10) Kalimat tujuan monolog kita untuk berpegangan teguh pada pikiran pokok yang akan kita tulis dan mengarahkan response yang kita inginkan dari pembaca. Beberapa contoh kalimat-kalimat tujuan menulis :
1)      Adapun maksud dan tujuan saya ialah menunjukkan betapa pentingnya penguasaan Bahasa yang baik bagi seorang mahasiswa.
2)      Maksud dan tujuan saya adalah mendorong rakyat untuk menghidupkan lagi usaha-usaha kerajinan rakyat yang khas di setiap wilayah.
3)      Dalam uraian ini penulis akan berusaha menggambarkan dan mengadakan penilaian terhadap beberapa kebiasaan kampus yang paling popular sehingga dapat dijadikan pegangan sejauh mana kita boleh mengikuti atau menolak kebiasaan-kebiasaan semacam itu.
Tim Dosen FKIP UMM (2010:11) agar maksud dan tujuan penulis dapat tercapai yaitu agar pembaca memberikan respon yang diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya. Adapun ciri-ciri tulisan yang baik adalah sebaigai berikut:
a)      Jujur, tidak memalsukan ide-ide atau gagasan.
b)      Jelas, tidak membuat bingungkan para pembaca atau bahsanya tidak berbelit-belit.
c)      Singkat, tidak boros kata.
d)     Keanekaragaman, mengandung  macam Bahasa yang bervariasi.





Menulis itu dibuat untuk dibaca bukan hanya untuk dilihat saja. Tulisan itu sesuai dengan penglaman jadi seorang penulis banyak menulis sesuai dengan pengalamannya. Kegiatan Bahasa lisan hendaklah mendahului kegiatan menulis. Dengan demikian jelas bagi kita bahwa ketrampilan menulis itu tidak dating dengan sendirinya.

E.     Hubungan antara Menulis dengan Berbicara
            Menulis dan berbicara memiliki yang berbeda, perbedaannya ialah bahwa dalam menulis diperlukan penglihatan dan gerak tangan, sedangkan dalam berbicara diperlukan pendengaran dan pengucapan. Menulis merupakan komunikasih tidak langsung, sedangkan berbicara adalah komunikasi langsung yang bertatap muka.
            Berhubung menulis dan berbicara memiliki kesamaan, maka sejumlah ahli memasukkan kedua ketrampilan berbahasa ini kedalam retorik. Retorik itu merupakan penggunaan Bahasa secara tepat guna untuk mengkomunikasikan perasaan yang sejati dan gagasan-gagasan yang sehat serta masuk akal.
            Berbicara dan menulis, ujaran dan tulisan, memang perlu mempergunakan sejumlah unsur yang sama. Setiap komunikasi tepat guna, apakah itu suatu pidato, suatu paragraf, atau suatu esai-memiliki ciri-ciri khusus. Pembicara atau penulis mempunyai suatu gagasan penting baginya, dan berharap bahwa hal itu juga penting bagi penyimak atau pembaca yang berada dalam ingatannya.
            Kegiatan-kegiatan mendengar dan berbicara berhubungan erat dengan Bahasa lisan atau ujaran, sedangkan membaca dan menulis berhubungan erat dengan Bahasa tulis. Kegiatan membaca nyaring merupakan kegiatan perkecualian, karena mencangkup kedua kegiatan tersebut.
            Ujaran dan penulisan terdapat dua jenis perbedaan yaitu perbedaan primer dan sekunder. Perbedaan primer ialah tidak adanya suatu yang justru ada pada pihak lain. Perbedaan skunder merupakan akbat dari keharusan untuk membuat pilihan-pilihan alternative atau susunan-susunan alternative

dengan maksud untuk menutupi kekurangan primer. Persamaan antara tulisan dan ujaran adalah merupakan alat komunikasi, merupakan salah satu aspek ketrampilan berbahasa, bersifat ekspresif, bersifat produktif, memerlukan kosa kata yang cukup, menuntut pendidikan khusus terprogram.

F.     Contoh Pengajaran di SD
            Cara melakukan pengajaran kepada anak SD menulis sebagai ketrampilan membaca yang cocok untuk diajarkan kepada anak SD menulis itu harus melalui 2 tahap yaitu mendengar,membaca lalu menulis.
1.      Mendengarkan atau menyimak.
      Ketrampilan menyimak ini, seorang guru bisa mengajarkan kepada peserta didik dengan membacakan cerita ataupun menjelaskan suatu materi dan peserta didik disuruh mendengarkan ataupun menyimak. Setelah itu, peserta didik bisa diminta untuk menjelaskan kembali kedepan hasil apa yang di terangkan oleh ibu guru atau yang dibacakan oleh ibu guru.
2.      Membaca
      Ketrampilan membaca, para guru bisa menyuruh peserta didik untuk membaca suatu cerita ataupun materi. Bisa mengajarkan peserta didik membaca dengan memperkenalkan huruf-huruf atau abjad, suku kata yang sudah dikenal oleh siswa  diuraikan menjadi huruf, kemudian peserta didik suruh baca satu persatu huruf dan rangkailah huruf tersebut menjadi kata atau menjadi suku kata.
3.      Menulis
      Biasanya siswa yang bisa menulis itu bermula dari bagaimana siswa tersebut bisa membaca. Cara guru mengajarkan kepada siswa untuk bisa melakukan ketrampilan menulis adalah dengan mengajarkan mereka menulis huruf demi huruf. Setelah anak mengenal huruf tersebut maka damping anak menulis huruf A-Z. menulis suku kata juga cara mengajakan kepada anak atau peserta didik. Minta mereka menulis suku kata, tetapi minta mereka menulis huruf konsonan dan vocal agar lebih memahaminya.
      Jadi ke tiga ketrampilan sekaligus bisa mengajarkan kepada siswa SD, karena ketiga ketrampilan tersebut saling berkaitan dan itu adalah salah satu kegiatan menulis ketrampilan berbahasa.
     



























BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Jadi dari pembahasan yang terdapat di atas dapat disimpulkan bahwa keempat keterampilan yaitu: menulis, mendengarkan, berbicara, dan membaca itu saling berkaitan. Dari mendengarkan kita bisa berbicara sama halnya anak kecil yang baru berusia 2 tahun dengan cara mendengarkan ia bisa menirunya dan mulai bisa berbicara, begitu juga dengan menulis kita bisa membacanya. Menulis juga suatu cara berkomunikasi, tetapi berkomunikasi secara tidak langsung. Salah satu caranya yaitu pada saat kita menulis pesan di watshap ataupun sosial media lainnya, itu bisa dikatakan sebuah komunikasi yang tidak langsung. Hubungan antara menulis dan membaca adalah sangat berhubungan, karena orang menulis itu hanya untuk dibaca bukan dilihat. Dan hubungan antara menulis dengan berbicara adalah memiliki ciri yang berbeda yaitu kalau menulis diperlukan penglihatan dan gerak tangan sedangkan berbicara memerlukan pendengaran dan pengucapan.
B.     Saran
            Menyadari bahwa belajar menulis itu sangat penting untuk semua orang, apalagi seorang mahasiswa yang selalu bikin laporan,karya ilmiah dan lain-lain. Pembaca diharapkan untuk memahami apa maksud dari isi makalah ini tentang menulis sebagai ketrampilan Bahasa.
           
           







                       DAFTAR PUSTAKA
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011.Menulis. Jakarta : PT Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA.
Tim Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang : UMM press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur.2008.Membaca.Bandung:Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur.2008.Menyimak.Bandung:Angkasa.