Wikipedia

Search results

MAKALAH PENILIAN AUTHENTIC


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam pendidikan, penilaian atau assessment  didasarkan pada pengetahuan kitatentang belajar dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu assessment
 dimana pendidik dapat mempergunakannya untuk kegiatan pendidikan danmengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks. Penilaian juga harus bersifatmenyeluruhh dari berbagai aspek.Penilaian otentik adalah salah satu bentuk penilaian yang meminta peserta didikmenerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Otentik berarti keadaan sebenarnya,yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dalam pembelajaran disekolah, salah satu bentuk penilaian otentik adalah peserta didik diberi kegiatan untukmenerapkan pengetahuan yang dimiliki peserta didi dalam kehidpan sehari-hari ataudunia nyata

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Hakikat asessment authentic?
2.      Apa macam -macam jenis assessment authentic ?
3.      Bagaimana prosedur assessment authentic ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui hakikat asessment authentic
2.      Untuk mengetahui macam – macam jenis assessment authentic
3.      Untuk mengetahui prosedur assessment authentic .



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Asesmen Autentik/ Asessment Autentic
Asesment merupakan serangkaian kegiatan yang ditempuh untuk mendapatkan informasi guna membuat keputusan-keputusan mengenai siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan oleh suatu badan atau organisasi yang menyelenggarakan aktivisat tertentu. Asesmen juga didefinisikan berupa informasi mengenai proses belajar siswa yang berupa format penilaian kemajuan belajar. Menurut Stiggins: 1994, asesment diartikan sebagai penilaian proses, kemajuan, dan outcome yang berupa hasil belajar siswa. Dasar-dasar penilaian yang dilakukan juga harus terprosedur dan objektif. Ari autentik merupakan sesuatu yang nyata dan dapat dipercaya, sehingga penilaian autentik merupakan penilain real mengenai kemajuan siswa dalam pembelajaran yang dapat memutuskan hasil belajar siswa secara akurat. Tujuan dari asesmen autentik ini secara garis besar ialah membantu guru menggali informasi tentang pencapaian kemampuan dan kematangan siswa, selain itu juga menilai apakah pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan benar.
Asesment juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada kurikulum 2013 asesmen yang digunakan adalah asesmen autentik yang merupakan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa menggunakan prinsip-prinsip penilaian, secara berkelanjutan, disertai bukti-bukti autentik, dan secara konsisten sebagai akuntabilitas publik ( Muchtar, 2010:72). Dikatakan autentik karena merupakan suatu penilaian yang merujuk pada kejadian atau situasi asli, asesment ini membantu siswa dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada dunia nyata. Cakupan dari asesmen autentik meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang memudahkan guru dalam melakukan penilaian dari ketiga aspek tersebut.
Adapun ciri-ciri yang dimiliki asesmen autentik yaitu:
1.      Harus mengukur semua aspek pembelajaran berupa kinerja dan hasil
2.      Dilaksanakan sesudah atau saat proses pembelajaran
3.      Menggunakan berbagai cara dan sumber
4.      Tugas-tugas yang diberikan harus berkaitan dengan kehidupan siswa
5.      Tes hanya salah satu pengumpul data asesmen
6.      Asesmen menekankan pada kemampuan dan keahlian siswa bukan keluasannya (kuantitas)
Sedangkan karakteristik asesmen autentik yaitu:
1.      Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
2.      Mengukur keterampilan dan formasi
3.      Berkesinambungan dan tyerintegrasi
4.      Dapat digunakan sebagai feedback.
Pada dasarnya pembelajaran emnggunakan asesmen autentik memiliki tujuan untuk mencapai apa yang dipelajari siswa, ukan apakh siswa itu belajar. Asesmen ini juga tidak hanya sebagai penilaian tentang apa yang diketahui siswa tetapi, juga menilai apa yang dilakukan siswa dalam pembelajaran. Guru harus memperhatikan 3 hal dalam pelaksanaan asesmen autentik ini yaitu autentik dari instrumen yang digunakan, autentik dari aspek yang diukur, dan autentik dari aspek kondidi siswa.



















B. Jenis-jenis Asesmen Autentik
1.        Penugasan (proyek/projek).
Asesmen terhadap suatu tugas yang mengandung penyelidikan yang harus selesai dalam waktu tertentu. Proyek adalah suatu tugas yang meminta siswa menghasilkan sesuatu oleh diri siswa sendiri pada suatu topik yang berhubungan dengan kurikulum lebih dari hanya sekedar ”memproduksi” pengetahuan dalam suatu tes. Dengan demikian, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru, antara lain :
  • Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
  • Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
  • Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

2.        Asesmen Kinerja (Performance Assessment)
Asesmen kinerja  terdiri dari format- format asesmen di  mana siswa menyusun suatu respon secara lisan maupun tertulis . Asesmen ini mengajak siswa untuk melakukan tugas- tugas yang komplek dan bermakna yang berkaitan dengan pengetahuan, pembelajaran terkini, dan berbagai keterampilan yang relevan untuk menyelesaikan problem- problem yang realistik atau autentik (ibid, 1992:2). 
Menurut McMillan dalam Tanwey (2006:109), secara sederhana asesmen kinerja merupakan satu penilaian di mana guru mengamati dan membuat pertimbangan tentang demonstrasi siswa dalam hal kecakapan atau kompetensi dalam menghasilkan suatu produk.  Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh mana penilaian kinerja ini menekankan pada kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan kemampuan mereka untuk membuat hasil kerja mereka.   Asesmen kinerja dikembangkan untuk menilai kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Penilaian kinerja dapat dipersingkat atau diperluas dalam bentuk pertanyaan terbuka, membaca, menulis, proyek, proses, pemecahan masalah, tugas analisis, atau tugas lain yang memungkinkan siswa mendemonstrasikan kemampuannya dalam memenuhi tujuan belajar tertentu.

3.        Asesmen Portofolio (Portfolio Assesment)
Penilaian portofolio merupakan sistem pengumpulan karya- karya siswa yang dianalisis untuk menunjukkan kemajuan siswa sesuai dengan tujuan instruksional (Valencia, 1991). Contoh- contoh portofolio meliputi: menulis sample, melukis, membaca logaritma, audio atu video-tape, dan komentar guru/ siswa pada kemajuan yang telah dicapai siswa. Salah satu fitur dalam penilaian portofolio ini adalah  keterlibatan siswa dalam menyeleksi sample- sample karya mereka sendiri, untuk menunjukan perkembangan atau  proses pembelajaran.. Portofolio merupakan jenis penilaian autentik yang  sangat popular.  Penilaian portofolio merupakan jenis penilaian yang relatif baru dalam pendidikan.
Cara menilai portofolio biasanya menggunakan rubrik, yaitu penilaian dengan menggunakan skala bertingkat terhadap dokumen portofolio tersebut. Biasanya rubrik menggunakan skala bertingkat dengan memberikan nilai (skor) 1 untuk ketegori sangat kurang (SK), nilai 2 untuk kategori kurang (K), nilai 3 untuk kategori cukup (C), nilai 4 untuk kategori baik (B), dan nilai 5 untuk kategori sangat baik (SB). Bisa pula dengan skala bertingkat menurut wilayah, misalkan untuk penilaian penghargaan yang diperoleh.

4.        Asesmen Diri Siswa (Student Self Assessment)
Asesmen diri siswa merupakan elemen kunci dalam asesmen autentik dan dalam pembelajaran yang diatur sendiri. Hal ini berarti meningkatkan keterlibatan siswa langsung dalam pembelajaran dan mengintegrasikan kemampuan kognitif dengan motivasi dan sikap terhadap pembelajaran. Untuk menjadi pebelajar yang mengatur sendiri, para siswa membuat pilihan- pilihan, menyeleksi aktivitas- aktivitas pembelajaran serta merencanakan bagaimana memanfaatkan waktu dan sumber daya. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih aktivitas yang menantang, ambil resiko sendiri, mempercepat pembelajaran sendiri, dan mencapai tujuan akhir yang dikendaki sendiri. Masing- masing siswa dapat berkolaborasi dengan temannya dengan saling bertukar ide, saling membantu bila diperlukan, dan saling mendukung.
Penerapan asesmen autentik memerlukan keterlibatan guru lebih banyak daripada sekedar tes jawaban tunggal (single- answer test). Pengaturan waktu dan berbagai keterampilan bahasa diperlukan untuk mendesain dan menggunakan asesmen autentik ini. Sedangkan keputusan akhir penilaian diperlukan untuk menentukan kemajuan siswa dan kemajuan pembelajaran siswa. Adanya asesmen autentik ini, guru dituntut untuk memahami pola, kreasi dan prosedur penggunaannya, serta mengaitkan antara asesmen autentik ini dengan tujuan instruksionalnya dalam desain perencanaan pembelajaran. 



















C. Prosedur Assasment authentic
Melakukan assasment pembelajaran harus dilaksanakan dengan prosedur tertentu . maksut dari prosedur ialah langkah yang dilalui guru dalam melaksanakan penilaain.prosedur penilaian yang dilakukan guru tidak akan mengarah pada proses penilaian yang lebih teratur dan terarah , sehingga tidak terkesan terburu – buru .hal tersebut sangatlah penting , mengingat seringnya sebagian guru yang melakukan penilaian hanya sekedar mengugurkan kewajiban melakukan penilaian ,sementara nilai yang diberikan kepada siswa sudahhh diseting dari awal . karena itu , terkadang ada siswa yang tidak ikut ujian bias memperoleh nilai , sementara , siswa yang memang  benar benar akkthif menhhghikuti roses pembelajaran justru tidak memerole nilai dari guru
A.    Langkah pertama
1.      Menjabarkan Kompetensi Dasar kedalam Indikator pencapaian hasil belajar
Indikator ialakah karakteristik atau ciri-ciri ataupun proses yang berkontribusi dalam ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur seperti mengidentifikasi, mempraktikan ,mendemonstrasikan , dan mendiskripsikan . Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh pendidik dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap  peserta didik , keluasan dan kedalaman kompetensi dasar , dan daya dukung sekolah , misalnya kemampuan pendidik dan sarana prasarana penunjang.setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar . indikator – indikator pencapaian belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk penilaian .
Contoh :penjabaran standart kompetensi dan kompetensi – kompetensi dasar menjadi indikator






Matpel Pendidikan Jasmani , Olahraga dan Kesehatan
Kelas :4 semester 1  

B.     Langkah Kedua

1.      Menetapkan Kriteria Ketuntasan Setiap Indikator
Setelah  menjabarkan Kompetensi Dasar menjadi beberapa indikator , maka langkah berikutnya adalah menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator .rentang presentase kriteria ketuntasan setiap indikator adalah antara 0 % - 100%.Kriteria ketuntasan ideal untuk masing – masing indikator adalah 75 %.Namun satuan Pendidikan dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator (50%-70%).Sudut pandang yang digunakan dalam penetapan adalah tingkat kemampuan akademis peserta didik , kommpleksitas indikator dan gaya dukung pendidik,serta ketersediaan sarana dan prasarana .
Contoh : kriteria ketuntasan indikator pada beberapa mata pelajaran



Matpel Pendidikan Jasmani , Olahraga dan Kesehatan
Kelas :4 semester 1  

C.     Langkah Ketiga
1.      Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Kriteria Ketuntasan dan Aspek yang terdapat pada Rapor.

Dengan cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam proses pembelajaran (assessment of learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan, dan penugasan.

D.    Langkah Keempat
1.      Pemetaan Standart Kompetensi , Kompetensi Dasar , Indikator , Kriteria Ketuntasan , Aspek Penilaian , dan Tehnik Penilaian
Standart kompetensi , Kompetensi dasar dan indikator hingga kriteria ketuntasan perlu dipetakan berdasarkan bobot materi yang dipelajari . pemetaan ini dilakukan untuk memberikan kriteria penilaian berdasarkan sebaran kompetensi dan indikatornya . contoh : pemetaan standart kompetensi , kompetensi dasar , indikator , kriteria ketuntasan , aspek dan tehnik penilaian pada beberapa mata pelajaran
E.     Langkah  Kelima
1.      Penetapan Tehnik Penilaian
Dalam menetapkan tehnik penilaian harus menimbangkan ciri indikator . contoh :
a.       Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu ,maka tehnik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance)
b.      Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep maka tehnik penilaiaannnya adalah tertulis .






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Asesment merupakan serangkaian kegiatan yang ditempuh untuk mendapatkan informasi guna membuat keputusan-keputusan mengenai siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan oleh suatu badan atau organisasi yang menyelenggarakan aktivisat tertentu.asessment dikatakan autentik karena merupakan suatu penilaian yang merujuk pada kejadian atau situasi asli, asesment ini membantu siswa dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada dunia nyata. Melakukan assasment pembelajaran harus dilaksanakan dengan prosedur tertentu . maksut dari prosedur ialah langkah yang dilalui guru dalam melaksanakan penilaain.prosedur penilaian yang dilakukan guru tidak akan mengarah pada proses penilaian yang lebih teratur dan terarah














DAFTAR PUSTAKA
Pantiwati, Yuni. 2015. Hakekat Asesmen Autentik Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains.1(1):20-22.
Stiggins, R.J. 1994. Student Centered Classroom Asessment. New York: Macmillan College Publishing Company.
Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya Jakarta.
Muchtar, H. 2010. Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendididkan Penabur.-(-):71.
Zahrok, Siti. 2009. Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Sosial Humaniorah. Volume 2, No. 2.