DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI 1
BAB
I PENDAHULUAN 2
A.LATAR BELAKANG 2
B.RUMUSAN MASALAH 2
C.TUJUAN 2
D.MANFAAT 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A.
Beberapa cara mengenali prilaku normal
dan abnormal pada anak 4
B.
Pengertian prilaku abnormal 5
C.
Pengertian prilaku normal 8
D.
Penyelsaian permasalahan belajar 11
BAB
III PENUTUP 15
A.SIMPULAN 15
B.SARAN 15
DAFTAR
PUSTAKA 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Belajar adalah
syari’at islam yang menjadi kewajiban bagi seluruh umat islam melalui firman
Allah Ta’ala, yaitu ayat yang pertama kali turun dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Oleh karena itu, mau tidak mau, sebagai umat Nabi Muhammad kita harus selalu
belajar dan belajar. Terlebih lagi pada usia anak-anak. Karena pada masa itu
proses pembelajaran sangatlah mudah diterima atau mendapat respon yang baik
dari anak-anak. Akan tetapi, banyak sekali proses pembelajaran yang dilakukan oleh
anak-anak yang dibimbing oleh seorang guru, menghasilkan hanya sedikit
perubahan yang dialami oleh anak, bahkan tidak sama sekali. Hal itu disebabkan
adanya kesulitan anak tersebut dalam belajar. Tentunya banyak faktor yang dapat
mempengaruhinya. Melalui makalah ini, kami mencoba mendeskripsikan tentang masalah
masalah kesulitan belajar peserta didik dan bagaiamana cara mengatasinnya
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
cara mengetahui prilaku normal dan abnormal?
2. Jelaskan
apa pengertian perilaku normal?
3. Jelaskan
apa pengertain perilaku abnormal?
4. Bagaimana
penyelsaian permasalahan belajar?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui perilaku normal dan abnormal
2. Mengetahui
perilaku normal
3. Mengetahui
pengertian abnormal
4. Untuk
mengetahui penyelsaian permasalahan belajar
D.
MANFAAT
1. Bagi penulis, menambah wawasan
tentang pengertian belajar dan kesulitan belajar, macam macam kesulitan belajar
, faktor faktor penyebab kesulitan belajar, perilaku abnormal, perilaku normal
serta cara mengatasi kesulitan belajar.
2. Bagi pembaca, menambah wawasan
tentang pengertian pengertian belajar dan kesulitan belajar, macam macam
kesulitan belajar , faktor faktor penyebab kesulitan belajar perilaku abnormal,
perilaku normal serta cara mengatasi kesulitan belajar.
3. Bagi sekolah atau universitas ,
menambah koleksi buku di perpustakaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Bebebrapa cara mengenali perilaku
normal dan abnormal
Normal adalah
keadaan sehat (tidak patologis) dalam hal fungsi keseluruhan. Sedangkan
Abnormal adalah menyimpang dari yang normal (tidak biasa terjadi).
(Maramis, 1999).
Perilaku
Normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat) yang dapat diterima
oleh masyarakat pada umumnya. Sedangkan Perilaku Pribadi Abnormal adalah
sikap hidup yang sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat seseorang berada
sehingga tercapai suatu relasi interpersonal dan intersosial yang
memuaskan. (Kartini Kartono, 1989)
Perilaku
Abnormal adalah suatu perilaku yang berbeda, tidak mengikuti peraturan
yang berlaku, tidak pantas, mengganggu dan tidak dapat dimengerti melalui
kriteria yang biasa. Normal dan abnormal perlu dipertimbangkan dari
berbagai aspek dan pendekatan. Profesor Suprapti Sumarno (1976), ada dua
pendekatan dalam membuat pedoman tentang normalitas:
1.
Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan yang didasarkan atas patokan
statistik dengan melihat pada sering atau tidaknya sesuatu terjadi dan acapkali
berdasarkan perhitungan maupun pikiran awam.
2.
Pendekatan Kualitatif
Pendekatan yang didasarkan observasi empirik
pada tipe-tipe ideal dan sering terikat pada faktor sosial kultural setempat.
Misal, perilaku menangis berlebihan hingga
menjerit-jerit pada mereka yang sedang mengalami kehilangan seseorang di suatu
lingkungan budaya.
Jadi, batas antara normal
dengan abnormal bukan dilihat sebagai dua kutub yang berlawanan, melainkan
lebih berada dalam satu kontinum sehingga garis yang membedakan sangatlah tipis
B. Pengertian Prilaku Abnormal
Perilaku Abnormal adalah kondisi emosional
seperti kecemasan dan depresi yang tidak sesuai dengan situasinya. Perilaku
Abnormal terdiri dari dua kata yaitu Perilaku dan Abnormal, Perilaku menurut
kamus bahasa Indonesia adalah tingkah laku seorang manusia atau sikap seorang
manusia, sedangkan Abnormal dapat didefinisikan sebagai hal yang jarang terjadi
(seperti kidal) atau penyimpangan dari kondisi rata-rata (seperti tinggi badan
yang ekstrem). Abnormalitas umumnya ditentukan berdasarkan munculnya beberapa
karakteristik sekaligus dan definisi terbaik untuk ini menggunakan beberapa
kareakteristik Kejarangan statistik, Pelanggaran norma, distress pribadi,
ketidakmampuan atau disfungi, dan repons yang tidak diharapkan
(unexpectedness).
Sumber lain mengatakan Perilaku
abnormal adalah perilaku yang menyimpang dari norma sosial. Karena setiap
masyarakat mempunyai patokan atau norma tertentu, untuk perilaku yang sesuai
dengan norma maka dapat diterima, sedangkan perilaku yang menyimpang secara
mencolok dari norma ini dianggap abnormal. sehingga perilaku yang dianggap
normal oleh suatu masyarakat mungkin dianggap tidak normal oleh masyarakat
lain, jadi gagasan tentang kenormalan atau keabnormalan berbeda dari satu
masyarakat lain dari waktu ke waktu dalam masyarakat yang sama.
Perilaku Abnormal yang terjadi pada
kondisi emosional biasa terjadi kapan saja dalam kehidupan manusia, Mereka
kadang-kadang bisa terjadi dan sudah terjadi dalam kehidupan orang lain. Sebuah
masalah emosional dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan secara mental
dan fisik.
a. Istilah
Tentang Perilaku Abnormal
Istilah-istilah perilaku abnormal, perilaku
maladaptif, gangguan mental, psikopatologi, gangguan emosional, penyakit jiwa,
gangguan perilaku, dan ketidak warasan. Setiap istilah tersebut memiliki nuansa
masing- masing.
1. Perilaku
Abnormal
Istilah
ini memiliki arti yang bermacam-macam. Salah satunya menunjuk pada sapek
batiniah kepribadian, aspek perilaku yang dapat langsung di amati ataupun
hanyalah perilaku spesifik tertentu seperti fobia.
2. Perilaku
maladaptif
Istilah
ini memiliki arti luas meliputi setiap perilaku yang mempunyai dampak merugikan
bagi individu atau masyarakat. Bukan hanya individu melainkan juga berbagai
bentuk perilaku baik perorangan maupun kelompok seperti prasangka ras atau golongan, alienasi atau keterasingan
dan apatisme.
3. Gangguan
mental
Istilah
ini menunjuk pada semua bentuk perilaku Abnormal, mulai dari yang ringan atau
melumpuhkan dan adanya gangguan dualisme antara jiwa dan dan badan.
4. Psikopatologi
Istilah
ini merupakan kajian tentang perilaku Abnormal atau gangguan mental, namun
sering juga di pakai sebagai istilah lain bagi kedua istilah tersebut.
5. penyakit
jiwa
Merupakan
gangguan-gangguan yang melibatkan patologi otak atau berupa disorganisasi kepribadian
yang parah. Istilah ini memang cocok bila yang di maksud gangguan-gangguan yang
benar-benar melumpuhkan.
6. Gangguan
perilaku
Istilah
ini menunjuk gangguan- gangguan yang di sebabkan oleh belajar yang tidak
semestinya, seperti gagal mempelajarijenis-jenis kemampuan yang di perlukan (
contoh kemampuan mencintai lawan jenis, memiliki konsep diri yang positif dan
sebagainya) atau terlanjur mempelajari bentuk-bentuk perilaku yang maladaptif (
contoh, anak yang tumbuh menjadi remaja agresif karena meniru contoh orang tua
dan tekanan keadaan di dalam keluarga yang tidak harmonis).
7. Ketidakwarasan
Insanity
atau ketidakwarasan merupakan istilah
hukum dan berarti bahwa individu yang di kenai predikat tidak waras tersebut
secara mental tidak mampu melihat konsekuensi – konsekuensi dari
tindakan-tindakannya. Akibatnya, jika ia melakukan perbuatan yang dapat di
kategorikan sebagai tindakan pidana terhadapnya tidak dapat dikenakan tuntutan
hukuman.
b.
Fator-faktor penyebab abnormal
Antara
lain faktor hederitas fektor sebelum lahir faktor ketika lahir faktor sesudah
bayi lahir
1) Faktor
hederitas atau keturunan
yaitu antara lain pada peristiwa idiophaty, pshikosa,
penyakit TBC, neurosa, idiocy, psikosa sifilitik (oleh penyakit syphylis).
2) Faktor
sebelum lahir
yaitu faktor karena kekurangan nutrisi, infeksi, dan
luka-luka, serta keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, peristiwa tersebut
umumnya menyebabkan kandungan gugur
(abortus). Sewaktu ibu mengandung di menderita penyakit antara lain: kholera,
thypus, malaria tropika khronis, gondok (bof) saat mengandung muda, sifilis,
gabag/mazelen, TBC, sehingga berpengaruh buruk pada janin (feotus intra
uterina). Bayi yang lahir mungkin akan menderita toxemia, yaitu peristiwa
“keracunan pada darah”, sehingga terjadi abnormalitas pada sistem syaraf
(neuron).
terjadi
intoxication (keracunan) pada janin, keran ibu mengandung meminum obat-obat
penenang yang beracun: anatara lain obat thalidomide dan obat kontarseptif anti
hamil yang sangat kuat mengandung racun. Tapi obat tersebut gagal atau tidak
bekerja secara efektif. Sehingga menyebabkan pertumbuahn bayi dalam kandungan
tidak normal, atau mengalami kerusakan mental fisik.
Ibu
mengalami spikosa (gila) ketika mengandung atau menjadi dekat ketika waktu akan
melahirkan bayinya, dapat juga ibu mengalami keadaan panik shock/kejutan, atau
dalam keadaan takut ketika ia sedang mengandung. Pada umumnya gangguan yang
menimpa bayi yang akan lahir tadi berupa kelemahan/cacat mental.
Ketika
ibu sedang mengandung, perut atau kandungnannya terkena pukulan yang hebat,
sehingga mengenai bayinya. Kepala bayi atau bagian vital lainnya terkena
pukulan sehinggaa jadi rusak atau cacat.
3) Faktor
ketika lahir
Banyak
resiko ketika ibu melahirkan anaknya . resiko tersebut dapat mengenai ibunya sendiri,
sehingga mengancam keselamatan jiwanya. Dapat pula mengenai bayinya. Terutama
sekali kelahiran anak pertam yang sulit sekali dan berlangsung lama.
4) Faktor
sesudah bayi lahir
dari
sejumlah kelahiran, kira-kira 5% mengalami macam-macam gangguan, sehingga kelak
mereka menjadi anak yang abnormal . gangguan dan kecelakaan teresbut terutama
sekali terjadi ditahun pertama (0-3 tahun).
Adapun sebab-sebabnya antara lain ialah:
1. pengalaman
– pengalaman tarumatik.
2. Kejang
atau stuip, karena anak sakit panas tinggi sekali.
3. Infeksi
pada otak atau pada selaput otak oleh penyakit-penyakit cerebal meningintis,
gabag dll.
4. Kekurangan
nutrisi.
5. Faktor
psikologis (karena kurang perhatian/kasih sayang)
C.
Pengertian
perilaku normal
a.
PENGERTIAN PERILAKU NORMAL
Adalah
keadaan sehat seseorang dalam hal fungsi keseluruhan. Menurut Supratiknya
(1995), merumuskan konsep normal dan abnormal tentang perilaku seseorang secara
tepat agak sulit karena: (1) sulit menentukan model manusia yang ideal atau
sempurna,
(2) Dalam banyak kasus tak ada batas-batas
yang jelas antara perilaku normal Seseorang yang dipandang secara umum
sehat atau normal, suatu saat dapat melakukan perbuatan yang tergolong abnormal
yang mungkin diluar kesadarannya. Sebaliknya, tidak jarang orang yang abnormal
melakukan perbuatan atau pengucapan kata-kata layaknya orang yang normal atau
waras.
Menurut
H. B. English, kesehatan mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana sang
pribadi menunjukkan penyesuaian atau mengalami alkulturasi diriatau realisasi
diri. Kesehatan mental merupakan keadaan positif bukan sekedar absennya
gangguan mental.
b.
Definisi Sehat-Normal dan ciri-ciri
Sehat-Normal
1.
Definisi Sehat-Normal
a.
Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara
penuh dan bukan semata-mata berupa absennya penyakit atau keadaan lemah
tertentu.
b.
Kesehatan mental adalah penyesuaian manusia terhadap dunia & satu
sama lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum. Kesehatan mental
meliputi kemampuan menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berempati, dan sikap
hidup yang bahagia. (Seorang psikiater : Karl Menninger).
c.
Kesehatan mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana pribadi menunjukkan
penyesuaian atau mengalami aktualisasi diri. (Psikolog : H.B English).
d.
Kesehatan mental meliputi semua keadaan dan taraf keterlibatan sosial yang
diterima oleh orang lain dan memberikan kepuasan bagi orang yang bersangkutan.
Bebeberapa
rumusan di atas, menekankan normalitas sebagai keadaan sehat, yang secara umum
ditandai dengan keefektifan dalam penyesuaian diri, yakni menjalankan tuntunan
hidup sehari-hari sehingga menimbulkan perasaan puas dan bahagia.
2.
Beberapa ciri orang yang Sehat-Normal yakni
1. Menurut Maslow dan Mittelmann
Maslow
dan Mittelmann menyatakan bahwa pribadi yang normal dengan jiwa yang
sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Memiliki rasa aman yang tepat
b.
Memiliki penilaian diri dan wawasan yang rasional.
c.
Memiliki spontanitas dan emosional yang tepat.
d.
Memiliki kontak dengan realitas secara efisien.
e.
Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu yang sehat.
f.
Memiliki pengetahuan mengenai dirinya secara objektif.
g.
Memiliki tujuan hidup yang adekuat, tujuan hidup yang realistis, yang didukung
oleh potensi.
h.
Mampu belajar dari pengalaman hidupnya.
i.
Sanggup untuk memenuhi tuntutan-tuntutan kelompoknya.
j.
Ada sikap emansipasi yang sehat pada kelompoknya.
k.
Kepribadiannya terintegrasi
2.
Kriteria Pribadi yang normal menurut W.F. Maramis.
Menurut
Maramis, terdapat enam kelompok sifat yang dapat dipakai untuk menentukan
ciri-ciri pribadi yang Sehat-Normal, adalah sebagai berikut :
a. Sikap
terhadap diri sendiri : menerima dirinya sendiri, identitas diri yang memadai,
serta penilaian yang realistis terhadap kemampuannya.
b. Cerapan
(persepsi) terhadap kenyataan : mempunyai pandangan yang realistis tentang diri
sendiri dan lingkungannya.
c.
Integrasi: kesatuan kepribadian, bebas dari konflik pribadi yang
melumpuhkan dan memiliki daya tahan yang baik terhadap stres.
d.
Kemampuan : memiliki kemampuan dasar secara fisik, intelektual,
emosional, dan sosial sehingga mampu mengatasi berbagai masalah.
e.
Otonomi : memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang memadai, bertanggung
jawab, mampu mengarahkan dirinya pada tujuan hidup.
f. Perkembangan
dan perwujudan dirinya : kecenderungan pada kematangan yang makin tinggi.
c.
CIRI CIRI PERILAKU NORMAL
1. Menunjukkan
penerimaan diri; memiliki jati diri yang memadai (positif); memiliki penilaian
yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan
2.
Memiliki pandangan yang realistik
terhadap diri sendiri dan terhadap dunia orang maupun benda di sekelilingnya
3. Berkepribadian
utuh, bebas dari konflik-konflikbatin yang melumpuhkan, memiliki toleransi yang
baik terhadap stress
4. Memiliki
kompetensi-kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang memadai
untuk mengatasi berbagai problema hidup
5. Memiliki
kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri
yang memadai disertai kemampuan cukup untuk membebaskan diri dari
berbagai macam pengaruh sosial.
6. Menunjukkan
kecenderungan ke arah menjadi semakin matang, kemampuan-kemampuannya dan
mencapai pemenuhan diri sebagai pribadi.
D. Pengertian Belajar dan Kesulitan Belajar
Menurut Drs.
Tadjab, M.A. dalam bukunya Ilmu Jiwa Pendidikan, belajar bisa
didefinisikan “berubahnya kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir,
merasakan, mengerjakalan sesuatu, melalui berbagai pengalaman-pengalaman yang
sebagiannya bersifat perseptual, sebagiannya bersifat intelektual, emosional
maupun motorik.”
Pengertian belajar
yang lain dikemukakan oleh Fontana. Menurut Fontana (1981), belajar adalah
suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu sebagai hasil
dari pengalaman.
Adapun definisi
belajar menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Drs. Wasty Soemanto, M. Pd.
Dalam bukunya Psikologi Pendidikan. Menurut James O. Wittaker, belajar
dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman. Menurut Howard L.
Kingsley, “Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam artian luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Adapun kesulitan
belajar sendiri, dapat diartikan sebagai hambatan dan gangguan belajar pada
anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara
taraf integensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.
Jadi, dapat
dikatakan kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut bisa bersifat
psikologis, sosiologis maupun fisiologis.
a.
Macam-macam
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar
siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar. Hambatan tersebut dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun
fisiologis. Hambatan tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa yang dicapai
berada di bawah semestinya.
1.
Learning
disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar
seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya,
yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi
belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang
bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya
2.
Learning
disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan
adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis
lainnya.
3.
Underachiever merupakan
siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di
atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
4.
Slow
learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa
lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5.
Learning
disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa
tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah
potensi intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti
tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala.
E. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa.
Banyak
cara alternatif yang dapat di ambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Namun sebelum menetapkan
alternative pemecahan masalah kesulitan belajar siswa , guru sangat diajurkan
untuk terlebih dahulu melakukan
identifikasi ( upaya mengenali gejala dengan ceramat ) terhadap fenomena yang
menunjukkan kemunkinan adanya kesulitan belajar yang melanda sisa tersebut.
Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan jenis penyakit
yakni kesulitan belajar siswa.
Dalam
proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong , membimbing ,
dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.
Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai
kegiatan dalam belajar sebagai Sesutu proses yang dinamis dalam segala fase
dalam proses pekembangan siswa. Secara
lebih terpenci tugas guru berpusat pada
:
1.
Mendidik dengan kritik berat memberikan
arahan dan motivasi pengalam belajar yang memadai ;
2.
Memberikan fasilitas pencapaian tujuan
melalui pengalaman belajar yang memadai
3.
Membantu perkembangan aspek aspek
pribadi seperti sikap, nilai nilai, dan penyesuaian diri.
Demikianlah, dalam proses belajar
mengajar guru tidak terbatas guru tidak terbatas segala penyampaian ilmu
pegetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia akan bertanggung jawab akan keseluruhan
perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang
sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan
dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.
Kesempatan belajar mekin terbuka
melalui berbagai sumber dan media. Siswa siswi masa kini dapat belajar dari berbagai sumber dan media seperti surat,
radio, televise , film dan sebagainya. Ia pun dapat belajar dalam berbagai
kesempatan dan kegiatan di luar sekolah. Guru hanya salah diantara berbagai sumber dan media belajar.
Selain itu, untuk mengatasi
kesulitan belajar pada siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
1.
Guru dapat menggunakan model
pembelajaran dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi
pembelajaran yang hendak disampakan.
2.
Pembelajaran hendak berpusat pada
siswa, agar siswa bias lebih aktif.
3.
Guru dapat menggunakan media
pembelajaran yang berupa animasi, gambar, permainan , mind mapping, dan lain
lainnya untuk mempermudah siswa memahami konsep dalam suatu materi.
4.
Pembelajaran hendaknya harus kepada
sumber belajanya langsung sehingga mempermudah siswa untuk memahami materi
pembelajaran sekaligus dapat mengelola pengetahuan siswa dari sumber pelajaran berlangsung.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Kita perlu memahami perilaku
abnormal seseorang, sebab “Orang Berperilaku Abnormal” biasanya tampak di dalam
kelas dan bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan
interaksi dengan lingkungannya.
Manusia merupakan individu yang
khas, penghampiran terhadap permasalahan individu memerlukan penanganan yang
berbeda. Teknik-teknik membantu mahasiswa berperilaku abnormal memberikan
wawasan dalam memberikan bantuan terhadap murid bermasalah.
Jadi sebagai sesama manusia,
kita harus mengetahui mengapa itu bisa terjadi dan seorang mahasiswa yang baik
harus bisa mengerti apa yang dialami oleh teman sekitarnya dengan baik dan
solusi yang tepat agar orang yang berprilaku abnormal dapat keluar dari masalah
yang dihadapi.
2.
Saran
Perilaku abnormal sulit untuk
didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang secara sempurna dapat membedakan
abnormal dari perilaku normal. Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut
berusaha untuk dapat menentukan definisi perilaku abnormal. Dan adanya kriteria
pertimbangan sosial menjelaskan bahwa abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat
relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,A.Aziz
Alimul.2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Surabaya: Salemba Medika.
Sarwono, Sarlito
Wirawan.1983.Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Nevid,
Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi ke 5. Jakarta: PT.
Gramedia
Nevid,
Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Jakarta : PT Gelora
Aksara Pratama