Wikipedia

Search results

Analisis Kesalahan Bahasa Pada Cerita Dongeng Pengembala dan Serigala


Pengembala dan Serigala
Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya. Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.
Anak pengembala dan serigala Tuan nya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak meminta bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak menangkap orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari kearah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”.
Seperti yang di duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari kearah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa berbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.
Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, “Serigala, serigala!”, kembali orang-orang kampung berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertaawa berbahak-bahak kembali. Pada suatu sore ketika matahari mulai tebenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
            Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari kearah kampung dan berteriak, “Serigala!, serigala!” tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. “Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata mereka. Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali. Pembohong tidak akan dipercaya lagi, walaupun saat itu mereka berkata benar.

Analisis Kesalahan Bahasa “Pengembala dan Serigala”
No.
Paragraf
Kalimat Ke-
Kesalahan
Pembetulan
1.       
Paragraf 1
Kalimat 1
Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya.
Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya di dekat hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya.
2.
Paragraf  1
Kalimat 2
Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.
Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya dengan cara bermain bersama anjingnya dan memainkan serulingnya.
3.
Paragraf  2
Kalimat 1
Anak pengembala dan serigala Tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak meminta bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya.
Anak pengembala dan serigala Tuan nya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak meminta bantuan, dan orang-orang satu kampung akan datang membantunya.
4.
Paragraf 2
Kalimat 2
Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak menangkap orang sekampungnya datang untuk membantunya.
Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia berpura-pura melihat serigala dan berteriak menangkap orang sekampungnya datang untuk membantunya.
5.
Paragraf 2
Kalimat 3
Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari kearah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”.

Dan anak gembala itu walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari kearah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”.

6.
Paragraf 3
Kalimat 2
Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa berbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung
Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa berbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang satu kampung
7.
Paragraf 4
Kalimat 2
Pada suatu sore ketika matahari mulai tebenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.

Pada suatu sore ketika matahari mulai tebenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak tersebut.

8.
Paragraf 5
Kalimat 1
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari kearah kampung dan berteriak, “Serigala!, serigala!” tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari kearah kampung dan berteriak, “Serigala!, serigala!” walaupun orang-orang satu kampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya.