Wikipedia

Search results


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG AWAL PADA SISWA KELAS 1 SD DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN BABOLL
“ (BASKET BALL)”
BAB I
A.    Latar Belakang
Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak masalah dan kegiatan dalam kehidupan yang harus diselesaikan dengan ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dsb. Karena matematika itu penting dalam kehidupan, maka seharusnya matematika merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tujuan matematika yaitu melatih siswa berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Matematika berperan sebagai bahasa simbolis yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat.      
Kegunaan mata pelajaran Matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan- perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama dalam hal pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah (Darhim, 1993:14). Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikdasmen (1992) dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994) perihal Pelaksanaan Pengajaran Membaca, Menulis dan Berhitung di Sekolah Dasar disampaikan bahwa pengajaran tiga kemampuan dasar yaitu: membaca, menulis dan berhitung di Sekolah Dasar harus terus ditingkatkan dan materi pengajaran untuk tiga kemampuan dasar dimaksud terdapat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika (berhitung).

 Kemampuan berhitung merupakan salah satu bagian dari kemampuan matematika, sebab salah satu prasyarat untuk belajar matematika adalah belajar berhitung yang keduanya saling mendukung. Oleh karena itu antara matematika dan berhitung tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya dalam hal ini guru-guru banyak yang mengeluh karena siswanya lamban dan kurang terampil dalam menyelesaikan perhitungan dari suatu pemecahan masalah. Menurut pengamatan penulis sementara keterampilan berhitung bagi siswa akhir-akhir ini kurang mendapat perhatian khusus baik di sekolah maupun di rumah. Beberapa penyebabnya adalah pertama semakin banyaknya alat-alat hitung yang serba modern sehingga anak malas untuk berpikir sendiri dalam menyelesaikan suatu perhitungan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses peningkatan kemampuan berhitung melalui permainan baboll pada siswa kelas 1sd?Mengenal apa itu perhitungan?
2.      Metode apa yang digunakan?
3.      Bagaimana cara kerja permainan Baboll?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengenal angka dan cara menjumlahkannya
2.      Memudahkan untuk berhitung
3.      Agar menarik perhatian siswa-siswi dalam kelas
4.      Agar tidak mudah bosan dalam pelajaran berhitung













BAB II
Pembahasan
A.    Pengertian Matematika
Kata Matematika sendiri berasal dari bahasa latin "mathemata" yang mempunyai arti "sesuatu yang dipelajari". Sedangkan matematika yang pada bahasa Belanda disebut "wiskunde" yang mempunyai arti "ilmu pasti". Kesimpulannya bahwa matematika ialah ilmu pasti yang berkenaan dengan suatu penalaran. Matematika adalah ilmu yang mendasari dari kehidupan manusia. Matematika masih terus berkembang secara dinamis seiring perubahan zaman. Matematika ialah pola berpikir, pembuktian yang logik, pola mengorganisasikan, matematika adalah suatu bahasa dengan menggunakan istilah yang dapat didefinisikan secara akurat, cermat, dan jelas, representasinya dengan simbol serta padat, lebih berupa sebuah bahasa simbol tentang ide dibandingkan tentang bunyi.
Perhitungan adalah salah satu operasi aritmatika dasar, yang sudah         meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pelajaran matematika dengan permainan modern merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mata pelajaran matematika. Kebiasaan yang dilakukan siswa dalam permainan tersebut membuat pikiran mereka secara tidak langsung terfokus pada materi perhitungan dalam matematika, mengingat anak-anak seusia itu lebih menyukai permainan dari pada belajar. Dengan hal inilah saya menggabungkan permainan modern dengan pelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar lebih mudah di pahami. Pribadi manusia pada hakikatnya adalah manusia memproduksi dirinya sendiri melalui pengalaman dan realitas sosial yang telah dilakukan. Permainan sebagai media pembelajaran melibatkan siswa dalam proses pengalaman sekaligus tantangan, terdorong untuk kreatif, dan berinteraksi dalam kegiatan dengan siswa dalam melakukan permainan ini.



B.     Permainan Dalam Matematika
Tak dapat dipungkiri matematika merupakan pelajaran yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Bisakah anda membayangkan bagaimana sulitnya menjalani kehidupan sehari-hari tanpa matematika? Tetapi ironisnya di sekolah keadaannya benar-benar bertolak belakang dengan realita. Dari jaman Diponegoro tidak punya hp sampai sekarang pelajaran matematika selalu menjadi momok. Tanyakan pada siswa maka sebagian besar akan merasa kesulitan dalam memahami matematika. Lebih buruk lagi motivasi dan minat belajar matematika menjadi sangat kurang sekali. Sebagai guru kita perlu bertanya dan mencari tahu kenapa pelajaran matematika menjadi pelajaran paling 'buruk' di mata siswa dan hampir di sebagian besar sekolah pelajaran matematika mempunyai prestasi paling jelek.
Matematika tidak hanya ilmu yang mempelajari tentang penghitungan dan pengukuran, tetapi juga kemampuan menganalisa jika soal yang disajikan berupa cerita. Butuh strategi atau metode pembelajaran khusus yang mampu mengaktifkan tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap kemampuan ini agar apa yang mereka dapat lakukan tidak melulu hafalan dan prosedur sederhana. Pemerintah yang dalam hal ini terdiri dari pakar-pakar pendidikan dan guru-guru yang hebat terus mencari inovasi baru untuk dapat mengoptimalkan pembelajaran matematika di sekolah. Yang masih menjadi pembahasan saat ini adalah kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentiknya yang terus menuai kritik dan kontroversi. 
Untuk kelas saya, sering saya berikan alternatif pembelajaran dalam bentuk Game Matematika dan tebak-tebakan logika matematika untuk menciptakan iklim belajar aktif dan menarik. Selain dapat merangsang perkembangan kognitif dan psikomotorik, permainan dan tebak-tebakan matematika ini juga untuk meminimalisir kejenuhan siswa dikarenakan mereka berada dalam suasana belajar yang menyenangkan, bukan pada suasana yang membuat mereka bosan. Suasana belajar yang kondusif ini pada akhirnya dapat mempermudah pemahaman materi matematika oleh siswa, sehingga diharapkan hasil belajarnyapun meningkat.

C.    Permainan Tradisional
Proses belajar mengajar ditandai adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, media dan evaluasi. Unsur media dam metode merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur-unsur lainnya, karena berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, media memegang peran penting sebab dengan adanya media pelajaran dapat mudah dipahami oleh siswa.
Kemampuan melakukan berhitung merupakan salah satu standar kompetensi yang wajib dikuasai oleh peserta didik SD. Pada siswa kelas 1 melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Hal ini karena penggunaan materi ini merupakan bekal persyaratan untuk mempelajari materi behitung selanjutnya.
Menggunakan permainan bola keranjang ini berperan penting dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa dalam pelajaran matematika dengan mudah. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas atau pun di luar kelas, penggunaaan permainan ini mampu membawa siswa untuk berhitung dan memahami cara berhitung dengan baik. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator dalam proses berhitung dengan menggunakan metode basket ball (bola keranjang) tersebut dalam pembelajara.

D.    Karakteristik siswa
Masing-masing peserta didik atau siswa sebagai individu dan subjek belajar memiliki karakteristik atau ciri-ciri sendiri. Kondisi atau keadaan yang terdapat pada masing-masing siswa dapat mempengaruhi bagaimana proses belajar siswa tersebut. Dengan kondisi peserta yang mendukung maka pembelajaran tentu dapat dilakukan dengan lebih baik, sebaliknya pula dengan karakteristik yang lemah maka dapat menjadi hambatan dalam proses belajar mengajar.
Lebih lanjut lagi bahwa keadaan peserta didik bukan hanya berpengaruh pada bagaimana belajar masing-masing peserta didik, namun dari proses belajar masing-masing siswa dapat mempengaruhi pembelajaran secara keseluruhan serta juga mempengaruhi bagaimana proses belajar peserta didik lainnya. Jika pengaruh positif maka akan memberikan efek yang baik bagi proses pembelajaran, namun tentu saja juga terdapat karakteristik atau keadaan dari siswa yang buruk dan memberikan pengaruh negatif bagi pembelajaran.
Oleh karena itu, guru yang memilki peran sentral dalam pembelajaran secara langsung di haruskan untuk mengetahui karakteristik atau keadaaan yang sebenarnya terjadi pada siswa. Dengan demikian, guru dapat mengantisipasi juga mengatasi adanya pengaruh buruk yang mungkin muncul dan berakibat negatif bagi pembelajaran. Identifikasi terhadap keadaan dan kondisi siswa baik untuk masing-masing individu maupun keseluruhan mutlak diperlukan yang digunakan untuk pembagian langkah dan perlakuan terutama pemilihan strategi, model, media, dan komponen penyusun pembelajaran lainnya.
Dalam bukunya, Sardiman (2011: 120) menyebutkan bahwa terdapat 3 macam hal karakteristik atau keadaan yang ada pada siswa yang perlu diperhatikan guru yaitu:
1.      Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal siswa. Misalnya adalah kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, dan lain-lain.
2.      Karakteristik atau keadaan siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan status sosial.
3.      Karakteristik atau keadaan siswa yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.
Dari macam-macam jenis dan sumber karakteristik atau keadaan yang ada pada siswa ini guru dapat menemukan data-data apa saja yang perlu diketahui informasinya dan digali lagi dari peserta didik. Kondisi pada peserta didik juga senantiasa dapat mengalami perubahan, guru hendaknya juga harus memamntau segala perubahan keadaan yang ada pada siwa baik sebelum pembelajaran dimulai, saat pelajaran, hingga paska pembelajaran dan evaluasi.


E.     Proses pelaksanaan
Aturan Permainan
a)      Permainan ini di bagi beberapa kelompok 4-5 kelompok
b)      Masing-masing kelompok mendapatkan 1 keranjang bola
c)      Kelompok nantinya akan maju bergiliran
d)     Masing-masing kelompok melempar bola ke keranjang
e)      Dalam kelompok di bagi lagi, yang melempar dan mencatat bola masuk dan keluar
f)       Setelah di hitung bola yang masuk dan keluar
g)      Lalu dijumlahkan hasilnya
h)      Jika jawabanya benar, kelompok tersebut lanjut ke tahap berikutnya yaitu pengurangan
i)        Setelah dilakukan sama dengan tahap penjumlahan, yang jawabanya benar dan cepat kelompok itulah pemenangnya.
Tujuan untuk menghasilkan model pembelajaran bola basket bagi siswa kelas satu SD. Model permainan bola basket dapat digunakan guru SD sebagai salah satu bentuk pembelajaran berhitung dengan mudah dan bertahap. Dan dalam usaha penguasaan materi pembelajaran berhitung merupakan sebagian kegiatan yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Contohnya seperti :
a.       Mampu berpikir dengan baik saat menghitung
b.      Adanya rasa solidaritas saat melakukan permainan
c.       Menguji mental agar lebih berani melakukan sesuatu
d.      Mampu menangkap apa pun yang di lihat dan di dengar
e.       Menimbulkan aras ingin tahu
f.       Meningkatnya pengetahuan berhitung

F.     Hasil yang Diharapkan
Didalam metode atau pun contoh permainan ini, diharapkan siswa tidak akan kesulitan lagi dalam pembelajaran berhitung, mudah memahami, mengerti cara berhitung. Dalam permainan ini juga menjadikan siswa bersemangat untuk belajar berhitung.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa yang meliputi kemampuan, komponen pengetahuan ataun kemauan dan tindakan. Belajar dengan bola keranjang ini dapat memotifasi siswa untuk terus berhitung, sehingga siswa dapat dilipatkan secara aktif dalam pembelajaran dan guru tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga membimbing siswa agar terampil dan cepat menemukan konsep berhitung dengan mudah dan berdampak pada kemampuan berhitung dengan sendirinya.
Matematika tidak hanya ilmu yang mempelajari tentang penghitungan dan pengukuran, tetapi juga kemampuan menganalisa jika soal yang disajikan berupa cerita. Butuh strategi atau metode pembelajaran khusus yang mampu mengaktifkan tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap kemampuan ini agar apa yang mereka dapat lakukan tidak melulu hafalan dan prosedur sederhana.

Saran
guru yang memilki peran sentral dalam pembelajaran secara langsung di haruskan untuk mengetahui karakteristik atau keadaaan yang sebenarnya terjadi pada siswa. Dengan demikian, guru dapat mengantisipasi juga mengatasi adanya pengaruh buruk yang mungkin muncul dan berakibat negatif bagi pembelajaran.







DAFTAR RUJUKAN

eprints.uny.ac.id/16277/1/Nia%20Rusmania.pdf
journal.uny.ac.id/index.php/didaktika/article/download/2988/2491
Oladipo. 2009. Pendidikan Karakter dan Praktik di Sekolah. Bandung: Rosda
T. Ramli. 2007. Panduan Pendidikan Karakter. Bandung: Prestasi Pustaka.










LAMPIRAN