Wikipedia

Search results

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN CIRI CIRI SERTA JENIS JENISNYA


BAB I
PENDAHULUAN       
A.      LATAR BELAKANG
Alam keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model – model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi hasil yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Mempertimbangkan pentingnya hal di atas maka kami sebagai calon pendidik akan membahas beberapa model – model pembelajaran.







B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?
2.      Apa saja ciri-ciri dari model pembelajaran?
3.      Apa saja jenis-jenis dari model pembelajaran?


C.    TUJUAN
1.      Agar dapat mengetahui pengertian dari model pembelajaran. 
2.      Supaya dapat mengetahui ciri-ciri dari model pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis model pembelajaran.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN  MODEL PEMBELAJAR
Menurut Joyce dalam Trianto (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat – perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, kurikulum dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran adalah suatu pendekatan yang berisi cara dan langkah-langkah seorang guru dalam menyampaikan suatu pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai disertai pengembangan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan.
Secara umum istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti “globe” yang merupakan model dari bumi tempat kita hidup. Dalam istilah selanjutnya model, istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka konseptual. Atas dasar pemikiran tersebut, maka yang dimaksud dengan “model belajar mengajar” adalah kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran, serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, aktivitas belajar mengajar benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tersusun secara sistematis.

Dewey dalam Joyce dan Weil (1986) mendefinisikan model pembelajaran sebagai “a plan or pattern that we can use to design face ti face teaching in the classroom or tutorial setting and to shape instructional material” (suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang tatap muka di kelas, atau pembelajaran tambahan di luar kelas dan untuk menajamkan materi pengajaran).

B.       JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN
Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPA, berikut contoh model pembelajaran dalam pembelajaran IPA yaitu:
1.      MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF
Model pembelajaran ini merujuk kepada pendekatan yang dikemukakan oleh Faire & Cosgorove, 1992  yaitu model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaannya sendiri. Agar pertanyaannya siswa tidak melabar dan tidak fokus maka guru mengubah pertanyaan tersebut kedalam kegiatan khusus, dalam bentuk langkah-langkah tersetruktur dalam pembalajaran IPA yang akan dilaksanakan di kelas.
Pembelajaran interaktif ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian mereka dapat menemukan jawaban dari pertanyaan mereka sendiri. Meskipun pertanyaan yang diajukan siswa dalam kegiatannya bebas, agar pertanyaannya tidak terlalu melebar dan kurang fokus, maka guru perlu mengambil langkah untuk memilah dan mengubah pertanyaan menjadi kegiatan khusus yang harus dilakukan oleh siswanya.
Model pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah kegiatannya secara terstruktur dalam pembelajaran IPA dengan melibatkan hasil pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen, 1992). Lagkah-langkah dalam model pembelajaran interaktif, merupakan urutan atau tahapan kegiatan yang harus diakukan guru ketika mempertimbangkan model ini sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran yanga akan dilakukan di kelas.
Tahapan kegiatannya adalah :
1.      Persiapan, guru memilih topik dan menemukan berbagai sumber informsi yang melatarbelakanginya.
2.      Kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa pada topik yang akan dibahas.
3.      Pertanyaan siswa, guru mengudang siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaita dengan topik yang akan dibahas.
4.      Penyelidikan, guru dan siswa memilih pertanyaan untuk diekplorasi selama bebeberapa hari melalui penyelidikan.
5.      Refleksi, guru megevaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-hal yang perlu memperoleh perbaikan atau revisi
contoh model pembelajaran interaktif berikut ini, melalui tahapan kegitan : persiapan, kegiatan pembelajaran, pertanyaan siswa, penyelidikan dan refleksi Topik : Hewan Peliharaan
Kelas : II
Tahapan Pembelajaran :
1.      Persiapan : sebelum pembelajaran dimulai, guru menugaskan siswa untuk membawa hewan peliharaanya dan mempesiapkan diri untuk masing-masing menceritrakan tentang hewan peliharaannya.
2.      Kegiatan Pembelajaran, siswa mengamati (meraba, mengelus) setiap hewan peliharaannya dan diperbolehkan untuk memgamati hewan peliharaan temanya, serta mengajukan pertanyaan tentang hewan tersebut.
3.      Pertanyaan siswa, semua pertanyaan ditampung, guru mengarahkan pertanyan siswa kepada cara pemeliharaan hewan tersebut.
4.      Penyelidikan, guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh. Misalnya siswa diminta mengamati keadaan hewan yang tidak dipelihara, seperti dari mana memperoleh makanannya ?, bagaimana istirahatnya ? punya nama panggilan atau tidak ? bagaimana kebersihannya ?
5.      Refleksi, pada pertemuan selanjutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan mereka, siswa disuruh melakukan studi banding antara hewan peliharaan dengan hewan tidak dipelihara untuk memantapkan hal-hal yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal yang perlu diselidiki lebih jauh. Kemudian di akhir kegiatan guru memberikan tugas untuk mengamati banda-benda atau makhluk hidup lain yang ada di lingkungannya.

2.      MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu benuk strategi belajar mengajar yang lebih menekakankan pada pembentukan sikap dan perilaku bersama dalam bekerja, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam mengembangkan pengetahuannya secara terbuka dan demokratis. Terdapat beberapa karakteristik dalam model pembelajaran kooperatif, anatara lain :

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu benuk strategi belajar mengajar yang lebih menekakankan pada pembentukan sikap dan perilaku bersama dalam bekerja, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam mengembangkan pengetahuannya secara terbuka dan demokratis. Terdapat beberapa karakteristik dalam model pembelajaran kooperatif, anatara lain :
a.       Setiap individu mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kelompok agar hasil belajar menjadi lebih baik (Positive interdependence).
b.      Setiap anggota kelompok harus saling membelajarkan dan mendorong agar tujuan dan tugas yang diberikan kepada kelompok dapat dipahami oleh anggota kelompok (Face to face promotive interaction).
c.       Setiap individu dalam kelompok berlatih untuk dapat dipercaya, mempunyai jiwa kepemimpinan, dapat mengambil keputusan, mampu berkomunikasi dan memiliki keterampilan untuk mengatur komplik yang terjadi dalam kelompok (Appropriate use of collaborative skills).
d.      Setiap anggota kelompok harus dapat mengatur keberhasilan kelompok, secara berkala mengevaluasi kelompok, serta mengidentifikasi perubahan yang akan dilakukan kelompok agar menjadi lebih efektif (Group processing).
Melalui model pembelajaran kooperatif mampu mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri siswa, melatih sikap, nilai, dan keterampilan sosial masyarakat. Sisa dapat manjadi objek tetapi sekaligus juga sebagai subyek dalam belajar serta sebagai tutor sebaya. Siswa berlatih bekerja sama dalam mempelajari materi tetapi juga keterampilan sosial, dengan demikian pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh dan memahami pengetahuan menjadi lebih bermakna bagi dirinya dan juga orang lain. Hasil belajar siswa biasanya akan menjadi meningkat melalui belajar dalam kelompok, karena saat belajar dalam kelompok terdapat tanggung jawab setiap anggota kelompok untuk menguasi materi yang telah diberikan oleh guru. Oleh karena itu, bagi siswa yang sudah menguasi materi memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa yang belum menguasi konsep pada materi yang sedang dipelajarinya (tutor sebaya).

Tanggung jawab seperti inilah yang juga dibangun melalui pembelajaran secara kooperatif, sehingga setiap anggota kelompok mampu meningkatkan kepercayaan dirinya. Ketika proses pembelajarannya berlangsung, diskusi kelompok mampu mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memberikan alasan, oleh karena itu, guru perlu memberikan persoalan untuk siswa harus persoalan yang menuntut menggunakan keterampilan memberikan alasan, dengan harapan pemahaman materi oleh siswa menjadi lebih mendalam.

Hubungan yang positif dan suportif diantara teman melalui pembelajaran koopertaif dapat meningkat, sehingga dampaknya dapat mengurangi tingkat kecemasan dan stress pada siswa yang tergolong kepada kelompok rendah, tentunya melalui model pembelajaran koopertif juga dapat meningkatkan motivasi dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar setiap siswa.

hal penting yang perlu dilakukan guru ketika melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif, adalah sebagai berikut :
a.       Bentuk kelompok yang heterogen (suku, agama, kedaan fisik, kemampuan beajar, sifat, sikap. Jenis kelamin, keterampilan, bakat dan minat), dengan tujuan ketrampilan sosial siswa dapat berkembang optimal, dan cukup 5 orang.
b.      Berikan persoalan untuk diselesaikan dalam kelompok selama 10 menit.
c.       Presentasikan hasil kerja kelompok berupa solusi atau pemecahan persoalan.
d.      Persoalan yang diberikan guru baiknya berupa pertanyaan singkat.
Ketika guru akan memberikan pembelajaran dengan model koopertif, hendaknya menyusun terlebih dahulu rancangan pembelajaran, dan mempertimbangkan target pembelajaran yang ingin dicapai. Guru juga menetapkan sikap dan ketrampilan sosial yang diharapkan dapat dikembangkan dan diperlihatkan selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian guru mengorganisasikan materi tugas yang akan dikerjakan sama-sama dalam kelompok dengan mngembangkan lembar kerja siswa.
Pemahaman dan pendalaman materi pembelajaran dilakukan pada saat belajar bersama dalam kelompok. Pemahaman dan perlakuan guru terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung sangat menentukan kebersamaan dalam kelompok. Observasi kegiatan siswa dalam kelompok, arahkan dan bimbing siswa secara individual atau kelompok, perhatikan sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Berikan kesempatan kepada siswa untuk memperesentasikan hasil kerja kelompok, berikan penekanan kepada pengembangan perilaku sosial siswa selama proses pembelajaran. Keberhasilan kerja kelompok dapat terlihat dari tes individual yang diberikan diakhir kegiatan pembelajaran.
3.      MODEL  PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (learning cycle)
Model pembelajaran siklus belajar berorientasi pada peristiwa alami yang saling berhubungan, dan melibatkan beberapa konsep. Pada siklus belajar siswa akan memperoleh pengalaman konkrit dalam mengembangkan pemahaman konsepnya. Dalam pelaksanaannya model siklus terdiri atas tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep (Invention), dan penerapan konsep (Discovery), pada siklusnyatahap-tahap tersebut bertujuan untuk mengembangkan pemahaman konsep. Oleh karena itu, tahapan ini merupakan pembelajaran yang dilaksanakan. Urutan pembelajaran dalam model siklus belajar adalah sebagai berikut:
a.       Eksplorasi, pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan penjelajahan atau eksplorasi secara bebas. Kegiatan ini memberi pengalaman fisik dan interaksi sosial dengan teman dan gurunya. Misalnya guru membagikan materi dan bendabenda konkrit agar siswa dapat mencari dan mengumpulkan fakta dengan melakukan observasi dan percobaan. Pengalaman ini mendorong terjadinya asimilasi, dan mendorong siswa bertanya tentang konsep tertentu yang tidak sesuai dengan konsepsi awal mereka. Konflik kognitif diakomodasi dan diasimilasikan kedalam struktur kognitif siswa. Peran guru dalam hal ini sebagai motivator, fasilitator, dan mempersiapkan pertanyaan untuk membantu siswa dalam memanipulasi materi dan benda-benda konkrit yang telah diberikan kepada siswa.
b.      Pengenalan konsep (Invention), fase pengenalan konsep guru dengan metode yang sesuai menjelaskan konsep dan teori-teori yang dapat membantu siswa untuk menjawab permasalahan yang mungkin muncul dan menyusun setiap gagasan dari diri siswa. Guru sebaiknya juga memperkenalkan istilah, atau penjelasan yang membantu siswa untuk menginterpretasi dan menginternalisasi hasilnya berdasarkan pengalaman awal pada fase pertama.
c.       Penerapan konsep (Discovery),siswa mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda. Siswa diminta untuk memperlakukan materi dan benda-benda untuk diobservasi, diterka, dibuat hipotesis dan diuji. Guru membantu siswa dengan menyiapkan masalah-masalah yang dapat dipecahkan berdasarkan konsep yang telah diperoleh siswa pada fase sebelumnya.

Terdapat tiga macam siklus belajar yaitu deskriftif, empiris-induktif, dan hipotesis-deduktif, pada siklus belajar deskriptif, para siswa menemukan dan menghimpun pola empiris dalam suatu kontek khusus (eksplorasi). Guru membantusiswa dalam pengenalan konsep, kemudian diterapkan pada konsep lain (aplikasi konsep). Pada siklus empiris-indukif, siswa menemukan dan menggali pola empiris dalam satu kontek khusus (eksplorasi), kemudian siswa mengemukakan sebab terjadinya pola itu. Dibutuhkan penalaran analog, untuk mentransfer konsep yang baru (pengenalan konsep).



Guru membimbing siswa untuk menganalisis data yang dikumpulkan selama eksplorasi untuk melihat keajegan data dengan fenomena lain. Siklus belajar hipotesis-deduktif, dilmuali dengan pertanyaan yang mengarahkan mengapa begitu, Siswa diminta utnuk merumuskan jawaban (hipotesis) terhadap pertanyaan itu. Selanjutnya siswa diminta untuk menemukan konsekuensi logis dari hipotesis dan melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis.

Analisis hasil ekperimen untuk menolak atau menerima hipotesis, konsep yang ditemukan diperkenalkan (pengenalan konsep), akhirnya konsep yang relevan dapat diterapkan pada situasi lainnya (aplikasi konsep) Melalui pembelajaran model siklus belajar siswa mampu mengemukakan kosepsi atau gagasan yang sudah dimiliki, mengujinya serta mendiskusikannya secara lebih terbuka.

Contoh model siklus belajar (learning cycle) yaitu:
1.      Eksplorasi
a.       Siswa ditugasi mengamati jenis makanan hewan tertentu.
b.      Siswa mencatat hasil pengamatan sesuai LKS dan melaporkan pada saat pembelajaran
c.       Siswa mengelompokan hewan hasil pengamatan seluruh siswa berdasarkan makanannya
2.      Pengenalan Konsep (Invention)
a.       Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas untuk meluruskan konsep tentang konsep herbivora, carnivora, omnivora dan konsumen
b.      Penerapan Konsep (Discovery) :
1.      Siswa diberi tugas di rumah untuk mencatat jenis konsumen yang ada di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing


C.    CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran memiliki beberapa ciri-ciri ( Enggen dan Kauchak, 2012) yaitu :
a.       Fondasi
Fondasi model pembelajaran didukung oleh teori dan penelitan tentang pembelajaran dan motivasi. Dapat dicontohkan pada model pembelajaran inkuiri adalah salah satu bagian dari model berbasis masalah. Pada model ini menyajikan permasalahan di awal pembelajaran. Pembelajaran yang berbasis masalah erat kaitannya dengan teori belajar konstruktivisme.
b.      Tujuan
Tujuan model pembelajaran dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan dari berbagai aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) serta memperoleh pemahaman mendalam tentang bentuk spesifik materi. Misalkan model pembelajaran langsung yang digunakan untuk mengajarkan tentang kemampuan prosedural misalkan mengukur menggunakan penggaris. Penggunaan model pembelajaran langsung dapat mempermudah siswa memahami langkah – langkah yang harus dilakukan siswa jika ingin mengukur menggunakan penggaris.
c.       Fase
Fase model pembelajaran mencakup serangkaian langkah-langkah atau fase yang bertujuan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik. Dalam suatu model pembelajaran, terdapat langkah–langah atau step yang akan dilakukan dalam sutu pembelajaran, setiap model memiliki sintaks yang tidak sama dengan model yang lain yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. model pembelajaran langsung dapat mempermudah siswa memahami langkah–langkah yang harus dilakukan siswa jika ingin mengukur menggunakan penggaris.

BAB III
A.   Kesimpulan
Menurut Joyce dalam Trianto (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat – perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, kurikulum dan lain-lain.
B.     Saran
Setiap guru harus mampu mengembangkan model-modle pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif dan menyenangkan. Sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan presentasi yang optimal

















DAFTAR PUSTAKA

  Rusman .2010. “ Model – Model Pembelajaran “ ; Lewinanggung depok, kharisma putra

Joyce, B, Weil, M & Showers,. (1992). Models of Teaching. London: Prentice-Hall International

Harlen, J.D. (1977). “Problem associated with concept analysis”. In Journal of Science. Education. 61(2), 185-199

Suyadi. 2012. “Strategi Pembelajaran Karakter” : Bandung, Remaja Rosdakarya

Majid, abdul. 2013. “Strategi Pembelajaran”. Bandung Rosdakarya