PELAKSANAAN
MBS
KD BERAPA
INDIKATOR BERAPA
MAKALAH MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
|
Disusun
oleh :
|
|
|
Kelompok 4
|
|
|
PGSD 2A
|
|
1. Ahmad
Anang Ma’ruf
|
(201810430311029)
- Ketua
|
|
2.
|
Fatima Habiba
|
(201810430311009)
|
3.
|
Ach. Fahrul Tryan F.
|
(201810430311013)
|
4.
|
Nurindah Citra A.
|
(201810430311023)
|
5.
|
Melinda Ayu Windari
|
(201810430311026)
|
6.
|
Nurul Hidayah
|
(201810430311048)
|
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT karena atas ridho-Nya kami berhasil menyelesaikan tugas makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah.Makalah yang kami
buat ini, di dalamnya menjelaskan tentang Manajemen Berbasis Sekolah yang mana
akan kami bahas secara jelas dan lengkap tentang Pelaksaan Manajemen Berbasis
Sekolah.
Kami juga banyak berterimakasih
kepada ibu Siti Fatimah Soenaryo yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sehingga dapat
terselesaikan dengan tepat waktu dan saya mengharapkan agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, termasuk menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca tentang bahasa Indonesia.
Kami menyadari setiap karya tulis
pasti memiliki kekurangan, karena manusia tidak lepas dari sebuah kesalahan,
maka dari itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
dapat menyempurnakan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................................................................ ii
PETA
KONSEP......................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
A. Latar
Belakang.................................................................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................................................................ 1
BAB II
ISI...................................................................................................................................................... 2
C. Konsep Perencanaan
Pengembangan Pendidikan di Sekolah................................... 2
D.
Tahap-tahap Perencanaan Pengembangan Pendidikan di Sekolah......................... 4
BAB III
KESIMPULAN...................................................................................................................... 16
A.
Kesimpulan...................................................................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perencanaan dalam suatu
organisasi adalah hal terpenting yang harus dilakukan untuk mencapai
keefektifan dan kefesienan dalam mengatur sumberdaya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh seluruh orang-orang yang terlibat
dengan baik, begitupun dengan sekolah. Merencanakan dalam hal ini adalah
menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dalam kurun waktu yang telah
dilakukan, menentukan waktu kegiatan, mengatur dan memperhitungkan sumber daya
yang dimiliki agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memuaskan.
Rencana pengembangan sekolah
(RPS) merupakan salah satu unsur penting dari manajemen sekolah yang harus
dimiliki. RPS memiliki fungsi untuk menjadi pedoman atau patokan orang-orang
yang terlibat di sekolah untuk menuju peningkatan dan pengembangan sekolah yang
baik dengan sikap preventif mengurangi ketidakpastian di masa depan. RPS dibuat
sebagai panduan dan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan dalam jangka panjang (20
tahun), jangka menengah (5 tahun), maupun jangka pendek (1 tahun).
Ditambahkan oleh fakta bahwa
terdapat ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 mengenai standar nasional pendidikan (SNP),
bahwa seluruh satuan pendidikan harus memenuhi SNP, dan salah satu usaha untuk
memenuhi SNP adalah dengan membuat RPS.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
Konsep Perencanaan Pengembangan Pendidikan di Sekolah?
2.
Apa Saja Tahap-tahap Perencanaan
Pengembangan Pendidikan di Sekolah?
BAB II
ISI
A.
Konsep
Perencanaan Pengembangan Pendidikan di Sekolah
Sebuah sekolah yang melakukan manajemen
berbasis sekolah melakukan perencanaan sekolah yang kemudian akan menghasilkan
pengembangan sekolah atau biasa disebut RPS. Selain itu setiap sekolah biasanya
telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang menjadi tolok ukur oleh para
penyelenggara pendidikan, yang oleh karna itu mutlak hukumnya bagi sekolah
untuk memiliki pengembangan program sekolah yang relevan dengan visi dan misi
sekolah.
Rencana pengembangan sekolah atau
RPS adalah suatu proses yang dilakukan sekolah untuk menentukan tindakan-tindakan
masa depan sekolah dengan tepat, dimulai dengan memperhitungkan sumberdaya yang
dimiliki sekolah, serta untuk menentukan gambaran yang lebih rinci, terukur,
dan layak untuk dilakukan oleh sekolah. RPS adalah buah hasil dari perencanaan
sekolah dalam bentuk dokumen yang berisi tentang gambaran kegiatan-kegiatan
sekolah di masa yang akan datang guna mencapai tujuan sekolah yang sudah
ditetapkan bersama. RPS adalah hal penting yang harus dimiliki sekolah guna
menjadi pedoman dan pembimbing arah bagi warga sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah dan mengurangi resiko kegagalan untuk masa depan sekolah.
Tujuan
rinci secara umum dari pembuatan RPS adalah
1.
Menjamin agar dalam proses
mencapai tujuan dapat dilakukan dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko
yang kecil.
2. Mendukung
koordinasi antar pelaku sekolah.
3.
Menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah, antar sekolah maupun
denagn dinas pendidikan kabupaten atau kota.
4.
Menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
5. Mengoptimalkan
partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
6.
Menjamin tercapainya penggunaan
sumberdaya secara efesien, efektif dan berkelanjutan.
Sekolah harus membuat rencana
strategis (RPS strategis atau Renstra) untuk jangka waktu yang panjang yaitu 5
tahun kedepan dan rencana operasional / rencana tahunan sekolah (RPS tahunan)
yang merupakan penjabaran dari renstra. Rencana strategis sekolah biasanya
berisikan perumusan visi, misi tujuan strategis sekolah, program-program
strategis, strategis pelaksanaan, rencana biaya, monitoring dan evaluasi.
Sedangkan rencana tahunan sekolah dapat dilakukan dalam 2 alternatif.
Alternatif 1 biasanya berisikan tentang tujuan yang akan dicapai di 1 tahun
kedepan, program-program yang akan dilakukan mencapai tujuan 1 tahun kedepan,
rencana pelaksanaan, rencana anggaran/biaya, rencana pengawasan dan evaluasi.
Alternative 2 berisi tentang
identifikasi tantangan nyata yang akan dihadapi sekolah 1 tahun kedepan,
perumusan/tujuan 1 tahun kedepan sesuai dengan tantangan yang akan dihadapi
sekolah (tujuan situasional sekolah), pemilihan urusan-urusan sekolah yang
perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan, analisis SWOT (adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan/strengths, kelemahan/weaknesses,
peluang/opportunities, dan ancaman/threats), langkah-langkah pemecahan persoalan, dan penyusunan rencana dan program
kerja tahunan sekolah.
Dalam perencanaan RENSTRA dapat
menentukan seberapa besar peluang keberhasilan sekolah dari program-program
sekolah yang sudah ditentukan. Dan dalam pembuatan pengembangan program sekolah
hendaknya dilakukan tahapan-tahapan yang sistematis dengan langkah-langkah yang
dapat dipertanggungjawabkan baik secara akademik, sosial maupun yuridis. Selain
itu hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah juga harus mempertimbangkan
kompetensi dan kemampuan sekolah, yakni sejauh mana sumber daya sekolah dan
lingkungan sekolah dapat mendukung program-program sekolah dan apakah adanya
kemungkinan terjadi hambatan saat dilakukannya program.
Beberapa hal yang harus diperhatiakn dalam pembuatan
pengembangan perencanaan program sekolah adalah:
1.
Secara ideal, RPS memiliki 3
jenis yaitu, RPS jangka panjang (diatas 5 tahun), jangka menengah (5 tahun)
yang disebut rencana strategis, dan jangka pendek (1 tahun) disebut dengan
rencana operasional.
2.
Prosedur pembuatan RPS mengacu
pada langakah-langkah yang digunakan dalam pembuatan RPS, demikian juga dalam
proses pembuatannya.
3.
Secara substansi, perencanaan
program yang dikembangkan dalam RPS disesuaikan dengan kebutuhan sekolah namun
tetap mengacu pada SNP.
B. Tahap –
tahap Perencanaan Pengembangan Pendidikan di Sekolah
1. Merumuskan
Visi, Misi Tujuan Sekolah
Visi adalah imajinasi moral yang
menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa yang akan datang. Dalam
menentukan visi, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa
depan sebagai sekolah internasional. Beberapa contoh perkembangan sekolah yang
perlu diperhatikan antara lain:
a. Perkembangan iptek akan berpengaruh pada
kehidupan, termasuk pendidikan
b. Era global akan menyebabkan lalu lintas tenaga
kerja asing di Indonesia, sebaliknya banyak tenaga kerja Indonesia diluar
negeri.
c. Era informasi menyebabkan siswa mendapat
informasi tidak hanya dari guru disekolah.
d. Era global juga dapat mempengaruhi perilaku dan
moral manusia sehingga sekolah diharapkan mampu menanamkan akhlak kepada siswa.
Visi sekolah dikembangkan sesuai
keinginan atau cita-cita sekolah dengan tetap berkepribadian Indonesia. Visi
sekolah berkiblat pada kondisi lingkungan sekolah dan daerah, namun tetap harus
bermuatan nasionalisme. Hal diatas penting dipahami untuk menghindari
terjadinya kesalahan bahwa sekolah bebas menentukan visinya dan tidak terkait
dengan kebijakan pihak lain. Visi sekolah juga harus mempertimbangkan
potensi yang dimiliki sekolah dan harapan masyarakat di sekitar sekolah.
Rumusan visi sebagai sekolah potensial seharusnya memberikan isyarat: a.
Berorientasi pada masa depan menuju SSN atau bahkan SBI secara
utuh.
b. Menunjukkan keyakinan masa
depan yang jauh lebih baik daripada sekarang, sesuai dengan normadan harapan
masyarakat daerah.
c.
Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
d. Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya
inspirasi, semangat, dan komitmen warga untuk mewujudkan SSN.
e. Mampu menjadi dasar dan mendorong
terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah menuju kearah SSN.
f.
Menjadi dasar perumusan misi dan tuijuan sekolah.
Misi adalah tindakan untuk
mewujudkan visi, misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban, dan rancangan tindakan guna mewujudkan visi sekolah. Rumusan misi
selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan tindakan pembuktian untuk mewujudkan
visi dan memenuhi kebutuhan sekolah.
Sedangkan dalam proses perumuskan
tujuan sekolah untuk memenuhi SSN harus bertolak pada visi dan misi. Jika visi
dan misi dikaitkan pada waktu yang panjang, tujuan dikaitkan dengan jangka waktu
menengah(lima tahunan). Dengan demikian tujuan, adalah tahapan atau langkah
untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dirancang. Tujuan disini bersifat
global, dan komprehensif dapat mengarah pada pencapaian internasional pada
aspek isi,proses, sarana, kelulusan, pengelolaan, pembiayaan, pendidik, maupun
penilaian.
2. Asasmen Kebutuhan
Pembangunan pendidikan merupakan
persoalan penting dalam pembentukan SSN, untuk mencapai tujuan itu maka
diperlukan adanya asasmen kebutuhan untuk menemukan unsur yang paling urgen
agar segera ditindak lanjuti. Asasmen kebutuhan difokuskan pada masalah kondisi
manajemen pengetahuan dan informasi yang ada pada penyelenggaraan, pengelolaan,
dan pelaksanaan pembangunan sekolah untuk tercapainya visi, misi, dan tujuan
sekolah. Melakukan asasmen kebutuhan sekolah dapat dilakukan dengan
menganalisis kondisi sekolah saat ini yang kemudian dilanjutkan dengan
menganalisi kondisi sekolah yang diharapkan dalam 5 tahun kedepan.
a. Melakukan
analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
Suatu analisis atau kajian yang
dilakukan sekolah untyk mengetahui semua unsur sekolah kolah disekitar sekolah
yang akan dan telah memengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya.
Analisis tersebut lebih menitikberatkan pada analisis situasi pendidikan
jenjang sekolah di sekitar sekolah yang bersangkutan, khususnya pada sekolah
sejenis. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji
anatara lain kondisi saat ini tentang PMB, guru, kepala sekolah, tenaga TU, laboraturium,
fasilitas, sarpras, media pengajaran dan fasilitas lainnya. Hasil kajian
tersebut selanjutnya dirumuskan menjadi SSN. Hasil tersebut selanjutnya akan
dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan pada masa 5 tahun mendatang
sehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.
b.
Melakukan analisis situasi
pendidikan sekolah yang diharapkan pada 5 tahun kedepan.
Sekolah melakukan suatu kajian
atau penelaahan cita – citra, potret, pendidikan yang berstandart internasional
dimasa datang (khususnya dalam 5 tahun mendatang). Dalam menganalisis situasi
pendidikan sekolah yang diharapkan pada 5 tahun mendatang, melibatkan semua
stake holder sekolah khususnya mereka yang
memiliki cara pandang yang fisioner sehingga dapat
menentukan kondisi sekolah yang benar – benar ideal sekaligus terukur,
feasible, dan rasional. Diharapkan apa yang menjadi idealisme dalam 5 tahun
medatang merupakan edukasion profil yang ideal. Yaitu mampu menjadi SSN secara
penuh, baik dalam hal standar nasional tentang skl, standar isi (ktsp), standar
pmb, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sapras, standar
pengelolaan, standar pembiyayaan maupun standar penilaian. Hasil analisis
tersebut
selanjutnya akan dipergunakan untuk dibandingkan dengan kondisi sekolah
saat ini.
Kondisi
Sekolah Saat Ini
|
Kondisi
yang diharapkan
|
|
1.
Bangunan Sekolah
|
|
|
a.
|
Kelas
|
|
|
Saat
ini pembangunan kelas
|
Kondisi
kelas yang nyaman agar
|
|
masih
kurang merata karena
|
proses
belajar mengajar dapat
|
|
berbagai
faktor, khususnya di
|
berjalan
dengan efektif.
|
|
daerah
terpencil di Indonesia.
|
|
|
Masih
banyak kelas yang
|
|
|
kondisinya
tidak layak huni.
|
|
b.
|
Perpustakaan
Sekolah
|
|
|
Buku
atau referensi yang
|
|
|
dimiliki
kurang memadai.
|
Buku sebagai
sumber literasi
|
c.
|
Laboratorium
Sekolah
|
ditambah
lagi agar menunjang proses
|
|
Kekurangan
alat peraga untuk
|
belajar.
|
|
setiap
materi praktikum.
|
|
d.
|
Kantor
Guru
|
Memiliki
alat peraga yang lebih
|
|
Kekurangan
fasilitas
|
lengkap
lagi untuk menunjang proses
|
|
pendukung
pelaksanaan kerja
|
beajar
mengajar.
|
|
guru di
sekolah.
|
|
e.
|
Toilet
Siswa dan Guru
|
Dana
dialokasikan juga untuk
|
|
Kurang
bersih karena
|
memikirkan
kebutuhan guru di
|
|
kurangnya
kesadaran murid
|
sekolah.
|
|
daklam menjaga
fasilitas toilet
|
|
|
yang
sudah disediakan
|
Toilet
bersih, tidak ada fasilitas yang
|
|
sekolah.
|
kurang
pada toilet(air mati, toilet
|
|
Toliet
guru biasanya sudah
|
kotor,
dll)
|
|
dilengkapi
dengan fasilitas
|
|
|
yang
baik dan dapat
|
|
|
dimanfaatkan
secara baik pula.
|
|
f. Kantin
Sekolah
Menyediakan jajanan kuranng sehat yang apabila
dikonsumsi
siswa
akan berefek pada
kesehatan.
2. Murid/
siswa
Membutuhkan penanganan ekstra dari guru
3. Guru/
Pengajar
Banyak guru kurang professional karena berbagai faktor
4. Komite
Sekolah
Kurang memadai dalam mewadahi aspirasi anggota sekolah
5.
Sistem Penilaian dan Evaluasi
Soal kurangterkadang kurang relevan
6. Peraturan
Sekolah
Peraturan sekolah tidak memberi efek jera pada siswa
7.
Proses Belajar Mengajar Kondisi
belajar mengajar sudah sesuai kurikulum
Menyediakan jajanan sehat dan meminimalisir jajanan yang kurang sehat
apabila dikonsusmsi dalam jangka panjang.
Guru melalui tenaga BK harus tahu faktor-faktor pada diri setiap siswa.
Setiap guru paham akan tugas guru dan mulai mempelajari kiat
professionalisme guru.
Komite sekolah wajib menyelenggarakan suasana dan kondidi yang
transparan dan mewadahi serta menyalurkan aspirasi.
Guru sebagai tenaga pendidik wajib menciptakan soal yang relevan untuk
menciptakan alumni yang berkualaitas.
Proses belajar mengajar yang sesuai dengan apa yang diprogramkan dan mampu
membawa pribadi peserta didik lebih baik dan dapat memahami materi lebih baik
lagi.
3. Perumusan
Tantangan
Diambil dari salah satu contoh Sekolah X yang menjalankan
pendidikan dan proses belajar mengajar di dekat pasar (pusat
perbelanjaan).
Sekolah ini mengalami kesulitan dalam berbagai aspek
diantaranya
adalah karena sekolah ini berdekatan dengan pasar membuat
kondisi sekitar sekolah menjadi sangat ramai baik secara lalulintas
maupun ketika
proses belajar mengajar berlangsung. Lalu lintas dapat
membuat
jalanan sangat padat
dan macet yang kemudian membuat
sedikit
terganggunya keselamatan anak-anak dalam perjalanan berangkat
sekolah
maupun pulang dari sekolah, kemudian masalah dalam proses belajar mengajar adalah ketika proses PBM
berlangsung kegiatan jual beli di pasar juga sedang berlangsung sehingga
kondusifitas kelas menjadi terganggu karena bising yang disebabkan oleh
aktivitas orang-orang dipasar, selain itu kosentrasi siswa akan menurun karena
banyaknya suara yang dapat didengar siswa, siswa menjadi pecah kosentrasinya
akibat mendengar guru yang mengajar dan dengar suara-suara pasar.
Tentu saja siswa tidak akan fokus
pada saat guru menjelaskan siswa akan lebih tertarik untuk mengobrol dengan
temannya yang lebih dapat ia dengar dengan baik. Serta di area sekolah X
tersebut juga terdapat sekolah Y yang memiliki prestasi yang baik. Namun,
meskipun di sekolah X terkadang memiliki proses belajar dan pembelajaran yang
tidak dapat kondusif, sekolah X juga tidak kalah dalam hal prestasi dari
sekolah Y. Sekolah X memiliki keunggulan dalam pengetahuannya sehingga memiliki
prestasi yang baik dan banyak serta memiliki kualitas lulusan yang baik.
4. Analisis masalah
menggunakan analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan pengujian
terhadap strength (kekuatan), weakness (kelemahan), serta opportunities
(kesempatan) dan threats (ancaman) yang terjadi pada lingkungan eksternal dan
internalnya. Analisis SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan
sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan
strategis dalam berbagai terapan (Johnson, dkk,1989; Bartol dkk, 1991)
5.
Penyusunan Program dan Kegiatan
Sekolah perlu
mngembangkan berbagai strategi diantaranya yakni:
(a) bekerjasama
dengan Komite Sekolah, sekolah sekitar, dan sebagainya;
(b)
melaksanakan rekrutmen dengan tes
dan non tes untuk mendapatkan calon peserta didik yang memadai; (c)
berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; (d) melakukan sosialisasi
dan promosi kepada masyarakat; (e) bekerjasama dengan lembaga bimbingan atau
lainnya untuk ikut serta melaksankan tes.
Hasil yang diharapkan dapat diperoleh
dalam pengembangan sasaran ini adalah (a)tersusunnya kriteria calon peserta
didik baru; (b) tersusunnya pedoman persyaratan masuk sebagai calon peserta
didik baru;
(c)
tersusunnya pedoman prosedur atau
mekanisme penerimaaan calon peserta didik baru; (d) tersusunnya pedoman
pelaksanaan penerimaan calon peserta didik baru; (e) ditetapkannya sejumlah
calon peserta didik baru sesuai kebutuhan sekolah; (f) terlaksananya evaluasi penyelenggaraan penerimaan calon peserta didik
baru; (g) terwujudnya dokumen pelaporan kepada berbagai pihak terkait: dan (h)
tersusunnya panitia khusus yang menangani penerimaan calon peserta didik baru.
a.
Penyiapan calon pserta didik
memasuki kelas I/II dan penempatannya pada kelas VI
Disamping itu sekolah dapat
mengembangkan program lain yang bersifat orientasi siswa terhadap siswa dan
lingkungannya (MOS). Strategi yang ditempuh untuk penyiapan calon peserta didik
baru yaitu (a) membentuk sebuah panitia khusus; (b) bekerasama dengan perguruan
tinggi atau LPMP untuk penyususunan materi: (c) berkoordinasi dengan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota; (d) membentuk sebuah tim khusus yang terdiri atas
guru-gurupelaksana matrikulasi sesuai dengan bidangnya; (e) bekerjasama dengan
Komite Sekolah dalam hal pembiayaan; (f) dalam pelaksanaannya dijadikan satu
dengan program MOS; dan (g) menentukan strategi lain yang diperlukan.
Hasil yang diharapkan dapat
diperoleh dari sasaran tersebut adalah (a) terlaksanakannya tes penempatan atau
placement test; (b) tersusunnya mateeri tes penempatan; (c) terlaksanakannya
tes penempatan; (d) teranalisisnya hasil tes; (e) terwujudnya pengelompokkan
anak berdasarkan hasil tes; (f) terlaksanakannya matrikulasi sesuai hasil tes;
(g) terlaksanakannya hasil tes; (h) ditempatkannya siswa baru sesuai atau
berdasarkan hasil tes tersebut;
(i)
terlaksanaknnya program masa orientasi siswa (MOS).
b. Sasaran
atau program pengembangan tenaga pendidik (guru)
Strategi yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan sasaran tersebut yaitu (a) melaksanakan workshop/ pelatihan
secara internal di sekolah ; (b) mengirimkan guru dalam MGP; (c) melaksanakan
kerjasama dengan LPM; (d) melaksanakan in house training; (e) melaksanakan
kerjasama dengan lembaga/ instansi lain, khususnya dalam pningkatan guru bidang
ICT; (f) melaksanakan magang dan kunjungan ke sekolah lain; (g) melaksanakan
kerjasama dengan LPTI, perguruan tinggi.
Hasil yang diharapkan dapat diperoleh
dari sasaran tersebut adalah (a) tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang
pengembangan KTSP; (b) tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang manajemen
pembelajaran; (c) tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan
strategi pembelajaran (CTL, mastery learning, PAKEM); (d) tercapainya
peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan media pembelajaran; (e)
tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang penggunaan ICT (computer ,
internet, dan perangkat ICT lainnya); (f) tercapainya peningkatan kompetensi
dalam PTK, bahasa inggris, dan sebagainya.
c.
Sasaran atau program pengembangan kepala sekolah
Strategi yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan sasaran tersebut yaitu (a) melaksanakan workshop/ pelatihan
secara internal di sekolah; (b) melakukan kerjasama dengan LPMP; (c)
melaksanakan in house training atau pendampingan bagi pimpinan sekolah; (d)
melakukan kerjasama dengan lembaga/ instansi lain , khususnya dalam peningkatan
kepala sekolah bidang ICT; (e) melaksanakan magang dan kunjungan ke sekolah
lain; (f) melakukan kerjasama dengan LPTI, perguruan tinggi.
Hasil yang diharapkan dapat
diperoleh dari sasaran tersebut adalah (a) tercapainya peningkatan kompetensi
manajemen mutu; (b) tercapainya peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan
keterampilan dalam berbagai bidang; (c) tercapainya peningkatan kompetensi
dalam bidang komunikasi; (d) tercapainya peningkatan kompetensi dalam bidang
ICT; (e) tercapainya peningkatan kompetensi dalam bidang bahasa inggris; (f)
tercapainya peningkatan kompetensi dalam pengembangan KTSP, dan tercapainya
peningkatan kompetensi lain sebagai kepala sekolah.
d.
Sasaran atau program pengembangan
tenaga pendukung sekolah Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran
tersebut yaitu (a) melaksanakan workshop/ pelatihan
secara internal di sekolah; (b) melakukan kerjasama dengan lembaga kursus; (c)
melaksanakan in house training atau pendampingan bagi tenaga pendukung sekolah;
(d) melakukan kerjasama dengan lembaga/ instansi lain , khususnya dalam
peningkatan bidang ICT; (e) melakukan magang dan kunjungan ke sekolah lain; (f)
melakukan kerjasama dengan LPTK, perguruan tinggi.
Hasil yang diharapkan dapat diperoleh
dari sasaran tersebut adalah (a) tercapainya peningkatan kompetensi dalam
bidangnya; (b) tercapainya peningkatan keterampilan dalam bidangnya; (c)
tercapainya peningkatan kompetensi dalam manajemen/ administrasi sesuai
bidangnya; (d) tercapainya peningkatan kompetensi dalam bidang maintenance; (e)
tercapainya peningkatan kompetensi dalam bidang bahasa inggris; (f) tercapainya
peningkatan kompetensi dalam bidang ICT.
e. Sasaran atau program pengembangan dan pemberdayaan tim pengembang
sekolah
Strategi yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan sasaran tersebut yaitu (a) melaksanakan workshop/ pelatihan
secara internal di sekolah; (b) melakukan kerjasama dengan lembaga kursus; (c)
melaksanakan in house training atau pendampingan bagi tim pengembang sekolah;
(d) melakukan kerjasama dengan lembaga/ instansi lain , khususnya dalam
peningkatan bidang ICT; (e) melakukan magang dan kunjungan ke sekolah lain; (f)
melakukan kerjasama dengan LPTK, perguruan tinggi.
Hasil yang diharapkan dapat
diperoleh dari sasaran tersebut adalah (a) tercapainya peningkatan kompetensi
dalam bidang perencanaan sekolah atau pembuatan RPS; (b) tercapainya
peningkatan kemampuan dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi program
sekolah; (c) tercapainya peningkatan kompetensi dalam melaksanakan supervise, monitoring, dan
evaluasi internal; (d) tercapainya peningkatan kompetensi dalam bahasa inggris;
(e) tercapainya peningkatan kompetensi dalam bidang ICT.
6.
Analisis Anggaran
Rencana biaya dapat dirumuskan
pertahun, sehingga dalam waktu lima tahun dapat diketahui jumlah biaya yang
diperlukan dan dari sumber biaya mana saja. Untuk membantu keakuratan dalam
rancangan biaya pertahunnya, rencana biaya pada tahun pertama dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan biaya di tahun kedua, ketiga, dan
keempat. Ada kemungkinan juga apabila suatu program biayanya makin lama makin
berkurang karena sudah terpenuhi sebelumnya atau sebaliknya, suatu program
tersebut maka makin lama akan semakin banyak biayanya. Suatu besarnya biaya
akan menyusut tergantung pada kemampuan sekolah dan daerah masing-masing.
Dalam suatu pembuatan rencana
anggaran dari setiap besarny alokasi dana, semua sumber dana tersebut harus
dicantumkan. Renstra bersifat global, maka tidak menjadi suatu masalah
seandainya terjadi perubahan besarnya biaya dan darimana asal sumber dana
tersebut. Perubahan tersebut akan nampak ketika sekolah menyusun Renop pada
tahun kedua, ketiga, dan keempat karena Renstra hanya dibuat sekali pada saat
awal tahun pertama, atau dengan kata lain Renstra tidak boleh berubah setiap
tahun dan yang diperbarui adalah Renopnya. Dengan adanya penyusunan rencana
anggaran yang baik dalam Renstra, akan membantu sekolah dalam merumuskan
strategi ke depan khususnya dalam pencapaian anggaran pendidikan (RAPBS) yang
memenuhi pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.
7.
Pelaksanaan Kegiatan dan Evaluasi
Sekolah sebagai rintisan SBI
harus merumuskan rencana supervise, monitoring internal, dan evaluasi internal
sekolahnya yang dilakukan oleh oleh kepala sekolah dan tim yang sudah dibentuk
oleh sekolah, merumuskan rencana supervise yang akan dilakukan oleh sekolah
terhadap sekolah semua unsur sekolah, merumuskan monitoring setiap
kegiatan sekolah oleh tim, dan harus merumuskan
evaluasi kinerja sekolah oleh tim. Siapa dan kapan rencana tersebut akan
dilakukan dan harus dirumuskan secara jelas dalam waktu lima tahun. Dengan
begitu, sekolah dapat memperbaiki kelemahan proses sekaligus dapat mengetahui
keberhasilan atau kegagalan tujuan. Kemudian, sekolah akan mengetahui kapan
suatu target tersebut dapat dicapai dengan pasti. Selanjutnya, berdasarkan
renstra tersebut akan disusun Rncana Operasional Tahunan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perencanaan di dalam suatu organisasi
merupakan hal penting yang harus dilakukan agar dapat tercapai keefektifan dan
kefesienan dalam mengatur sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan oleh seluruh orang yang terlibat dengan baik, begitupun dengan
sekolah. Perencanaan dalam hal ini merupakan menentukan kegiatan apa yang akan
dilakukan dalam kurun waktu yang sudah dilakukan, menentukan waktu kegiatan,
mengatur dan memperhitungkan sumber daya yang dimiliki agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan dengan memuaskan.
Visi merupakan imajinasi moral
yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa yang akan datang.
Dalam menentukan visi, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa
depan sebagai sekolah internasional. Sedangkan misi merupakan tindakan untuk
mewujudkan visi, misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban, dan rancangan tindakan guna mewujudkan visi sekolah. Rumusan misi
selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan tindakan pembuktian untuk
mewujudkan visi dan memenuhi kebutuhan sekolah.
Pembangunan pendidikan merupakan
persoalan penting dalam pembentukan SSN, dan untuk mencapai tujuan itu
diperlukan adanya asessmen kebutuhan untuk menemukan unsur yang paling urgen
agar segera ditindaklanjuti.Ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh
pihak-pihak penerapan manajemen berbasis sekolah untuk mencapai SSN.
Dalam rencana pengembangan
pendidikan selalu terdapat masalah yang perlu di evaluasi agar dapat menjadi
lebih baik untuk kedepannya, rencana pengembangan pendidikan ini juga terbagi
menjadi 2, yakni perencanaan operasional (renop) dan rencana strategis
(renstra).
B.
Saran
Perencanaan dalam suatu organisasi
adalah hal terpenting yang harus dilakukan untuk mencapai keefektifan dan
kefesienan dalam mengatur sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan oleh seluruh orang-orang yang terlibat dengan baik, begitupun
dengan sekolah. Selanjutnaya sebagai seorang calon guru yang akan terlibat
dalam perencanaan pengembangan sekolah atau RPS, maka dari itu kita harus
mempelajarai dan memahami materi ini, agar kita mengetahui cara membuatnya
dengan baik untuk kebutuhan dan kepentingan pekerjaan di masa depan.
Terakhir, penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang membantu penulis dalam
menyusun makalah ini. Semoga dengan penulisan makalah ini teman-teman dan
pembaca dapat memahami materi tentang pelaksanaan MBS. Jika terdapat
kekurangan, dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yang
membangun agar pada kesempatan selanjutnya penulis dapat menuliskan makalah
yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiwibowo, Satrijo dkk. 2018. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Fata, Nanang. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Firdianti,
Arinda. 2018. Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah. Yogyakarta:
CV. Gre
Publishing
Hikmat.
2011. Manajemen Pendidikan. Bandung:
CV Pustaka Setia
Kristiawan, Muhammad dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish
Minarti, Sri. 2012. Manajemen Sekolah Mengelola Pendidikan Secara Mandiri. Jakarta: Ar
Ruzz Media
Muhaimin. 2015. Manajemen
Pendidikan Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Prenadamedia Grup
Muhammad, Tatan dkk. 2013. Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:Grasindo
Pananrangi, Andi Rasyid. 2017. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Celebes Media Perkasa
Rohiat.
2009. Manajemen Sekolah. Bandung: PT
Refika Aditama