KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya , sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang berkontribusi atas sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Makalah
yang penulis buat ini, didalamnya menjelaskan tentang “MENULIS SEBAGAI
KETERAMPILAN BERBAHASA”. Dimana yang akan penulis akan membahas secara jelas
dan lengkap.
Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Innany Mukhlisina yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan benar. Sehingga dapat terselaikan dengan tepat waktu dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua orang, termasuk menambah
wawasan dan pengetahuan para pembaca tentang Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Penulis
menyadari setiap karya tulis pasti memiliki kekurangan,karena manusia tidak
luput dari suatu kesalahan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik
kepada pembaca yang membangun dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah
ini.
Malang, 16 Desember
2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………..ii
BAB
1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang………………………………………………………….1
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………2
C.
Tujuan…………………………………………………………………..2
D.
Manfaat…………………………………………………………………2
BAB
2 PEMBAHASAN
A. Ketrampilan
berbahasa………………………………………………….3
B. Ketrampilan
Menulis……………………………………………………4
C. Menulis
sebagai Suatu Cara Berkomunikasi……………………………6
D. Hubungan
antara Menulis dan Membaca……………………………….7
E. Hubungan
antara Menulis dan Berbicara……………………………….9
F. Contoh
pengajaran di SD……………………………………………….10
BAB
3 PENUTUP
A. Kesimpulan
…………………………………………………………….12
B. Saran……………………………………………………………………12
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….13
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
menulis adalah salah satu kegiatam berbahasa, tetapi
tidak semua orang yang terampil dalam berbahasa bisa menulis dengan baik dan
benar. Menulis itu sebenarnya tidak mudah, tetapi jangan bilang kalau kegiatan
menulis itu adalah suatu kegiatan yang sangat sulit dan orang yang bisa menulis
adalah orang yang memiliki bakat menulis saja. Tidak begitu, orang yang bisa
menulis mereka juga mempelajarinya dan mempraktekkan terlebih dahulu. Setiap keterampilan, harus
di praktekkan dan dipelajarinya secara berulang-ulang, bukan hanya sekali dalam
mempelajari keterampilan (menulis).
Kegiatan tulis menulis adalah bukan suatu hal yang
asing lagi bagi kita. Sebagai mahasiswa kita sudah terbiasa menulis makalah, penelitian, laporan
praktikum dan lain-lain. Dalam berbahasa, kita bisa mengembangkan dengan tiga
keterampilan yaitu: mendengar/menyimak, membaca,dan menulis.
Kehidupan yang sudah maju saat ini atau terbilang
kehidupan modern, kegiatan menulis ini sangat dibutuhkan. Dalam kegiatan
menulis tidak hanya dipergunakan untuk orang terpelajar ataupun orang yang
bersekolah tinggi, tetapi menulis itu juga bisa di pelajari oleh orang yang
tidak bersekolah pun bisa dengan cara belajar menggunakan internet. Karena pada
zaman saat ini semuanya serba modern mau
belajar dimanapun bisa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
ketrampilan dalam berbahasa?
2. Bagaimana
ketrampilan menulis?
3. Bagaimana
menulis sebagai cara berkomunikasi?
4. Bagaimana
hubungan antara menulis dan membaca?
5. Bagaimana
hubungan antara menulis dan berbicara?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui ketrampilan dalam berbahasa.
2. Untuk
mengetahui ketrampilan menulis.
3. Untuk
mengetahui menulis sebagai cara berkomunikasi.
4. Untuk
mengetahui hubungan antara menulis dan membaca.
5. Untuk
mengetahui hubungan menulis dan berbicara.
D.
MANFAT
Untuk penulis kita bisa
mengetahui bagaimana cara menulis makalah dan mendapatkan pengetahan baru juga
tentang isi yang ditulis. Untuk pembaca dengan adanya makalah ini bisa menambah
wawasan atau pengetahuan bahwa menulis itu adalah ketrampilan dalam berbasa.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Keterampilan
Berbahasa
Berbahasa itu
tentunya manusia dapat menggunakan bentuk verbal dan juga bisa dalam bentuk
tulis. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu urutan
yang sangat teratur, yaitu dengan kemampuan menyimak/memahami tutur kata yang
ada disekitarnya, kemudian dari hasil menyimak/mehami tersebut akan ada yang
namanya peniruan, yaitu dengan cara berbicara.
Memperoleh
ketrampilan berbahasa, biasanya melalui suatu kegiatan yang biasa kita lakukan
dalam sehari-hari, yaitu dari kemampuan mendengarkan/menyimak yang ada
disekitarnya, kemudian dari hasil mendengarkan/menyimak lalu menirunya.
Contohnya seperti anak kecil yang berumur satu tahun ataupun dua tahun ia
diajari berbicara, lalu ia menirunya
sehingga bisa berbicara. Setelah bisa berbicara, manusia lalu akan mencoba
belajar membaca, dengan cara mengenali huruf terlebih dahulu, apabila sudah bisa
mengenali huruf maka manusia akan bisa belajar menulis yaitu dengan menulis
huruf yang sudah dikenali menjadi suku kata. Jadi keempat ketrampian tersebut
adalah saling satu kesatuan. Apabila tidak bisa mendengar, tidak akan bisa
membaca dan apabila tidak bisa membaca maka tidak akan bisa menulis.
Kehidupan sehari-hari manusia melakukan ketrampilan
mendengar, bangun tidur ia mendengarkan suara alrm,ayam berkokok, burung
berkicau dan lain. Kegiatan mendengar ini dilanjut terus sampai manusia tidur
kembali, sehingga yang paling banyak dilakukan oleh manusia adalah mendengar.
Manusia juga melakukan interaksi yang namanya
berbicara dengan keluarga saat bangun pagi. Pada saat ke sekolah manusia akan
berbicara dengan temannya, guru dan menjawab pertanyaan dari guru. tanpa
disadari interaksi keseharin yang kita
lakukan itu kita bisa belajar berbicara.
Kegiatan yang ketiga adalah yang sering banyak
dilakuakn oleh seorang manusia yaitu membaca. Bangun tidur manusia megecek Hp-nya
lalu membaca pesan yang masuk dari sebuah sosmed
baik itu instgram,watshapp, facebook dan lain-lain itu adalah salah satu
kegiatan membaca. Ada juga manusia yang bangun dari tidurnya lalu membaca buku
pelajaran dan lain-lain.
Keterampilan berbahasa yang paling jarang dilakukan
oleh manusia adalah menulis. Ketramilpilan ini membutuhkan pengetahuan yang
lebih banyak dibandingkan dengan tiga ktrampilan tersebut. Ktrampilan menulis
ini harus butuh mempelajari tentang aturan-aturan tata tulis yang ada yaitu,
system ejaan, pemilihan diksi, tatabahasa, kelogisan, ke bakuan kata ataupun
kalimat, serta keserasian atau kesesuain Bahasa kita dengan pembaca. Jika
ketidak tepatan dalam memilih kata maka akan terjadi ke salah pahaman terhadap
pembaca. Oleh karena itu, ketrampilan menulis harus terus menerus dipelajari,
agar dapat dengan mudah melakukan komunikasi tulis yang baik.
B.
Ketrampilan
Menulis
Menurut
ahli psikolungistik, menulis itu merupakan suatu aktivitas kompleks. Menulis
adalah satu kegiatan berbahsa yang dilakukan atau di kemukakan dalam bentuk
tulisan. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang
menggambarkannya suatu Bahasa yang dipahami oleh seorang, sehingga orang lain
dapat membacanya. Menulius juga merupakan sebuah penggambaran dari ekspresi
Bahasa.
Sebagai
sebuah ragam komunikasi, dalam menulis setidaknya terdapat empat unsur yang
terlibat,yaitu; penulisan sebagai penyampain pesan, pesan atau sesuatu yang
disampaikan penulis, saluran atau medium berupa lambing-lambang Bahasa tulis
seperti huruf dan tanda baca, serata penerima pesan , yaitu pembaca sebagai
penerima pesan yang ditulis oleh penulis.
Pudiastuti
(2011:15) menyatakan bahwa, menulis memiliki sebuah fungsi yaitu:
1. Mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan
pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian.
2. Mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain.
3. Menjalin
hubungan sosial.
4. Menyampaikan
informasi, termasuk ilmu pengetahuan.
5. Mengungkapakan
atau memenuhi rasa keindahan.
Berbagai
fungsi tersebut tidak selalu hadir satu-satu. Maksudnya dalam suatu kegiatan menulis
dapat terkandung lebih dari satu fungsi. Misalnya ketika kita menulis sebuah
artikel tentang “ bahanya merokok terhadap kesehatan tubuh kita”, maka tulisan
tersebut akan menjelaskan kepada orang yang sering merokok agar berhenti
merekok bahwa merokok itu berbahaya bagi tubuh kita.
Setiap
jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, tetapi karena tujuan itu
bermacam-macam, maka bagi penulis yang belum berpenglaman dalam menulis
sebaiknya memperhatikan kategori dibawah ini:
a. Memberitahukan
atau mengajar.
b. Meyakinkan
atau mendesak.
c. Menghibur
atau menyenangkan.
d. Mengutarakan/mengekspor
perasaan dan emosi yang berapi-api.
Maksud
dan tujuan penulis adalah “ response atau jawaban yang diharapkan oleh penulis
akan diperolehnya dari pembaca.” Berdasarkan batasan ini, maka dapat dikatakn
seperti berikut :
1) Tulisan
yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wawancara
informative.
2) Tulisan
yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif.
3) Tulisan
yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan yang mengandung tujuan estetik
disebut wacana kesastraan.
4) Tujuan
yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut
wacana ekspresif.
Demekian
adalah sedikit tujuan dan fungsi dari menulis. Kita sebagai mahasiswa perlu
memhami apatujuan dan fungsi menulis. Cara yang baik dalam mempelajari
bagaimana menulis yang baik dan benar adalah dengan cara mempelajari bagaimana
teknik menulis dan mempraktekkannya. Belajar tanpa praktek adalah suatu hal
yang bodoh.
C.
Menulis
sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Komunikasi
adalah salah satu kegiatan bertatap muka maupun berkenalan atau berbicara
melalui media elektronik dan lain-lain. Para peneliti mengemukakan empat jenis
aspek proses komunikasi, yaitu sebagai berikut :
1. Orang
atau alat penghubung.
2. Pesan,
warta atau berita.
3. Saluran.
4. Penonton,
pendengar pemirsa.
Proses komunikasi berlangsung melalui
tiga media, yaitu visual atau non-visual, lisan, dan tulis. Komunikasi lisan
dan tulis berkaitan erat karena sifat penggunaanya dalam Bahasa. Media tulis
atau ketrampilan menulis itu sangat penting dalam proses berkomunikasi.
Setiap penulis memiliki pikiran yang
ingin disampaikan kepada pembaca, maka dari situlah bahwa menulis sebagai suatu
cara berkomunikasi meskipun hanya lewat sebuah tulisan. Dala hal ini dia harus
menyalurkan ide-idenya itu ke dalam sandi-sandi lisan yang selanjutnya diubah
menjadi sandi-sandi tulisan, sang penulis atau pengarang memanfaatkan sejumlah
sarana mekanis untuk merekam sandi tulis tersebut. Setelah selesai merekam,
maka dapatlah diteruskan atau disebar kepada orang lain(pembaca) melintas waktu
dan ruang.
Karya penulis sampai kepada pembaca dan
pembaca mulai melihat tulisan tersebut dan memahami apa maksud dan tujuan dari
bacaan yang ditulis oleh penulis da mencari gagasan atau inti dari bacaan
tersebut. Akhirnya pembaca memahami maksud dari apa yang disampaikan oleh
penulis.
D.
Hubungan
antara Menulis dan Membaca.
Suatu negara yang memiliki
masyarakat yang maju adalah tidak pernah terlepas dari kegiatan membaca dan
menulis. Kegiatan menulis bisa digunakan untuk menopang kebutuhan hidup
sehari-hari yang harus selaras antara produktivitas menulis dan biasa hidup
sehari-hari.
Menulis itu ibarat orang yang
omong. Orang yang omong maksudnya adalah orang yang telah mengatur kata-kata
ekspresi dan melihat efek. Kata di atur sedemikian rupa agar cocok dengan lawan
berbicara, ekspresi dikemas begitu rupa supaya orang tau betapa kita bersusah
payah menampakkan keseriusan.
Antara menulis dan membaca terdapat
hubungan yang sangat erat. Bila kita menulis sesuatu, maka pada prinsipnya kita
ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain, paling tidak kita bisa membaca
sendiri. Demikialah, hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah
hubungan antara penulis dan pembaca.
Perlu dipahami benar-benar bahwa
sekalipun misalnya kita telah menentukan maksud dan tujuan yang baik sebelum
dad sewaktu menulis, namun sering kita menghadapi kesulitan dalam hal mengikuti
tujuan utama yang telah ditetapkan. Suatu cara yang baik untuk menghindari hal
itu ialah dengan jalan merumuskan sebuah kalimat tujuan.
Skema yang perlu diperhatikan
dengan benar maksud sang penulis dapat dihubungkan dengan respon yang
diharapkan pembaca.
Maksud penulis :
1.
Memberitahuka atau
mengajar.
2.
Menyakinkan atau
mendesak.
3.
Menghibur atau
menyenangkan.
4.
Mengutarakan/mengekspresikan
perasaan dan emosi yang berapi-api.
Response pembaca :
a.
Mengerti/memahami
b.
Percaya atau menentang
c.
Kesenangan estetis.
d.
Tingkahlaku atau
pikiran yang dikendalikan oleh emosi.
Tim Dosen FKIP UMM (2010:10) Kalimat
tujuan monolog kita untuk berpegangan teguh pada pikiran pokok yang akan kita
tulis dan mengarahkan response yang kita inginkan dari pembaca. Beberapa contoh
kalimat-kalimat tujuan menulis :
1)
Adapun maksud dan
tujuan saya ialah menunjukkan betapa pentingnya penguasaan Bahasa yang baik
bagi seorang mahasiswa.
2)
Maksud dan tujuan saya
adalah mendorong rakyat untuk menghidupkan lagi usaha-usaha kerajinan rakyat
yang khas di setiap wilayah.
3)
Dalam uraian ini
penulis akan berusaha menggambarkan dan mengadakan penilaian terhadap beberapa
kebiasaan kampus yang paling popular sehingga dapat dijadikan pegangan sejauh
mana kita boleh mengikuti atau menolak kebiasaan-kebiasaan semacam itu.
Tim Dosen FKIP UMM
(2010:11) agar maksud dan tujuan penulis dapat tercapai yaitu agar pembaca
memberikan respon yang diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya. Adapun
ciri-ciri tulisan yang baik adalah sebaigai berikut:
a)
Jujur, tidak memalsukan
ide-ide atau gagasan.
b)
Jelas, tidak membuat bingungkan
para pembaca atau bahsanya tidak berbelit-belit.
c)
Singkat, tidak boros
kata.
d)
Keanekaragaman, mengandung
macam Bahasa yang bervariasi.
Menulis itu dibuat
untuk dibaca bukan hanya untuk dilihat saja. Tulisan itu sesuai dengan
penglaman jadi seorang penulis banyak menulis sesuai dengan pengalamannya.
Kegiatan Bahasa lisan hendaklah mendahului kegiatan menulis. Dengan demikian
jelas bagi kita bahwa ketrampilan menulis itu tidak dating dengan sendirinya.
E. Hubungan antara Menulis
dengan Berbicara
Menulis dan berbicara
memiliki yang berbeda, perbedaannya ialah bahwa dalam menulis diperlukan
penglihatan dan gerak tangan, sedangkan dalam berbicara diperlukan pendengaran
dan pengucapan. Menulis merupakan komunikasih tidak langsung, sedangkan
berbicara adalah komunikasi langsung yang bertatap muka.
Berhubung menulis dan berbicara
memiliki kesamaan, maka sejumlah ahli memasukkan kedua ketrampilan berbahasa
ini kedalam retorik. Retorik itu merupakan penggunaan Bahasa secara tepat guna
untuk mengkomunikasikan perasaan yang sejati dan gagasan-gagasan yang sehat
serta masuk akal.
Berbicara dan menulis, ujaran dan
tulisan, memang perlu mempergunakan sejumlah unsur yang sama. Setiap komunikasi
tepat guna, apakah itu suatu pidato, suatu paragraf, atau suatu esai-memiliki
ciri-ciri khusus. Pembicara atau penulis mempunyai suatu gagasan penting
baginya, dan berharap bahwa hal itu juga penting bagi penyimak atau pembaca
yang berada dalam ingatannya.
Kegiatan-kegiatan mendengar dan
berbicara berhubungan erat dengan Bahasa lisan atau ujaran, sedangkan membaca
dan menulis berhubungan erat dengan Bahasa tulis. Kegiatan membaca nyaring
merupakan kegiatan perkecualian, karena mencangkup kedua kegiatan tersebut.
Ujaran dan penulisan terdapat dua
jenis perbedaan yaitu perbedaan primer dan sekunder. Perbedaan primer ialah
tidak adanya suatu yang justru ada pada pihak lain. Perbedaan skunder merupakan
akbat dari keharusan untuk membuat pilihan-pilihan alternative atau
susunan-susunan alternative
dengan
maksud untuk menutupi kekurangan primer. Persamaan antara tulisan dan ujaran
adalah merupakan alat komunikasi, merupakan salah satu aspek ketrampilan
berbahasa, bersifat ekspresif, bersifat produktif, memerlukan kosa kata yang
cukup, menuntut pendidikan khusus terprogram.
F.
Contoh
Pengajaran di SD
Cara melakukan
pengajaran kepada anak SD menulis sebagai ketrampilan membaca yang cocok untuk
diajarkan kepada anak SD menulis itu harus melalui 2 tahap yaitu
mendengar,membaca lalu menulis.
1.
Mendengarkan atau
menyimak.
Ketrampilan menyimak ini, seorang guru
bisa mengajarkan kepada peserta didik dengan membacakan cerita ataupun
menjelaskan suatu materi dan peserta didik disuruh mendengarkan ataupun
menyimak. Setelah itu, peserta didik bisa diminta untuk menjelaskan kembali kedepan
hasil apa yang di terangkan oleh ibu guru atau yang dibacakan oleh ibu guru.
2.
Membaca
Ketrampilan membaca, para guru bisa
menyuruh peserta didik untuk membaca suatu cerita ataupun materi. Bisa
mengajarkan peserta didik membaca dengan memperkenalkan huruf-huruf atau abjad,
suku kata yang sudah dikenal oleh siswa
diuraikan menjadi huruf, kemudian peserta didik suruh baca satu persatu
huruf dan rangkailah huruf tersebut menjadi kata atau menjadi suku kata.
3.
Menulis
Biasanya siswa yang bisa menulis itu
bermula dari bagaimana siswa tersebut bisa membaca. Cara guru mengajarkan
kepada siswa untuk bisa melakukan ketrampilan menulis adalah dengan mengajarkan
mereka menulis huruf demi huruf. Setelah anak mengenal huruf tersebut maka
damping anak menulis huruf A-Z. menulis suku kata juga cara mengajakan kepada
anak atau peserta didik. Minta mereka menulis suku kata, tetapi minta mereka
menulis huruf konsonan dan vocal agar lebih memahaminya.
Jadi ke tiga ketrampilan sekaligus bisa
mengajarkan kepada siswa SD, karena ketiga ketrampilan tersebut saling
berkaitan dan itu adalah salah satu kegiatan menulis ketrampilan berbahasa.
BAB
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi dari pembahasan
yang terdapat di atas dapat disimpulkan bahwa keempat keterampilan yaitu:
menulis, mendengarkan, berbicara, dan membaca itu saling berkaitan. Dari
mendengarkan kita bisa berbicara sama halnya anak kecil yang baru berusia 2
tahun dengan cara mendengarkan ia bisa menirunya dan mulai bisa berbicara,
begitu juga dengan menulis kita bisa membacanya. Menulis juga suatu cara
berkomunikasi, tetapi berkomunikasi secara tidak langsung. Salah satu caranya
yaitu pada saat kita menulis pesan di watshap ataupun sosial media lainnya, itu
bisa dikatakan sebuah komunikasi yang tidak langsung. Hubungan antara menulis
dan membaca adalah sangat berhubungan, karena orang menulis itu hanya untuk
dibaca bukan dilihat. Dan hubungan antara menulis dengan berbicara adalah
memiliki ciri yang berbeda yaitu kalau menulis diperlukan penglihatan dan gerak
tangan sedangkan berbicara memerlukan pendengaran dan pengucapan.
B.
Saran
Menyadari bahwa belajar
menulis itu sangat penting untuk semua orang, apalagi seorang mahasiswa yang
selalu bikin laporan,karya ilmiah dan lain-lain. Pembaca diharapkan untuk
memahami apa maksud dari isi makalah ini tentang menulis sebagai ketrampilan
Bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Pudiastuti,
Ratna Dewi. 2011.Menulis. Jakarta :
PT Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA.
Tim
Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang : UMM press.
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan,
Henry Guntur.2008.Membaca.Bandung:Angkasa.
Tarigan,
Henry Guntur.2008.Menyimak.Bandung:Angkasa.