BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa merupakan hal yang tidak asing bagi
kita .Istilah tersebut setiap saat kita
dengar , baca ataupun digunakan sebagai
komunikasi secara lisan maupun tertulis . Bahasa diperoleh dan dipelajari
secara alamiah bagi anak – anak untuk memenuhi kebutuhan dalam lingkungan.
Bahasa mampu mengubah dan mengontrol perilaku perilaku tidak hanya pada anak
,tetapi tingkah laku yang lain .Bahasa juga memfasilitasi dan kadang –
kadang bertanggung jawab untuk
pertumbuhan kognitif . Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan
intelektual ,sosisal , dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi
Pemerolehan
dan perkembangan Bahasa anak merupakan suatu yang kompleks .Artinya, banyak
faktor yang mempengaruhi dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses
perkembangan anak.Baik unsur – unsur bawaan dari lahir maupun unsur – unsur
pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi yang sama memberikan konstribuksi
tertentu terhadap arah dan laju perkembangan bahasa anak .
Pembelajaran Bahasa di sekolah dasar juga
merupakan suatu faktor yang sangat penting . Peserta didik diharap mengenal dan
mempelajari bahasa yang baik dan benar . Dan pemerolehan bahasa setiap anak
memiliki suatu khas , yaitu sesuai dengan perkembangannya.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Apa
definisi dari hakikat Bahasa ?
b. Bagaimana
teori pemerolehan Bahasa ?
c. Bagaimana
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas ,tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah :
a. Untuk
mengetahui definisi hakikat Bahasa.
b. Untuk
mengetahui teori pemerolehan Bahasa .
c. Untuk
mengetahui pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar .
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1
HAKIKAT BAHASA
1. Pengertian bahasa
Manusia
adalah makhluk sosial yang memperlukan bantuan orang lain salah satunya
berinteraksi dengan manusia lainnya. Untuk eksistensinya diakui oleh lingkungan
maka interaksi terasa semakin penting. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana
atau media yaitu bahasa.
Bahasa
dalam bahasa inggrisnya disebut language
berasal dari bahasa latin yang artinya lidah. Lidah merupakan alat ucap yang
paling sering digunakan daripada alat ucap lainnya. secara universal pengertian
bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran.
Tetapi
perlu diingat bahwa tidak semua ujaran atau bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusia itu bisa dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai
bahasa apabila ujaran tersebut memiliki makna. Menurut Keraf (1989) bahwa
apakah setiap ujaran itu mengandung makna atau tidak, haruslah ditilik dari
konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu setiap masyarakat bahasa baik kecil
maupun besar. Secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi
ujaran tertentu akan mempunyai arti yang tertentu juga.
Tanpa
bahasa tidak mungkin manusia dapat berkembang dengan segala bentuk modernisasi
dalam berbagai aspek juga dalam perkembangan teknologi seperti sekarang ini.
Kemampuan berbahasa bukanlah kemampuan yang dapat secara ilmiah tetapi harus
dipelajari dan terbiasa.
Pada
hakikatnya bahasa adalah bunyi ujar atau lisan. Hal ini dapat dijelaskan dengan
mengggunakan fakta sejarah bahwa orang atau kelompok orang atau masyarakat
sejak dahulu telah dapat melakukan komunikasi dengan menggunakan basaha yang
telah disepakati secara bersama secara lisan. Bahasa tulis baru datang setelah
muncul para ilmuan linguis yang menciptakan lambang lambang tulis yang juga
didasari atas kesepakatan bersama, kesepakatan masing masing kelompok atau
lingkungan masyarakat penggunaan bahasa tersebut.
2. Karateristik Bahasa
Bahasa
memiliki karateristik yang menjadikan
aspek khas komunikasi, ada beberapa karateristik sebaga berikut.
a. Sistemasi, artinya bahasa merupakan suatu
cara menggabungkan bunyi-bunyi an maupun tulisan yang bersifat teratur,
standart, dan konsisten. Setiap bahasa memiliki sejumlah variasi pola yang
konsisten jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan pola yang tidak konsisten.
Bahasa indonesia juga memiliki jenis pola keteraturan tertentu.
b. Arbirte, yaitu bahwa bahasa terdiri dari
hubungan hubungan antara berbagai macam suara dan visual,objek,maupun gagasan.
Setiap bahasa memiliki kata kata yang berbeda dalam memberi simbol pada angka
angka tertentu. Contoh one dalam bahasa inggris dan kata satu dalam bahasa
indonesia merupakan simbol yang memiliki kesamaan konsep.
c. Fleksibel, artinya bahasa dapat berubah
sesuai dengan perkembangan zaman. Kosa kata terus bertambah mengikuti kemajuan
ilmu dan kemajuan teknologi.
d. Beragam artinya dalam pengucapan, bahasa
memiliki berbagai variasi dialek atau cara. Perbedaan dailek terjadi dalam
pengucapan kosa kata, dan saintaks. Semula perbedaan dialek ditentukan oleh
letak geografisnya, namun sekarang kelompok sosial yang berada dalam suatu
masyarakat menggunakan dilek yang berbeda beda.
e. Kompleks, yaitu bahwa kemampuan berfikir dan
bernalar dipengaruhi oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan
berbagai konsep, ide, maupun hubungan-hubungan yang dapat dimanipulasikan saat
berfikir dan bernalar.
Bahasa
mungkin bukan merupakan persyaratan dalalm berpikir yang luas. Namun demikian
bahasa membantu kemampuan berpikir karena keduanya berkembang seara bersama
atau memiliki hubungan yang saling berkesinambungan. Seperti contoh bahwa
bahasa membantu kemampuan
berfikir
adalah ketika kita memiliki ide tetapi anda kesulitan dalam mengungkapkan ide
anda dalam ucapan atau tulisan karena anda kurang luwes dalam berbahasa
3. Sifat Sifat Bahasa
Bahasa
memiliki 7 sifat bahasa yangg diantaranya adalah:bahasa itu bersifat
indah,bahasa itu bersifat manusiawi,bahasa itu bersifat produktif,bahasa itu
bersifat dinamis,bahasa itu bersifat variatif,bahasa itu bersifat
konvensional,bahasa itu bersifat arbiter. Dari beberapa sifat diatas penjelasan
tentang sifat sifat bahasa adalah
a. Bahasa itu indah
Pada
hakikatnya hakikatnya bahasa itu adalah bunyi. Jika bunyi-bunyi ini disusun
dengan cara memadukan bunyi-bunyi vokalnya atau juga konsonannya akan
menghasilkan keindahan yng tidak dimiliki oleh yang lainya. Bahasa juga bukan
sesuatu yang monoton, daalam mengepresikan pikiran atau perasaan dengan
menggunakan bahasa seseorang memerlukan sebuah intonasi agar bahasa atau
pikiran yang diungkapkan dapat dipahami oleh seseorang yang diajak berbicara
atau yang mendengarkannya.
b. Bahasa itu manusiawi
Chomsky
dalam pateda (1990) berpendapat bahwa anak yang lahir ke dunia ini telah
membawa kapasitas atau potensi bahasa. Mackey berpendapat bahwa bahasa dapat
dilihat dari dua hal, yaitu sebagai aktivitas jiwa dan aktivitas otak, bahasa
sebagai aktivitas otak adalah bahwa ucapan seorang diproses di dalam otaknya.
Dengan demekian terdapat kaitanya terhadap otak manusia dan bahasa. Hal ini
tidak mungkin terjadi pada hewan.
c. Bahasa itu produktif
Kata
produktif bermakna menghasilkan atau memberi hasil. Dalam bahsas (linguistik)
produktif berarti mampu menghasilkan terus menerus dan akan dipakai secara
teratur untuk membentuk unsur unsur baru.
d. Bahasa itu Dinamis
Sifat
dinamis pada bahasa mengikuti sifat manusia yang selalu senang dengan sesuatu
yang baru. Jadi tidak jarang unsur-unsur suatu bahasa mengalami perubahan.
Seperti contoh perubahan yang pernah terjadi pada bahasa indonesia,1) ejaan
Vanopusen,2) ejaan Suwandi,3) ejaan yang disempurnakan atau yang sering kita
dengar dengan singkatan EYD
e. Bahasa itu variatif
Bahasa
itu memang memik manusia sehingga bahasa mengikuti apa yang diinginkan manusia.
Menurut Chaer dalam Muliastuti dan Krisanjaya (2007: 1.10)bahwa ada tiga
istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan variasi bahasa yaitu, ideoleg,
dialeg, dan ragam. Ideoleg adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan.
Dialeg adalah variasi bahasa yang digunakan sekelompok orang, sedangkan ragam
adalah variasi bahasa yang digunakan di situasi tertentu.
Idioleg merupakan variasi bahasa yang
bersifat perorangan . artinya setiap orang memiliki gaya bahasa yang berbeda
beda, yang menandakan adanya variasi dalam bahasa adalah intonasi.
Dialeg
dipengaruhi oleh karateristik bahasa daerah atau variasi bahasa yang berbeda
menurut daerahnya, dialeg bisa diketahui berdasarkan tata bunyi semisal orang
madura dapat dikenali karena gaya bicaranya yang lantang dan cepat dan bahasa
indonesia dialeg orang bali dapat dikenali
karena pelafalan huruf “t”.
Ragam
bahasa dapat diklarifikasi beberapa aspek yaitu wacana, sarana dan pendidikan.
Sebagai sebuah ragam wacana dibedakan agi menjadi: a) ragam ilmiah dan b) ragam populer. Dipandang dari
sarana dapat dibeedakan menjadi: a) ragam lisan dan b) ragam tulis. Dan pada
ragam bahasa dalam pendidikan dapat dikelompokan menjadi: a) bahasa baku dan b)
bahasa tidak baku.
f. Bahasa itu konvensional
Konvensional
bermakna sepakat atau kesepakatan.semisal di daerah tertentu bahasa atu kata
kata disepakati oleh masyarakat itu sendiri.
g. Bahasa itu arbiter
Sifat
konvensional para pengguna bahasa menimbulkan sifat arbiter pada bahasa.
Arbiter bermakna sewenang-wenang atau mana suka yang artinya tidak ada kaitanya
anatara bunyi dengan benda benda yang dibahasai atau antara lambang bunyi
dengan yang dilambangkan. Seperti contoh orang jawa menyebut (watu) untuk benda keras yang terdapat di alam
biasanya banyak dijumpai di sungai, tetapi dalam bahasa indonesia disebut batu.
Penyebutan watu atau batu tidak didasari oleh suatu apapun, sebutan itu
hanyalah kesepatan bersama.
2.2
TEORI PEMEROLEHAN BAHASA
1. Pengertian pemerolehan bahasa
Pemerolehan
bahasa (language acquististion) adalah proses pemilikan kemampuan bebahasa
secara alamiah. Proses pemerolehan bahasa memiliki karateristik berikut :
1. Berjalan secara spontan, tanpa di sadari dan
tanpa dibebankan
2. Terjadi secara langsung dalam situasi
informal
3. Didorong oleh kebutuhan.
4. Berlangsung secara terus menerus dalam
berbahasa nyata dan bermakna
5. Diperoleh secara lisan melalui tindak
berbahasa menyimak/ mendengarkan dan berbicara
Kegiatan
pemerolehan bahasa melibatkan dua kemampuan. Pertama, kemampuan reseptif, yaitu
kemampuan menyerap, menerima,dan memahami tuturan orang lain. Kedua adalah
kemampuan produktif, yaitu kemampuan mengailkan tuturan, untuk mengapresiasikan
diri atau menanggapi rangsang bahasa yang disampaikan oleh orang lain.
2. Teori Pemerolehan Bahasa
Ada tiga pandangan yang
mengungkapkan proses pemerolehan bahasa pertama.
a. Pandangan Nativistis
Menuruut
pandangan nativitis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan
bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Bukan lingkungan yang mambuat anak
mampu berbahasa. Juga bukan karena meniru orang lain karena banyak juga
ungkapan kreaatif yang dimuculkan anak ketika berbahasa.
Kemampuan bawaan berbahasa itu disebut
dengan ‘piranti pemerolehan berbahasa’ (language acquistion device) atau LAD
adalah sebagai berikut:
b. Pandangan behavioristik
Menurut behavioristik penguasaan bahasa
anak ditentukan oleh rangsangan yang diberikan lingkungan. Anak tidak memiliki
peranan aktif, hanya sebagai penerima pasif. Perkembangan bahasa anak terutama
ditentukan oleh kekayaan dan lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungan,
serta peniruan yang dilakukan anak terhadap tindak berbahasa lingkungannya
c. Pandangan kognitif
Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan
perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak
serta merta memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan
bahaasa anak, kalau si anak sendiri tidak melibatkan secara aktif degan
lingkunganya. Dengan kata lain anaklah yang berperan aktif untuk terlibat
dengan lingkungannya agar penguasaan bahasanya dapat berkembang secara optimal.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak
a. Faktor Biologis
Perangkat biologis yang menentukan
penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat dengar, dan alat ucap.
Dalam proses berbahasa, seorang anak dikendalikan oleh sistem syaraf pusat yang
berada pada otak. Pada belahan otak sebelah kiri terdapat wilayah broca yang
mempengaruhi dan pengontrol produksi bahasa seperti berbicara. Pada bagian
belahan otak kanan terdapat wilayah wernicke yang mempengaruhi dan
mengendalikan penerimaan atau pemahaman bahasa seperti menyimak. Dan diantara
kedua belahan otak tersebut terdapat wilayah motor suplementer yang berfungsi
mengendalikan unsur fisik penghasil ujaran.
b. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan yang kaya sumber, mendukung dan
aktif dalam berinteraksi dengan anak, akan membuat pemerolehan bahasa anak
semakin beraneka dan cepat. Dukungan dan keterlibatan sosial begitu penting
bagi anak dalam berbahasa.
c. Faktor Inteligensi
Inteligensi merupakan kemampuan seorang
berfikir atau bernalar termasuk memecahkan masalah suatu masalah. Intelengensi
bersifat abstrak tidak dapat diamati langsung kecuali melalui sikap.
d. Faktor Motivasi
Motivasi itu bersumber dari dalam dan luar
individu keluarga sangat berperan sangat signifikan dalam memotivasi anaknya
agar mempunyai semangat hidup dan motivasi hidup. Selain keluarga pemberian motivasi
dari lingkungan sosial sangat berarti bagi anak untuk membuatnya kian bergairah
dalam belajar dalam aspek belajar untuk hal apapun.
4. Stategi Pemerolehan Bahasa
Dalam
mempelajari dan menguasai suatu bahasa anak- anak cenderung lebih cepat daripada
orang dewasa. Selama masa anak- anak sampai dengan usia pubertas, otak berada
dalam keadaan paling siap utuk mempelajari bahasa tertentu. Usia hingga 12
tahun itu disebut ‘periode penting’ (critical period). Disebut periode kritis
karena pada usia tersebut berbagai piranti atau kelengkapan kebahasaanya telah
siap dan matang. Mereka dapat mempelajari dan menguasai suatu bahasa pertamanya
dengan cepat dan baik. Ternyata anak melakukan strategi dalam belajar suatu
bahasa, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Mengingat
Mengingat
yaitu memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa. Setiap
pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya. Ketika dia
menyentuh, menyerap, mencium, mendengar, dan melihat sesuatu, memori anak
merekamnya.
Pada
tahap awal belajar bahasa, anak mulai membangun pengetahuan tentang bunyi dan
kombinasi bunyi- bunyitertentu yang merujuk pada sesuatu yang dia dengar dan
alami. Ingatan itu semakin kuat apabila penyebutan peristiwa terjadi berulang-
ulang. Dengan cara ini anak akan mengingat bunyi, kombinasi bunyi atau kata,
sekaligus cara mengungkapkanya. Oleh karena itu, dalam berbahasa anak- anak
biasanya dibantu oleh ekspresi muka, gerak tangan, gerak tubuh, dan konteks.
Dalam komunikasi dengan anak, orang tua tanpa selalu disadari biasanya
melakukan penyederhanaan bahasa melalui cara tutur yang pelan dan lembut,
pengulangan atau modifikasi kata yang mudah diingat dan digunakan anak.
b. Meniru
Dalam
belajar bahasa anak menggunakan strategi peniruan. Pada dasarnya, peniruan yang
dilakukan anak tidak selalu berupa pengulangan yang persis atau yang
didengarnya. Mengamati pengulangan tiruan yang dilakukan seorang anak dalam
berbahasa. Tuturan anak cenderung berubah, mungkin berupa pengurangan,
penambahan atau penggantian kata atau susunan kata dan intonasinya.
Setidaknya
ada dua penyebab. Penyebab pertama, berkaitan dengan perkembangan otak dan alat
ucap, penguasaan kaidah bahasa, serta adanya masukan dari sumber lain. Dengan
demikian anak akan mengucapkan tuturan yang dikuasainya. Penyebab kedua,
berkenaan dengan kreativitas berbahasa anak. Di satu sisi anak secara bertahap
dapat memahami dan menggunakan tuturan yang lebih rumit. Di sisi lain, secara
bersamaan anak pun membangun suatu sistem bahasa yang memungkinkan dia mengerti
dan memproduksi tuturan dalam bentuk dan jumlah tak terbatas.
Atas
dasar itu peniruan bulat- bulat yang dituturkan orang dewasa tampak sulit
dilakukan anak. Sebab disamping memori anak terbatas untuk mengingat semua yang
di dengar, bila anak terus- menerus berkosentrasi pada tuturan yang didengar
maka perkembangan kemampuan anak akan terhambat dengan hasil sangat terbatas.
Seorang anak tidak sekedar menangkap kata-kata, anakjuga mencerna dan mengolah
prinsip-prinsiporganisasi bahasa secara alami. Dengan itu, peniruan yang
dilakukan anak bersifat dinamis dan kreatif.
c. Mengalami Langsung
Strategi
lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami
langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak meggunakan bahasanya
baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, mauapun sewaktu sendirian. Dia
menyimak dan berbicara langsung, dan memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya.
Secara tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan
perilaku berbahasanya, dalam waktu yang sama anak mendapat masukan dari tindak
berbahasa.
Anak
melakukan kegiatan berbahasa dalam situasi formal, tanpa disadari, dan tanpa
beban. Dan mencoba eksperimen atau uji coba dalam berbahasa tanpa takut salah,
untuk memperkaya dan mempermantap sistem bahasa yang dipelajari. Secara
bertahap si anak mengubah, memperbaiki, dan menyimpulkan aturan bahasa sampai
tuturan dirasakan benar. Orang tua tidak boleh serta merta mengkritik atau
menyalahkannya. Kesalahanya menunjukkan proses pemantapan aturan bahasa yang
dipelajari.
d. Bermain
Dunia
anak memang dunia bermain. Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong
pengembangan kemampuan berbahasa anak. Dalam bermain, si anak kadang berperan
sebagai orang dewasa, sebagai penjual atau pembeli dalam bermain
dagang-dagangan, ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah- rumahan, sebagai dokter,
perawat atau pasien, atau sebagai guru dan murid dalam bermain sekolah-
sekolahan. Tanpa disadari mereka sedang bermain drama, sekaligus mereka
berlatih berbicara dan menyimak.
5.
Tahap – Tahap Perkembangan Bahasa pada
Anak
1.
Tahapan pralinguistik
Pada tahapan ini bunyi-bunyi bahasa yang
dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal ata konsonan tertentu. Tetapi, umumnya bunyi-bunyi
tersebut belumlah mengacu pada kata atau kalimat dengan makna tertentu. Oleh
karena itu, perkembangan ba`hasa anak pada fase disebut tahap
pralinguistik. Cobalah anda perhatikan
ketika anak-anak mendekut atau berceloteh.
Fase
ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumur sekitar 12 bulan.
a. Pada umur 0 - 2 bulan, anak hanya
mengeluarkan bunyi-bunyi refleksif untuk menyatakan rasa lapar, haus, sakit
atau ketidaknyamanan, serta bunyi-bunyi vegetatif yang berkaitan dengan
aktivitas tubuh, seperti batuk, bersin, sendawa, telanan (ketika makan), dan
tegukan (ketika menyusu atau minum). Meskipun bunyi-bunyi itu tidak bermakna
secara bahasa, tetapi merupakan jembatan perkembangan bagi tuturan selanjutnya.
b. Pada umur 2 - 5 bulan, anak mulai mendekut
dan mengeluarkan bunyi-bunyi vokal yang bercampur dengan bunyi-bunyi mirip
komsomam. Bunyi itu biasanya muncul sebagai respons terhadap senyum atau ucapan
orang tuanya.
c. Pada umur 4 – 7 bulan, anak mulai
mengeluarkan bunyi yang agak utut dengan rentangan waktu yang lebih lama. Bunyi
mirip vokal dan konsonanya lebih bervariasi. Konsonan nasal/m/dan/n/ sudah
mulai muncul.
d. Pada umur 6 – 12 bulan, amak mulai
berceloteh. Celotehannya berypa reduplikasi atau pengulangankonsonan dan vokal
yang sama seperti./ba-ba-ba/, /ma,ma,ma/, dan /da-da-da/. Vokal yang muncul
adalah vokal dasar/a/ dengan konsonan hambat labial /p,b/, nasal /m,n,n/,dan
alveolar /t,d/. Selanjutnya, celotehan reduplikasi tersebut berubah lebih
bervariasi.
2. Tahap satu-kata atau holofrasis
Fase ini berlangsung ketika aak berusia 12
– 18 bulan. Pada tahap ini anak menggunakan satu kata yang bermakna mewakili
keseluruhan ide yang disampaikan. Tegasnya satu kata yang diucapkanya anak
mewakili s22 frasa, kalimat atau wacan. Karena itu, fase ini disebut juga tahap
holofrasis cintohnya sebagai berikut:
a. “Mimi” sambil menunjuk cangkir. (saya mau
minum)
b. “Akut” sambil menunjuk laba-laba ( saya takut
laba-laba)
Tidak mudah menangkap makna yang dimaksud si
anak. Pada umumnya, mitra komunikasi anak menafsirkan maksud bicara anak
melalui konteks dan aktivitas lain yang dilakukan anak, seperti gerak, isyarat
atau benda yang ditunjuk anak.
Kata-kata yang diucapkan anak adalah
kata-kata yang telah di kenaldan dikuasainya. Kata-kata itu biasanya sering
muncul dalam tuturan keseharian di lingkungan anak .
3. Thap Dua-kata
Fase
ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan. Pada tahap ini
kosaka dan gramatika anak berkembang dengan cepat, seiring dengan kematangan
otak dan alat ucapanya. Dalam bertutur anak-anak mulai menggunakan dua kata:
papa ikut, mama main, mau bobo dan sebagainya.
4. Tahap telegrafis
Antar usia 2 – 3 tahun anak telah
menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. Ciri yang paling
mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi
pada variasi bentuk kata yang sudah mulai muncul.
Seiring dengan bertambahnya usia dan
perkembangan otak dan perangkat biologis lainya maka kemampuan anak pun (kaidah
bahasa dan kaidah berbahasa) akan semakin meningkat hingga mendekati tuturan
orang dewasa.
Bayi dalam usia 2 – 4 bulan ternyata telah
memahami dan merespons maksud tuturan orangtuanya, melalui berbagai nada suara
tertentu. Sekitar 6 bulan, anak mulai mengaitkan tuturan yang didengarnya dengan konteks yang
menyertainya, seperti ucapan dadah
(disertai dengan lambaian tangan), tepuk tangan atau gurauan.
2.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar
a. Pembelajaran
Bahasa
tindakan yang dilakukan oleh peserta didik
untuk memperoleh tindakan tingkah laku sebagai hasil pengalaman peserta didik
dalam berinteraksi dengan lingkungan . sedangkan , pembelajaran merupakan suatu
cara untuk membuat peserta didik memiliki kemauan untuk belajar memahami
sesuatu .
sedangkan pengertian Bahasa ditinjau dari
beberapa segi yakni segi teknis dan segi praktis . jika dilihat dari segi
teknis Bahasa merupakan seperangkan ujaran yang bermakna ,jika dihasilkan dari
alat ucap manusia . sedangkan , ddari segi praktis Bahasa adalah alat
komunikasi antar manusia untuk berinteraksi .
dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Bahasa indonesia di sekolah dasar merupakan suatu proses
perjalanan panjang yang dilewati peserta didik dalam mempelajari Bahasa
Indonesia.
b. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Untuk meningkatkan produktivitas pendidikan ,
dengan jalan mempercepat jalan untuk belajar dan untuk membantu guru untuk
memahami atau menyajikan informasi
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang
sifatnya lebih individual , dengan jalan untuk mengurangi guru yang kaku dan
membantu memberikan peluang untuk peserta didik berkembang sesuai dengan
kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang ilmiah terhadap
pengajaran ,dengan jalan perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis .
4. Lebih menetapkan pengajaran ,dengan
meningkatkan kemampuan peserta didik dengan berbagai media komunikasi .
5. Memungkinkan
pembelajaran secara seketika . karena dapat mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal
dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit, serta memberikan pengetahuan
yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pendiidikan secara
luas,terutama alat media masa .
c. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien
,sesuai dengan etika yang berlaku .
2. Menghargai dan bangga mengggunakan Bahasa
indonesia sebagai alat pemersatu bangsa indonesia.
3. Memahami Bahasa indonesia serta menggunakan
dengan tepat untuk berbagai tujuan .
4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meninngkatkan kemampuan intelektual ,serta kematangan sosial dan emosional .
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, meningkatkan pengetahuan maupun
kemampuan berbahasa sebagai khasanah
budaya dan juga intelektual manusia Indonesia.
d. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pada dasarnya strategi pembelajaran dapat
diuraikan dengan mengarah pada keterampilan bahasa yang dituju. Oleh karena
itu, berbaagai strategi berikut ini dijelaskan dengan mempertimbangkan empat
keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan , membaca ,menulis ,dan berbicara .
Keterampilan Mendengarkan Jika melihat kebutuhan masyarakat masa kini, yang
mengalami globalisasi di berbagai sendi kehidupannya, pembelajaran bahasa harus
diubah. Seperti telah dikemukakan bahwa sejak 1994, kurikulum sekolah dasar dan
menengah telah disusun berdasarkan kompetensi. Oleh sebab itu, kurikulum
pembelajaran bahasa berbasis pada kompetensi, yaitu keempat keterampilan bahasa (mendengarkan, membaca, berbicara, dan
menulis) bukan lagi pada tata bahasa dan
ilmu Bahasa.masalah inti dalam pembelajaran bahasa adalah kebutuhan peserta
didik untuk mempelajari dan memahami diri.Maka darii itu sangatlah penting
peran guru Bahasa untuk mengubah cara berpikir sehingga mampu melakukan
pembelajaran berbasis kompetensi dan menyusun bahan ajar yang sesuai .
1. Strategi pembelajaran langsung
Strategi
pembelajaran langsung ialah suatu bentuk pendekatan yang berorientasi kepada
guru , karena peran guru disini sangatlah penting ,melalui strategi ini guru
menyampaikan materi secara teratur dan terstruktur . diharapkan peserta didik
dapat memahami dengan baik .strategi inni berfokus pada kemampuan akademik
siswa .
2. Strategi pembelajaran cooperative learning .
Cooperative
learning merupakan strategi pembelajaran yang lebih menonjolkan pembelajaran
secara berkelompok untuk mempelajari suatu materi .diharapkan siswa mampu
berkerja sama dalam berkelompok .dengan
menekankan setiap anggota harus saling tolong menolong , karena penilaian akhir
ditentukan oleh keberhasilan kelompok . kegagalan individu adalah kegagalan
kelompok , keberhasilan individu juga keberhhasilan kelompok .
3. Strategi pembelajaran problem solving .
Pembelajaran
problem solving merupakan strategi pembelajaran dengan cara memecahkan sebuah
masalah .dengan strategi ini siswa diharapkan lebih memahami suatu materi . ada
ciri – ciri strategi pemecahan masalah yaitu :
a) siswa berkerja dalam individu maupun sebuah
kelompok kecil.
b) pembelajaran ditekankan kepada materi
pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai
persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahanya
c) siswa banyak menggunakan pendekatan dalam
belajar .
d) hasil pemecahan masalah adalah tukar pendapat
dengan masing – masing siswa .
4. strategi menggulang
dalam
strategi ini digunakan untuk
membacaulang suatu materi untuk memahami sesuatu .penyerapan pemikiran belajar
yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks .Strategi mengulang
ini dengan cara menggarisbawah ide –ide kunci , membuat catatan resume .
5. strategi Elaborasi
strategi elaborasi merupakan cara penambahan rincian sehingga informasi baru menjadi akan
menjadi bermakna . Dengan adanya strategi elaborasi ini mampu membantu
pemindahan informasi baru dari memori otak yang bersifat jangka pendek ke
jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan informasi yang
sudah ada .bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan , analogi ,membaca selintas
dengan cepat , bertanya .
6. strategi organisasi
strategi
ini membantu peseta didik meningkatkan kebermaknaan belajar . strategi
organisasi terdiri dari pengelompokan
ulang ide – ide yang tertuang . bentuk strategi organisasi adalah outlining ,
yakni membuat garis besar . siswa belajar menghubungkan beberapa macam topik
atau ide dengan beberapa ide utama . Mapping, yang lebih dikenal dengan
pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics
membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu
strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics membantu dengan membentuk
asosiasi yang secara alamiah tidak ada yang membantu mengorganisasikan
informasi menjadi memori kerja. Strategi Mnemonics terdiri atas pemotongan,
akronim, dan kata terkait
e. Keterampilan membaca
Keterampilan membaca merupakan seperangkat
keterampilan yang memiliki peranan yang unik jika dihubungkan dengan kegiatan
membaca untuk pemahaman bidang berbagai mata pelajaran .tujuan membaca ialah
untuk mencari informasi yang terdapat dalam bacaan ,baik informasi terirat
maupun tersurat . Dalam kegiatan membaca, selain mendapatkan informasi faktual
dan inferensial yang ingin diperoleh butir lain yang tidak kalah pentingnya
adalah merangkum atau meringkas wacana yang dibaca.Di dalam kurikulum ktsp /
kurikulum 2004 , baru kita menjupai
kegiatan merangkum atau meringkas .berikut ini strategi dalam pemetaan pemikiran
:
1. Pusat masalah atau ide utama yang akan
dipetakan ditengah halaman
2. Ide utama teriri dari beberapa gagasan yang
dinyatakan menggunakan kata kunci
3. Gagasan – gagasan berupa kata kunci itu
disambungkan dengan ide utama yang berada di tengah
4. Apabila gagasan-gagasan tersebut memiliki
sub-subgagasan diletakkan berdekatan
dengan gagasan yang berkaitan dengan menggunakan spidol atau pensil berwarna
yang sama untuk menunjukkan hubungan
5. Setiap gagasan dikembangan dengan teratur .
f. Keterampilan Berbicara
Dalam
ketereampilan berbicara ini banyak alternative yang bisadigunakan untuk
penggunaan alat media gambar . atau
dapat dengan seperti , pemberian skema .cara lain dapat menggunakan strategi
yang disebut “lihat dan katakan”. Langkah – langkah strategi lihat dan ucap
adalah sebagai berikut :
1. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok
yang terdiri dari 3 -4 orang
2. Guru membagikan cerita singat yang dapat
dibaca dalam kurun waktu 5 menit
3. Peserta didik mengutarakan ceita didalam
kelompok
4. Wakil / ketua kelompok mengutarakan cerita
didepan kelas
5. Guru dan murid mendiskusikan cerita yang
didengar .
g. Keterampilan menulis
Kegiatan
menulis dinilai sebagai kegiatan yang lebih sulit dibandingkan dengan kegiatan
berbahasa lainnya. dalam kegiatan menulis dituntut kemampuan kognitif yang
tinggi, pengetahuan yang luas, dan kepekaan menulis. Oleh sebab itu, walaupun
seseorang telah terampil berbahasa
misalnya berbicara belum tentu ia dapat menulis. Walaupun kegiatan menulis
merupakan kegiatan yang sulit dan tidak
banyak orang yang menguasainya, disadari bahwa menulis itu sendiri
sangatlah penting. “Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat mengutarakan
idenya, perasaannya, dan mempengaruhi
serta meyakinkan orang lain.keterampilan menulis pada dasarnya diperlukan oleh peserta didik
karena peserta didik membutuhkannya baik bagi pendidikannya, kehidupan
sosialnya, maupun pada kehidupan profesionalnya nanti. Oleh sebab itu, guru
mestinya melatih peserta didik menulis seawal-awalnya
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pemerolehan
Bahasa anak dilihat dari peserta didik ketika kecil yang menirukan Bahasa
ibunya . pemerolehan Bahasa anak juga dilihat dari lingkungannya yakni keluarga
. jika Bahasa keluargaAnak-anak dalam proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan
4strategi, yaitu imitasi, produktivitas, umpan balik dan prinsip operasinya
atau lingkungannya tepat atau baik maka pemerolehan Bahasa anak itu juga baik .
Dan
setiap anak juga memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda – beda tahun pertama
masa kanak – kanak menjadi tahun yang sangat penting .karena ditahun itu mereka
dapat brelajar berbahasa dari lingkungan keluarga.kemampuan belajar Bahasa juga
dilakukan seumur hidup
3.2 Saran
Adapun
saran yang dapat penyusun sampaikan pada pembaca adalah harapannya untuk membaca
dan mengulas lebih banyak tentang hakikat bahasa,teori pemerolehan bahasa dan
cara pembelajaran bahasa di sekolah. Pahamilah baik-baik setiap unsur bahasa
itu supaya pembaca memiliki pemahaman yang lebih dan semakin bertambah lengkap
dan sempurna.
Daftar Pustaka
Amri,
Yusni Khairul. 2005. Bahasa Indonesia : Pemahaman Dasar-Dasar Bahasa Indonesia.
Yogyakarta : Atap Buku
Chaer,
Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Chaer,
Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Chaer,
Abdul.2009. Sintaksis Bahasa Indonesia :Pendekatan Proses. Jakarta : Rineka
Cipta
Chaer,
Abdul. 2009. Psikolinguistik : Kajian Teoretik. Jakarta : Rineka Cipta
Hidayat,
Asep Ahmad. 2009. Filsafat Bahasa : Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Muslich,
Masnur. 2010. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi : Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan
Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara
Rahardi,
Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga
Simpen,
I Wayan. 2008. Pelangi Bahasa Indonesia. Denpasar Bali : Pustaka Larasan