Wikipedia

Search results

Penjelasan Pengertian Kesulitan Belajaran, Macam Macam Kesulitan Belajar, Faktor Faktor Kesulitan Belajar Serta Cara Mengatasi Kesulitan Belajar





A. Pengertian Belajar dan Kesulitan Belajar

Menurut Drs. Tadjab, M.A. dalam bukunya Ilmu Jiwa Pendidikan, belajar bisa didefinisikan “berubahnya kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir, merasakan, mengerjakalan sesuatu, melalui berbagai pengalaman-pengalaman yang sebagiannya bersifat perseptual, sebagiannya bersifat intelektual, emosional maupun motorik.”

Pengertian belajar yang lain dikemukakan oleh Fontana. Menurut Fontana (1981), belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.

Adapun definisi belajar menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Drs. Wasty Soemanto, M. Pd. Dalam bukunya Psikologi Pendidikan. Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Howard L. Kingsley, “Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Adapun kesulitan belajar sendiri, dapat diartikan sebagai hambatan dan gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.

Jadi, dapat dikatakan kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut bisa bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis.

B.          Macam-macam Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis. Hambatan tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa yang dicapai berada di bawah semestinya.

Macam kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat luas, diantaranya :

1.      Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya

2.      Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.

3.      Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

4.      Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

5.      Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala.

C.  Perilaku Abnormal

Perilaku Abnormal adalah kondisi emosional seperti kecemasan dan depresi yang tidak sesuai dengan situasinya. Perilaku Abnormal terdiri dari dua kata yaitu Perilaku dan Abnormal, Perilaku menurut kamus bahasa Indonesia adalah tingkah laku seorang manusia atau sikap seorang manusia, sedangkan Abnormal dapat didefinisikan sebagai hal yang  jarang terjadi (seperti kidal) atau penyimpangan dari kondisi rata-rata (seperti tinggi badan yang ekstrem). Abnormalitas umumnya ditentukan berdasarkan munculnya beberapa karakteristik sekaligus dan definisi terbaik untuk ini menggunakan beberapa kareakteristik Kejarangan statistik, Pelanggaran norma, distress pribadi, ketidakmampuan atau disfungi, dan repons yang tidak diharapkan (unexpectedness).

Sumber lain mengatakan Perilaku abnormal adalah perilaku yang menyimpang dari norma sosial. Karena setiap masyarakat mempunyai patokan atau norma tertentu, untuk perilaku yang sesuai dengan norma maka dapat diterima, sedangkan perilaku yang menyimpang secara mencolok dari norma ini dianggap abnormal. sehingga perilaku yang dianggap normal oleh suatu masyarakat mungkin dianggap tidak normal oleh masyarakat lain, jadi gagasan tentang kenormalan atau keabnormalan berbeda dari satu masyarakat lain dari waktu ke waktu dalam masyarakat yang sama.

Perilaku Abnormal yang terjadi pada kondisi emosional biasa terjadi kapan saja dalam kehidupan manusia, Mereka kadang-kadang bisa terjadi dan sudah terjadi dalam kehidupan orang lain. Sebuah masalah emosional dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan secara mental dan fisik.

A.  Istilah Tentang Perilaku Abnormal

Istilah-istilah perilaku abnormal, perilaku maladaptif, gangguan mental, psikopatologi, gangguan emosional, penyakit jiwa, gangguan perilaku, dan ketidak warasan. Setiap istilah tersebut memiliki nuansa masing- masing.

1.      Perilaku Abnormal

Istilah ini memiliki arti yang bermacam-macam. Salah satunya menunjuk pada sapek batiniah kepribadian, aspek perilaku yang dapat langsung di amati ataupun hanyalah perilaku spesifik tertentu seperti fobia.

2.      Perilaku maladaptif
Istilah ini memiliki arti luas meliputi setiap perilaku yang mempunyai dampak merugikan bagi individu atau masyarakat. Bukan hanya individu melainkan juga berbagai bentuk perilaku baik perorangan maupun kelompok seperti prasangka ras atau golongan, alienasi atau keterasingan dan apatisme.

3.      Gangguan mental

Istilah ini menunjuk pada semua bentuk perilaku Abnormal, mulai dari yang ringan atau melumpuhkan dan adanya gangguan dualisme antara jiwa dan dan badan.

4.        Psikopatologi

Istilah ini merupakan kajian tentang perilaku Abnormal atau gangguan mental, namun sering juga di pakai sebagai istilah lain bagi kedua istilah tersebut.

5.      penyakit jiwa

Merupakan gangguan-gangguan yang melibatkan patologi otak atau berupa disorganisasi kepribadian yang parah. Istilah ini memang cocok bila yang di maksud gangguan-gangguan yang benar-benar melumpuhkan.

6.      Gangguan perilaku

Istilah ini menunjuk gangguan- gangguan yang di sebabkan oleh belajar yang tidak semestinya, seperti gagal mempelajarijenis-jenis kemampuan yang di perlukan ( contoh kemampuan mencintai lawan jenis, memiliki konsep diri yang positif dan sebagainya) atau terlanjur mempelajari bentuk-bentuk perilaku yang maladaptif ( contoh, anak yang tumbuh menjadi remaja agresif karena meniru contoh orang tua dan tekanan keadaan di dalam keluarga yang tidak harmonis).

7.      Ketidakwarasan

Insanity atau ketidakwarasan merupakan istilah hukum dan berarti bahwa individu yang di kenai predikat tidak waras tersebut secara mental tidak mampu melihat konsekuensi – konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Akibatnya, jika ia melakukan perbuatan yang dapat di kategorikan sebagai tindakan pidana terhadapnya tidak dapat dikenakan tuntutan hukuman.


D.    Fator-faktor penyebab abnormal

Antara lain faktor hederitas fektor sebelum lahir faktor ketika lahir faktor sesudah bayi lahir

1)      Faktor hederitas atau keturunan

yaitu antara lain pada peristiwa idiophaty, pshikosa, penyakit TBC, neurosa, idiocy, psikosa sifilitik (oleh penyakit syphylis).


2)      Faktor sebelum lahir

yaitu faktor karena kekurangan nutrisi,  infeksi, dan luka-luka, serta

keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, peristiwa tersebut umumnya

menyebabkan   kandungan gugur (abortus). Sewaktu ibu mengandung di

menderita penyakit antara lain: kholera, thypus, malaria tropika khronis,

gondok  (bof)   saat   mengandung   muda,   sifilis,   gabag/mazelen,     TBC,

sehingga berpengaruh buruk pada janin (feotus intra uterina). Bayi yang

lahir mungkin akan menderita toxemia, yaitu peristiwa “keracunan pada

darah”, sehingga terjadi abnormalitas pada sistem syaraf (neuron).

terjadi   intoxication   (keracunan)   pada   janin,   keran   ibu   mengandung

meminum obat-obat penenang yang beracun: anatara lain obat thalidomide

dan obat kontarseptif anti hamil yang sangat kuat mengandung racun. Tapi

obat tersebut gagal atau tidak bekerja secara efektif. Sehingga menyebabkan

pertumbuahn   bayi   dalam   kandungan   tidak   normal,   atau    mengalami

kerusakan mental fisik.

Ibu mengalami spikosa (gila) ketika mengandung atau menjadi dekat ketika waktu akan melahirkan bayinya, dapat juga ibu mengalami keadaan panik shock/kejutan, atau dalam keadaan takut ketika ia sedang mengandung. Pada umumnya gangguan yang menimpa bayi yang akan lahir tadi berupa kelemahan/cacat mental.

Ketika ibu sedang mengandung, perut atau kandungnannya terkena pukulan yang hebat, sehingga mengenai bayinya. Kepala bayi atau bagian vital lainnya terkena pukulan sehinggaa jadi rusak atau cacat.
3)  Faktor ketika lahir

Banyak resiko ketika ibu melahirkan anaknya . resiko tersebut dapat mengenai ibunya sendiri, sehingga mengancam keselamatan jiwanya. Dapat pula mengenai bayinya. Terutama sekali kelahiran anak pertam yang sulit sekali dan berlangsung lama.

4)   Faktor sesudah bayi lahir

dari sejumlah kelahiran, kira-kira 5% mengalami macam-macam gangguan, sehingga kelak mereka menjadi anak yang abnormal . gangguan dan kecelakaan teresbut terutama sekali terjadi ditahun pertama (0-3 tahun).

Adapun sebab-sebabnya antara lain ialah:

·         pengalaman – pengalaman tarumatik.

·         Kejang atau stuip, karena anak sakit panas tinggi sekali.

·         Infeksi pada otak atau pada selaput otak oleh penyakit-penyakit cerebal meningintis, gabag dll.

·         Kekurangan nutrisi.

·         Faktor psikologis (karena kurang perhatian/kasih sayang)


E. Perilaku Normal

Adalah keadaan sehat seseorang dalam hal fungsi keseluruhan. Menurut Supratiknya (1995), merumuskan konsep normal dan abnormal tentang perilaku seseorang secara tepat agak sulit karena:

·         Sulit menentukan model manusia yang ideal atau sempurna,

·         Dalam banyak kasus tak ada batas-batas yang jelas antara perilaku normal Seseorang yang dipandang secara umum sehat atau normal, suatu saat dapat melakukan perbuatan yang tergolong abnormal yang mungkin diluar kesadarannya. Sebaliknya, tidak jarang orang yang abnormal melakukan perbuatan atau pengucapan kata-kata layaknya orang yang normal atau waras.

Menurut H. B. English, kesehatan mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana sang pribadi menunjukkan penyesuaian atau mengalami alkulturasi diriatau realisasi diri. Kesehatan mental merupakan keadaan positif bukan sekedar absennya gangguan mental.


1.      Definisi Sehat-Normal dan ciri-ciri Sehat-Normal a. Definisi Sehat-Normal

1.      Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara penuh dan bukan semata-mata berupa absennya penyakit atau keadaan lemah tertentu.

2.      Kesehatan mental adalah penyesuaian manusia terhadap dunia & satu sama lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum. Kesehatan mental meliputi kemampuan menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berempati, dan sikap hidup yang bahagia. (Seorang psikiater : Karl Menninger).

3.      Kesehatan mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana pribadi menunjukkan penyesuaian atau mengalami aktualisasi diri. (Psikolog : H.B English).

4.      Kesehatan mental meliputi semua keadaan dan taraf keterlibatan sosial yang diterima oleh orang lain dan memberikan kepuasan bagi orang yang bersangkutan.


Bebeberapa rumusan di atas, menekankan normalitas sebagai keadaan sehat, yang secara umum ditandai dengan keefektifan dalam penyesuaian diri, yakni menjalankan tuntunan hidup sehari-hari sehingga menimbulkan perasaan puas dan bahagia.


2.       Beberapa ciri orang yang Sehat-Normal yakni 1. Menurut Maslow dan Mittelmann

Maslow dan Mittelmann menyatakan bahwa pribadi yang normal dengan jiwa yang sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.

a.         Memiliki rasa aman yang tepat

b.       Memiliki penilaian diri dan wawasan yang rasional.

c.         Memiliki spontanitas dan emosional yang tepat.

d.      Memiliki kontak dengan realitas secara efisien.

e.         Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu yang sehat.

f.        Memiliki pengetahuan mengenai dirinya secara objektif.

g.    Memiliki tujuan hidup yang adekuat, tujuan hidup yang realistis, yang didukung oleh potensi.

h.       Mampu belajar dari pengalaman hidupnya.

i.         Sanggup untuk memenuhi tuntutan-tuntutan kelompoknya.

j.         Ada sikap emansipasi yang sehat pada kelompoknya.

k.       Kepribadiannya terintegrasi


2.        Kriteria Pribadi yang normal menurut W.F. Maramis.

Menurut Maramis, terdapat enam kelompok sifat yang dapat dipakai untuk menentukan ciri-ciri pribadi yang Sehat-Normal, adalah sebagai berikut :

a.    Sikap terhadap diri sendiri : menerima dirinya sendiri, identitas diri yang memadai, serta penilaian yang realistis terhadap kemampuannya.

b.    Cerapan (persepsi) terhadap kenyataan : mempunyai pandangan yang realistis

tentang diri   sendiri dan lingkungannya.

c.    Integrasi: kesatuan kepribadian, bebas dari konflik pribadi yang melumpuhkan dan memiliki

daya tahan yang baik terhadap  stres.

d.      Kemampuan : memiliki kemampuan dasar secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial

sehingga mampu mengatasi berbagai masalah.

e.    Otonomi : memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang memadai, bertanggung jawab, mampu mengarahkan dirinya pada tujuan hidup.

f.      Perkembangan dan perwujudan dirinya : kecenderungan pada kematangan yang makin tinggi.


2.   Ciri Ciri Perilaku Normal

a)      Menunjukkan penerimaan diri; memiliki jati diri yang memadai (positif); memiliki penilaian yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan

b)      Memiliki pandangan yang realistik terhadap diri sendiri dan terhadap dunia orang maupun benda di sekelilingnya

c)      Berkepribadian utuh, bebas dari konflik-konflikbatin yang melumpuhkan, memiliki toleransi yang baik terhadap stress

d)     Memiliki kompetensi-kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang memadai untuk mengatasi berbagai problema hidup

e)      Memiliki kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri yang memadai disertai kemampuan cukup untuk membebaskan diri dari berbagai macam pengaruh sosial.

f)       Menunjukkan kecenderungan ke arah menjadi semakin matang, kemampuan-kemampuannya dan mencapai pemenuhan diri sebagai pribadi


F.    Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi beljarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku(misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak dalam kelamengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan cabut dari sekolah.

Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari 2 macam:

1. Faktor intern siswa

Yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri, dan faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psikofisik siswa, yakni:


a.     Yang bersifat kognitif(ranah cipta) antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi siswa.

b.     Yang bersifat afektif(ranah rasa) antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

c.     Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).

2.Faktor ekstern siswa

Yaitu hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam:

a.             Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b.           Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh(sium area), dan teman sepermainan(peer group) yang nakal.

c.             Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

G.          Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa.

Banyak cara alternatif yang dapat di ambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Namun sebelum menetapkan alternative pemecahan masalah kesulitan belajar siswa , guru sangat diajurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi ( upaya mengenali gejala dengan ceramat ) terhadap fenomena yang menunjukkan kemunkinan adanya kesulitan belajar yang melanda sisa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan jenis penyakit yakni kesulitan belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong , membimbing , dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai Sesutu proses yang dinamis dalam segala fase dalam proses pekembangan siswa. Secara lebih terpenci tugas guru berpusat pada :

1.      Mendidik dengan kritik berat memberikan arahan dan motivasi pengalam belajar yang memadai ;

2.      Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai

3.      Membantu perkembangan aspek aspek pribadi seperti sikap, nilai nilai, dan penyesuaian diri.

Demikianlah, dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas guru tidak terbatas segala penyampaian ilmu pegetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia akan bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.

Kesempatan belajar mekin terbuka melalui berbagai sumber dan media. Siswa siswi masa kini dapat belajar dari berbagai sumber dan media seperti surat, radio, televise , film dan sebagainya. Ia pun dapat belajar dalam berbagai kesempatan dan kegiatan di luar sekolah. Guru hanya salah diantara berbagai sumber dan media belajar.

Selain itu, untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

1.      Guru dapat menggunakan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang hendak disampakan.

2.      Pembelajaran hendak berpusat pada siswa,  agar siswa bias lebih aktif.

3.      Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi, gambar, permainan , mind mapping, dan lain lainnya untuk mempermudah siswa memahami konsep dalam suatu materi.

4.      Pembelajaran hendaknya harus kepada sumber belajanya langsung sehingga mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran sekaligus dapat mengelola pengetahuan siswa dari sumber pelajaran berlangsung.








DAFTAR PUSTAKA

Tadjab. 1945 . Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya : TIM Bina Insan Mandiri

Tadjab. 1994. Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya : TIM Bina Insan Mandiri

Soemanto Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 104

Sholihin, Muchlis. M. Ag . 2006.Buku Ajar Psikologi Belajar PAI. STAIN Pamekasan Press.

Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Cet. II.

Feldmen, William. 2002. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak. . Jakarta:

Prestasi Putra.

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.