Wikipedia

Search results

Konsep Strategis Pembelajaran



A.    Konsep Strategis Pembelajaran
1.      Manfaat Strategis Pembelajaran
a.       `Manfaat Strategis Pembelajaran Bagi Siswa 
·         Siswa terbiasa belajar dengan perencanaan yang disesuikan dengan kemampuan diri sendiri.
·         Siswa memiliki pengalaman yang berbeda-beda dengan temannya, meski ada juga pengalaman mereka yang sama.
·         Siswa dapat memacu prestasi belajar berdasarkan kecepatan belajarnya sendiri secara optimal.
·         Terjadi persaingan yang sehat dalam mencapai hasil belajar yang efektif dan efisien.
·          Siswa dapat mencapai kepuasan jika dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
·          Siswa dapat mengulang uji kompetensi (remidi) jika terjadi kegagalan dalam uji kompetensi.
.                b.   Manfaat Strategi Pembelajaran Bagi Guru
·         Guru dapat mengelola proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien.
·         Guru dapat mengontrol kemampuan siswa secara teratur.
·         Guru dapat mengetahui bobot soal yang dipelajari siswa pada saat proses belajar mengajar dimulai.
·         Guru dapat memberikan bimbingan kepada siswa, ketika siswa mengalami kesulitan, misalnya dengan memberikan teknik pengorganisasian materi yang dipelajari siswa atau teknik belajar yang lain.
·         Guru dapat membuat peta kemampuan siswa sehingga dapat dipakai sebagai bahan analisis.
·         Guru dapat melaksanakan program belajar akseleratif bagi siswa yang mampu.


c.   Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquiry:

·         Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
·         Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi, bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.
·          Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya.
·          Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
·          Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang aktif.

Ada empat unsur strategi dalam menerapkan dalam konteks pembelajaran, antara lain sebagai berikut.
·         Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yaitu perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
·         Mempertimbangakn dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif
·         Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah, sperti prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif.
·         Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar keberhasilan.
           Macam-macam strategi pembelajaran dibedakan menjadi lima macam, yaitu strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran tidak langsung, strategi pembelajaran empirik, strategi pembelajaran mandiri dan strategi pembelajaran interaktif.


a.       Strategi Pembelajaran Langsung (Ekspositori)
Strategi pembelajaran langsung adalah strategi yang mengambil pendekatan teacher centered atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Adapun ciri-ciri dari strategi ini adalah disampaikan oleh pendidik, tidak ada tuntutan bagi peserta didik untuk mengolah materi tersebut dan peserta didik harus menguasai materinya dengan cara menghafal dan memahaminya.
b.      Strategi Pembelajaran Tidak Langsung.
Strategi ini merupakan strategi yang mengambil pendekatan student centered atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Adapun ciri-ciri dari strategi pembelajaran ini adalah, guru sebagai fasilitator, adanyaketerlibatan siswa secara penuh dalam proses belajar.
c.        Strategi Pembelajaran Empirik
Strategi ini berorientasi pada kegiatan induktif dan menggunakan pendekatan yang berpusat pada aktivitas peserta didik. Adapun ciri-cirinya adalah pembelajaran dengan melalui pengalaman pada proses belajar dan bukan dari hasil belajar. Adapun prinsip dasar atau prosedur pembelajaran dalam strategi pembelajaran melalui pengalaman terdiri dari empat tahapan, yaitu sebagai berikut.
·         Tahap pengalaman nyata.
·         Tahap observasi refeleksi.
·          Tahap konseptualisasi.
·           Tahap implementasi.
d.      Strategi Pembelajaran Mandiri
Strategi pembelajaran mandiri yaitu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian dan peningkatan diri.Adapun ciri-ciri dari strategi ini adalah siswa dibimbing untuk belajar mandiri namun tetap dengan bantuan guru sedikit dan siswa diberi kesempatan untuk maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
e.       Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi ini merujuk pada bentuk diskusi dan sharing atau saling berbagi informasi antar peserta didik.Ciri-cirinya adalah terdapat interaksi dari siswa satu dengan siswa yang lainnya.
4.      Tujuan strategi pembelajaran.
Tujuan strategi pembalajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.       Mengoptimalkan pembelajaran pada aspek afektif.
Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang dalam konteks ini adalah suatu konsep yang berbeda dalam pikiran manusia yang sifatya tersembunyi, tidak dalam dunia empiris. Pengoptimalan aspek afektif akan membantu membentuk siswa yang cerdas sekaligus memiliki sikap positif dan secara motorik terampil. Ini yang diharapkan dapat dihasilkan dari penggunaan strategi pembelajaran secara aktif.
b.      Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terkadang siswa bersifat pasif sehingga hanya memperoleh kemapuan intelektual (kognitif) saja. Idealnya, sebuah proses pembelajaran menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika berpasrtisipasi aktif dalam pembelajaran, siswa akan mencari sendiri pengertian dan membentuk pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka. Dengan demikian, pengetahuan baru yang disampaikan oleh guru dapat diinterpretasikan dalam kegiatan pembelajaran.
B. Macam-macam model pembelajaran
 1. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. (Depdiknas, 2010: 24). Menurut Killen dalam depdiknas (2010: 23) pembelajaran langsung atau Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.
a.          Kelebihan Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung.
Kelebihan  Menurut Depdikas dalam Sudrajat (2011) adalah sebagai berikut :
·        Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
·        Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
·        Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
·         Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
·        Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.

Kelemahan Kelemahan pembelajaran langsung menurut Depdiknas (Sudrajat ,2011) yaitu :
·         Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
·         Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
·         Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
·         Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan dalam Trianto, 2010:92).
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah .
Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diadopsi dari istilah Inggris Problem Based Instruction (PBI). Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa ini, model pembelajaran ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inquiri (Trianto, 2010:91).
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan dalam Trianto, 2010:92).
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
·         Realistik dengan kehidupan siswa
·         . Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
·         Memupuk sifat inquiry siswa
·         . Retensi konsep jadi kuat
·         Memupuk kemampuan Problem Solving
Kekurangan :
·         Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks
·         Sulitnya mencari problem yang relevan .
·          Sering terjadi miss-konsepsi
·         Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam penyelidikan.


C. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
1.      Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat digunakan apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsep dan prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti. Pendekatan ini juga tepat digunakan apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak.
2.      Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga belajar. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara pendekatan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh Bruner bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil belajar dengan cara ini lebih mudah diingat, mudah ditransfer oleh warga belajar. Pengetahuan dan kecakapan warga belajar yang bersangkutan dapat menumbuhkan motif intrinsik karena warga belajar merasa puas atas penemuannya sendiri.

D. Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.

E. Teknik Pembelajaran
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Hamzah B. Uno, 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Efektif
          dan Dinamis. Jakarata: Bumi aksara.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Cetakan Ke-3. Jakarta: PT Rineka Cipta.