MAKALAH
PENGENALAN PRIBADI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan Konseling
Dosen Pembimbing: Bustanol Arifin M.pd
Disusun oleh
PGSD 3B
FIFI
OKTAFIANI
(201810430311060)
PUJI AMBARWATI (201810430311173)
ANISYAH
BILGIS (201810430311177)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(PGSD)
UNIVERSITAS
MUHAMADIYAH MALANG
MALANG,
SEPTEMBER 2019
DAFTAR ISI
Daftar isi 1
Kata pengantar 2
BAB 1 3
Pendahuluan 3
a. Latar
belakang 3
b. Rumusan masalah 4
c. tujuan 4
BAB 2 5
Pembahasan 5
A. Pengertian pengenalan pribadi 5
B. Konsep pengenalan diri 7
C. Manfaat dari menegenal kepribadian siswa 8
D. Tujuan
bimbingan pribadi 10
E.
Fungsi bimbingan kepribadian 11
BAB 3 13
penutup 13
a. kesimpulan 13
b. saran 13
daftar pustaka 14
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Tidak lupa
penulis ucapkan terimakasih atas bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan konseling,
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat. Penulis sangat bersyukur
atas terselesaikannya makalah yang berjudul
“Pengenalan Pribadi”
Penulis
mengucapkan mohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang ada dalam penulisan
makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik
dan saran sebagai refrensi penulis untuk tulisan selanjutnya.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Malang,
23 September 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembentukan
karakter ini bertujuan untuk gedralisasi moral generasi – generasi penerus
bangsa. Kondisi ini terjadi di akibatkan berbagai faktor salah satunya adalah
tidak ada sosok yang di jadikan sebagai model dan teladan dalam pembentukan
kepribadian. Guru sebagai pendidikyang memberikan pengajaran berkewajiban untuk
memberikan model dan teladan baik kepada peserta didiknya, terlebih lagi bagi
guru yang mampu menanamkan nilai – nilai pondasi keimanan kepada siswa yang
masih rentan secara usia. Dengan demikian, dengan ini guru mengambil peran
sebagai model dan teladan dalam pembentuk kepribadian siswa.
Sehingga pembentuk
kepribadian anak itu tergantung dari pembentukan yang di berikan oleh gurunya
karna yang memberi contoh tentang teladan dan pembetuk itu selain orang tua
guru juga berperan penting dalam hal demikian. Seperti menunjukan gaya bicara
yang baik, lemah lembut, berpakaian yang sopan, dan rapi serta kebiasaan
bekerja yang di siplin. Ada beberapa unsur model dan teladan yang menurut siswa
terkesan kurang tegas, yakni keputusan dalam menghadapi suasana kelas yang
gaduh. Keputusan yang di lakukan ini lebih ke pemberian nasehat tanpa
membentak. Upaya proses pembentukan kepribadian siswa di bagi menjadi tiga hal,
yakni internalisasi nilai – nilai moral, internalisasi nilai keagamaan, serta
internalisasi nilai keimanan. Dan juga terdapat faktor pendukung dan penghambat
dalam proses pembentukan kepribadian siswa. Faktor pendukung adalah adanya
dukungan dari sekolah, baik itu berupa tata tertip atau fasilitas, lingkungan
serta di dukung oleh masyarakat sekitar. Adapun faktor penghambatnya adalah
guru belum bisa menguasai fasilitas IT yang bisa di jadikan media pembelajaran
serta pembentukan kepribadian siswa dan adanya siswa yang membutuhkan perhatian
khusus, seperti tingkat kecedasan atau kenakalan serta kurangnya dukungan dari
kelurga tentang proses pembentukan kepribadian siswa.
B. Rumusan
masalah
1. mengetahui
apa itu pengertian pengenalan kepribadian ?
2. apa
itu konsep dari pengenalan diri ?
3. manfaat
dari pengenalan kepribadian tiap individu ?
4. Tujuan
dari apa itu kepribadian ?
5. Dan
fungsi dari kepribadian ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu perngertian pengenalan kepribadian.
2. Untuk
mengetahui apa saja konsep dari pengenalan diri.
3. Dan
manfaat apa saja yang ada dalam penegnalan kepribadian tiap individu tersebut.
4. Untuk
mengetahui apa itu kepribadian
5. Dan
untuk mengetahui fungsi dari kepruibadian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengenalan pribadi
Pengenalan
diri adalah salah satu cara untuk membentuk konsep diri. Yang merupakan
persepsi terhadap seseorang terhadap dirinya sendiri, baik secara fisik,
psikis, sosial maupun moral.
Pengenalan
diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang
ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan
yang muncul dari dalam maupun dari luar. Pengenalan diri adalah salah satu cara
untuk membentuk konsep diri. Konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap
dirinya sendiri, baik secara fisik, psikis, maupun moral. Konsep diri positif
akan membentuk harga diri yang kuat. Harga diri merupakan penilaian tentang
keberartian diri dan nilai seseorang. Orang dengan harga diri rendah akan
kurang percaya diri, sehingga tidak efektif dalam pergaulan social.
Teori
Johari window atau jendela Johari
(Joseph Luft
dan Harrington Ingham)
merupakan sebuah teori yang digunakan untuk membantu orang dalam memahami
hubungan antara dirinya sendiri dan orang lain. Teori ini digagas oleh dua
orang psikolog Amerika, yaitu Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun
1955. Teori Johari window disebut juga teori kesadaran diri mengenai perilaku
maupun pikiran yang ada di dalam diri sendiri maupun di dalam diri orang lain.
Teori jendela Johari berkaitan dengan Emotional Intelligence Theory
yang berhubungan dengan kesadaran dan perasaan manusia.
Disini ada konsep Johari
Window atau Jendela Johari yang menggambarkan pengenalan diri kita, ada empat
Jendela Johari yaitu:
-
Jendela
terbuka atau Open
self merupakan suatu keadaan dimana
seseorang saling terbuka terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Pada
wilayah terbuka ini, seseorang akan terbuka mengenai sifat, perasaan,
kesadaran, perilaku, dan motivasi. Open self dalam ilmu psikologi
digambarkan dengan sifat extrovert pada diri seseorang. hal –hal yang kita tahu
tentang diri kita sendiri, tapi oarang lainpun tahu. Misalnya: keadaan fisik,
profesi, asal daerah, dll.
-
Jendela tertutup atau Hidden self atau
wilayah tersembunyi/ rahasia adalah keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan
untuk menyembunyikan atau merahasiakan sebagian hal yang dianggap tidak perlu
untuk dipublikasikan kepada orang lain. Hal-hal yang dimaksud bisa berupa
sifat, perilaku, motivasi, atau pemikiran. Misalnya, seseorang yang sudah
bersahabat lama belum tentu dapat terbuka sepenuhnya ketika menceritakan kisah
hidupnya seperti masalah keluarga dan masalah cinta karena ada beberapa orang
yang merasa malu, takut, atau kecewa apabila menceritakan hal-hal tersebut
kepada orang lain. Konsep ini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Over
disclosed, yaitu seseorang terlalu banyak menceritakan
rahasianya, sehingga kemungkinan hidden self lebih kecil.
Hal ini membuat seseorang berada di wilayah terbuka.
- Under disclosed, yaitu
seseorang sedikit menceritakan rahasianya, tetapi hanya pada bagian-bagian
tertentu, sehingga seseorang cenderung berada di wilayah rahasia.
-
Jendela buta atau Blind self merupakan kondisi dimana orang lain dapat
memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang
tersebut tidak dapat memahami dirinya sendiri. Wilayah buta ini sering terjadi
dalam interaksi manusia yang dapat menimbulkan kesalahpahaman atau permasalahan
lainnya. Misalnya: hal – hal yang bernilai positif dan negatif kepribadian kita.
-
Jendela gelap,
Unknown self atau wilayah tak
dikenal merupakan kondisi seseorang yang tidak dapat memahami dirinya sendiri
bahkan orang lain pun tidak dapat mengenalinya. Wilayah ini merupakan wilayah
yang tidak dapat menciptakan interkasi dan komunikasi yang efektif karena
keduanya sama-sama merasa tidak ada pemahaman. Unknown self
disebut juga sebagai konsep diri tertutup atau introvert, dimana
seseorang tidak mau menerima masukan atau feedback dari orang lain.
Semakin banyak individu mampu
mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk menyenangi dirinya sendiri. Ia
juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami berbagai alasan pentingnya
sesuatu bagi dirinya. Kegiatan memahami diri adalah berusaha mencermati diri
secara keseluruhan, bukan hanya sekedar kemampuan dan ketidak mampuan dalam
melakukan sesuatu.
Potensi Diri
adalah seluruh kemampuan yang dimiliki seseorang baik secara fisik, psikis
maupun akademiknya.
Potensi
Fisik, kemampuan fisik berhubungan dengan kelebihan
pada anggota badan, panca indera maupun kekuatan/kualitasnya. Apa yang dimiliki
seseorang belum tentu dimiliki oleh
orang lain.
Potensi
Psikis, potensi secara psikis adalah seluruh kemampuan
dan kekuatan yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan kemampuan kejiwaan
antar lain: intelektual (IQ), bakat dan minat, sifat dan ciri kepribadian.
Cita – cita, salah satu kebutuhan manusia adalah untuk menggapai cita – cita. Pada
umumnya ada rasa enggan, malu atau bahkan belum tahu untuk menyebutnya. Anda
pasti berfikir “saya kelek akan menjadi apa?”
Untuk menjawab cita – cita yang Anda inginkan coba lihat kembali hasil kerja
dari potensi diri pada materi. Padukan hasil pemahaman terhadap potensi fisik
dan psikis yang meliputi sifat/ciri kepribadian, IQ, bakat dan minat untuk
mengambil keputusan berkaitan dengan cita – cita karir Anda.
B.
Konsep Pengenalan Diri
Menurut John Robert Powers (1977), konsep diri
adalah ‘kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang
meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku,
apa perananku, dan apa keinginanku’ Konsep diri menjadi dasar perilaku
hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin
mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.
Tujuan dengan adanya pemahaman terhadap konsep
diri, diharapkan :
- Tumbuhnya
kesadaran seseorang untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu
mengembangkan kemampuannya.
- Terbentuknya
sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang
sejahtera. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan
diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa
melanggar hak orang lain.
Proses Pembentukan Konsep
Diri
- Ketika
lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri mulai
berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation)
dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari
lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau
ditolak membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri dimasa yang
akan datang.
- Pengetahuan,
harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama hasil interaksi
dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam
pembentukan konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya merupakan
figur kedua setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan
masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri.
- Faktor
yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar.
Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul
selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri.
Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat
dan umpan balik yang tidak konsisten.
Konsep diri
mencakup 3 aspek, yaitu :
(1)
pengetahuan,
(2) harapan
diri,
(3) penilaian
diri.
1.
Pengetahuan :
Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita,
mencakup :
-
Identitas formal
-
Kualitas pribadi
-
Merupakan perbandingan antara kita
dengan orang lain
-
Ekspresi verbalnya ‘saya adalah
……………..
2.
Harapan:
-
Merupakan idealisme mengenai diri
seseorang
-
Karakteristik pribadi
-
Merupakan tujuan dari proses
pembentukan jati diri seseorang
-
Ekspresi verbalnya ‘saya
seharusnya dapat menjadi …………..’.
3.
Penilaian diri :
Merupakan
proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’ dengan
harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘. Hasil
perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri :
- Semakin
besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya
menjadi apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap
dirinya.
- Semakin
seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan
merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan
terhadap diri sendiri.
C.
Manfaat
dari mengenal kepribadian dan karakter siswa
1. mengetahui
kelebihan yang mereka miliki dan dapat meningkatkannya.
2. Mendeteksi
kelemahan yang mereka miliki dan memperbaikinya
3. Mengetahui
potensi – potensi yang ada pada diri mereka dan mengoptimalkan untuk kesuksesan
di masa yang akan datang.
4. Menyadarkan
mereka bahwa mereka masih memiliki banyak kekurangan sehingga pantang untuk
bersikap sombong dan merendahkan orang lain.
5. Mengenal
diri sendiri dapat membantu anak didik unruk berkompromi dengan diri sendiri
dan orang lain dalam berbagai stuasi.
6. Mengenal
kepribadian (personality) diri dalam membantu menerima dengan iklas segala
kelebihan dan kekurangan diri sendiri, sekaligus bertolerasi terhadap kelebihan
dan kelemahan orang lain.
7. Dengan
memahami dan mengetahui kepribadian siswanya maka maka proses belajar mengajar
dapat di optimalkan.
Definisi
kepribadian dapat di simpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan cara yang
di lakukan oleh individu yang bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Kepribadian paling sering di deskripsikan dalam istilah sifat yang bisa di ukur
dan di tunjukan oleh seseorang ada empat
kepribadian dasar manusia menurut florens litteur, dalam bukunya personality
plus menguraikan bahwa ada empat pola watak dasar manusia. Sifat – sifat
tersebut adalah sanginis, plegmatis, melankinis, dan koleris.
1. Sanginis
Sangunis
ini adalah karakter orang yang suka akan berbicara, antusian, ekpresif, ceria,
penuh rasa ingin tau, apdate dengan hal – hal terbaru, berhati tulus dan
kekanak – kanakan, senang beekumpul, mudah berteman dab menyukai orang lain,
senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian,menyenakan dan di ceburui oleh
orang lain. Dan sanginis ini juga memiliki kelemahan yaitu suka membesar –
besarkan masalah, susah untuk diam, mudah ikut – ikutan sering meminta persertujuan
termaksud hal – hal sepele, sulit berkosentrasi, mudah beruah – burubah susah
databf tepat waktu dan suka mementingkan dirimya sendiri.
2. Koleris
Koleris
ini merupakan karakter yang senang bermimpi, membeuat keputusan, dinamis dan
aktif, sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan, berkemauan
keras, bebas dan mandiri, berani menghadapi tantangan dan masalah, tidak
terlalu suka banyak teman, mengganggap dirinya slalu memiliki fisi untuk masa
depan. Koleris ini juga memiliki kelemahan yaitu : tidak sabar dab cepat marah,
sennag memrintah, menyukai kontrifersi dan pertengkaran, terlalu kkau saat
berbicara, tidak suka pada orang yang bertele – tele dan sering membuat
keputusan secara tergesa – gesa.
3. Melankolis
Melankilis
ini memiliki karakter yang analitis, mendalam, penuh pikiran, serius dalam
memiliki tujuan, arsitik, musikal, kreatif, standar tinggi dan perfeksionis,
hemat, berteman dengan hati – hati dan juga sangat memperhatikan orang lain.
Dan juga melankolesis ini memiliki
kekurangan yaitu sifatnya dia lebih melihat masalaha ke arah yang negatif,
pendendam, mudah merasa bersalah, suka tertekan pada stuasi yang tidak sempurna
dan suka berubah – rubah dan juga sulit bersosialisasi.
4. Plegmatis
Plekmatis
ini memiliki sifat yang mudah bergaul, santai, tenang, teguh, sabar, seimbang,
pendengan yang baik, tidak banyak berbicara, tetapi cenderung bijak sana,
simpatik, dan baik hati dan memiliki kelamahan sifat yang kurang antusias
terhadapat hal baru, suka takut dan hawatir, keras kepala, terlalu pemali dan
pendiam dan sangat sulit memotifasi diri.
D.
Tujuan Bimbingan Pribadi
Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan: ” tujuan bimbingan
pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan
individu dalam menangani masalahmasalah dirinya.Bimbingan ini merupakan layanan
yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memper hatikan
keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh
individu.” Adapun tujuan bimbingan yang terkait dengan aspek pribadi yaitu
sebagai berikut :
(1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, maupun masyarakat pada
umumnya.
(2) . Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan
saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
(3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan
(musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
(4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik
maupun psikis.
(5) Memiliki sikap yang positif
atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
(6) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
(7) Bersikap respek terhadap
orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat
dan harga dirinya.
(8) Memiliki rasa tanggung
jawab ,yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
(9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial, yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan sesame
manusia
(10)
Memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat dalam diri
sendiri maupun dengan orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan secara efektif.”
E.
Fungsi Bimbingan Kepribadian
Fungsi Bimbingan
Pribadi Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi
permasalah yang dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain
yaitu upaya pencegahan (preventif) dan pengembangan (developmental).
Berdasarkan uraiana diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja dan dapat dilakukan sebelum dan setelah adanya
masalah. “Fungsi dalam bimbingan pribadi yang diungkapkan Totok Rima Puspita ,
yaitu :
1. Berubah menuju
pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi, konselor secara berkesinambungan
memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan ( agent of change)
bagi dirinya dan lingkungannya.Konselor juga berusaha membantu individu
sedemikian rupa sehingga individu mampu menggunakan segala sumber daya yang
dimilikinya untuk berubah.
2. Pemahaman diri secara penuh dan utuh.
Individu memahami kelemahan dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta
kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui
bimbingan pribadi diharapkan individumampu mencapai tingkat kedewasaan dan
kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga individu
tidak memiliki kepribadian yang tidak terpecah lagi dan mampu mengintegrasi
diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras, serasi, dan seimbang.
3. Belajar berkomunikasi
yang lebih sehat. Bimbingan pribadi dapat berfungsi sebagai media pelatihan
bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan lingkungannya.
4. Berlatih tingkah laku
baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi digunakan sebagai media untuk
menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat.
5. Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui
bimbingan pribadi diharapkan individu dapat dengan spontan,kreatif, dan
efektif, dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan inspirasinya.” Jadi, bisa
dikatakan bahwa fungsi bimbingan pribadi adalah mengajarkan kepada individu
agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik yang dapat diterima oleh masyarakat
dan juga bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa memberikan pemikiran dan
pemahaman yang bisa membantu diri nya menjadi orang yang berguna.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kimpulan
Bahwa
proses pemebelajaran itu merupakan suatu proses timbal balik antara guru dengan
muridnya. Dengan demikian , itu sangat mengubah tingkah laku siswa ke arah yang
lebih baik, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai, serta norma –
norma yang ada dalam masyarakat, yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
tingkah laku. Bimbingan pribadi diarahkan untuk
memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah
dirinya, terutama moral. Dan Bimbingankonseling yang mengarah pada penegmbangan
kepribadian ini merupakan layanan yang mengarah
kepada pencapaian privasi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan
karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang di alami oleh individu. Bimbingan
pribadi juga bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada
terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi
dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisai dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara baik.
B.
Saran
Untuk para pendidik dalam mengambarkan
bimbingan konseling sebagai konsep pembelajaran yang kreatif yang dapat
mencerminkan kesadaran bahwa perkembangan pribadi merupakan pengarahan untuk
lebih mengetahui sifat dari masing – masig individu dan dapat mengetahui bagai
mana cara mendekatkan diri kepada siswa dan juga mengenali bagai mana karakter
yang di miliki oleh siswa agar guru dapat lebih dekat dengan masing – masing
peserta didiknya. juga sebagai seorang pendidik harus mampu mecerminkan atau
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan juga bisa mengubah suasana
kelas menjadi lebih konduktif.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilla,
afin. 1995. Konsep dan Teknik Pengenalan
Diri. No 2 ISSN 0854 – 7108: Buletin
Psikologi
Syamsu,
yusuf ,dkk. 2008. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
W.S Winkel,1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta:
Gramedia)
Tohirin, 2008.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
Dewa Ketut Sukardi, 2008,Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,
(Jakarta: PT Rineka Cipta)