Wikipedia

Search results



MAKALAH

KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Dosen Pengampu :

Drs.Siti Fatimah Soenaryo,Sp.d,Mp.d.
















Disusun Oleh :

Kelas 2-A

Kelompok 3

Danang Achmad Ashari
(201810430311042) - ketua
Annisa Angraini
(201810430311002)
Sindi Sulistyarini
(201810430311025)
Ahmad Hanif
(201810430311031)
Rahmawatin Nisa
(201810430311050)
Muhammad Syailan
(2018104300311052)




PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2019


KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya ,yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ini. penulisan makalah ini bertujuan untuk membantu serta memberi pemahaman kepada para pembaca mengenai pengembangan yang bergantung pada otoritas pengambilan suatu keputusan di sekolah.Tentunya dalam proses penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan, arahan serta masukan dari berbagai pihak yang telah bekerjasama. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya yang turut serta membatu menyelesaikan makalah ini.

Selaku manusia biasa, dalam menulis makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi.Oleh karena itu penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari guna memyempurnakan makalah pembuatan makalah selanjutnya.Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk para pembaca.











Malang, 13 Maret 2019

Penulis


fungsi
Manajemen
berbasis
Sekolah


Pengawasan

Pembinaan








Prinsip

Inisiatif

Manusia




. Prinsip
Prinsip Sistem
Desentralisasi
Pengelolaan

DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1

A.Latar Belakang............................................................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah........................................................................................................................ 2

C.Tujuan................................................................................................................................................ 2

D.Manfaat............................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3

A.Pengertian Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah............................................. 3

B. Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan kualitas Pendidikan.......... 5

C.Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah.................................................................................... 6

D.Karakteristik Dan Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah................................................ 9

BAB III PENUTUP...................................................................................................................... 12

A.Kesimpulan.................................................................................................................................... 12

B.Saran................................................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 13










BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Sekolah merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat karena dengan adanya sekolah masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang layak. Manajemen berbasis sekolah mengupayakan sekolah dapat menyelenggarakan tersedianya pendidikan yang layak dan memadai bagi siswa. Adanya kewenangan dalam pengelolaan pendidikan merupakan salah satu cara yang optimal dan fleksibel yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kinerja staf, mewujudkan partisipasi langsung dengan kelompok-kelompok terkait serta meningkatkan pemahaman yang luas terhadap pendidikan.

Oleh karena itu pemerintah membuat suatu kewenangan yang kemudian diterapkan dilingkungan sekolah yang dikenal dengan Manajement berbasis sekolah. Adanya program menejemen ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang bermutu. Program ini juga memerlukan adanya kerja sama antara komite sekolah, kepala sekolah, dewan guru serta peserta didik atau siswa. Apabila keberadaan elemen tersebut telah terpenuhi dan turut antusias dalam mensukseskan adanya manajement berbasis sekolah, maka pendidikan yang di cita-citakan akan terwujud.

Model manajemen yang seperti ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, agar lebih fleksibel atau lebih luwes dalam mengelola sumber daya sekolah, meningkatkan partisipasi warga sekolah secara langsung (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) serta mengikut sertakan masyarakat (orangtua siswa, masyarakat, ilmuwan dan pengusaha) untuk ikutserta meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku.










B.     Rumusan Masalah

1.         Apa pengertian dan konsep dasar manajemen berbasis sekolah?

2.         Apa hubungan MBS dalam peningkatan mutu pendidikan ?

3.         Apasaja prinsip yang dianut oleh MBS ?

4.         Bagaimanakah karakter serta fungsi yang dimiliki oleh MBS?


C.    Tujuan

1.         Untuk mengetahui pengertian dan konsep dasar manajemen berbasisis sekolah.

2.         Untuk mengetahui hubungan MBS dengan peningkatan mutu pendidikan

3.         Untuk mengetahui prinsip yang dianut oleh MBS

4.         Untuk mengetahui karakter dan fungsi yang dimiliki MBS


D.    Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar dapat membantu pembaca dalam memahami dan mengetahui tentang Konsep Dasar MBS. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang desentralisasi yang ada di sekolah dalam mengambil keputusan dan langkah-langkah yang akan diambil kedepannya.








BAB II

PEMBAHASAN




A. Pengertian Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen berbasis sekolah berasal dari tiga kata yaitu; menajemen berbasis dan sekolah. Berdasar arti penggalan kata manajemen memiliki arti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai target atau sasaran. Berbasis berasal dari kata basis yang berarti dasar atau asa. Sedangkan sekolah merupakan suatu tempat atau lembaga penyelenggara tersediaanya prosesbelajar mengajar. Berdasar arti penggalan kata diatas manajement berbasis sekolah dapat diartikan sebagaisuatu pemberdayaan sumber daya secara efektif yang berasaskan pada sekolah melalui kegiatan belajar mengajar.

Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu konsep menejemen yang bergerak dibidang pendidikan yang terpusat pada sumber daya yang ada di sekolah itu sendiri. Sehingga mutu dan prospek kerja sekolah bergatung pada internal sekolah itu sendiri. Adanya perbedaan pemusatan kekuasaan itulah yang membedakan manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan manajemen berbasis sekolah lainnya.

Pemberdayaan sekolah melalui MBS yang diterapkan melalui pemberdayaan sumber daya manusia salah satunya dapat dilakukan melalui pemberian kewenangan, dan fleksibillitas sumber daya lain untuk memecahkan persoalan yang dialami oleh sekolah yang bersangkutan. Tujuan utama dalam penerapan MBS ini adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan peningkatan relevansi pendidikan disekolah dengan cara pemberian wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk mengelola urusannyan sendiri.

Menurut Departemen Pendidikan Indonesia republik Indonesia, tujuan penggunaan MBS adalah ;


1.      Meningkatkan sekolah dalam tersedia. mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
2.      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.

3.      Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada sekolahnya.

4.      meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

Selain itu, penggunaan MBS juga memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi siswa melalui adanya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dan personel, peningkatan profesionalisme guru, penerapan reformasi kurikulum, dan peningkatkan keterlibatan masyarakat.

Program MBS juga memberikan kebebasan yang luas kepada kepala sekolah dalam mengelola sekolah tanpa mengabaikan kebijakan dan prioritas pemerintah, melalui beberapa strategi yaitu ;

a.       Kurikulum yang bersifat inklusif

b.       Proses belajar mengajar yang efektif

c.         Lingkungan sekolah yang mendukung

d.      Sumber daya yang berasal dari pemerataan standarisasi seperti Monitoring, evaluasi, dan tes.

e.       Penyatuan strategi kedalam empat fungsi pengelolaan sekolah ;

1)      Manajemen organisasi dan kepemimpinan.

2)      Proses belajar mengajar.

3)      Sumber daya manusia.

4)      Administrasi sekolah.

Karena MBS merupakan salah salah satu sistem berbasis Mandiri yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang berkaitan dengan sekolah dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah. Maka MBS memiliki konsep sebagai berikut ;

a.   Otonomi


Dimana merupakan kewenangan sekolah dalam mengatur dan mengurus kepentingan sekolah untuk mencapai tujuan dan menciptakan mutu pendidikan yang baik.




b.   Kemandirian

Dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya yang ada, dilakukan oleh sekolah secara mandiri dengan melibatkan kepala sekolah sebagai pemutus keputusan.

c.   Demokratis

Adanya keikutsertaan seluruh elemen yang ada di sekolah untuk menetapkan, menyusun, melaksanakan serta mengevaluasi pelaksanaan yang diagendakan sekolah untuk mencapai targer yang dicita-citakan oleh sekolah.


B.   Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan kualitas Pendidikan

Kualitas dalam arti luas dapat diartikan dengan dua konsep yaitu; Absolut, dan relatif. Dalam konsep absolut suatu (barang) dapat diartikan berkualitas apabila telah memenuhi standart tinggi dan sempurna. pencapaian ini dapat diartikan bahwa (barang) tersebut tidak melebihi standart yang ada.

Dalam konsep Absolut, kualitas diartikan sebagai kecantikan, kebaikan, kepercayaan yang ideal tanpa adanya kompromi. Apabila dipraktikkan dalam dunia pendidikan, konsep Absolut bersifat elastis. Hal ini dikarenakan minimnya lembaga pendidikan yang mampu menawarkan kualitas tinggi kepada peserta didik, dan sedikit jumlah peserta didik yang akan mampu membayarnya.

Sedangkan dalam konsep relatif kualitas bukan merupakan atribut dari suatu jasa melainkan kualitas dinilai apabila telah mencapai spesifikasi yang ditetapkan. Sehingga konsep relatif mengartikan kualitas sebagai alat ukur produk akhir dari standar yang ditentukan. Nilai suatu barang atau jasa dalam konsep relatif ini tidak harus mahal, eklusif danspesial. Hal ini dikarenakan konsep relatif meyakini bahwa barang yang berkualitas bias terkesan biasa-biasa saja, bersifat umum, dan dikenal banyak orang sehingga konotasi cantik akan terlihat dengan sendirinya.


Konsep relatif menitik beratkan produk atau jasa yang berkualitas pada kesesuaian produk dengan tujuan. Konsep relatif juga melihat kualitas dengan dua aspek yaitu ;

1.      Sudut pandang produsen sudut pandang ini kualitas dilihat dari spesifikasi yang ditetapkan.

2.      Sudut pandang konsumen atau pengguna dapat diartikan bahwa kualitas ditujukan untuk memenuhi tuntutan pelanggan.

Selain itu, kualitas juga diukur oleh beberapa elemen yaitu ;

a)      Usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

b)     Mencangkup adanya jasa, produk, manusia, proses, serta tersedianya lingkungan.

c)      Kondisi yang selalu berubah

Berdasarkan elemen-elemen tersebut kualitas dapat didefinisikan sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebbihi harapan yang dicita-citakan sekolah. Mutu pendidikan disuatu sekolahakan mencapai target atau melebihi target apabila lembaga tersebut memiliki kinerja manajemen yang handal dan berkompeten. Begitu pula sebaliknya, apabila suatu lembaga memiliki manajemen yang lemah dan tidak terarah maka secara tidak langsung mutu ataupun pelayanan lembaga tersebut tidakmaksimal bahkan kurang dari target.

C. Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah

Teori yang digunakan MBS untuk mengelola sekolah didasarkan pada empat prinsip, yaitu prinsip ekuifinalitas, prinsip desentralisasi, prinsip sistempengelolaan mandiri, dan prinsip inisiatif sumber daya manusia.

1.   Prinsip Ekuifinalitas (Principle of Equifinality)

Prinsip ini didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat beberapa cara yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan. MBS menekankan fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola oleh warga sekolah menurut kondisi mereka masing-masing. Karena kompleksnya pekerjaan sekolah saat ini dan adanya perbedaan yang besar antara sekolah yang satu dengan yang lain, misalnya perbedaan tingkat akademik siswa dan situasi komunitasnya, sekolah tak dapat dijalankan dengan struktur yang standar di seluruh kota, provinsi, apalagi negara.

Pendidikan sebagai entitas yang terbuka terhadap berbagai pengaruh eksternal. Oleh karena itu, tak menutup kemungkinan bila sekolah akan mendapatkan berabgai masalah sepertihalnya institusi umum lainya. Pada zaman yang lingkungannmya semakin kompleks ini maka sekolah akan semakin emndapatkan tantangan permasalahan.

Sekolah harus mampu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang paling tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Walaupun sekolah yang berbeda memiliki masalah yang sama, cara penanganannya akan berlainan antara sekolah yang satu dengan yang lain.

2. Prinsip Desentralisasi (Principle of Decentralization)

Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen sekolah modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip ekuifinaltias. Prinsip desentralisasi dilandasi oleh teori dasar bahwa pengelolaan sekolah dan aktivitas pengajaran tak dapat dieleakkan dari kesultian dan permasalhaan. Pendidikan adalah masalah yang rumit dan kompleks sehingga memerlukan desentralisasi dalam pelaksanaannya.

Prinsip ekuifinalitas yang dikemukakan sebelum mendorong adanya desentralisasi kekuasaan dengan mempersilahkan sekola memiliki ruang yang lebih luas untuk bergerak, berkembang,d an bekerja menurut strategi-strategi unik mereka untuk menjalani dan mengelola sekolahnya secara efektif.Oleh karena itu, sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk memecahkan memecahkan masalahnya secara efektif dan secepat mungkin ketika masalah itu muncul. Dengan kata lain, tujuan prinsip desentralisasi adalah efisiensi dalam pemecahan masalah, bukan menghindari masalah. Oleh karena itu, MBS harus mampu menemukan masala, memecahkannya tepat waktu dan memberi sumbangan yang lebih besar terhadap efektivitas aktivitas pengajaran dan pembelajaran. Tanpa adanya desentralisasi kewenangan kepada sekolah itu sendiri maka sekolah tidak dapat memecahkan masalahnya secara cepat, tepat, dan efisien.

3. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri

MBS tidak mengingkari bahwa sekolah perlu mencapai tujuan-tujuan berdasarkan suatu kebijakan yang telah ditetapkan, tetapi terdapat berbagai cara yang berbeda-beda untuk mencapainya. MBS menaydari pentingnya untuk mempersilahkan sekolah menjadi system pengelolaan secara mandiri di bawah kebijakannya sendiri. Sekolah memiliki otonomi tertentu untuk mengembangkan tujuan pengajaran strategi manajemen, distribusi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, memecahkan masalah, dan mencapai tujuan berdasarkan kondisi mereka masing-masing. Karena sekolah dikelola secara mandiri maka mereka lebih memiliki inisiatif dan tanggung jawab.

Prinsip ini terkait dengan prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas dan prinsip desentralisasi. Ketika sekolah menghadai permasalahan maka harus diselesaikan dengan caranya sendiri. Sekolah dapat menyelesaikan masalahnya bila telah terjadi pelimpahan weewnang dari birokrasi di atasnya ke tingkat sekolah. Dengan adanya kewenangan di tingkat sekolah itulah maka sekolah dapat melakukan system pengelolaan mandiri.

4. Prinsip Inisiatif Manusia (Principle of Human Initiative)

Perspektif sumber daya manusia menekankan bahwa orang adalah sumber daya berharga di dalam organisasi sehingga poin utama manajeman adalah mengembangkan sumber daya manusia di adalam sekolah untuk berinisitatif. Berdasarkan perspektif ini maka MBS bertujuan untuk membangun lingkungan yang sesuai untuk warga sekolah agar dapat bekerja dengan baik dan mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan dapat diukur dari perkembangan aspek sumber dayamanusianya.

Prinsip ini emngakui bahwa manusia bukanlah sumber daya yang statis, emlainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi sumber daya manusia harus selalu digali, ditemukan, dan kemudina dikembangkan. Sekolah dan lembaga pendidikan yang lebih luas tidak dapat lagi menggunakan istlah staffing yang konotasinya hanya mengelola manusia sebagai barang yang statis. Lemabga pendidikan harus menggunakan pendekatan human resources development yang memiliki konotasi dinamis dan asset yang amat penting dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan.

D. Karakter dan fungsi Manajemen berbasis Sekolah

Selain itu, manajemen Berbasis Sekolah harus diketahui, diamalkan oleh warga Indonesia terutama pada seorang pendidik yang mengajar pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan juga pendidikan menengah. Oleh sebab itu, beberapa karakteristik manajemen berbasis sekolah sangat wajib dipahami pada sekolah yang ingin menerapkannya dan juga diharapkan sekolah tersebut dapat memperhatikan serta memiliki karakteristik MBS dan mampu menerapkannya dengan sukses. Nurkholis (dalam Manajemen Berbasis Pendidikan : 2003) mengemukakan bahwa karakteristik yang terdapat pada MBS ini ada 8, yaitu :

1.      Sekolah dengan MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah untuk mewakili sekelompok harapan bersama. Misi ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap fungsi dan efektivitas sekolah,karena dengan misi ini warga sekolah dapat mengembangkan budaya organisasi sekolah yang tepat, membangun komitmen yang tinggi terhadap sekolah, dan mempunyai inisiatif untuk memberikan tingkat layanan pendidikan yang lebih baik.

2.      Aktivitas pendidikan dijalankan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi sekolah. Hakikat aktivitas sangat penting bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, karena secara tidak langsung memperkenalkan perubahan manajemen sekolah dari manajemen control eksternal menjadi model berbasis sekolah.

3.      Terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan kekuasaan, dan keterampilan-keterampilan manajemen. Oleh karena itu, dalam konteks pelaksanaan MBS, perubahan strategi manajemen lebih memandang pada aspek pengembangan yang tepat dan relevan dengan kebutuhan sekolah.
4.      Keluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, guna memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan sebagainya.

5.      MBS menuntut peran aktif sekolah, administrator sekolah, guru, orang tua dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah. Dengan MBS sekolah dapat mengembangkan siswa dan guru sesuai dengan karakteristik sekolah masing-masing. Dalam konteks ini, sekolah berperan mengembangkan inisiatif, memcahkan masalah, dan mengeksplorasi semua kemungkinan untuk memfasilitasi efektivitas pembelajaran. Demikian halnya dengan unsur-unsur lain seperti guru, orang tua, komite sekolah, administrator sekolah, dinas pendidikan, dan sebagainya sesuai dengan perannya masing-masing.

6.      MBS menekankan hubungan antar manusia yang cenderung terbuka, bkerja sama, semangat tim, dan komitmen yang saling menguntungkan. Oleh karena it, iklim organisasi cenderung mengarah ke tipe komitmen sehingga efektivitas sekolah dapat tercapai.

7.      Peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS, termasuk di dalamnya kualitas yang dimiliki administrator.

8.      Dalam MBS efektivitas sekolah dimulai menurut indicator multitingkat dan multisegi. Penilaian tentang efektivitas sekolah harus mencakup proses pembelajaran dan metode untuk membantu kemajuan sekolah. Oleh karena itu, penilaian efektivitas sekolah harus memperhatikan multitingkat, yaitu pada tingkat sekolah, kelompok, individu, serta indicator multisegi yaitu input, proses dan output sekolah serta perkembangan akademik siswa.

Makna manajemen sekolah seringkali disandingkan dengan makna dari administrasi sekolah. Berdasarkan fungsinya pengertian dari manajemen dan administrasi ini sendiri mempunyai fungsi nya yang sama. Sebab itu, perbedaan dari makna tersebut tidak konsisten serta signifikan.

Gaffar (1989) dalam Mulyasa (2002) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik, dan kompeherensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.. Manajemen sendiri ialah komponen integral yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses pendidikan secara keseluruhan. Karena, tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan ini dapat diciptakan secara efektif, optimal serta efisien. Konsep seperti itu sangatlah berlaku pada sekolah yang membutuhkan manajemen yang efektif dan juga efisien.

Manajemen berbasis sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan serta minat dari peserta didik, guru. Perlu adanya pemahaman tentang fungsi-fungsi pokok dari manajemen itu sendiri, yaitu perencanaan, pengawasan, pembinaan dan pelaksanaan. Keempat fungsi ini memiliki proses yang sangat berkesinambungan.

1.      Perencanaan ialah suatu proses yang sistematis dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang dilakukan di waktu mendatang. Perencanaan juga memiliki istilah yaitu kegiatan untuk menggunakan sumber-sumber terbatas secara efektif untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan.

2.      Pelaksanaan ialah sebuah kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi sebuah tindakan nyata untuk mencapai sebuah tujuan yang efektif dan efisien.

3.      Pengawasan juga bisa diartikan sebagai suatu upaya untuk merekam, mengawasi secara sistematis serta berkesinambungan. Pada pengawasan ini juga merupakan salah satu kunci dari keberhasilan proses manajemen.

4.      Pembinaan ialah suatu upaya pengendalian profesional dari unsur yang terdapat pada organisasi tujuannya untuk mencapai dapat terlaksananya sebuah rencana secara efisi










BAB III

PENUTUP


A.  KESIMPULAN

Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu manajemen yang bergeak dibidang pendidikan yang merupakan hasil implementasi dari system pendidikan yang terdahulu. MBS merupakan salah satu system yang bekerja secara mandidi dimana seluruh kekuasaan dan pemutusan hasil berada di tangan kepala sekolah dengan melibatkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah.

B.  SARAN

Apabila suatu lembaga memiliki suatu sistem yang baik maka hasil yang akan didapatkan oleh suatu lembaga juga akan baik dan melebihi great yang ada. Begitu pula Sebaliknya apabila suatu sistem dari suatu lembaga itu tidak baik maka hasil yang akan didapatkan oleh suatu lembaga tersebut juga kurang maksimal. Oleh karea itu kinerja sistem perlu diperhatikan.


DAFTAR PUSTAKA




Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya

Nurkolis, 2006, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta : Grasindo

Umaidi, dkk. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Universitas Terbuka Dolong, Jufri. 2018. Karakteristik Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Jurnal Pendidikan.7(1). (online).


Diakses 13 Maret 2019.

Soedijarto,1993.Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu.Jakarta:

Balai Pustaka.

Imron, Ali, 1996. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Thomas dan Mudjito, 1990.Guru yang Efektif. Jakarta: CV Rajawali.

Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo Persada:Jakarta

Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supevisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya Offset:Bandung