Wikipedia

Search results

Perkembangan peserta didik



Perkembangan peserta didik

Beberapa masalah yang dialami oleh anak usia dini yaitu:
1.      Peniruan Kata Kasar
Faras adalah anak yang senang bermain. Ia mempunya kakak laki-laki yang sudah dewasa. Kakanya seringkali mengajak teman-temannya bermain ke rumahnya sekedar untuk mengobrol. Sang kaka sering kali mengucapkan kata-kata yang kurang panta didengar oleh faras. Tampa disadari, fajar seringkali mendengar dan memperhatikan kata-kata yang digunakan kakak dan teman-temanya. Sehingga di lingkungan sekolah ia mengucapkan kata-kata yang ia dapat dari kakak dan teman-temannya tersebut.
Pada usia ini anak mudah menyerapa informasi, karena kemampuan belajar dan daya tangkapnya yang masih sensitif.
Akibat jika ia mendengar hal positif ayau pun negatif, dia akan mudah menirunya.

Solusi: mengahadapi anak yang suka berkata kasar
a.       Mempeberi pengertian pada anak, orang tua dan guru harus memberikan pengertian kepada anak bahwa kata-kata yang ia ucapakan adalah salah, bisa saja faras berbicara tapi tidak mengetahui apa makna dari kata-katanya.
b.      Jika umpatan ini adalah kedua kalinya, katakan dengan nada yang tegas, bahwa ia tidak boleh menggunakan kata-kata itu lagi
c.       Jika tetap melakukannya janagn mengurungkan pemberian hukuman. Bersikap tegas dan menghentikan umpatan tersebut sebelum menjadi kebiasaan buruk bagi anak.
d.      Ciptakan lingkungan sosial yang sesuai bagi anak.
2.      Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekerasan pada orang tua dan para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhindar dari hukuman,peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong,karena ingin dipuji juga karena imajinasinya.
Tidak menuduh anak berbohong bila tidak mempunyai bukti.Setiap orang butuh diberi    kepercayaan, begitu pula anak-anakkita. Dahulukan prasangka baik dengan mendengarkan alasan-alasan yang dikemukakan. Jika tidak mendapatkan kepercayaan ia akan menolak untuk berkomunikasi.Menjadi pendengar yang baik, untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada anak.Jika mengetahui anak berbohong, langsung jelaskan faktanya tidak perlu menunggu sampai dia mengaku, apalagi memaksa ia untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi. Tindakan ini hanya akan mendidiknya lebih canggih untuk berbohong.
Kontrol emosisaat mengetahui anak berbohong. Emosi yang berlebihan dan memenggil anak sebagai pembohong tidak akan menyelesaikan masalah, malah makin membuat anak takut dan berbohong lagi. Berikan jaminan bahwa jika ia bereterus terang kita akan mema’afkan dan tidak menghukumnya.Mengevaluasi diri, apakah kita terlalu keras kepada anak, sehingga tersumbat jalur komunikasi dengan anak.Jika anak berbohong karena imajinasi maka ajari anak untuk membedakan antara hal realistik dan imajinasi tanpa menyalahkan sikap bohongnya tersebut.

Solusi agar anak tidak berbohong lagi yaitu
a.       Sikap tidak percaya terhadap anak coba tidak diperlihatkan agar ia bisa melatih berbicara jujur dengan apa yang ia perbuat.
b.      Lalukan tanya ulang apa yang ia lakukan disaat orang tua tidak mengontrol, maka ia akan mulai bercerita tentang apa saja yang ia lakukan, disitu akan timbul kata-kata yang sebernarnya.
c.       Ciptakan suasa kekeluargaan agar ia bisa berinteraksi langsung terhadap apa yang ia lakukan dan disitulah peran orang tua dibutuhkan, bertanya tentang pa yang ia lakukan.
3.      Negativisme (pembangkangan)
Reaksi anak berupa pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada, pada umumnya setiap anak pasti akan mengalami masa pembangkangan,masa pembangkangan anak ini akan berakhir tergantung dari pola pengasuhan yang diberikan orang tuanya.ketika orang tua bisa menangani anak denga benar maka masa pembangkangan pada anak tersebut akan cepat berlalu.

 Solusi untuk mengatasi naka yang membangkang adalah bukan dengan memberikan kemarahan kepada anak ataupun tidakkan galak lainnya karena hal tersebut akan menimbulkan masalah barubdan bisa menghambat perkembangan anak.
4.       Perilaku berkuasa
Wujudnya anak suka meminta,memerintah,mengancam,dan memaksa teman sebayanya.penyebab anak berperilaku berkuasa karena dirumah ia anak tunggal,orang tua yang selalu menuruti keinginan anaknya.

Solusi untuk anak yang sering merasa berkuasa dimana pun ia berada, diberikan jeraan agar anak merasa bagaiman teman-temannya selama ini ia tindis dengan rasa berkuasanya.
5.       Perilaku merusak
Pada umumnya anak yang berperilaku merusak ia akan membanting dan melemparkan barang-barang yang ada disekitarnya disaat keinginannya tidak terpenuhi.hal ini disebabkan oleh perilaku kasar dari lingkungan rumah.berperilaku bagi anak usia dini sebenarnya rasa ingin tahu anak sangat tinggi,biasanya anak ini sering membongkar mainannya sendiri.

Solusi untuk anak yang sering merusak apapun ketika ia marah, meberikan pengertian kalo barang yang ia rusak maupun yang ingin ia banting itu begitu berharga. Karna memang tidak baik kalo ingin merusak benda-benda yang masih bisa ia gunakan. Misalnya mainan kesanganya.
6.      Tingkah laku agresif
Merupakan tingkah laku mnyerang baik secara fisik maupun verbal atau berupa ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan. Penyebab anak agresif diantarnya karena terkekang, reaksi emosi terhadap frustasi karena dilarang melakukan sesuatu peniruan dari orang dewasa. Hal ini dapat terjadi karena, pada keluarga anak agresif justru dihargai. Tingkah laku otang tua juga merupakan model yang paling efektif bagi anak. Dengan kata lain, anak menjadi agresif karena mencontoh orang tuanya.sejak dini anak sudah bisa menangkap acara di tv. Acara televisipun memberinya ide untuk bertingkah laku agresif. Jika anak meniru adegan yang ditontonnya, katakanlah dengan tegas bahwa hal itu tidak boleh dilakukan, perlu dijelaskan bahwa kemarahan yang diungkapkan melalui serangan itu merupakan perilaku yang tidak bisa diterima umum, ucapkan pesan tersebut secara berulang-ulang.

Solusi untuk anak yang sangat agresif yaitu, dalam ahal melarang, berikan kelonggaran saat ia inginnya bermain atau melakukan sesuatu, janagn terlalu dilarang utnuk melakukan sesuatu, karena dimasa pertumbuhan anak-anak akan banyak berman, tapi disaat ia main ia juga akan belajar abagaimana melakukan permainan yang sedang ia mainkan.