BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehidupan
individu dimulai sejak masa konsepsi, yaitu saat bertemunya sel yang berasal
dari ayah (sperma) dengan sel telur yang berasal dari ibu (ovum). Dalam proses
pertumbuhan atau perkembangannya, individu mengalami interaksi antara kemampuan
dasar atau pembawaan dengan lingkungan.
Para
ahli psikologi dan pendidikan, mengakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan
individu sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, mengalami proses menurut
hokum waktu yang satu sama lain tidak sama cepat atau lambatnya, fase-fase
kepekaannya dan sebagainya, akan tetapi bagaimanapun juga pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang bersifat integral sebagai manusia seutuhnya.
Perubahan
dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari perubahan
psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan
kualitatif tersebut sering disebut dengan perkembangan, sedangkan perubahan
kuantitatif sering disebut dengan pertumbuhan. Persoalan yang menjadi topic
bahasan psikologi adalah perubahan kualitatif atau perkembangan, sebab halite
terkait dengan fungsi struktur kejiwaan yang kompleks beserta dinamika
prosesnya, meskipun disadari bahwa pertumbuhan fisik sedikit banyak berkorelasi
dengan perkembangan psikis.
Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan khususnya
manusia masa dewasa dan usia lanjut dalam perspektif psikologi Islam.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa pengertian pertumbuhan
dan perkembangan?
2. Bagaimana pandangan Islam
tentang pertumbuhan dan perkembangan?
3. Faktor apa saja yang
mempengaruhi faktor?
4. Serta ayat-ayat apa
saja yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah agar pembaca bisa memahami pengertian dari
pertumbuhan dan perekembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan serta ayat-ayat yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Seperti
kita ketahui bahwa segala sesuatu yang hidup di alam ini, senantiasa mengalami
proses tumbuh dan berkembang sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh
Allah Swt. Tak satupun yang dapat menyimpang dari hukum tersebut. Penyimpangan
berarti kehancuran baik bagi eksistensi dirinya maupun bagi yang lain. Demikian
halnya dengan kehadiran manusia di alam ini, tidak terlepasa dari proses
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan hukum yang berlaku padanya. Lajunya
pertumbuhan dan perkembangan tersebut selaras dengan taraf usia kronologisnya.
Apabila terjadi kesenjangan dan ketidakseimbangan inilah yang disebut abnormal.
Hal semacam ini menimbulkan persoalan baru bagi manusia, persoalan tersebut
semakin rumit dan pelik, apabila jarak kesenjangan dan ketidakseimbangan itu
semakin jauh.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa
pertumbuhan dan perkembangan merupakan sifat yang melekat pada kehidupan. Lalu
apakah pertumbuhan dan perkembangan ?untuk melihat lebih jelas ada baiknya
menyimak ungkapan para ahli, antara lain :
1.
Prof DR. F.J. Monk, dkk
Menurut
Monk, “Perkembangan ialah suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah
suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses
pertumbuhan, kemasakan dan belajar”.
Dalam
bagian lain ia menyatakan : “Pertumbuhan khusus dimaksudkan dalam ukuran-ukuran
badan dan fungsi-fungsi fisik yang murni sedangkan perkembangan adalah lebih
dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang
menampak”.
2.
Lester D. Crow, Ph.D. and Alice Crow , Ph.D.
Menurut
Lester dan Alice “The term growth to structural and psycological changes within
the phisical constitution of the individual from conception to
adulthood, the term development can be applied more corretly to those imate
potentialities of behavior that are sensitive to environmental stimulation”.
Artinya adalah istilah pertumbuhan menunjuk kepada perubahan struktur dan fisik
individu dalam seam tubuh sejak masa konsepsi sampai masa dewasa, istilah
perkembangan lebih tepat dapat dipergunakan untuk menunjuk potensi-potensi
tingkah laku dari dalam yang terpengaruh oleh rangsangan lingkungan.
3.
Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja
Menurut
Soegarda, pertumbuhan merupakan suatu proses pada anak yang menunjukkan
perubhan-perubahan padanya (terutama jasmaniyah) secara otomatis, sedangkan
perkembangan suatu proses dalam pertumbuhna yang menunjukkan adanya pengaruh
dalam yang menyebabkan bertambahnya tempo, kualitas dalam pertumbuhan.
4.
Dra. Rohmalina Wahab, M.Pd.I
Menurut
Rohmalina Wahab, pertumbuhan merupakan proses atau tahapan peningkatan dan
pertambahan aspek kuantitatif yang bermuara pada perubahan-perubahan struktural
manusia dalam hal jumlah, ukuran dan arti penting lainnya, seperti dari
kecil menjadi besar, dari pendek menjadi panjang dan lainnya. Perkembangan
adalah proses atau tahapan perubahan yang meliputi aspek kualitatif dari setiap
fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian ke arah yang lebih maju. Penekanan
perkembangan ini berpusat pada penyempurnaan psikologis, kejiwaan atau rohaniah
yang terrefleksikan dari tingkah laku dan perbuatan.
Keempat
pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa istilah pertumbuhan tidak bisa
dipisahkan secara tejam, namun bila ingin dibedakan maka pertumbuhan lebih
menunjuk kepada perubahan fisik sedangkan perkembangan lebiha menunjuk kepada
perubahan psikis, yang jelas, baik pada pertumbuhan maupun perkembangan terjadi
proses perubahan, perubahan tersebut terjadi akibat dari kekuatan-kekuatan
intern secara otomatis dan kekuatan-kekuatan dari luar.
2.1. Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Menurut Islam
Menurut
Hartati sebagaimana yang dikutip Rohmalina Wahab, pertumbuhan dan perkembangan
menurut Islam dapat dibagi kepada beberapa fase sebagai berikut :
1.
Fase Pra-Natal
Fase
pranatal (sebelum lahir) mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran yaitu
sekitar 9 bulan 20 hari. Ibnu Mas`ud berkata bahwa Rasulullah bersabda yang
artinya :
“Sesungguhnya
seorang baru kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari
(asal sperma), selanjutnya menjadi segumpal darah beku itupun selama 40 hari.
Selanjutnya Allah Swt, mengutus malaikat, maka ia pun meniupkan ruh ke dalam
tubuhnya. Malaikat ini diperintah mencatat (menetapkan) empat hal, yaitu
mengenai rezekinya, amalnya, celakanya dan bahagianya” (H.R Bukhari dan
Muslim).
2.
Fase Lahir
Fase
lahir merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan
pada masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua
minggu dan periode ini juga bayi mulai menyesesuaikan dirinya dengan kehidupan
di luar rahim.
Fase
ini terbagi menjadi dua periode, yaitu : periode pertunate (mulai kelahiran
sampai antara lima belas dan tiga puluh menit sesudah kelahiran), sedangkan
periode neonate (dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir
minggu kedua dari kehidupan paseamatur, yaitu lingkungan di luar tubuh ibu).
3.
Fase Dua Tahun Pertama
Pada
fase 2 tahun pertama ini dapat dilihat dari khasnya yaitu anak mulai memusarkan
dirinya untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar
berbicara dan pada masa ini Rasulullah bersabda, yang artinya :
“Mulailah
mendidik anak-anak kalian dengan kalimat pertama : Laa ilaha illallah (tidak
ada tuhan selain Allah), bimbinglah mereka ketika mereka berada dalam sekarat
dengan Laa ilaha illallah,” (H.R Al-Baihaqi).
Kalau
kita cermati hadits di atas adalah pendidikan pertama ditanamkan kepada anak
adalah meng-Esakan Allah dengan kalimat tauhid, dengan kalimat Laa ilaha
illallah (tiada tuhan selain Allah).
4.
Fase Kanak-kanak
Masa
kanak-kanak ini berlangsung selama enam tahun, oleh pendidik disebut pra
sekolah. Awal masa kanak-kanak ini sering dianggap sebagai usia kritis dalam
penggolongan peran seks. Pada masa inilah anak paling peka dan siap untuk
belajar dan dapat memahami pengetahuan dan selalu ingin bertanya dan memahami.
Perkembangan
kembangan kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan
kognitifnya. Hal ini membentuk persepsi anak mengenai dirinya sendiri, dalam
kompetensi sosialnya, dalam peran jenis kelaminnya, dan dalam menegakkan
pendapatnya mengenai apa yang benar dan yang salah.
5.
Fase Puber
Periode ini merupakan masa
pertumbuhan dan perubahan yang pesat dan masa ini terjadi pada usia yang
berbeda bagi anak laki-laki dan anak perempuan. Kriteria umum yang digunakan
fase ini adalah bagi anak laki-laki ditandai dengan mimpi basah, sedangkan pada
anak perempuan ditandai dengan masa haid pertama.
Adapun
periode masa puber terbagi menjadi tiga masa, antara lain :
a.
Masa pra pubertas : usia 12-14 tahun, masa ini merupakan peralihan dari akhir
masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya yaitu :
·
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
·
Anak mulai bersikap kritis
b.
Masa pubertas : masa remaja awal usia 14-16 tahun. Adapun cirinya, antara lain
sebagi berikut :
·
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
·
Memperhatikan penampilan
·
Sikapnya tidak menentu
·
Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c.
Masa akhir pubertas : usia 17-18 tahun, masa ini meupakan peralihan dari masa
pubertas ke masa adolesen. Cirinya, antara lain :
·
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum
tercapai sepenuhnya.
·
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri
lebih awal dari remaja pria.
6.
Fase Dewasa
Masa
dewasa adalah pencarian kemantapan dan masa reproduktif, yaitu suatu masa yang
penuh masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesesuaian
hidup yang baru.
Pada
fase ini sebaiknya yang perlu ditanamkan pada diri sendiri adalah menjalankan
ketaatan, karena pada fase ini individu sudah menetukan sendiri kemana mereka
akan melangkah.
7.
Fase Lansia
Pada
fase ini memiliki ciri sebagai berikut : periode kemunduran, perbedaan
individual pada efek menua, usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.
Masalah umum yang unik bagi orang-orang yang lanjut usia ini adalah ditandai
dengan keadaan fisik yang lemah dan tak berdaya, sehingga tergantung pada orang
lain.
2.3. Teori Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan
yang luasa mengenai perkembangan kiranya dapt diperoleh dengan memperhatikan pendapat-pendapat
ataupun teori-teori dari ahli psikologi perkembangan, teori-teori ini dapat
memberikan kontribusi ataupun manfaat untuk menjadikannya sebagi landasan atau
dasar-dasar untuk memajukan dan mendorong bagi perbaikan dan penyempurnaan
dalam bidang pendidikan.
1.
Teori Nativisme
Nativisme
(nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap
aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer
(1788-1860) seorang filosof Jerman. Para penganut aliran ini berpendapat atau
berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu hanya ditentukan oleh pembawaannya,
sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Sebagai
contoh, jika sepasang orangtua ahli musik, maka anak-anak yang mereka lahirkan
akan menjadi pemusik pula. Harimau pun hanya akan melahirkan harimau, tak akan
pernah melahirkan domba. Jadi, pembawaan dan bakat orangtua selalu terpengaruh
mutlak terhadap perkembangan kehidupan anak-anaknya.
2.
Teori Empirisme
Toko
utama teori ini adalah John Locke (1632-1704). Doktrin aliran empirisme yang
amat masyhur adalah “tabul rasa”, sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu
tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate).
Doktrin
ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan, sehingga
perkembangan manusia pun semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya. Dalam hal ini, para penganut empirisme menganggap setiap anak
lahir dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi
apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman atau lingkungan yang
mendidiknya.
3.
Teori Konvergensi
Aliran
konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisme dengan
aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti pentinng hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruhdalam
perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern
(1871-11938), seorang filosof dan psikolog Jerman.
Para
penganut aliran kovergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun
faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan seseorang.
Jadi, seorang peserta didik yang lahir dari keluarga santri atau kiyai,
umpamanya, kelak ia akan menjadi ahli agama apabila ia dididik di lingkungan
pendidikan keagamaan.
4.
Teori Naturalisme
Menurut
Rousseau manusia pada dasarnya baik, menjadi buruk atau jahat karena
dipengaruhi kebudayaan. Pendidikan yang baik adalah memberi kebebasan pada anak
berkembang menurut kodrat yang baik itu. Dalam pendidikan guru tidak boleh
menghukum, tetapi hukuman harus diberikan oleh alam itu sendiri.
5.
Teori Rekapitulasi
Teori
rekapitulasi mengatakan bahwa perkembangan individu merupakan ulangan dari
perkembangan jenisnya.berdasarka teori rekapitulasi pertumbuhan anak didik
dapat dibagi kedalam lima fase, yaitu:
a.
Masa berburu atau masa penyamuan, pada masa ini
anak menangkap binatang menyelinap dan bersembunyi. Masa ini berakhir pada umur
kurang lebih 8 tahun.
b.
Masa pengembala, pada umur ini anak gemar sekali
memelihara binatang seperti kucing, kelinci, kambing, dan sebagainya. Masa ini
berakhir pada umur 10 tahun.
c.
Masa petani, masa ini berlangsung dari umur 10-12
tahun. Ciri yang penting pada masa ini ialah anak gemar menanam tanaman dan
berkebun.
d.
Masa pedagang, pada masa ini berlangsung dari umur
12-18 tahun. Pada saat ini anak suka sekali bermain jual beli, mengumpulkan
benda-benda seperti perangko, potret, kartu pos bergambar dan suka tukar
menukar barang-barang dengan teman-temannya.
e.
Masa industri, timbul pada umur 14 tahun, anak
gemar membuat permainan dan barang kerajinan.
2.4. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam
mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai
hal-hal sebagai berikut:
1.
Proses pematangan, khususnya pematangan fungsi
kognitif.
2.
Proses belajar
3.
Pembawaan atau bakat
Ketiga
hal ini berkaitan erat sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan
kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagaipeserta didik kita. Apabila
fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang siswa dalam keadaan positif,
hampir dapat dipastikan bahwa siswa tersebut akan mengalami perkembangan
kehidupan secara mulus. Akan tetapi asumsi seperti ini sebenarnya belum tentu
terwujud karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan
siswa dalam menuju cita-cita yang ia inginkan.
Dari
beberapa literatur yang ada seperti buku psikologi pendidikan oleh Muhibbin
Syah, psikologi pendidikan oleh Abd. Rachman Abror mereka nampaknya sepakat
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan itu didasarkan
pada teori-teori perkembangan, yaitu:
a.
Nativisme mengatakan perkembangan manusia ditentukan dari pembawaan.
b.
Empirisme mengatakan perkembangan manusia ditentukan dari pengalaman dan
lingkungan.
c.
Konvergensi mengatakan perkembangan manusia ditentukan dari pembawaan dan
pengaruh lingkungan.
Jadi, kita simak dan analisis maka faktor yang paling
mendasar untuk dapat dikatakan mempengaruhi perkembangan adalah lingkungan dan
pembawaan.
Dapat
dikatakan faktor yang paling mempengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil
perkembangan siswa terdiri dari dua macam, yaitu:
a.
Faktor internal
Yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan
dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
b.
Faktor eksternal
Yaitu
hal-hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan
(khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan
lingkungannya.
Jadi,
dapat kita simpulkan dari analisis di atas, bahwa perkembangan manusia itu
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi faktor bawaan, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
lingkungan juga termasuk faktor keluarga.
2.5. Pandangan Ajaran Islam
Dalam
pandangan ajaran Islam, manusia dilahirkan dalam keadaan kosong, dalam arti
tidak memiliki pengetahuan apapun. Hal ini dinyatakan dalam Al-Quran secara
eksplisit dengan ungkapan :
لَا
تَعْلَمُوْنَ
Meskipun
demikian, Allah memberi bekal-bekal berupa potensi untuk mengembangkan diri
menjadi pemegang wewenang di muka bumi yang dalam Al-Quran disebut
Khalifatullah fil ardh (khalifah Allah di muka bumi) dalam rangka beribadah
atau mengabdi kepada-Nya.
Bekal-bekal
potensial itu, menurut firman-Nya berupa indera pendengaran atau telinga dan
indera penglihatan atau mata serta daya nalar (af-idah). Af-idah menurut Ibnu
Katsir sebagaimana yang telah disinggung di muka, adalah kalbu atau akal.
Berdasarkan kajian psikologis kognitif, qalb dapat diasumsikan sebagai potensi
sistem memori manusia.[13]
Dalam
sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw bersabda ;
كُلُّ
مَوْلُودٍ يُوْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ
يُنَصِّرَانِهِ يُمَجِّسَانِهِ (رواه مسلم)[14]
Artinya
:
“Tiap-tiap
anak dilahirkan menurut fitrohnya (bakatnya orang tualah yang menjadikan
Yahudi, Nasrani, atau Majusi)”. (H.R Muslim)
Hadits di atas menyatakan, bahwa setiap manusia dilahirkan
dalam keadaan fitrah atau memiliki sifat pembawaan yang ada sejak lahir. Fitrah
atau sifat bawaan dipahami oleh para ahli antara lain sebagai : Pertama
kesucian, Kedua kecenderungan beragama atau memeluk Islam. Arti kecenderungan
memeluk Islam ini tampak mengacu pada kemungkinan berkembangnya anak manusia
tersebut menjadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi, bergantung pada kedua
orangtua dan lingkungannya.[15] Pada dasarnya setiap manusia berpotensi menjadi
seorang Muslim, dan potensi ini akan menjadi kenyataan apabila kedua orangtua
dan lingkungan mendidiknya secara Islami.
Berdasarkan analisis singkat menegenai fitrah di atas, kita
dapat menarik simpulan bahwa bakat dan pembawaan atau hereditas berperan sangat
penting dalam menentukan perkembangan dan masa depan manusia. Namun, peran
penting hereditas tersebut kurang berarti atau bahkan tidak akan berarti jika
lingkungannya tidak memberi dukungan yang sesuai dengan potensi bakat dan
kemampuan yang dibawa sejak lahir.
2.6. Ayat-ayat Al-Quran tentang
Pertumbuhan dan Perkembangan
Adapun
ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia,
antara lain :
1.
QS Al-Mu`min ayat 67
Artinya
:
“Dia-lah
yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian
(kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian
(dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang
ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).” (Q.S Al-Mu`min : 67)
2.
QS Ar-Ruum ayat 54
Artinya
:
“Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Q.S Ar-Rum : 54)
Dari
dua ayat di atas, dapat kita analisis dari maksud arti kedua ayat tersebut,
bahwa ayat pertama yaitu surat Al-Mu`min ayat 67 menjelaskan asal muasal
manusia diciptakan oleh Allah Swt, proses penciptaan manusia, serta fase-fase
yang akan dialami oleh manusia itu sendiri.
Sedangkan
ayat ke dua yaitu surat Ar-Rum ayat 54 menjelaskan tentang fase-fase yang
dialami oleh manusia, bahwasannya Allah menciptakan seseorang dari kondisi
lemah menjadi kuat dan akhirnya menjadi lemah tanpa berdaya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa istilah
pertumbuhan tidak bisa dipisahkan secara tajam, namun bila ingin dibedakan maka
pertumbuhan lebih menunjuk kepada perubahan fisik sedangkan perkembangan lebih
menunjuk kepada perubahan psikis, yang jelas, baik pada pertumbuhan maupun
perkembangan terjadi proses perubahan, perubahan tersebut terjadi akibat dari
kekuatan-kekuatan intern secara otomatis dan kekuatan-kekuatan dari luar.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia itu
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi faktor bawaan, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
lingkungan juga termasuk faktor keluarga.
Daftar Pustaka