MAKALAH
KONSEP
DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Dosen Pengampu :
Drs.Siti
Fatimah Soenaryo,Sp.d,Mp.d.
Disusun Oleh :
Kelas 2-A
Kelompok
3
Danang
Achmad Ashari
|
(201810430311042) - ketua
|
Annisa
Angraini
|
(201810430311002)
|
Sindi
Sulistyarini
|
(201810430311025)
|
Ahmad
Hanif
|
(201810430311031)
|
Rahmawatin
Nisa
|
(201810430311050)
|
Muhammad
Syailan
|
(2018104300311052)
|
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya ,yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Dasar Manajemen Berbasis
Sekolah ini. penulisan makalah ini bertujuan untuk membantu serta memberi
pemahaman kepada para pembaca mengenai pengembangan yang bergantung pada
otoritas pengambilan suatu keputusan di sekolah.Tentunya dalam proses
penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan, arahan serta masukan dari
berbagai pihak yang telah bekerjasama. Untuk itu kami ucapkan banyak terima
kasih atas segala partisipasinya yang turut serta membatu menyelesaikan makalah
ini.
Selaku manusia biasa, dalam
menulis makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari
segi tanda baca, tata bahasa maupun isi.Oleh karena itu penulis secara terbuka
menerima segala kritik dan saran positif dari guna memyempurnakan makalah
pembuatan makalah selanjutnya.Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga
makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat
untuk para pembaca.
Malang,
13 Maret 2019
Penulis
fungsi
Manajemen
berbasis
Sekolah
Pengawasan
Pembinaan
Prinsip
Inisiatif
Manusia
. Prinsip
|
Prinsip Sistem
|
Desentralisasi
|
Pengelolaan
|
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A.Latar Belakang............................................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah........................................................................................................................ 2
C.Tujuan................................................................................................................................................ 2
D.Manfaat............................................................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
A.Pengertian Konsep Dasar Manajemen Berbasis
Sekolah............................................. 3
B. Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan
kualitas Pendidikan.......... 5
C.Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah.................................................................................... 6
D.Karakteristik Dan Fungsi Manajemen Berbasis
Sekolah................................................ 9
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................... 12
A.Kesimpulan.................................................................................................................................... 12
B.Saran................................................................................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan bagian yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat karena dengan adanya sekolah
masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang layak. Manajemen berbasis sekolah mengupayakan sekolah dapat
menyelenggarakan tersedianya pendidikan yang layak dan memadai bagi siswa.
Adanya kewenangan dalam pengelolaan pendidikan merupakan salah satu cara yang
optimal dan fleksibel yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kinerja
staf, mewujudkan partisipasi langsung dengan kelompok-kelompok terkait serta
meningkatkan pemahaman yang luas terhadap pendidikan.
Oleh karena itu pemerintah
membuat suatu kewenangan yang kemudian diterapkan dilingkungan sekolah yang
dikenal dengan Manajement berbasis sekolah. Adanya program menejemen ini
bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang bermutu. Program ini juga
memerlukan adanya kerja sama antara komite sekolah, kepala sekolah, dewan guru
serta peserta didik atau siswa. Apabila keberadaan elemen tersebut telah
terpenuhi dan turut antusias dalam mensukseskan adanya manajement berbasis
sekolah, maka pendidikan yang di cita-citakan akan terwujud.
Model manajemen yang seperti ini
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, agar lebih fleksibel atau lebih
luwes dalam mengelola sumber daya sekolah, meningkatkan partisipasi warga
sekolah secara langsung (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) serta mengikut
sertakan masyarakat (orangtua siswa, masyarakat, ilmuwan dan pengusaha) untuk
ikutserta meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan dan
perundang-undangan yang berlaku.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dan konsep dasar manajemen berbasis
sekolah?
2.
Apa hubungan MBS dalam peningkatan mutu pendidikan
?
3.
Apasaja prinsip yang dianut oleh MBS ?
4.
Bagaimanakah karakter serta fungsi yang dimiliki oleh
MBS?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dan
konsep dasar manajemen berbasisis sekolah.
2.
Untuk mengetahui hubungan MBS dengan peningkatan
mutu pendidikan
3.
Untuk mengetahui prinsip yang dianut oleh MBS
4.
Untuk mengetahui karakter dan fungsi yang dimiliki
MBS
D.
Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah
ini yaitu agar dapat membantu pembaca dalam memahami dan mengetahui tentang
Konsep Dasar MBS. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang desentralisasi yang ada di sekolah dalam mengambil keputusan dan
langkah-langkah yang akan diambil kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Dasar Manajemen Berbasis
Sekolah
Manajemen berbasis sekolah berasal
dari tiga kata yaitu; menajemen berbasis dan sekolah. Berdasar arti penggalan
kata manajemen memiliki arti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai target atau sasaran. Berbasis berasal dari kata basis yang berarti
dasar atau asa. Sedangkan sekolah merupakan suatu tempat atau lembaga
penyelenggara tersediaanya prosesbelajar mengajar. Berdasar arti penggalan kata
diatas manajement berbasis sekolah dapat diartikan sebagaisuatu pemberdayaan
sumber daya secara efektif yang berasaskan pada sekolah melalui kegiatan
belajar mengajar.
Manajemen berbasis sekolah
merupakan salah satu konsep menejemen yang bergerak dibidang pendidikan yang
terpusat pada sumber daya yang ada di sekolah itu sendiri. Sehingga mutu dan
prospek kerja sekolah bergatung pada internal sekolah itu sendiri. Adanya
perbedaan pemusatan kekuasaan itulah yang membedakan manajemen berbasis sekolah
(MBS) dengan manajemen berbasis sekolah lainnya.
Pemberdayaan sekolah melalui MBS yang
diterapkan melalui pemberdayaan sumber daya manusia salah satunya dapat
dilakukan melalui pemberian kewenangan, dan fleksibillitas sumber daya lain
untuk memecahkan persoalan yang dialami oleh sekolah yang bersangkutan. Tujuan
utama dalam penerapan MBS ini adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan
dan peningkatan relevansi pendidikan disekolah dengan cara pemberian wewenang
yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk mengelola urusannyan
sendiri.
Menurut Departemen Pendidikan
Indonesia republik Indonesia, tujuan penggunaan MBS adalah ;
1.
Meningkatkan sekolah dalam
tersedia. mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif mengelola dan memberdayakan
sumber daya yang
2.
Meningkatkan kepedulian warga sekolah
dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan
bersama.
3. Meningkatkan
tanggung jawab sekolah kepada sekolahnya.
4.
meningkatkan kompetensi yang
sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Selain itu, penggunaan MBS juga
memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi siswa melalui adanya peningkatan
efisiensi penggunaan sumber daya dan personel, peningkatan profesionalisme
guru, penerapan reformasi kurikulum, dan peningkatkan keterlibatan masyarakat.
Program MBS juga memberikan
kebebasan yang luas kepada kepala sekolah dalam mengelola sekolah tanpa
mengabaikan kebijakan dan prioritas pemerintah, melalui beberapa strategi yaitu
;
a. Kurikulum
yang bersifat inklusif
b. Proses
belajar mengajar yang efektif
c.
Lingkungan sekolah yang mendukung
d.
Sumber daya yang berasal dari
pemerataan standarisasi seperti Monitoring, evaluasi, dan tes.
e. Penyatuan
strategi kedalam empat fungsi pengelolaan sekolah ;
1) Manajemen
organisasi dan kepemimpinan.
2) Proses belajar
mengajar.
3) Sumber
daya manusia.
4) Administrasi
sekolah.
Karena MBS merupakan salah salah
satu sistem berbasis Mandiri yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan
melibatkan semua kelompok kepentingan yang berkaitan dengan sekolah dalam
pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah. Maka MBS memiliki
konsep sebagai berikut ;
a. Otonomi
Dimana merupakan kewenangan
sekolah dalam mengatur dan mengurus kepentingan sekolah untuk mencapai tujuan dan
menciptakan mutu pendidikan yang baik.
b. Kemandirian
Dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan sumber daya yang ada, dilakukan oleh sekolah secara mandiri dengan
melibatkan kepala sekolah sebagai pemutus keputusan.
c. Demokratis
Adanya keikutsertaan seluruh
elemen yang ada di sekolah untuk menetapkan, menyusun, melaksanakan serta
mengevaluasi pelaksanaan yang diagendakan sekolah untuk mencapai targer yang
dicita-citakan oleh sekolah.
B. Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan
kualitas Pendidikan
Kualitas dalam arti luas dapat
diartikan dengan dua konsep yaitu; Absolut, dan relatif. Dalam konsep absolut
suatu (barang) dapat diartikan berkualitas apabila telah memenuhi standart
tinggi dan sempurna. pencapaian ini dapat diartikan bahwa (barang) tersebut
tidak melebihi standart yang ada.
Dalam konsep Absolut, kualitas
diartikan sebagai kecantikan, kebaikan, kepercayaan yang ideal tanpa adanya
kompromi. Apabila dipraktikkan dalam dunia pendidikan, konsep Absolut bersifat
elastis. Hal ini dikarenakan minimnya lembaga pendidikan yang mampu menawarkan
kualitas tinggi kepada peserta didik, dan sedikit jumlah peserta didik yang
akan mampu membayarnya.
Sedangkan dalam konsep relatif
kualitas bukan merupakan atribut dari suatu jasa melainkan kualitas dinilai
apabila telah mencapai spesifikasi yang ditetapkan. Sehingga konsep relatif
mengartikan kualitas sebagai alat ukur produk akhir dari standar yang
ditentukan. Nilai suatu barang atau jasa dalam konsep relatif ini tidak harus
mahal, eklusif danspesial. Hal ini dikarenakan konsep relatif meyakini bahwa
barang yang berkualitas bias terkesan biasa-biasa saja, bersifat umum, dan
dikenal banyak orang sehingga konotasi cantik akan terlihat dengan sendirinya.
Konsep relatif menitik beratkan
produk atau jasa yang berkualitas pada kesesuaian produk dengan tujuan. Konsep
relatif juga melihat kualitas dengan dua aspek yaitu ;
1.
Sudut pandang produsen sudut
pandang ini kualitas dilihat dari spesifikasi
yang ditetapkan.
2.
Sudut pandang konsumen atau pengguna dapat
diartikan bahwa kualitas ditujukan
untuk memenuhi tuntutan pelanggan.
Selain
itu, kualitas juga diukur oleh beberapa elemen yaitu ;
a) Usaha
untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b)
Mencangkup adanya jasa, produk,
manusia, proses, serta tersedianya lingkungan.
c) Kondisi
yang selalu berubah
Berdasarkan elemen-elemen
tersebut kualitas dapat didefinisikan sebagai kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebbihi harapan yang dicita-citakan sekolah. Mutu pendidikan disuatu
sekolahakan mencapai target atau melebihi target apabila lembaga tersebut
memiliki kinerja manajemen yang handal dan berkompeten. Begitu pula sebaliknya,
apabila suatu lembaga memiliki manajemen yang lemah dan tidak terarah maka
secara tidak langsung mutu ataupun pelayanan lembaga tersebut tidakmaksimal
bahkan kurang dari target.
C. Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah
Teori yang digunakan MBS untuk mengelola
sekolah didasarkan pada empat prinsip, yaitu prinsip ekuifinalitas, prinsip
desentralisasi, prinsip sistempengelolaan mandiri, dan prinsip inisiatif sumber
daya manusia.
1. Prinsip Ekuifinalitas (Principle
of Equifinality)
Prinsip ini didasarkan pada teori
manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat beberapa cara yang berbeda-beda
untuk mencapai suatu tujuan. MBS menekankan fleksibilitas sehingga sekolah
harus dikelola oleh warga sekolah menurut kondisi mereka masing-masing. Karena
kompleksnya pekerjaan sekolah saat ini dan adanya perbedaan yang besar antara
sekolah yang satu dengan yang lain, misalnya perbedaan tingkat akademik siswa
dan situasi komunitasnya, sekolah tak dapat dijalankan dengan struktur yang
standar di seluruh kota, provinsi, apalagi negara.
Pendidikan sebagai entitas yang
terbuka terhadap berbagai pengaruh eksternal. Oleh karena itu, tak menutup
kemungkinan bila sekolah akan mendapatkan berabgai masalah sepertihalnya
institusi umum lainya. Pada zaman yang lingkungannmya semakin kompleks ini maka
sekolah akan semakin emndapatkan tantangan permasalahan.
Sekolah harus mampu memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang paling tepat dan sesuai
dengan situasi dan kondisinya. Walaupun sekolah yang berbeda memiliki masalah
yang sama, cara penanganannya akan berlainan antara sekolah yang satu dengan
yang lain.
2.
Prinsip Desentralisasi (Principle of Decentralization)
Desentralisasi adalah gejala yang
penting dalam reformasi manajemen sekolah modern. Prinsip desentralisasi ini
konsisten dengan prinsip ekuifinaltias. Prinsip desentralisasi dilandasi oleh
teori dasar bahwa pengelolaan sekolah dan aktivitas pengajaran tak dapat
dieleakkan dari kesultian dan permasalhaan. Pendidikan adalah masalah yang
rumit dan kompleks sehingga memerlukan desentralisasi dalam pelaksanaannya.
Prinsip ekuifinalitas yang
dikemukakan sebelum mendorong adanya desentralisasi kekuasaan dengan mempersilahkan
sekola memiliki ruang yang lebih luas untuk bergerak, berkembang,d an bekerja
menurut strategi-strategi unik mereka untuk menjalani dan mengelola sekolahnya
secara efektif.Oleh karena itu, sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung
jawab untuk memecahkan memecahkan masalahnya secara efektif dan secepat mungkin
ketika masalah itu muncul. Dengan kata lain, tujuan prinsip desentralisasi
adalah efisiensi dalam pemecahan masalah, bukan menghindari masalah. Oleh
karena itu, MBS harus mampu menemukan masala, memecahkannya tepat waktu dan
memberi sumbangan yang lebih besar terhadap efektivitas aktivitas pengajaran
dan pembelajaran. Tanpa adanya desentralisasi
kewenangan kepada sekolah itu sendiri maka sekolah tidak dapat memecahkan masalahnya
secara cepat, tepat, dan efisien.
3.
Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri
MBS tidak mengingkari bahwa
sekolah perlu mencapai tujuan-tujuan berdasarkan suatu kebijakan yang telah
ditetapkan, tetapi terdapat berbagai cara yang berbeda-beda untuk mencapainya.
MBS menaydari pentingnya untuk mempersilahkan sekolah menjadi system
pengelolaan secara mandiri di bawah kebijakannya sendiri. Sekolah memiliki
otonomi tertentu untuk mengembangkan tujuan pengajaran strategi manajemen,
distribusi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, memecahkan masalah, dan
mencapai tujuan berdasarkan kondisi mereka masing-masing. Karena sekolah
dikelola secara mandiri maka mereka lebih memiliki inisiatif dan tanggung
jawab.
Prinsip ini terkait dengan
prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas dan prinsip desentralisasi.
Ketika sekolah menghadai permasalahan maka harus diselesaikan dengan caranya
sendiri. Sekolah dapat menyelesaikan masalahnya bila telah terjadi pelimpahan
weewnang dari birokrasi di atasnya ke tingkat sekolah. Dengan adanya kewenangan
di tingkat sekolah itulah maka sekolah dapat melakukan system pengelolaan
mandiri.
4.
Prinsip Inisiatif Manusia (Principle of Human Initiative)
Perspektif sumber daya manusia
menekankan bahwa orang adalah sumber daya berharga di dalam organisasi sehingga
poin utama manajeman adalah mengembangkan sumber daya manusia di adalam sekolah
untuk berinisitatif. Berdasarkan perspektif ini maka MBS bertujuan untuk
membangun lingkungan yang sesuai untuk warga sekolah agar dapat bekerja dengan
baik dan mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas
pendidikan dapat diukur dari perkembangan aspek sumber dayamanusianya.
Prinsip ini emngakui bahwa manusia
bukanlah sumber daya yang statis, emlainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi
sumber daya manusia harus selalu digali, ditemukan, dan kemudina dikembangkan.
Sekolah dan lembaga pendidikan yang lebih luas tidak dapat lagi menggunakan istlah
staffing yang konotasinya hanya mengelola manusia sebagai barang yang statis.
Lemabga pendidikan harus menggunakan pendekatan human resources development
yang memiliki konotasi dinamis dan asset yang amat penting dan memiliki potensi
untuk terus dikembangkan.
D. Karakter dan fungsi Manajemen berbasis Sekolah
Selain itu, manajemen Berbasis
Sekolah harus diketahui, diamalkan oleh warga Indonesia terutama pada seorang
pendidik yang mengajar pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan juga
pendidikan menengah. Oleh sebab itu, beberapa karakteristik manajemen berbasis
sekolah sangat wajib dipahami pada sekolah yang ingin menerapkannya dan juga
diharapkan sekolah tersebut dapat memperhatikan serta memiliki karakteristik
MBS dan mampu menerapkannya dengan sukses. Nurkholis (dalam Manajemen Berbasis
Pendidikan : 2003) mengemukakan bahwa karakteristik yang terdapat pada MBS ini
ada 8, yaitu :
1.
Sekolah dengan MBS memiliki misi
atau cita-cita menjalankan sekolah untuk mewakili sekelompok harapan bersama.
Misi ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap fungsi dan efektivitas
sekolah,karena dengan misi ini warga sekolah dapat mengembangkan budaya
organisasi sekolah yang tepat, membangun komitmen yang tinggi terhadap sekolah,
dan mempunyai inisiatif untuk memberikan tingkat layanan pendidikan yang lebih
baik.
2.
Aktivitas pendidikan dijalankan
berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi sekolah. Hakikat aktivitas
sangat penting bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, karena
secara tidak langsung memperkenalkan perubahan manajemen sekolah dari manajemen
control eksternal menjadi model berbasis sekolah.
3.
Terjadinya proses perubahan
strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya
pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan kekuasaan, dan
keterampilan-keterampilan manajemen. Oleh karena itu, dalam konteks pelaksanaan
MBS, perubahan strategi manajemen lebih memandang pada aspek pengembangan yang
tepat dan relevan dengan kebutuhan sekolah.
4.
Keluasaan dan kewenangan dalam
pengelolaan sumber daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, guna
memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi, baik tenaga kependidikan,
keuangan dan sebagainya.
5.
MBS menuntut peran aktif sekolah,
administrator sekolah, guru, orang tua dan pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan di sekolah. Dengan MBS sekolah dapat mengembangkan siswa dan guru
sesuai dengan karakteristik sekolah masing-masing. Dalam konteks ini, sekolah
berperan mengembangkan inisiatif, memcahkan masalah, dan mengeksplorasi semua
kemungkinan untuk memfasilitasi efektivitas pembelajaran. Demikian halnya
dengan unsur-unsur lain seperti guru, orang tua, komite sekolah, administrator
sekolah, dinas pendidikan, dan sebagainya sesuai dengan perannya masing-masing.
6.
MBS menekankan hubungan antar
manusia yang cenderung terbuka, bkerja sama, semangat tim, dan komitmen yang
saling menguntungkan. Oleh karena it, iklim organisasi cenderung mengarah ke
tipe komitmen sehingga efektivitas sekolah dapat tercapai.
7.
Peran administrator sangat
penting dalam kerangka MBS, termasuk di dalamnya kualitas yang dimiliki
administrator.
8.
Dalam MBS efektivitas sekolah
dimulai menurut indicator multitingkat dan multisegi. Penilaian tentang
efektivitas sekolah harus mencakup proses pembelajaran dan metode untuk
membantu kemajuan sekolah. Oleh karena itu, penilaian efektivitas sekolah harus
memperhatikan multitingkat, yaitu pada tingkat sekolah, kelompok, individu,
serta indicator multisegi yaitu input, proses dan output sekolah serta
perkembangan akademik siswa.
Makna manajemen sekolah
seringkali disandingkan dengan makna dari administrasi sekolah. Berdasarkan
fungsinya pengertian dari manajemen dan administrasi ini sendiri mempunyai
fungsi nya yang sama. Sebab itu, perbedaan dari makna tersebut tidak konsisten
serta signifikan.
Gaffar (1989) dalam Mulyasa
(2002) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu
proses kerjasama yang sistematik, sistemik, dan kompeherensif dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.. Manajemen sendiri ialah komponen
integral yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses pendidikan secara
keseluruhan. Karena, tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan ini dapat
diciptakan secara efektif, optimal serta efisien. Konsep seperti itu sangatlah
berlaku pada sekolah yang membutuhkan manajemen yang efektif dan juga efisien.
Manajemen berbasis sekolah harus
disesuaikan dengan kebutuhan serta minat dari peserta didik, guru. Perlu adanya
pemahaman tentang fungsi-fungsi pokok dari manajemen itu sendiri, yaitu
perencanaan, pengawasan, pembinaan dan pelaksanaan. Keempat fungsi ini memiliki
proses yang sangat berkesinambungan.
1.
Perencanaan ialah suatu proses
yang sistematis dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang dilakukan di
waktu mendatang. Perencanaan juga memiliki istilah yaitu kegiatan untuk
menggunakan sumber-sumber terbatas secara efektif untuk mencapai suatu tujuan
yang sudah ditetapkan.
2.
Pelaksanaan ialah sebuah kegiatan
untuk mewujudkan rencana menjadi sebuah tindakan nyata untuk mencapai sebuah
tujuan yang efektif dan efisien.
3.
Pengawasan juga bisa diartikan
sebagai suatu upaya untuk merekam, mengawasi secara sistematis serta
berkesinambungan. Pada pengawasan ini juga merupakan salah satu kunci dari
keberhasilan proses manajemen.
4.
Pembinaan ialah suatu upaya
pengendalian profesional dari unsur yang terdapat pada organisasi tujuannya
untuk mencapai dapat terlaksananya sebuah rencana secara efisi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen berbasis sekolah
merupakan salah satu manajemen yang bergeak dibidang pendidikan yang merupakan
hasil implementasi dari system pendidikan yang terdahulu. MBS merupakan salah satu
system yang bekerja secara mandidi dimana seluruh kekuasaan dan pemutusan hasil
berada di tangan kepala sekolah dengan melibatkan seluruh sumber daya yang ada
di sekolah.
B. SARAN
Apabila suatu lembaga memiliki
suatu sistem yang baik maka hasil yang akan didapatkan oleh suatu lembaga juga
akan baik dan melebihi great yang ada. Begitu pula Sebaliknya apabila suatu
sistem dari suatu lembaga itu tidak baik maka hasil yang akan didapatkan oleh
suatu lembaga tersebut juga kurang maksimal. Oleh karea itu kinerja sistem
perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:
PT. Remaja Rosadakarya
Nurkolis,
2006, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta : Grasindo
Umaidi, dkk. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta
: Universitas Terbuka Dolong, Jufri. 2018. Karakteristik Manajemen Pendidikan
Berbasis Sekolah. Jurnal Pendidikan.7(1). (online).
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ZAXZP7u_q8gJ:j ournal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif Pendidikan/article/download/4928/4393+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id.
Diakses 13 Maret 2019.
Soedijarto,1993.Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan
Bermutu.Jakarta:
Balai
Pustaka.
Imron,
Ali, 1996. Kebijakan Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Thomas
dan Mudjito, 1990.Guru yang Efektif. Jakarta: CV Rajawali.
Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo
Persada:Jakarta
Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan
Supevisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya Offset:Bandung