Wikipedia

Search results

MAKALAH PEMETAAN TEMA



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah evaluasi pembelajaran yang membahas tentang makalah pengertian pemetaan dan prinsip-prinsip pengembangan pemilihan tema dengan lancar tanpa ada hambatan.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah untuk menjadi yang lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.










DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 4
Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
Pengertian Pemetaan Tema 5
Peran Tema 6
Prinsip- Prinsip Pengembangan dan Pemilian Tema 6
a.       Cara Penentuan atau Pemilihan tema 6
b.      Prinsip Pengembangan atau Penentuan Tema 10
BAB III PENUTUP 13
Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 13










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Istilah pembelajaran tematik sering disebut juga pembelajaran terpadu dan dipersamakan dengan integrated teaching and learning, integrated curriculum approach, a coherent curriculum approach. Konsep ini telah lama di kemukakan oleh John Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa-siswi dan kemampuan pengetahuannya (Beans, 1993 dalam Sa’ud, dkk., 2006).
Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan, Dengan tema diharapkan akan memberikan keuntungan. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru harus merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan, selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa, hal ini dilihat dari tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian pemetaan tema?
2.      Apakah prinsip prinsip pengembangan dan pemilihan tema?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetaui pengertian pemetaan tema
2.      Untuk mengetaui prinsip prinsip pengembangan dan pemilihan tema
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pemetaan Tema
Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintregasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengn mata pelajaran lainnya. Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehingga siswa siswi memperoleh pandangan dan hubungan yanag utuh tentang kegiatan darimata pelajaran yang berbeda – beda (Sukayati, 1998).

Sebgaimana Sukayati, Subroto (1998) menegaskan bahwa dalam pembelajaran tematik yang juga disebut pembelajaran terpadu model terkait, pelajaran dimulai dari suatu tema. Tema diramu dari kompetensi dasar dan indikator dari beberapa mata pelajaran yang dijabarkan dalam konsep, keterampilan atau kemampuan yang ingin dikembangkan dan didasarkan atas situasi dan kondisi kelas, guru, madrasah dan lingkungan. Dengan demikian, menurut Sukayati (2004) siswa siswi mempunyai otivasi tinggi karena pelajaran melalui tema ini akan memudahkan mereka dalam meliat bagaimana berbagai kegiatan dan gagasan dapat saling terkait tanpa harus melihat batas – batas pemisah beberapa mata pelajaran.





Peran Tema
-          Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema/topik tertentu
-          Siswa dapat mempelajari dan mengembangkan kompetensi dalam tema yang sama
-          Pemahaman materi lebih mendalam dan berkesan
-          Kompetensi berbahasa bisa berkembang lebih baik, dikaitkan dengan MP lain dan pengalaman siswa
-          Siswa merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam tema yang jelas
-          Gairah siswa meningkat karena bisa berkomunikasi dalam situasi nyata
-          Waktu hemat karena MP disajikan terpadu dapat disiapkan sekaligus (ada waktu untuk remedial, pemantapan, pengayaan)

B.      Prinsip Prinsip Pengembangan Dan Pemilihan Tema

Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral. Setelah tema ditetapkan, selanjutya tea itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub – sub tema dari bidang studi lain yang terkait (Fogarty, 1991; Hesty, 2008).
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Depdiknas, 2007). Selanjutnya, menurut Kunandar (2007:311), tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. 

a.      Cara penentuan tema atau pemilihan tema
Penentuan tema dapat dilkukan ole guru melalui tema konseptual yang uumum tetapi produktif, dapat pula ditetapkandengan negosiasi antara guru dengan siswa, atau dengan cara berdiskusi sesama siswa. Alwasilah, dkk (1998: 16) menyebutkan bahwa tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada di sekitar lingkungan siswa. Oleh karena itu, tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa, kemudian beranjak ke lingkungan terjauh siswa. Berikut ini ilustrasi yang diberikan dalam penentuan tema.

                            Pengembangan tema

Berikut ini syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan tema yang akan dijadikan payung, yaitu:
·         Bersifat ‘fertil’, artinya tema tersebut memiliki kemungkinan keterkaitan yang kaya dengan konsep lain. Tema yang bersifat ‘fertil’ ini biasanya berupa pla atau siklus.
·         Tema sebaiknya dikenal oleh siswa atau bersifat familier, sehingga siswa dapat dengan mudah menemukan kebermaknaan dari hubungan antar- konsepnya.
·         Tema memungkinkan untuk dilakukannya eksplorasi dari objek atau kejadian nyata dan dekat dengan lingkungan keseharian siswa sehingga pengembangan pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan.
Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub- sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang- bidang studi. Menurut BSNP (2006), setelah ditemukan tema yang berfungsi sebagai pemersatu atau payung antar bidang studi yang dipadukan, dilakukan pemetaan dengan memagi habis semua kompetensi dasar dan indikator berdasarkan hasil analisis terhadap kompetensi dasar yang tela diakukan sebelumnya. Kemudian dibuat diagram kaitan (jaringan) antara tema dengan kompetensi dasar dan indikator di setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini selanjutnya dijabarkan dalam satuan pembelajaran yang memuat aktivitas belajar siswa.
Dalam menentukan tema yang bermakna, kita harus meperhatikan dan mempertimbangkan pemikiran konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber belajar, hasil belajar yang terukur dan terbukti, kesinambungan tema, serta aksi nyata, antara lain:
·         Pemikiran konseptual, tema yang baik tidak hanya memberikan fakta- fakta kepada siswa. Tema yang baik bisa mengajak siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir yang lebih tenggi.
·         Pengembangan keterampilan dan sikap, tema yang sudah disepakati bisa mengembangkan keterampilan siswa. Misalnya, keterampilan berpikir,  berkomunikasi, sosial, eksplorasi, mengorganisasi, dan pengembangan diri. Pembentukan sikap juga harus bisa diakomodasi dalam pilihan tema, seperti sikap mengargai, percaya diri, kerja sama, komitmen, kreativitas, rasa ingin tahu, berempati, antusias, mandiri, jujur, menghormati dan toleransi.
·         Kesinambungan tema, Kath Murdock (1998) dalam bukunya Clasroom Connection-Strategies for Intregated  Learning menjelaskan bahwa tema yang baik bisa mengakomodasi pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum belajar tentang sesuatu yang baru. Pengetahuan awal itu tentu sudah dipelajari siswa sebelumnya.
·         Materi belajar utama dan tambahan. Materi dan sumber pembelajaran tematik biasa kita bagi menjadi dua sumber dan materi, yaitu utama dan tambahan. Contoh sumber atau materi belajar utama adalah para ahli atau orang- orang yang mepunyai profesi atau kompetensi dasar dalam bidang tertentu, tempat- tempat yang bisa dipelajari, suasana belajar di dalam kelas,  lngkungan, komunitas, dan kesenian. Musik literatur, program komputer, dan internet adala sumber materi pembelajaran tambahan bagi siswa. Dengan demikian, pemilihan tema harus juga memperhatikan kesediaan kedua sumber belajar itu.
·         Terukur dan terbukti, guru juga perlu memperhatikan hasil pembelajaran apa yang akan siswa capai dalam pembelajaran tematik. Perlu juga menunjukan bukti- bukti itulah yang dinilai guru dan dicatat sebagai bukti bagaimana siswa menguasai tema yang diajarkan, yang pada akhirnya akan dijadikan bahan evaluasi dan laporan kepada orang tua siswa.
·         Kebutuhan siswa, dalam memilih tema, guru perlu memperhatikan kebutuhan siswa apakah tema yang kita pilih bisa menjawab kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa yang lain bisa juga dilihat melalui perkembangan psikologi (imajinasi), perkembangan mtorik, dan perkembangan kebahasaan siswa.
·         Keseimbangan pemilian tema, pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran terpadu adala pembelajaran tematik. Dalam satu tahun pembelajaran biasanya siswa bisa mempelajari 5-6 tema. Para guru hendaknya bisa memilih bervariasi tema yang bisa mengakomodasi semua mata pelajaran.
·         Aksi nyata, pembelajaran tematik hendaknya tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan sikap siswa, tetapi juga bisa membimbing siswa untuk melakukan aksi bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan dimana siswa hidup.     

b.      Prinsip pengembangan atau penentuan tema
Menurut Tm Pusat Kurikulum dari Departemen Pendidikan Nasional dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

1.      Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa – siswi. Tema yang dipilih sebaiknya tema – tema yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan dialami anak (Sukandi dkk.,2003) mengangkat realita sehari – hari dapat menarik  minat siswa – siswi dan meningkatkan keterlibatan siswa – siswi dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran tematik, anak belajar tentang dunia nyata sehingga pencapaian kompetensi dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari – hari. Pemelajaran lebih bermakna karena mudah dipaami. Kebermaknaan pembelajaran sangat penting karena dapat memberikan pencerahan (insight) pada anak, juga membuat anak termotivasi dalam belajar seingga mereka memiliki minat tingi dalam pembelajaran (Samani,2007).

2.      Dari yang termudah menuju yang sulit. Dari yang sederhana menuju yang kompleks. Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal – hal yang sederhana ke hal – hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan  mengenai urusan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi (Tim Pusat Kurikulum Balitbangdeppartemen Pendidikan Nasional, 2006).


3.      Dari konkrit menuju ke yang abstrak, tetapi belajar dari fenomena kehidupan dan secara bertaap belajar memecahkan problem kehidupan. Menurut Sukandi (2003), dunia anak adalah dunia nyata. Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan taap berpikir nyata. Anak – anak biasannya peristiwa atau objek yang didalamnya memuat sejumla konsep/ materi beberapa mata pelajaran. Misalnya, dalam berbelanja di pasar, anak – anak dihadapkan pada hitung – menghitung (matematika), aneka ragam makanan sehat (IPA), dialog tawar – menawar (Bahasa Indonesia), penggunaan uang (IPS), tata cara dan etika jual beli (agama), dan mata pelajaran lainnya. Anak belajar beranjak dari hal – hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang bermakna dan bernilai, sebab siswa – siswi dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebiih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

4.      Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa – siswi dan membangun pemaaman konsep karena adanya sinergi pemaaman antar konsep yang dikemas dalam tema.


5.      Ruang lingkup tema diseuaikan dengan usia dan perkembangan siswa – siswi, termasuk minat dan kebutuhan. Dalam pembelajaran tematik, berbagai mata pelajaran diubungkan dengan tema yang cocok dengan kehidupan sehari – hari anak, bahkan diupayakan yang merupakan kesenangan anak pada umumnya sehingga siswa – siswi tertarik mengikuti pelajaran. Ketertarikan siswa – siswi pada “apa” yang dipelajari merupakan “pintu” pertama belajar dan menjadi “kunci” keberhasilan belajar bisa menjadi faktor kegagalan dalam belajar bagi siswa – siswi (Samani, 2007).

6.      Tema yang dipilih, menurut Sukandi (2003) dapat mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan, yaitu kognitif (seperti gagasan konseptual tentang lingkungan di alam sekitar), keterampilan (seperti memanfaatkan informasi, menggunakan alat, dan mengamati gejala alam), dan sikap (jujur, teliti, tekun, menghargai perbedaan, dan sebagainya).

































BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Tema pembelajaran tematik sebagai alat/wahana pemersatu dari standar kompetensi setiap mata pelajaran yang dipadukan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu :
1.      Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik.
2.      Mulai dari yang termudah menuju yang sulit.
3.      Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks
4.      Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
5.      Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Herry, Asep. Pembelajaran Tematik Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Sekolah Dasar), Universitas Pendidikan Indonesia
Puskur Balitbang Dep Diknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik
Samani, Muchlas. 2007. Menggagas Pendidikan Bermakna: Integrasi Life Skill- KBK- CTL- MBS, Surabaya: SIC
Subroto,  Tisno Hadi dan Ida Siti Herawati. 2003. Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Sukandi, Ujang dkk. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa, dan        Bagaimana?, Surabaya: Duta Graha Pustaka