BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam
sekitar beserta isinya yakni semua benda yang ada di dalam, peristiwa dan
gejala-gejala yang muncul di alam. Pendidikan IPA diarahkan untuk menemukan dan
berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu IPA merupakan salah satu
mata pelajaran yang penting bagi siswa
karena perannya sangat penting berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran
telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar IPA. Namun,
dalam kenyataanya masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar IPA
yang rendah karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan.
Maka dari itu, dalam hal ini kelompok kami akan membahas beberapa metode sebagi
penunjang berjalannya proses pembelajaran agar tercapai.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian media
pembelajaran?
2.
Apa saja macam metode pemebelajaran?
3.
Bagaimana pengertian mrtode
pembelajaran IPA SD?
4.
Apa saja ciri dan contoh metode
pembelajaran IPA SD?
1.3
Tujuan
2
Untuk mengetahui pengertian media
pembelajaran.
3
Untuk mengetahui macam metode
pemebelajaran.
4
Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran
IPA SD.
5
Untuk mengetahui ciri dan contoh
metode pembelajaran IPA SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode
1.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang dibunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan yang nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai optimal. Ini berarti metode digunakan untuk
merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan.
Menurut Abdurrahman Ginti, metode
pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan
berbagai jenis prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya
terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajaran.
Dengan kata lain metode pembelajaran
adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi
pelajaran kepada murid didalam kelas baik secara individual atau secara
kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh
murid dengan baik.
Dalam kenyataannya, cara atau metode
pembelajaran yang digunakan utuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara
yang yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode
dipengaruhi oleh factor tujuan, factor siswa, paktor situasi dan factor guru
itu sendiri.
Dengan demikian metode dalam rangka sistem
pembelajaran memegang peran yang sangat penting, karena keberhasilan
pembelajaran sangat tergantung pad acara guru dalam menggunakan metode
pembelajaran.
2.
Ciri ciri Metode Pembelajaran Yang
Baik
Banyak metode yang bisa dipilih oleh
seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu setiap guru yang
akan mengajar diharapkan untuk memilih metode yang baik. Karena baik atau
tidaknya suatu metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar
terletak pada ketepatan memilih suatu metode sesuai dengan tuntutan proses
belajar mengajar.
Adapun ciri ciri metode yang baik untuk
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a.
Bersifat luwes, fleksibel dan
memiliki daya yang sesuai dengan watak murid dan materi.
b.
Bersifat fungsional dalam
menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan murid pada kemampuan praktis.
c.
Tidak mereduksimateri, bahkan
sebaliknya pengembangan materi.
d.
Memberikan keleluasaan pada murid
untuk menyatakan pendapat.
e.
Mampu menempatkan guru dalam
posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Sedangkan dalam penggunaan suatu metode
pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal berikut:
a.
Metode yang digunakan dapat
membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid.
b.
Metode yang digunakan dapat
menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
c.
Metode yang digunakan dapat
memberikan kesempatan kepada murid untuk mewujudkan hasil karya.
d.
Metode yang digunakan dapat
merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan
inovasi.
e.
Metode yang digunakan dapat
mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh ilmu
pengetahuan melalui usaha pribadi.
f.
Metode yang digunakan dapat
meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan engalan
atau situasi yang nyata dan bertujuan.
g.
Metode yang digunakan dapat
menanamkan dan mengembangkan nilai nilai serta sikap sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari hari.
Dari uraian diatas dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa suatu metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar
bisa dikatakan baik jika metode itu bisa mengembangkan potensi peserta didik.
3.
Prinsip Prinsip Penentuan Metode
Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar guru dalam
menentukan metode hendaknya tidak asal pakai, guru dalam menentukan metode
harus melalui seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode
apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan
ketepatan (efektifitas) metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar.
Acuan memilih metode pembelajaran untuk
anak usia 0 sampai 6 tahun menurut Penasehat Himpunan Tenaga Kependidikan Usia
Dini, Anggani Sudono, adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurutnya ada beberapa metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan
usia anak. Anak usia 0 samapai 3 tahun dapat mengikuti kegiatan disekolah taman
bermain. Adapun metodeya yang harus diperhatikan adalah adanya hubungan
komunikasi antara guru dengan anak dan bagaimana cara guru berkomunikasi.
Ketika mengajar sebaiknya guru tidak
mendominasi kegatan anak. Sedangkan untuk usia 4 sampai 6 tahun dapat diberikan
kegiatan yang dapat memberikan kesempatan pada anak mengobservasi sesuatu.
Sebaliknya pendidikan tidak melulu mencontohkan lalu anak mengikutinya. Barkan
anak mencoba coba, misalnya anak menggambar bunga dengan warna hijau kuning
atau biru. Pendidikan dapat memberikan kosa kata baru pada anak dan membiarkan
mereka merangkai kalimat.
Adapun hal hal yang perlu diperhatikan
dalam penentuan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan yang ingin dicapai dlam proses belajar
mengajar harus menjadi perhatian utama bagi seorang guru dalam menentukan
metode apa yang dipakai (serasi).
b.
Kemampuan guru.
Efektif tidaknya suatu metode pembelajaran juga
sangat dipengaruhi pada kemampuan guru dalam menggunakannya. Misalnya seorang
guru yang mahir dalam berbicara, maka bisa menggunakan metode ceramah disamping
metode yang lainnya sebagai pendukungnya.
c.
Anak didik.
Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan anak didik.
Karena mereka mempunyai kemampuan, bakat, minat, kecerdasan , karakte, latar
belakang ekonomi yang berbeda beda. Oleh karena itu dengan latar belakang yang
berbeda beda guru harus pandai dalam menentukan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
d.
Situasi dan kondisi proses belajar
mengajar dimana berlangsung.
Situasi dan kondisi proses belajar mengajar
yang berada dilingkungan dekat pasar yang ramai akan berdampak pada metode
pembelajaran yang akan digunakan. Sehingga bisa menentukan metode pembelajaran
yang sesuai di lingkungan tersebut.
e.
Fasilitas yang tersedia.
Tersedianya fasilitas seperti, alat peraga,
media pengajaran dan fasilitas fasilitas lainnya sangat menentukan terhadap
efektif tidaknya suatu metode.
f.
Waktu yang tersedia.
Disamping hal hal di atas, masalah waktu yang
tersedia juga harus diperhatikan. Apakah waktunya cukup jika menggunakan metode
yang akan dipakai atau tidak.
g.
Kebaikan dan kekurangan suatu
metode.
Dari masing masing metode yang ada, tentu
memiliki kebaikan dan kekurangan. Kekurangan suatu metode bisa dilengkapi
dengan metode yang lain. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan metode
mana yang akan digunakan.
Adapun prinsip prinsip penentuan metode
dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a.
Prinsip motivasi dan tujuan besar.
Motifasi
memiliki kekuatan yang sngat dahsyat dalam proses belajar mengajar. Belajar
tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa. Demikian juga tujuan, proses belajar
mengajar yang tidak mempunyai tujuan yang jelas akan tidak terarah.
b.
Prinsip kematangan dan perbedaan
individual.
Semua
perkembangan pada anak memiliki tempo yang berbeda bed, karena itu setiap guru
agar memperhatikan waktu atau irama perkembangan anak, motif, intelegensi dan
em-osi kecepatan menangkap pelajaran, serta pembawaan dan factor lingkungan.
c.
Prinsip penyediaan peluang dan
pengalaman praktis.
Belajar
dengan memperhatikan peluang sebesar besarnya bagi partisifasi anak didik dan
pengalaman langsung akan lebih memiliki makna daripada belajar verbalistik.
d.
Integrase pemahaman dan
pengalaman.
Penyatuan
oemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu
menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar mengajar.
e.
Prinsip fungsional.
Belajar
merupan pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehiduan berikutnya. Setiap
belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai
manfaat teoritis atau praktis bagi kehidupan sehari hari.
f.
Prinsip penggembiraan.
Belajar
merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring kebutuhan dan
tuntutan yang terus berkembang. Berkaitan dengan kepentingan belajar yang terus
menerus, maka metode mengajar jangan sampai memberi kesanmemberatkan, sehingga
kesadaran pada anak untuk belajar cepat berakhir.
Dengan memperhatikan prinsip prinsip
penentuan metode pembelajaran diatas, diharapkan dalam prose belajar mengajar
dapat lehib efektif dan efisien dan dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan
yang hendak dicapai, karena dengan memperhatikan prinsip prinsip tersebut
seorang guru dapat mempertmbangkan mana metode yang sesuai yang akan dgunakan
dlam proses belajar mengajar.
2.2 Macam Metode Pembelajaran
1.
Metode Karya Wisata (Out Door)
Menurut Muchlis M (2009: 239) pembelajaran luar kelas adalah guru
mengajak siswa belajar di luar kelasuntuk melihat peristiwa langsung dilapangan
dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui pembelajaran
luar kelas peran guru adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu
agar siswa belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan.
Menurut Aninta (2008:5.29) pembelajaran outdoor hamper identic dengan pembelajaran
karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa kwluar kelas. pembelajaran
ini harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematik dan
sistemik.
Karakteristik dari pembelajaran out door
yaitu menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat,
dilaksanakan diluar kelas/sekolahan, memiliki perencanaan, aktivitas siswa
lebih muncul dari pada guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu
implementasi dari pelajaran berbasis kontekstual. (Anitah, 2008: 5.29)
Adapun kelebihan dari belajar diluar
kelas menurut Sudjana (2007:208) sebagai berikut:
a.
Kegiatan belajar lebih menarik dan
tidak membosankan siswa duduk dikelas berjam jam, sehingga motivasi belajar
siswa akan lebih tinggi.
b.
Hakikat belajar akan lebih bermakna
sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat
alamiah.
c.
Bahan bahan yang dapat dipelajari
lebih kaya serta lebih factual sehingga kebenarannya lebih akurat.
d.
Kegiatan belajara siswa lebih
komprehensip dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbahgai cara
seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan,
menguji fakta dan lain lain.
e.
Sumber belajar menjadi lebih kaya
sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan
sosial, lingkungan alam, linngkungan buatan dan lain lain.
f.
Siswa dapat memahami dan menghayati
aspek aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk
pribadi yang tidak asing dengan kehidupan disekitarnya, serta dapat memupuk cinta
lingkungan.
Adapun beberapa kekurangan dalam metode pembelajaran diluar kelas,
beberapa kelemahan yang serig terjadi dalam pelaksanaan berkisar pada teknis
pengaturan waktu dan kegiatan belajar. (Sudjana, 2007: 209) misalnya:
a.
Kegiatan belajar kuarang dipersiapkan
sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ketujuan tidak melakukan
kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan bermain main.
b.
Ada kesan dari guru dan siswa bahwa
kegiatan pembelajaran lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga
menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
c.
Sempitnya pandangan guru bahwa
kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. guru lupa bahwa tugas belajar
siswa dapat dilakukan di luar kelas atau pelajaran baik individual mapun
kelompok dan satu diantaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaa
lingkungannya.
2.
Metode Talking Stick
Metode talking stick adalah metode pembelajaran yang dipergunakan guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Metode talking stick
dimaksud dalam proses belajar mengajar dikelas berorientasi pada terciptanya
kondisi belajar melalu permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada
siswa lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya
mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang
sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa mendapat kesempatan
giliran menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Adapun kelebihan dankekurangan menggunakan metode talking stick adalah
sebagai berikut:
Kelebihan
a.
Menguji kesiapan siswa
b.
Melatih membaca dan memahami dengan
cepat
c.
Agar lebih giat belajar (belajar
terlebih dahulu)
Kekurangan
a.
Membuat siswa senam jantung
b.
Membuat siswa minder karena belum terbiasa.
3. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah metode tiruan atau
perbuatan yang hanya berpura pura saja, Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27).
Sedangkan menurut Hamalik dalam Taniredja, dkk (2011: 40) simulasi adalah suatu
teknik yang digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain
instruksional yang berorientasi pada tujuan tujuan tingkah laku.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 28)
dalam pelajaran metode simulasi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu
sebagai berikut:
Kelebihan
a.
Menyenangkan, sehingga siswa secara
wajar terdorong untuk berpartisipasi
b.
Menggalakkan guru untuk mengembangkan
aktivitas simulasi
c.
Memungkinkan eksperimen berlangsung
tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
d.
Memvisualkan hal hal abstrak
e.
Tidak memerlukan keterampilan
komunikasi yang pelik
f.
Memungkinkan terjadinya interaksi
antar siswa
g.
Menimbulkan respon yang positif dari
siswa yang lamban, kurang cakap dan kurang motivasi
h.
Melatih berpikir kritis karena siswa
terlibat dalam analisa proses, kemajuan simulasi.
Kekurangan
a.
Efektifitasnya dalam memajukan
belajar belum dapat dilaporkan oleh riset
b.
Validasi simulasi masih banyak
diragukan orang
c.
Menuntut imajinasi dari guru dan
siswa.
4.
Metode Discovery Learning
Menurut Djamarah (2008: 22) Discovery
learning adalah belajar menvcari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar
mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak berbentik final, tetapi
anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan
menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Dengan menggunakan metode
discovery learning pembelajaran akan lebih bermakna mengena kepada siswa. sebab
siswa disini tidak hanya sebagai pendengar setia, namun dalam metode ini siswa
dituntut aktif dalam belajar.
5.
Metode
Brainstorming
Metode
Brainstorming merupakan metode pengembangan dari diskusi. Menururt Danajaya
(2010: 79), brainstorming adalah dirancang untuk mendorong kelompok untuk
mengekspresikan berbagai macam ide yang dicatat, kemudian dikombinasikan dengan
berbagai macam ide yang lainnya.
Metode
Brainstorming merupakan suatu bentik diskusi dalam rangka menghimpun gagasan,
pendapat, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari semua peserta. Tujuan
dari Brainstoeming adalah untuk membuat kumpulan pendapat, informasi, pengalaman
semua peserta yang sama atau berbeda dan hasilnya kemudian dijadikan peta
informasi atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama.
6.
Metode Diskusi
Metode diskusi menurut Suryosubroto (2009:
167) adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran diaman guru memberi kesempatan
kepasa para siswa (kelompok kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan
ilmiah gurur mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai
alternatif pemecahan atas suatu masalah.
2.3 Pengertian Metode Pembelajaran IPA
Metode
pembelajaran merupakan suatu bagian terpenting dalm proses pembelajaran.
Semenarik apapun materi pembelajaran apabila dalm penyampainnya tidak
menggunakan metode yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang disampaikan
maka percuma, hal ini maka tidak akan terjadi proses pembelajaran yang baik dan
hasil belajar yang baik pula. Karena dalam mengajar seorang guru harus memiliki
kemampuan dalam menggunakan metode dan media pengajaran, metode yang digunakan
harus sesuai tujuan, situasi peserta didikm fasilitas dan pendidik harus
mempunyai kemampuan komunikasi dengan siswa. Pemilihan metode juga terkait
dengan materi yang akan disampaikan dan alokasi waktu yang telah ditentukan
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik, tidak terlalu monoton, dan
dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
IPA
adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannyasecara umum terbatas
pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah atau
kebenaran yang didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi.
Jadi, metode pembelajaran ipa merupakan suatu cara yang
efektif dan efesien untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan yang diharapkan berjalan secara maksimal dan kepada hasil
kebenaran pengamatan.
2.4 Jenis-jenis Metode Pembelajaran IPA
1.
Metode Ceramah
Metode
ceramah merupakan metode pembelajaran yang setiap hari digunakan karena metode
ini cukup praktis dan tidak banyak mengeluarkan waktu, biaya dan persiapan.
Dalam hal ini guru dapat mengatur waktu dalam menyampaikan materi sesuai waktu
yang telah ditetapkan. Namun, metode ini menuntut siswanya untuk berkonsentrasi
dengan menggunakan indra telinga mereka yang terbatas. Dan terkadang, siswa
juga terganggu akan hal-hal visual, dan cenderung diperlakukan sama oleh guru.
Karakteristik
metode ceramah:
a.
Digunakan apabila proses pembelajaran lebih bersifat
pemberian informasi berupa fakta atau konsep-konsep sederhana.
b.
Proses pembelajaran
secara klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak.
c.
Bersifat monoton, guru
lebih banyak berbicara.
d.
Memerlukan
adanya dukungan yang efektif dari guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan
motivasi dan perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah.
2.
Metode
Diskusi-Persentasi
Metode
ini memiliki cara penyampaian dengan tujuan pembelajaran IPA secara komunikasi
yang efektif dalam menyampaikan suatu ide ataupun pendapat yang biasanya
membahas suatu permasalahan, yang kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok
untuk memecahkan suatu masalah. Masalah
yang dibahasa biasanya mengenai fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Metode
ini menuntut siswa untu berpikir kritis, mengemukakan pendapatnya secara bebas,
mengeluarkan ide-idenya. Namun, metode ini juga menuntut peserta didik untu
menemukan pemcahan masalh secara bersama dan lebih sadar bahwa suatu masalah
dapat dipecahkan dengan bersama-sama, juga menanamkan sikap tolerasi yang
tinggi.
Ciri-ciri dan Karakteristik Metode
Diskusi
Soetomo
(1993: 153) menyebutkan bahwa “metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran
yang mana guru memberikan suatu persoalan (masalah) kepada murid, dan para
murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk meme-cahkan masalah itu
dengan teman-temannya”.Dalam kelompok diskusi siswa saling tukar informasi tentang
permasalahan yang sedang dibahas.Perbedaan pendapat sering terjadi. Semakin
banyak yang beda pendapat, maka keadaan diskusi akan semakin hidup.
Slameto
(1991: 101) menyebutkan bahwa “diskusi kelompok ialah per-cakapan yang
direncanakan atau dipersiapkan di antara tiga orang siswa atau lebih tentang
topik tertentu dengan seorang pemimpin”.Percakapan diartikan sebagai adanya
pendapat dari masing-masing anggota kelompok dalam ikut memberikan alternatif
pemecahan masalah sesuai dengan pikirannya masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa
metode diskusi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terdiri dari beberapa orang, bisa
lebih dari tiga orang.
b. Ada permasalahan yang sedang dicarikan
solusi pemecahannya.
c. Ada yang menjadi pemimpin.
d. Ada proses tukar pendapat atau
informasi.
e. Menghasilkan rumusan alternatif
pemecahan masalah yang sedang dibahas.
3.
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi merupakan suatu capaian tujuan dengan cara memperagakan barang
dengan menggunakan alata atupun media sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Metode ini memberikan objek yang nyata dalm kehiduoan sehari hari
maupun barang yang ada disekitar kita dan melakukan suatu eksperimen dalm
proses belajar mengajar. Metode ini memusatkan perhatian terhadap media yang
digunakan dan lebih terarahh hingga mudah dipelajari agar metode ini dapat
melekat secara perlahan kepada peserta didik. Namun, dalam waktu demonstrasi
tidak semua peserta didik minat dalam ikut praktek melakukannya karena guru menyaratakan
semua pserta didik dan tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
Karakteristik Metode Demonstrasi Menurut Winataputra (2005:18) Ada beberapa
karakteristik metode demonstrasi diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Mempertunjukan
obyeks ebelumnya atau materi sebelumnya
b.
Adanya
proses peniruan
c.
Ada
alat bantu atau alat peraga untukd igunakan dalam pelaksanaan metode demonstrasi
d.
Memerlukantempat
yang strategi yang memungkinkanseluruhsiswaaktif.
4.
Metode Eksperimen
Metode
eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran dengan cara percobaan atau pratikum. Metode ini
digunakan untuk melakukan pembuktian suatu teori yang kemudian dapat menemukan
suatu fakta yang baru. Tujuan metode ini ialah untuk memahamkan suatu konsep
kepada peserta didik dan melatih kemampuan berpikir agar dapat mencari
tujuannya.
Karakteristik
Metode Pembelajaran Eksperimen
Metode
eksperimen adalah metode yang memungkinkan guru dapat mengembangkanketerbitan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untukmelatih
keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman
yangdialami secara langsung dapat tertamam dalam ingatannya. Keterlibatannya
fisik dan mental
serta emosiona lsiswa yang
diharapkan dapat di perkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang
dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan
mengajar siswa untuk belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya.
Dengan demikian siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang
diperoleh selama pembelajaran.
BAB III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran IPA memiliki kualitas yang
baik demi berjalannya proses berjalan mengajar untuk tercapainnya hasil belajar
secara maksimal. Maka dari itu guru menrapkan metode tersebut secara modern dan
konvensional dengan memperhatikan cara dan penyesuaian aktifitas yang ada
dikelas. Sehingga dapat melaksanakan metode tersebut dengan memanfaatkan media
pembelajran untuk hasil belajar yang berkualita demikian pula siswa menerima
metode pembelajaran modern dan konvensional sesuai dengan efesiensi waktu
pembelajaran, efektif dalam menggunakan media pembelajaran dan menunjukan hasil
evaluasi pembelajaran yang berkualitas.
3.2
Saran
Sebagai seorang guru nantinya, dapat menggunakan
metode pembelajaran yang baik dan dalam pelaksanaan proses belajar mengaja
dapat berjalan dengan baik seperti semestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Tanteh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian,
Yogyakarta: Teras
Sapriati, Amalia, dkk,. 2009. Pembelajaran IPA di SD.
Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
Faizi, Mastur. 2013. Ragam Metode Mengajar Eksakta pada
Murid, Jogjakarta :
DIVA Press
Afandi, Muhammad, Evi Chamalah, Oktarina Puspita Wardani.
2013. Model dan
Metode Pembelajaran di
Sekolah. Semarang: Sultan
Agung Pressta.
Huda,
Miftahul. 2013.Model-model pengajaran
dan pembelajaran. Yogyakarta:
PustakaBelajar.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajar
Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana Prenada Media Grooup,
2008), 147.
Abdurrahman Ginting, Esensi
Praktis Belajar dan Pembelajaran (Banung: Humaniora,
2008), 42, 82
Abu Ahmadi, Joko Tri Prastya,
Strategi Belajar Mengaar (Bandung: CV Pustaka Setia,
2005), 52, 53
Pupuh Fathurrohman & M. Sobry
Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Islami (Bandung:
Rafika Aditama, 2007), 56.
Tahar Yusuf & Saiful Anwar,
Metologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1997), 7 samapai 10.