Wikipedia

Search results

MAKALAH PENGENALAN PRIBADI


MAKALAH


PENGENALAN PRIBADI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pembimbing: Bustanol Arifin M.pd







Disusun oleh

PGSD 3B

FIFI OKTAFIANI                                          (201810430311060)
PUJI AMBARWATI                                      (201810430311173)
ANISYAH BILGIS                                       (201810430311177)








FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG
MALANG, SEPTEMBER 2019







DAFTAR ISI

Daftar isi1
Kata pengantar2
BAB 13
Pendahuluan3
a.       Latar belakang3
b.      Rumusan masalah4
c.       tujuan4
BAB 25
Pembahasan5
A.    Pengertian pengenalan pribadi5
B.     Konsep pengenalan diri7
C.     Manfaat dari menegenal kepribadian siswa8
D.    Tujuan bimbingan pribadi10
E.     Fungsi bimbingan kepribadian11
BAB 313
penutup13
a.       kesimpulan13
b.      saran13
daftar pustaka14






KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih atas bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan konseling, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat. Penulis sangat bersyukur atas terselesaikannya makalah yang berjudul  “Pengenalan Pribadi”
Penulis mengucapkan mohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang ada dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran sebagai refrensi penulis untuk tulisan selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 23 September 2019


                          
                                                                                       Penulis


BAB I
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembentukan karakter ini bertujuan untuk gedralisasi moral generasi – generasi penerus bangsa. Kondisi ini terjadi di akibatkan berbagai faktor salah satunya adalah tidak ada sosok yang di jadikan sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian. Guru sebagai pendidikyang memberikan pengajaran berkewajiban untuk memberikan model dan teladan baik kepada peserta didiknya, terlebih lagi bagi guru yang mampu menanamkan nilai – nilai pondasi keimanan kepada siswa yang masih rentan secara usia. Dengan demikian, dengan ini guru mengambil peran sebagai model dan teladan dalam pembentuk kepribadian siswa.
Sehingga pembentuk kepribadian anak itu tergantung dari pembentukan yang di berikan oleh gurunya karna yang memberi contoh tentang teladan dan pembetuk itu selain orang tua guru juga berperan penting dalam hal demikian. Seperti menunjukan gaya bicara yang baik, lemah lembut, berpakaian yang sopan, dan rapi serta kebiasaan bekerja yang di siplin. Ada beberapa unsur model dan teladan yang menurut siswa terkesan kurang tegas, yakni keputusan dalam menghadapi suasana kelas yang gaduh. Keputusan yang di lakukan ini lebih ke pemberian nasehat tanpa membentak. Upaya proses pembentukan kepribadian siswa di bagi menjadi tiga hal, yakni internalisasi nilai – nilai moral, internalisasi nilai keagamaan, serta internalisasi nilai keimanan. Dan juga terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembentukan kepribadian siswa. Faktor pendukung adalah adanya dukungan dari sekolah, baik itu berupa tata tertip atau fasilitas, lingkungan serta di dukung oleh masyarakat sekitar. Adapun faktor penghambatnya adalah guru belum bisa menguasai fasilitas IT yang bisa di jadikan media pembelajaran serta pembentukan kepribadian siswa dan adanya siswa yang membutuhkan perhatian khusus, seperti tingkat kecedasan atau kenakalan serta kurangnya dukungan dari kelurga tentang proses pembentukan kepribadian siswa.

B. Rumusan masalah
1.      mengetahui apa itu pengertian pengenalan kepribadian ?
2.      apa itu konsep  dari  pengenalan diri ?
3.      manfaat dari pengenalan kepribadian tiap individu ?
4.      Tujuan dari apa itu kepribadian ?
5.      Dan fungsi dari kepribadian ?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu perngertian pengenalan kepribadian.
2.      Untuk mengetahui apa saja konsep dari pengenalan diri.
3.      Dan manfaat apa saja yang ada dalam penegnalan kepribadian tiap individu tersebut.
4.      Untuk mengetahui apa itu kepribadian
5.      Dan untuk mengetahui fungsi dari kepruibadian


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengenalan pribadi
                Pengenalan diri adalah salah satu cara untuk membentuk konsep diri. Yang merupakan persepsi terhadap seseorang terhadap dirinya sendiri, baik secara fisik, psikis, sosial maupun moral. 
Pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam maupun dari luar. Pengenalan diri adalah salah satu cara untuk membentuk konsep diri. Konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, baik secara fisik, psikis, maupun moral. Konsep diri positif akan membentuk harga diri yang kuat. Harga diri merupakan penilaian tentang keberartian diri dan nilai seseorang. Orang dengan harga diri rendah akan kurang percaya diri, sehingga tidak efektif dalam pergaulan social.

Teori Johari window atau jendela Johari (Joseph Luft dan Harrington Ingham) merupakan sebuah teori yang digunakan untuk membantu orang dalam memahami hubungan antara dirinya sendiri dan orang lain. Teori ini digagas oleh dua orang psikolog Amerika, yaitu Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun 1955. Teori Johari window disebut juga teori kesadaran diri mengenai perilaku maupun pikiran yang ada di dalam diri sendiri maupun di dalam diri orang lain. Teori jendela Johari berkaitan dengan Emotional Intelligence Theory yang berhubungan dengan kesadaran dan perasaan manusia.
Disini ada konsep Johari Window atau Jendela Johari yang menggambarkan pengenalan diri kita, ada empat Jendela Johari yaitu:
-           Jendela terbuka atau Open self merupakan suatu keadaan dimana seseorang saling terbuka terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Pada wilayah terbuka ini, seseorang akan terbuka mengenai sifat, perasaan, kesadaran, perilaku, dan motivasi. Open self dalam ilmu psikologi digambarkan dengan sifat extrovert pada diri seseorang. hal –hal yang kita tahu tentang diri kita sendiri, tapi oarang lainpun tahu. Misalnya: keadaan fisik, profesi, asal daerah, dll.
-          Jendela  tertutup atau Hidden self atau wilayah tersembunyi/ rahasia adalah keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan untuk menyembunyikan atau merahasiakan sebagian hal yang dianggap tidak perlu untuk dipublikasikan kepada orang lain. Hal-hal yang dimaksud bisa berupa sifat, perilaku, motivasi, atau pemikiran. Misalnya, seseorang yang sudah bersahabat lama belum tentu dapat terbuka sepenuhnya ketika menceritakan kisah hidupnya seperti masalah keluarga dan masalah cinta karena ada beberapa orang yang merasa malu, takut, atau kecewa apabila menceritakan hal-hal tersebut kepada orang lain. Konsep ini terbagi menjadi dua, yaitu:
  • Over disclosed, yaitu seseorang terlalu banyak menceritakan rahasianya, sehingga kemungkinan hidden self lebih kecil. Hal ini membuat seseorang berada di wilayah terbuka.
  • Under disclosed, yaitu seseorang sedikit menceritakan rahasianya, tetapi hanya pada bagian-bagian tertentu, sehingga seseorang cenderung berada di wilayah rahasia.
-          Jendela buta atau Blind self  merupakan kondisi dimana orang lain dapat memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang tersebut tidak dapat memahami dirinya sendiri. Wilayah buta ini sering terjadi dalam interaksi manusia yang dapat menimbulkan kesalahpahaman atau permasalahan lainnya. Misalnya: hal – hal yang bernilai positif dan negatif kepribadian kita.
-          Jendela gelap, Unknown self atau wilayah tak dikenal merupakan kondisi seseorang yang tidak dapat memahami dirinya sendiri bahkan orang lain pun tidak dapat mengenalinya. Wilayah ini merupakan wilayah yang tidak dapat menciptakan interkasi dan komunikasi yang efektif karena keduanya sama-sama merasa tidak ada pemahaman. Unknown self  disebut juga sebagai konsep diri tertutup atau introvert, dimana seseorang tidak mau menerima masukan atau feedback dari orang lain.

Semakin banyak individu mampu mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk menyenangi dirinya sendiri. Ia juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami berbagai alasan pentingnya sesuatu bagi dirinya. Kegiatan memahami diri adalah berusaha mencermati diri secara keseluruhan, bukan hanya sekedar kemampuan dan ketidak mampuan dalam melakukan sesuatu.

Potensi Diri adalah seluruh kemampuan yang dimiliki seseorang baik secara fisik, psikis maupun akademiknya.
Potensi Fisik, kemampuan fisik berhubungan dengan kelebihan pada anggota badan, panca indera maupun kekuatan/kualitasnya. Apa yang dimiliki seseorang  belum tentu dimiliki oleh orang lain.
Potensi Psikis, potensi secara psikis adalah seluruh kemampuan dan kekuatan yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan kemampuan kejiwaan antar lain: intelektual (IQ), bakat dan minat, sifat dan ciri kepribadian.
Cita – cita, salah satu kebutuhan manusia adalah untuk menggapai cita – cita. Pada umumnya ada rasa enggan, malu atau bahkan belum tahu untuk menyebutnya. Anda pasti berfikir “saya kelek akan menjadi apa?”
Untuk menjawab cita – cita yang Anda inginkan coba lihat kembali hasil kerja dari potensi diri pada materi. Padukan hasil pemahaman terhadap potensi fisik dan psikis yang meliputi sifat/ciri kepribadian, IQ, bakat dan minat untuk mengambil keputusan berkaitan dengan cita – cita karir Anda.

B.     Konsep Pengenalan Diri
Menurut John Robert Powers (1977),  konsep diri adalah ‘kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku’ Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.

Tujuan dengan adanya pemahaman terhadap konsep diri, diharapkan :
  • Tumbuhnya kesadaran seseorang untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya. 
  • Terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang sejahtera. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.
Proses Pembentukan Konsep Diri
  • Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang.
  • Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan  konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya merupakan figur kedua setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri. 
  • Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar.  Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri.  Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak konsisten.
Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu :
(1) pengetahuan,
(2) harapan diri,
(3) penilaian diri.
1.      Pengetahuan :
Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup :
-          Identitas formal
-          Kualitas pribadi
-          Merupakan perbandingan antara kita dengan orang lain
-          Ekspresi verbalnya ‘saya adalah …………….. 
2.      Harapan:
-          Merupakan idealisme mengenai diri seseorang
-          Karakteristik pribadi
-          Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang
-          Ekspresi verbalnya  ‘saya seharusnya dapat  menjadi …………..’.
3.      Penilaian diri :
Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’  dengan harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘.  Hasil perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri :
  • Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya. 
  • Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri.
C.    Manfaat dari mengenal kepribadian dan karakter siswa
1.      mengetahui kelebihan yang mereka miliki dan dapat meningkatkannya.
2.      Mendeteksi kelemahan yang mereka miliki dan memperbaikinya
3.      Mengetahui potensi – potensi yang ada pada diri mereka dan mengoptimalkan untuk kesuksesan di masa yang akan datang.
4.      Menyadarkan mereka bahwa mereka masih memiliki banyak kekurangan sehingga pantang untuk bersikap sombong dan merendahkan orang lain.
5.      Mengenal diri sendiri dapat membantu anak didik unruk berkompromi dengan diri sendiri dan orang lain dalam berbagai stuasi.
6.      Mengenal kepribadian (personality) diri dalam membantu menerima dengan iklas segala kelebihan dan kekurangan diri sendiri, sekaligus bertolerasi terhadap kelebihan dan kelemahan orang lain.
7.      Dengan memahami dan mengetahui kepribadian siswanya maka maka proses belajar mengajar dapat di optimalkan.
Definisi kepribadian dapat di simpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan cara yang di lakukan oleh individu yang bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering di deskripsikan dalam istilah sifat yang bisa di ukur dan di tunjukan oleh seseorang  ada empat kepribadian dasar manusia menurut florens litteur, dalam bukunya personality plus menguraikan bahwa ada empat pola watak dasar manusia. Sifat – sifat tersebut adalah sanginis, plegmatis, melankinis, dan koleris.
1.      Sanginis
Sangunis ini adalah karakter orang yang suka akan berbicara, antusian, ekpresif, ceria, penuh rasa ingin tau, apdate dengan hal – hal terbaru, berhati tulus dan kekanak – kanakan, senang beekumpul, mudah berteman dab menyukai orang lain, senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian,menyenakan dan di ceburui oleh orang lain. Dan sanginis ini juga memiliki kelemahan yaitu suka membesar – besarkan masalah, susah untuk diam, mudah ikut – ikutan sering meminta persertujuan termaksud hal – hal sepele, sulit berkosentrasi, mudah beruah – burubah susah databf tepat waktu dan suka mementingkan dirimya sendiri.
2.      Koleris
Koleris ini merupakan karakter yang senang bermimpi, membeuat keputusan, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan, berkemauan keras, bebas dan mandiri, berani menghadapi tantangan dan masalah, tidak terlalu suka banyak teman, mengganggap dirinya slalu memiliki fisi untuk masa depan. Koleris ini juga memiliki kelemahan yaitu : tidak sabar dab cepat marah, sennag memrintah, menyukai kontrifersi dan pertengkaran, terlalu kkau saat berbicara, tidak suka pada orang yang bertele – tele dan sering membuat keputusan secara tergesa – gesa.
3.      Melankolis
Melankilis ini memiliki karakter yang analitis, mendalam, penuh pikiran, serius dalam memiliki tujuan, arsitik, musikal, kreatif, standar tinggi dan perfeksionis, hemat, berteman dengan hati – hati dan juga sangat memperhatikan orang lain. Dan juga melankolesis  ini memiliki kekurangan yaitu sifatnya dia lebih melihat masalaha ke arah yang negatif, pendendam, mudah merasa bersalah, suka tertekan pada stuasi yang tidak sempurna dan suka berubah – rubah dan juga sulit bersosialisasi.
4.      Plegmatis
Plekmatis ini memiliki sifat yang mudah bergaul, santai, tenang, teguh, sabar, seimbang, pendengan yang baik, tidak banyak berbicara, tetapi cenderung bijak sana, simpatik, dan baik hati dan memiliki kelamahan sifat yang kurang antusias terhadapat hal baru, suka takut dan hawatir, keras kepala, terlalu pemali dan pendiam dan sangat sulit memotifasi diri.
D.    Tujuan Bimbingan Pribadi

Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan: ” tujuan bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalahmasalah dirinya.Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memper hatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu.” Adapun tujuan bimbingan yang terkait dengan aspek pribadi yaitu sebagai berikut :
(1)   Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, maupun masyarakat pada umumnya.
(2)   . Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
(3)   Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
(4)   Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.
(5)    Memiliki sikap yang positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
(6)   Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
(7)    Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga dirinya.
(8)    Memiliki rasa tanggung jawab ,yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
(9)   Memiliki kemampuan berinteraksi sosial, yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan sesame manusia
(10)                       Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat dalam diri sendiri maupun dengan orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.”

E.     Fungsi Bimbingan Kepribadian
             Fungsi Bimbingan Pribadi Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalah yang dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu upaya pencegahan (preventif) dan pengembangan (developmental). Berdasarkan uraiana diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dan dapat dilakukan sebelum dan setelah adanya masalah. “Fungsi dalam bimbingan pribadi yang diungkapkan Totok Rima Puspita , yaitu :
            1.  Berubah menuju pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi, konselor secara berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan ( agent of change) bagi dirinya dan lingkungannya.Konselor juga berusaha membantu individu sedemikian rupa sehingga individu mampu menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya untuk berubah.
 2.  Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami kelemahan dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan pribadi diharapkan individumampu mencapai tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga individu tidak memiliki kepribadian yang tidak terpecah lagi dan mampu mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras, serasi, dan seimbang.
3.  Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi dapat berfungsi sebagai media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan lingkungannya.
4.  Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat.
5. Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui bimbingan pribadi diharapkan individu dapat dengan spontan,kreatif, dan efektif, dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan inspirasinya.” Jadi, bisa dikatakan bahwa fungsi bimbingan pribadi adalah mengajarkan kepada individu agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik yang dapat diterima oleh masyarakat dan juga bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa memberikan pemikiran dan pemahaman yang bisa membantu diri nya menjadi orang yang berguna.









BAB III
PENUTUP

A. Kimpulan
       Bahwa proses pemebelajaran itu merupakan suatu proses timbal balik antara guru dengan muridnya. Dengan demikian , itu sangat mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai, serta norma – norma yang ada dalam masyarakat, yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan tingkah laku. Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah dirinya, terutama moral. Dan Bimbingankonseling yang mengarah pada penegmbangan kepribadian  ini merupakan layanan yang mengarah kepada pencapaian privasi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang di alami oleh individu. Bimbingan pribadi juga bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisai dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.

B. Saran
       Untuk para pendidik dalam mengambarkan bimbingan konseling sebagai konsep pembelajaran yang kreatif yang dapat mencerminkan kesadaran bahwa perkembangan pribadi merupakan pengarahan untuk lebih mengetahui sifat dari masing – masig individu dan dapat mengetahui bagai mana cara mendekatkan diri kepada siswa dan juga mengenali bagai mana karakter yang di miliki oleh siswa agar guru dapat lebih dekat dengan masing – masing peserta didiknya. juga sebagai seorang pendidik harus mampu mecerminkan atau menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan juga bisa mengubah suasana kelas  menjadi lebih konduktif.





DAFTAR PUSTAKA
Fadilla, afin. 1995. Konsep dan Teknik Pengenalan Diri. No 2 ISSN 0854 – 7108:                                            Buletin Psikologi
Syamsu, yusuf ,dkk. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT   Remaja Rosdakarya
W.S Winkel,1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia)
Tohirin, 2008.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
Dewa Ketut Sukardi, 2008,Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta)