Wikipedia

Search results

Makalah Hakikat Bahasa , Teori Pemerolehan Bahasa serta Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
       Bahasa merupakan hal yang tidak asing bagi kita .Istilah  tersebut setiap saat kita dengar , baca  ataupun digunakan sebagai komunikasi secara lisan maupun tertulis . Bahasa diperoleh dan dipelajari secara alamiah bagi anak – anak untuk memenuhi kebutuhan dalam lingkungan. Bahasa mampu mengubah dan mengontrol perilaku perilaku tidak hanya pada anak ,tetapi tingkah laku yang lain .Bahasa juga memfasilitasi dan kadang – kadang  bertanggung jawab untuk pertumbuhan kognitif .  Bahasa  memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual ,sosisal , dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi
      Pemerolehan dan perkembangan Bahasa anak merupakan suatu yang kompleks .Artinya, banyak faktor yang mempengaruhi dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak.Baik unsur – unsur bawaan dari lahir maupun unsur – unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi yang sama memberikan konstribuksi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan bahasa anak .
     Pembelajaran Bahasa di sekolah dasar juga merupakan suatu faktor yang sangat penting . Peserta didik diharap mengenal dan mempelajari bahasa yang baik dan benar . Dan pemerolehan bahasa setiap anak memiliki suatu khas , yaitu sesuai dengan perkembangannya.
1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa definisi dari hakikat Bahasa ?
b.      Bagaimana teori pemerolehan Bahasa ?
c.       Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar ?
1.3  Tujuan
Sesuai  dengan rumusan masalah di atas ,tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a.       Untuk mengetahui definisi hakikat Bahasa.
b.      Untuk mengetahui teori pemerolehan Bahasa .
c.       Untuk mengetahui pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar .

BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1 HAKIKAT BAHASA
1.   Pengertian bahasa
Manusia adalah makhluk sosial yang memperlukan bantuan orang lain salah satunya berinteraksi dengan manusia lainnya. Untuk eksistensinya diakui oleh lingkungan maka interaksi terasa semakin penting. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media yaitu bahasa.
Bahasa dalam bahasa inggrisnya  disebut language berasal dari bahasa latin yang artinya lidah. Lidah merupakan alat ucap yang paling sering digunakan daripada alat ucap lainnya. secara universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua ujaran atau bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia itu bisa dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai bahasa apabila ujaran tersebut memiliki makna. Menurut Keraf (1989) bahwa apakah setiap ujaran itu mengandung makna atau tidak, haruslah ditilik dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu setiap masyarakat bahasa baik kecil maupun besar. Secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti yang tertentu juga.
Tanpa bahasa tidak mungkin manusia dapat berkembang dengan segala bentuk modernisasi dalam berbagai aspek juga dalam perkembangan teknologi seperti sekarang ini. Kemampuan berbahasa bukanlah kemampuan yang dapat secara ilmiah tetapi harus dipelajari dan terbiasa.
Pada hakikatnya bahasa adalah bunyi ujar atau lisan. Hal ini dapat dijelaskan dengan mengggunakan fakta sejarah bahwa orang atau kelompok orang atau masyarakat sejak dahulu telah dapat melakukan komunikasi dengan menggunakan basaha yang telah disepakati secara bersama secara lisan. Bahasa tulis baru datang setelah muncul para ilmuan linguis yang menciptakan lambang lambang tulis yang juga didasari atas kesepakatan bersama, kesepakatan masing masing kelompok atau lingkungan masyarakat penggunaan bahasa tersebut.


2.   Karateristik Bahasa
Bahasa memiliki karateristik  yang menjadikan aspek khas komunikasi, ada beberapa karateristik sebaga berikut.
a.   Sistemasi, artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan bunyi-bunyi an maupun tulisan yang bersifat teratur, standart, dan konsisten. Setiap bahasa memiliki sejumlah variasi pola yang konsisten jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan pola yang tidak konsisten. Bahasa indonesia juga memiliki jenis pola keteraturan tertentu.
b.   Arbirte, yaitu bahwa bahasa terdiri dari hubungan hubungan antara berbagai macam suara dan visual,objek,maupun gagasan. Setiap bahasa memiliki kata kata yang berbeda dalam memberi simbol pada angka angka tertentu. Contoh one dalam bahasa inggris dan kata satu dalam bahasa indonesia merupakan simbol yang memiliki kesamaan konsep.
c.   Fleksibel, artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kosa kata terus bertambah mengikuti kemajuan ilmu dan kemajuan teknologi.
d.   Beragam artinya dalam pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi dialek atau cara. Perbedaan dailek terjadi dalam pengucapan kosa kata, dan saintaks. Semula perbedaan dialek ditentukan oleh letak geografisnya, namun sekarang kelompok sosial yang berada dalam suatu masyarakat menggunakan dilek yang berbeda beda.
e.   Kompleks, yaitu bahwa kemampuan berfikir dan bernalar dipengaruhi oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai konsep, ide, maupun hubungan-hubungan yang dapat dimanipulasikan saat berfikir dan bernalar.
Bahasa mungkin bukan merupakan persyaratan dalalm berpikir yang luas. Namun demikian bahasa membantu kemampuan berpikir karena keduanya berkembang seara bersama atau memiliki hubungan yang saling berkesinambungan. Seperti contoh bahwa bahasa membantu kemampuan
berfikir adalah ketika kita memiliki ide tetapi anda kesulitan dalam mengungkapkan ide anda dalam ucapan atau tulisan karena anda kurang luwes dalam berbahasa 
3.   Sifat Sifat Bahasa
Bahasa memiliki 7 sifat bahasa yangg diantaranya adalah:bahasa itu bersifat indah,bahasa itu bersifat manusiawi,bahasa itu bersifat produktif,bahasa itu bersifat dinamis,bahasa itu bersifat variatif,bahasa itu bersifat konvensional,bahasa itu bersifat arbiter. Dari beberapa sifat diatas penjelasan tentang sifat sifat bahasa adalah
a.   Bahasa itu indah
Pada hakikatnya hakikatnya bahasa itu adalah bunyi. Jika bunyi-bunyi ini disusun dengan cara memadukan bunyi-bunyi vokalnya atau juga konsonannya akan menghasilkan keindahan yng tidak dimiliki oleh yang lainya. Bahasa juga bukan sesuatu yang monoton, daalam mengepresikan pikiran atau perasaan dengan menggunakan bahasa seseorang memerlukan sebuah intonasi agar bahasa atau pikiran yang diungkapkan dapat dipahami oleh seseorang yang diajak berbicara atau yang mendengarkannya.
b.   Bahasa itu manusiawi
Chomsky dalam pateda (1990) berpendapat bahwa anak yang lahir ke dunia ini telah membawa kapasitas atau potensi bahasa. Mackey berpendapat bahwa bahasa dapat dilihat dari dua hal, yaitu sebagai aktivitas jiwa dan aktivitas otak, bahasa sebagai aktivitas otak adalah bahwa ucapan seorang diproses di dalam otaknya. Dengan demekian terdapat kaitanya terhadap otak manusia dan bahasa. Hal ini tidak mungkin terjadi pada hewan.


c.   Bahasa itu produktif
Kata produktif bermakna menghasilkan atau memberi hasil. Dalam bahsas (linguistik) produktif berarti mampu menghasilkan terus menerus dan akan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur unsur baru.
d.   Bahasa itu Dinamis
Sifat dinamis pada bahasa mengikuti sifat manusia yang selalu senang dengan sesuatu yang baru. Jadi tidak jarang unsur-unsur suatu bahasa mengalami perubahan. Seperti contoh perubahan yang pernah terjadi pada bahasa indonesia,1) ejaan Vanopusen,2) ejaan Suwandi,3) ejaan yang disempurnakan atau yang sering kita dengar dengan singkatan EYD
e.   Bahasa itu variatif
Bahasa itu memang memik manusia sehingga bahasa mengikuti apa yang diinginkan manusia. Menurut Chaer dalam Muliastuti dan Krisanjaya (2007: 1.10)bahwa ada tiga istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan variasi bahasa yaitu, ideoleg, dialeg, dan ragam. Ideoleg adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Dialeg adalah variasi bahasa yang digunakan sekelompok orang, sedangkan ragam adalah variasi bahasa yang digunakan di situasi tertentu.
      Idioleg merupakan variasi bahasa yang bersifat perorangan . artinya setiap orang memiliki gaya bahasa yang berbeda beda, yang menandakan adanya variasi dalam bahasa adalah intonasi.
Dialeg dipengaruhi oleh karateristik bahasa daerah atau variasi bahasa yang berbeda menurut daerahnya, dialeg bisa diketahui berdasarkan tata bunyi semisal orang madura dapat dikenali karena gaya bicaranya yang lantang dan cepat dan bahasa indonesia dialeg orang bali dapat dikenali  karena pelafalan huruf “t”.
Ragam bahasa dapat diklarifikasi beberapa aspek yaitu wacana, sarana dan pendidikan. Sebagai sebuah ragam wacana dibedakan agi menjadi: a) ragam  ilmiah dan b) ragam populer. Dipandang dari sarana dapat dibeedakan menjadi: a) ragam lisan dan b) ragam tulis. Dan pada ragam bahasa dalam pendidikan dapat dikelompokan menjadi: a) bahasa baku dan b) bahasa tidak baku.
f.    Bahasa itu konvensional
Konvensional bermakna sepakat atau kesepakatan.semisal di daerah tertentu bahasa atu kata kata disepakati oleh masyarakat itu sendiri.
g.   Bahasa itu arbiter
Sifat konvensional para pengguna bahasa menimbulkan sifat arbiter pada bahasa. Arbiter bermakna sewenang-wenang atau mana suka yang artinya tidak ada kaitanya anatara bunyi dengan benda benda yang dibahasai atau antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan. Seperti contoh orang jawa menyebut (watu)  untuk benda keras yang terdapat di alam biasanya banyak dijumpai di sungai, tetapi dalam bahasa indonesia disebut batu. Penyebutan watu atau batu tidak didasari oleh suatu apapun, sebutan itu hanyalah kesepatan bersama. 

     
2.2 TEORI PEMEROLEHAN BAHASA
1.   Pengertian pemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasa (language acquististion) adalah proses pemilikan kemampuan bebahasa secara alamiah. Proses pemerolehan bahasa memiliki karateristik berikut :
1.   Berjalan secara spontan, tanpa di sadari dan tanpa dibebankan
2.   Terjadi secara langsung dalam situasi informal
3.   Didorong oleh kebutuhan.
4.   Berlangsung secara terus menerus dalam berbahasa nyata dan bermakna
5.   Diperoleh secara lisan melalui tindak berbahasa menyimak/ mendengarkan dan berbicara
Kegiatan pemerolehan bahasa melibatkan dua kemampuan. Pertama, kemampuan reseptif, yaitu kemampuan menyerap, menerima,dan memahami tuturan orang lain. Kedua adalah kemampuan produktif, yaitu kemampuan mengailkan tuturan, untuk mengapresiasikan diri atau menanggapi rangsang bahasa yang disampaikan oleh orang lain.
2.   Teori Pemerolehan Bahasa
                  Ada tiga pandangan yang mengungkapkan proses pemerolehan bahasa pertama.
a.   Pandangan Nativistis
Menuruut pandangan nativitis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Bukan lingkungan yang mambuat anak mampu berbahasa. Juga bukan karena meniru orang lain karena banyak juga ungkapan kreaatif yang dimuculkan anak ketika berbahasa.
      Kemampuan bawaan berbahasa itu disebut dengan ‘piranti pemerolehan berbahasa’ (language acquistion device) atau LAD adalah sebagai berikut:
b.   Pandangan behavioristik
      Menurut behavioristik penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang diberikan lingkungan. Anak tidak memiliki peranan aktif, hanya sebagai penerima pasif. Perkembangan bahasa anak terutama ditentukan oleh kekayaan dan lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungan, serta peniruan yang dilakukan anak terhadap tindak berbahasa lingkungannya
c.   Pandangan kognitif
      Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan bahaasa anak, kalau si anak sendiri tidak melibatkan secara aktif degan lingkunganya. Dengan kata lain anaklah yang berperan aktif untuk terlibat dengan lingkungannya agar penguasaan bahasanya dapat berkembang secara optimal.
3.   Faktor faktor yang  mempengaruhi pemerolehan bahasa anak

a.   Faktor Biologis
      Perangkat biologis yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat dengar, dan alat ucap. Dalam proses berbahasa, seorang anak dikendalikan oleh sistem syaraf pusat yang berada pada otak. Pada belahan otak sebelah kiri terdapat wilayah broca yang mempengaruhi dan pengontrol produksi bahasa seperti berbicara. Pada bagian belahan otak kanan terdapat wilayah wernicke yang mempengaruhi dan mengendalikan penerimaan atau pemahaman bahasa seperti menyimak. Dan diantara kedua belahan otak tersebut terdapat wilayah motor suplementer yang berfungsi mengendalikan unsur fisik penghasil ujaran.
b.   Faktor Lingkungan Sosial
      Lingkungan yang kaya sumber, mendukung dan aktif dalam berinteraksi dengan anak, akan membuat pemerolehan bahasa anak semakin beraneka dan cepat. Dukungan dan keterlibatan sosial begitu penting bagi anak dalam berbahasa.
c.   Faktor Inteligensi
      Inteligensi merupakan kemampuan seorang berfikir atau bernalar termasuk memecahkan masalah suatu masalah. Intelengensi bersifat abstrak tidak dapat diamati langsung kecuali melalui sikap.
d.   Faktor Motivasi
      Motivasi itu bersumber dari dalam dan luar individu keluarga sangat berperan sangat signifikan dalam memotivasi anaknya agar mempunyai semangat hidup dan motivasi hidup. Selain keluarga pemberian motivasi dari lingkungan sosial sangat berarti bagi anak untuk membuatnya kian bergairah dalam belajar dalam aspek belajar untuk hal apapun.

4.   Stategi Pemerolehan Bahasa
Dalam mempelajari dan menguasai suatu bahasa anak- anak cenderung lebih cepat daripada orang dewasa. Selama masa anak- anak sampai dengan usia pubertas, otak berada dalam keadaan paling siap utuk mempelajari bahasa tertentu. Usia hingga 12 tahun itu disebut ‘periode penting’ (critical period). Disebut periode kritis karena pada usia tersebut berbagai piranti atau kelengkapan kebahasaanya telah siap dan matang. Mereka dapat mempelajari dan menguasai suatu bahasa pertamanya dengan cepat dan baik. Ternyata anak melakukan strategi dalam belajar suatu bahasa, diantaranya adalah sebagai berikut.
a.   Mengingat
      Mengingat yaitu memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar, dan melihat sesuatu, memori anak merekamnya.
      Pada tahap awal belajar bahasa, anak mulai membangun pengetahuan tentang bunyi dan kombinasi bunyi- bunyitertentu yang merujuk pada sesuatu yang dia dengar dan alami. Ingatan itu semakin kuat apabila penyebutan peristiwa terjadi berulang- ulang. Dengan cara ini anak akan mengingat bunyi, kombinasi bunyi atau kata, sekaligus cara mengungkapkanya. Oleh karena itu, dalam berbahasa anak- anak biasanya dibantu oleh ekspresi muka, gerak tangan, gerak tubuh, dan konteks. Dalam komunikasi dengan anak, orang tua tanpa selalu disadari biasanya melakukan penyederhanaan bahasa melalui cara tutur yang pelan dan lembut, pengulangan atau modifikasi kata yang mudah diingat dan digunakan anak.
b.   Meniru
      Dalam belajar bahasa anak menggunakan strategi peniruan. Pada dasarnya, peniruan yang dilakukan anak tidak selalu berupa pengulangan yang persis atau yang didengarnya. Mengamati pengulangan tiruan yang dilakukan seorang anak dalam berbahasa. Tuturan anak cenderung berubah, mungkin berupa pengurangan, penambahan atau penggantian kata atau susunan kata dan intonasinya.
Setidaknya ada dua penyebab. Penyebab pertama, berkaitan dengan perkembangan otak dan alat ucap, penguasaan kaidah bahasa, serta adanya masukan dari sumber lain. Dengan demikian anak akan mengucapkan tuturan yang dikuasainya. Penyebab kedua, berkenaan dengan kreativitas berbahasa anak. Di satu sisi anak secara bertahap dapat memahami dan menggunakan tuturan yang lebih rumit. Di sisi lain, secara bersamaan anak pun membangun suatu sistem bahasa yang memungkinkan dia mengerti dan memproduksi tuturan dalam bentuk dan jumlah tak terbatas.
      Atas dasar itu peniruan bulat- bulat yang dituturkan orang dewasa tampak sulit dilakukan anak. Sebab disamping memori anak terbatas untuk mengingat semua yang di dengar, bila anak terus- menerus berkosentrasi pada tuturan yang didengar maka perkembangan kemampuan anak akan terhambat dengan hasil sangat terbatas. Seorang anak tidak sekedar menangkap kata-kata, anakjuga mencerna dan mengolah prinsip-prinsiporganisasi bahasa secara alami. Dengan itu, peniruan yang dilakukan anak bersifat dinamis dan kreatif.
c.   Mengalami Langsung
      Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak meggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, mauapun sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara langsung, dan memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Secara tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan perilaku berbahasanya, dalam waktu yang sama anak mendapat masukan dari tindak berbahasa.
      Anak melakukan kegiatan berbahasa dalam situasi formal, tanpa disadari, dan tanpa beban. Dan mencoba eksperimen atau uji coba dalam berbahasa tanpa takut salah, untuk memperkaya dan mempermantap sistem bahasa yang dipelajari. Secara bertahap si anak mengubah, memperbaiki, dan menyimpulkan aturan bahasa sampai tuturan dirasakan benar. Orang tua tidak boleh serta merta mengkritik atau menyalahkannya. Kesalahanya menunjukkan proses pemantapan aturan bahasa yang dipelajari.
d.   Bermain
      Dunia anak memang dunia bermain. Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak. Dalam bermain, si anak kadang berperan sebagai orang dewasa, sebagai penjual atau pembeli dalam bermain dagang-dagangan, ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah- rumahan, sebagai dokter, perawat atau pasien, atau sebagai guru dan murid dalam bermain sekolah- sekolahan. Tanpa disadari mereka sedang bermain drama, sekaligus mereka berlatih berbicara dan menyimak.         
5. Tahap – Tahap Perkembangan Bahasa  pada Anak
1.   Tahapan pralinguistik
    Pada tahapan ini bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal ata konsonan   tertentu. Tetapi, umumnya bunyi-bunyi tersebut belumlah mengacu pada kata atau kalimat dengan makna tertentu. Oleh karena itu, perkembangan ba`hasa anak pada fase disebut tahap pralinguistik.  Cobalah anda perhatikan ketika anak-anak mendekut atau berceloteh.

Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumur sekitar 12 bulan.
a.   Pada umur 0 - 2 bulan, anak hanya mengeluarkan bunyi-bunyi refleksif untuk menyatakan rasa lapar, haus, sakit atau ketidaknyamanan, serta bunyi-bunyi vegetatif yang berkaitan dengan aktivitas tubuh, seperti batuk, bersin, sendawa, telanan (ketika makan), dan tegukan (ketika menyusu atau minum). Meskipun bunyi-bunyi itu tidak bermakna secara bahasa, tetapi merupakan jembatan perkembangan bagi tuturan selanjutnya.
b.   Pada umur 2 - 5 bulan, anak mulai mendekut dan mengeluarkan bunyi-bunyi vokal yang bercampur dengan bunyi-bunyi mirip komsomam. Bunyi itu biasanya muncul sebagai respons terhadap senyum atau ucapan orang tuanya.
c.   Pada umur 4 – 7 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi yang agak utut dengan rentangan waktu yang lebih lama. Bunyi mirip vokal dan konsonanya lebih bervariasi. Konsonan nasal/m/dan/n/ sudah mulai muncul.
d.   Pada umur 6 – 12 bulan, amak mulai berceloteh. Celotehannya berypa reduplikasi atau pengulangankonsonan dan vokal yang sama seperti./ba-ba-ba/, /ma,ma,ma/, dan /da-da-da/. Vokal yang muncul adalah vokal dasar/a/ dengan konsonan hambat labial /p,b/, nasal /m,n,n/,dan alveolar /t,d/. Selanjutnya, celotehan reduplikasi tersebut berubah lebih bervariasi.

2.   Tahap satu-kata atau holofrasis
    Fase ini berlangsung ketika aak berusia 12 – 18 bulan. Pada tahap ini anak menggunakan satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang disampaikan. Tegasnya satu kata yang diucapkanya anak mewakili s22 frasa, kalimat atau wacan. Karena itu, fase ini disebut juga tahap holofrasis cintohnya sebagai berikut:
a.   “Mimi” sambil menunjuk cangkir. (saya mau minum)
b.   “Akut” sambil menunjuk laba-laba ( saya takut laba-laba)
  Tidak mudah menangkap makna yang dimaksud si anak. Pada umumnya, mitra komunikasi anak menafsirkan maksud bicara anak melalui konteks dan aktivitas lain yang dilakukan anak, seperti gerak, isyarat atau benda yang ditunjuk anak.
  Kata-kata yang diucapkan anak adalah kata-kata yang telah di kenaldan dikuasainya. Kata-kata itu biasanya sering muncul dalam tuturan keseharian di lingkungan anak .
3.   Thap Dua-kata
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan. Pada tahap ini kosaka dan gramatika anak berkembang dengan cepat, seiring dengan kematangan otak dan alat ucapanya. Dalam bertutur anak-anak mulai menggunakan dua kata: papa ikut, mama main, mau bobo dan sebagainya.
4.   Tahap telegrafis
   Antar usia 2 – 3 tahun anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata yang sudah mulai muncul.
   Seiring dengan bertambahnya usia dan perkembangan otak dan perangkat biologis lainya maka kemampuan anak pun (kaidah bahasa dan kaidah berbahasa) akan semakin meningkat hingga mendekati tuturan orang dewasa.
   Bayi dalam usia 2 – 4 bulan ternyata telah memahami dan merespons maksud tuturan orangtuanya, melalui berbagai nada suara tertentu. Sekitar 6 bulan, anak mulai mengaitkan  tuturan yang didengarnya dengan konteks yang menyertainya,  seperti ucapan dadah (disertai dengan lambaian tangan), tepuk tangan atau gurauan. 

2.3  Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar  
a.   Pembelajaran  Bahasa
     tindakan yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh tindakan tingkah laku sebagai hasil pengalaman peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan . sedangkan , pembelajaran merupakan suatu cara untuk membuat peserta didik memiliki kemauan untuk belajar memahami sesuatu .
      sedangkan pengertian Bahasa ditinjau dari beberapa segi yakni segi teknis dan segi praktis . jika dilihat dari segi teknis Bahasa merupakan seperangkan ujaran yang bermakna ,jika dihasilkan dari alat ucap manusia . sedangkan , ddari segi praktis Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia untuk berinteraksi .
       dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa indonesia di sekolah dasar merupakan suatu proses perjalanan panjang yang dilewati peserta didik dalam mempelajari Bahasa Indonesia.
b.   Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia
1.   Untuk meningkatkan produktivitas pendidikan , dengan jalan mempercepat jalan untuk belajar dan untuk membantu guru untuk memahami atau menyajikan informasi
2.   Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual , dengan jalan untuk mengurangi guru yang kaku dan membantu memberikan peluang untuk peserta didik berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3.   Memberikan dasar yang ilmiah terhadap pengajaran ,dengan jalan perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis .
4.   Lebih menetapkan pengajaran ,dengan meningkatkan kemampuan peserta didik dengan berbagai media komunikasi .
5.   Memungkinkan  pembelajaran secara seketika . karena dapat mengurangi jurang  pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit, serta memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6.   Memungkinkan penyajian pendiidikan secara luas,terutama alat media masa .

c.   Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
1.   Berkomunikasi secara efektif dan efisien ,sesuai dengan etika yang berlaku .
2.   Menghargai dan bangga mengggunakan Bahasa indonesia sebagai alat pemersatu bangsa indonesia.
3.   Memahami Bahasa indonesia serta menggunakan dengan tepat untuk berbagai tujuan .
4.   Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meninngkatkan kemampuan intelektual ,serta kematangan sosial dan emosional .
5.   Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan  berbahasa sebagai khasanah budaya dan juga intelektual manusia Indonesia.

d.   Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
   Pada dasarnya strategi pembelajaran dapat diuraikan dengan mengarah pada keterampilan bahasa yang dituju. Oleh karena itu, berbaagai strategi berikut ini dijelaskan dengan mempertimbangkan empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan , membaca ,menulis ,dan berbicara . Keterampilan Mendengarkan Jika melihat kebutuhan masyarakat masa kini, yang mengalami globalisasi di berbagai sendi kehidupannya, pembelajaran bahasa harus diubah. Seperti telah dikemukakan bahwa sejak 1994, kurikulum sekolah dasar dan menengah telah disusun berdasarkan kompetensi. Oleh sebab itu, kurikulum pembelajaran bahasa berbasis pada kompetensi, yaitu keempat keterampilan  bahasa (mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis)  bukan lagi pada tata bahasa dan ilmu Bahasa.masalah inti dalam pembelajaran bahasa adalah kebutuhan peserta didik untuk mempelajari dan memahami diri.Maka darii itu sangatlah penting peran guru Bahasa untuk mengubah cara berpikir sehingga mampu melakukan pembelajaran berbasis kompetensi dan menyusun bahan ajar yang sesuai .
1.   Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung ialah suatu bentuk pendekatan yang berorientasi kepada guru , karena peran guru disini sangatlah penting ,melalui strategi ini guru menyampaikan materi secara teratur dan terstruktur . diharapkan peserta didik dapat memahami dengan baik .strategi inni berfokus pada kemampuan akademik siswa .
2.   Strategi pembelajaran cooperative learning .
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang lebih menonjolkan pembelajaran secara berkelompok untuk mempelajari suatu materi .diharapkan siswa mampu berkerja sama dalam berkelompok  .dengan menekankan setiap anggota harus saling tolong menolong , karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok . kegagalan individu adalah kegagalan kelompok , keberhasilan individu juga keberhhasilan kelompok .
3.   Strategi pembelajaran  problem solving .
Pembelajaran problem solving merupakan strategi pembelajaran dengan cara memecahkan sebuah masalah .dengan strategi ini siswa diharapkan lebih memahami suatu materi . ada ciri – ciri strategi pemecahan masalah yaitu :
a)   siswa berkerja dalam individu maupun sebuah kelompok kecil.
b)   pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahanya
c)   siswa banyak menggunakan pendekatan dalam belajar .
d)   hasil pemecahan masalah adalah tukar pendapat dengan masing – masing siswa .
4.   strategi menggulang
dalam strategi ini  digunakan untuk membacaulang suatu materi untuk memahami sesuatu .penyerapan pemikiran belajar yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks .Strategi mengulang ini dengan cara menggarisbawah ide –ide kunci , membuat catatan resume .
5.   strategi Elaborasi
strategi  elaborasi merupakan cara penambahan  rincian sehingga informasi baru menjadi akan menjadi bermakna . Dengan adanya strategi elaborasi ini mampu membantu pemindahan informasi baru dari memori otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan  antara informasi baru dengan informasi yang sudah ada .bentuk strategi elaborasi adalah  pembuatan catatan , analogi ,membaca selintas dengan cepat , bertanya .
6.   strategi organisasi
strategi ini membantu peseta didik meningkatkan kebermaknaan belajar . strategi organisasi terdiri  dari pengelompokan ulang ide – ide yang tertuang . bentuk strategi organisasi adalah outlining , yakni membuat garis besar . siswa belajar menghubungkan beberapa macam topik atau ide dengan beberapa ide utama . Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics membantu dengan membentuk asosiasi yang secara alamiah tidak ada yang membantu mengorganisasikan informasi menjadi memori kerja. Strategi Mnemonics terdiri atas pemotongan, akronim, dan kata terkait
e.   Keterampilan membaca
   Keterampilan membaca merupakan seperangkat keterampilan yang memiliki peranan yang unik jika dihubungkan dengan kegiatan membaca untuk pemahaman bidang berbagai mata pelajaran .tujuan membaca ialah untuk mencari informasi yang terdapat dalam bacaan ,baik informasi terirat maupun tersurat . Dalam kegiatan membaca, selain mendapatkan informasi faktual dan inferensial yang ingin diperoleh butir lain yang tidak kalah pentingnya adalah merangkum atau meringkas wacana yang dibaca.Di dalam kurikulum ktsp / kurikulum 2004 ,  baru kita menjupai kegiatan merangkum atau meringkas .berikut ini strategi dalam pemetaan pemikiran :
1.   Pusat masalah atau ide utama yang akan dipetakan ditengah halaman
2.   Ide utama teriri dari beberapa gagasan yang dinyatakan menggunakan kata kunci
3.   Gagasan – gagasan berupa kata kunci itu disambungkan dengan ide utama yang berada di tengah
4.   Apabila gagasan-gagasan tersebut memiliki sub-subgagasan diletakkan  berdekatan dengan gagasan yang berkaitan dengan menggunakan spidol atau pensil berwarna yang sama untuk menunjukkan hubungan
5.   Setiap gagasan dikembangan dengan teratur .
f.    Keterampilan Berbicara
Dalam ketereampilan berbicara ini banyak alternative yang bisadigunakan untuk penggunaan alat media  gambar . atau dapat dengan seperti , pemberian skema .cara lain dapat menggunakan strategi yang disebut “lihat dan katakan”. Langkah – langkah strategi lihat dan ucap adalah sebagai berikut :  
1.   Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari 3 -4 orang
2.   Guru membagikan cerita singat yang dapat dibaca dalam kurun waktu 5 menit
3.   Peserta didik mengutarakan ceita didalam kelompok
4.   Wakil / ketua kelompok mengutarakan cerita didepan kelas
5.   Guru dan murid mendiskusikan cerita yang didengar .
g.   Keterampilan menulis
Kegiatan menulis dinilai sebagai kegiatan yang lebih sulit dibandingkan dengan kegiatan berbahasa lainnya. dalam kegiatan menulis dituntut kemampuan kognitif yang tinggi, pengetahuan yang luas, dan kepekaan menulis. Oleh sebab itu, walaupun seseorang telah terampil  berbahasa misalnya berbicara belum tentu ia dapat menulis. Walaupun kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sulit dan tidak  banyak orang yang menguasainya, disadari bahwa menulis itu sendiri sangatlah penting. “Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat mengutarakan idenya,  perasaannya, dan mempengaruhi serta meyakinkan orang lain.keterampilan menulis  pada dasarnya diperlukan oleh peserta didik karena peserta didik membutuhkannya baik bagi pendidikannya, kehidupan sosialnya, maupun pada kehidupan profesionalnya nanti. Oleh sebab itu, guru mestinya melatih peserta didik menulis seawal-awalnya
 










BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pemerolehan Bahasa anak dilihat dari peserta didik ketika kecil yang menirukan Bahasa ibunya . pemerolehan Bahasa anak juga dilihat dari lingkungannya yakni keluarga . jika Bahasa keluargaAnak-anak dalam proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan 4strategi, yaitu imitasi, produktivitas, umpan balik dan prinsip operasinya atau lingkungannya tepat atau baik maka pemerolehan Bahasa anak itu juga baik .
Dan setiap anak juga memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda – beda tahun pertama masa kanak – kanak menjadi tahun yang sangat penting .karena ditahun itu mereka dapat brelajar berbahasa dari lingkungan keluarga.kemampuan belajar Bahasa juga dilakukan seumur hidup
3.2  Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan pada pembaca adalah harapannya untuk membaca dan mengulas lebih banyak tentang hakikat bahasa,teori pemerolehan bahasa dan cara pembelajaran bahasa di sekolah. Pahamilah baik-baik setiap unsur bahasa itu supaya pembaca memiliki pemahaman yang lebih dan semakin bertambah lengkap dan sempurna.













Daftar Pustaka

Amri, Yusni Khairul. 2005. Bahasa Indonesia : Pemahaman Dasar-Dasar Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Atap Buku
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Chaer, Abdul.2009. Sintaksis Bahasa Indonesia :Pendekatan Proses. Jakarta : Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik : Kajian Teoretik. Jakarta : Rineka Cipta
Hidayat, Asep Ahmad. 2009. Filsafat Bahasa : Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda. Bandung : Remaja Rosdakarya
Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi :  Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga
Simpen, I Wayan. 2008. Pelangi Bahasa Indonesia. Denpasar Bali : Pustaka Larasan