A. Pengertian Belajar dan
Kesulitan Belajar
Menurut Drs. Tadjab, M.A. dalam bukunya Ilmu Jiwa
Pendidikan, belajar bisa didefinisikan “berubahnya kemampuan seseorang untuk
melihat, berfikir, merasakan, mengerjakalan sesuatu, melalui berbagai
pengalaman-pengalaman yang sebagiannya bersifat perseptual, sebagiannya
bersifat intelektual, emosional maupun motorik.”
Pengertian belajar yang lain dikemukakan oleh
Fontana. Menurut Fontana (1981), belajar adalah suatu proses perubahan yang
relatif tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.
Adapun definisi belajar menurut beberapa ahli yang
dikutip oleh Drs. Wasty Soemanto, M. Pd. Dalam bukunya Psikologi Pendidikan.
Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut
Howard L. Kingsley, “Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam artian
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Adapun kesulitan belajar sendiri, dapat diartikan
sebagai hambatan dan gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh
adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan
akademik yang seharusnya dicapai.
Jadi, dapat dikatakan kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh
adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut bisa
bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis.
B.
Macam-macam
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh
adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut dapat
bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis. Hambatan tersebut menyebabkan prestasi
belajar siswa yang dicapai berada di bawah semestinya.
Macam kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat luas,
diantaranya :
1.
Learning
disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang
terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang
mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi
belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang
bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya
2.
Learning
disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan
adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis
lainnya.
3.
Underachiever
merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang
tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
4.
Slow
learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa
lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5.
Learning
disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak
mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam
pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala.
C.
Perilaku
Abnormal
Perilaku Abnormal adalah kondisi
emosional seperti kecemasan dan depresi yang tidak sesuai dengan situasinya.
Perilaku Abnormal terdiri dari dua kata yaitu Perilaku dan Abnormal, Perilaku
menurut kamus bahasa Indonesia adalah tingkah laku seorang manusia atau sikap
seorang manusia, sedangkan Abnormal dapat didefinisikan sebagai hal yang jarang
terjadi (seperti kidal) atau penyimpangan dari kondisi rata-rata (seperti
tinggi badan yang ekstrem). Abnormalitas umumnya ditentukan berdasarkan
munculnya beberapa karakteristik sekaligus dan definisi terbaik untuk ini
menggunakan beberapa kareakteristik Kejarangan statistik, Pelanggaran norma,
distress pribadi, ketidakmampuan atau disfungi, dan repons yang tidak
diharapkan (unexpectedness).
Sumber lain mengatakan Perilaku
abnormal adalah perilaku yang menyimpang dari norma sosial. Karena setiap
masyarakat mempunyai patokan atau norma tertentu, untuk perilaku yang sesuai
dengan norma maka dapat diterima, sedangkan perilaku yang menyimpang secara
mencolok dari norma ini dianggap abnormal. sehingga perilaku yang dianggap
normal oleh suatu masyarakat mungkin dianggap tidak normal oleh masyarakat
lain, jadi gagasan tentang kenormalan atau keabnormalan berbeda dari satu
masyarakat lain dari waktu ke waktu dalam masyarakat yang sama.
Perilaku Abnormal yang terjadi
pada kondisi emosional biasa terjadi kapan saja dalam kehidupan manusia, Mereka
kadang-kadang bisa terjadi dan sudah terjadi dalam kehidupan orang lain. Sebuah
masalah emosional dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan secara mental
dan fisik.
A. Istilah Tentang Perilaku Abnormal
Istilah-istilah perilaku
abnormal, perilaku maladaptif, gangguan mental, psikopatologi, gangguan
emosional, penyakit jiwa, gangguan perilaku, dan ketidak warasan. Setiap
istilah tersebut memiliki nuansa masing- masing.
1. Perilaku
Abnormal
Istilah ini memiliki arti yang
bermacam-macam. Salah satunya menunjuk pada sapek batiniah kepribadian, aspek
perilaku yang dapat langsung di amati ataupun hanyalah perilaku spesifik
tertentu seperti fobia.
2. Perilaku
maladaptif
Istilah ini memiliki arti luas
meliputi setiap perilaku yang mempunyai dampak merugikan bagi individu atau
masyarakat. Bukan hanya individu melainkan juga berbagai bentuk perilaku baik
perorangan maupun kelompok seperti prasangka ras atau golongan, alienasi atau
keterasingan dan apatisme.
3. Gangguan
mental
Istilah ini menunjuk pada semua
bentuk perilaku Abnormal, mulai dari yang ringan atau melumpuhkan dan adanya
gangguan dualisme antara jiwa dan dan badan.
4.
Psikopatologi
Istilah ini merupakan kajian
tentang perilaku Abnormal atau gangguan mental, namun sering juga di pakai
sebagai istilah lain bagi kedua istilah tersebut.
5. penyakit
jiwa
Merupakan gangguan-gangguan yang
melibatkan patologi otak atau berupa disorganisasi kepribadian yang parah. Istilah
ini memang cocok bila yang di maksud gangguan-gangguan yang benar-benar
melumpuhkan.
6. Gangguan
perilaku
Istilah ini menunjuk gangguan-
gangguan yang di sebabkan oleh belajar yang tidak semestinya, seperti gagal
mempelajarijenis-jenis kemampuan yang di perlukan ( contoh kemampuan mencintai
lawan jenis, memiliki konsep diri yang positif dan sebagainya) atau terlanjur
mempelajari bentuk-bentuk perilaku yang maladaptif ( contoh, anak yang tumbuh
menjadi remaja agresif karena meniru contoh orang tua dan tekanan keadaan di
dalam keluarga yang tidak harmonis).
7. Ketidakwarasan
Insanity atau ketidakwarasan
merupakan istilah hukum dan berarti bahwa individu yang di kenai predikat tidak
waras tersebut secara mental tidak mampu melihat konsekuensi – konsekuensi dari
tindakan-tindakannya. Akibatnya, jika ia melakukan perbuatan yang dapat di
kategorikan sebagai tindakan pidana terhadapnya tidak dapat dikenakan tuntutan
hukuman.
D.
Fator-faktor
penyebab abnormal
Antara lain faktor hederitas fektor sebelum lahir faktor ketika lahir
faktor sesudah bayi lahir
1) Faktor
hederitas atau keturunan
yaitu antara lain pada peristiwa idiophaty, pshikosa, penyakit TBC,
neurosa, idiocy, psikosa sifilitik (oleh penyakit syphylis).
2) Faktor
sebelum lahir
yaitu
faktor karena kekurangan nutrisi,
infeksi, dan luka-luka, serta
keracunan
sewaktu bayi ada dalam kandungan, peristiwa tersebut umumnya
menyebabkan kandungan
gugur (abortus). Sewaktu ibu mengandung di
menderita
penyakit antara lain: kholera, thypus, malaria tropika khronis,
gondok (bof) saat mengandung muda, sifilis, gabag/mazelen, TBC,
sehingga
berpengaruh buruk pada janin (feotus intra uterina). Bayi yang
lahir
mungkin akan menderita toxemia, yaitu peristiwa “keracunan pada
darah”,
sehingga terjadi abnormalitas pada sistem syaraf (neuron).
terjadi intoxication (keracunan) pada janin, keran ibu mengandung
meminum
obat-obat penenang yang beracun: anatara lain obat thalidomide
dan obat
kontarseptif anti hamil yang sangat kuat mengandung racun. Tapi
obat
tersebut gagal atau tidak bekerja secara efektif. Sehingga menyebabkan
pertumbuahn bayi dalam kandungan tidak normal, atau mengalami
kerusakan
mental fisik.
Ibu mengalami spikosa (gila)
ketika mengandung atau menjadi dekat ketika waktu akan melahirkan bayinya,
dapat juga ibu mengalami keadaan panik shock/kejutan, atau dalam keadaan takut
ketika ia sedang mengandung. Pada umumnya gangguan yang menimpa bayi yang akan
lahir tadi berupa kelemahan/cacat mental.
Ketika ibu sedang mengandung,
perut atau kandungnannya terkena pukulan yang hebat, sehingga mengenai bayinya.
Kepala bayi atau bagian vital lainnya terkena pukulan sehinggaa jadi rusak atau
cacat.
3) Faktor
ketika lahir
Banyak resiko ketika ibu
melahirkan anaknya . resiko tersebut dapat mengenai ibunya sendiri, sehingga
mengancam keselamatan jiwanya. Dapat pula mengenai bayinya. Terutama sekali
kelahiran anak pertam yang sulit sekali dan berlangsung lama.
4) Faktor sesudah bayi lahir
dari sejumlah kelahiran,
kira-kira 5% mengalami macam-macam gangguan, sehingga kelak mereka menjadi anak
yang abnormal . gangguan dan kecelakaan teresbut terutama sekali terjadi
ditahun pertama (0-3 tahun).
Adapun sebab-sebabnya antara lain
ialah:
·
pengalaman – pengalaman
tarumatik.
·
Kejang atau stuip, karena anak sakit
panas tinggi sekali.
·
Infeksi
pada otak atau pada selaput otak oleh penyakit-penyakit cerebal meningintis,
gabag dll.
·
Kekurangan nutrisi.
·
Faktor psikologis (karena kurang
perhatian/kasih sayang)
E. Perilaku Normal
Adalah keadaan sehat seseorang
dalam hal fungsi keseluruhan. Menurut Supratiknya (1995), merumuskan konsep
normal dan abnormal tentang perilaku seseorang secara tepat agak sulit karena:
·
Sulit menentukan model manusia
yang ideal atau sempurna,
·
Dalam
banyak kasus tak ada batas-batas yang jelas antara perilaku normal Seseorang
yang dipandang secara umum sehat atau normal, suatu saat dapat melakukan
perbuatan yang tergolong abnormal yang mungkin diluar kesadarannya. Sebaliknya,
tidak jarang orang yang abnormal melakukan perbuatan atau pengucapan kata-kata
layaknya orang yang normal atau waras.
Menurut H. B. English, kesehatan mental adalah keadaan yang relatif
tetap dimana sang pribadi menunjukkan penyesuaian atau mengalami alkulturasi
diriatau realisasi diri. Kesehatan mental merupakan keadaan positif bukan
sekedar absennya gangguan mental.
1.
Definisi
Sehat-Normal dan ciri-ciri Sehat-Normal a. Definisi Sehat-Normal
1.
Sehat
adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara
penuh dan bukan semata-mata berupa absennya penyakit atau keadaan lemah
tertentu.
2.
Kesehatan
mental adalah penyesuaian manusia terhadap dunia & satu sama lain dengan
keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum. Kesehatan mental meliputi kemampuan
menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berempati, dan sikap hidup yang bahagia.
(Seorang psikiater : Karl Menninger).
3.
Kesehatan
mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana pribadi menunjukkan penyesuaian
atau mengalami aktualisasi diri. (Psikolog : H.B English).
4.
Kesehatan
mental meliputi semua keadaan dan taraf keterlibatan sosial yang diterima oleh
orang lain dan memberikan kepuasan bagi orang yang bersangkutan.
Bebeberapa rumusan di atas,
menekankan normalitas sebagai keadaan sehat, yang secara umum ditandai dengan
keefektifan dalam penyesuaian diri, yakni menjalankan tuntunan hidup
sehari-hari sehingga menimbulkan perasaan puas dan bahagia.
2.
Beberapa
ciri orang yang Sehat-Normal yakni 1. Menurut Maslow dan Mittelmann
Maslow dan Mittelmann menyatakan bahwa pribadi yang normal dengan jiwa yang
sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Memiliki rasa aman yang tepat
b. Memiliki
penilaian diri dan wawasan yang rasional.
c.
Memiliki spontanitas dan
emosional yang tepat.
d. Memiliki
kontak dengan realitas secara efisien.
e.
Memiliki dorongan-dorongan dan
nafsu-nafsu yang sehat.
f.
Memiliki pengetahuan mengenai
dirinya secara objektif.
g.
Memiliki
tujuan hidup yang adekuat, tujuan hidup yang realistis, yang didukung oleh
potensi.
h. Mampu
belajar dari pengalaman hidupnya.
i.
Sanggup untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan kelompoknya.
j.
Ada sikap emansipasi yang sehat
pada kelompoknya.
k. Kepribadiannya
terintegrasi
2.
Kriteria Pribadi yang normal
menurut W.F. Maramis.
Menurut Maramis, terdapat enam kelompok sifat yang
dapat dipakai untuk menentukan ciri-ciri pribadi yang Sehat-Normal, adalah
sebagai berikut :
a.
Sikap
terhadap diri sendiri : menerima dirinya sendiri, identitas diri yang memadai,
serta penilaian yang realistis terhadap kemampuannya.
b. Cerapan
(persepsi) terhadap kenyataan : mempunyai pandangan yang realistis
tentang diri sendiri
dan lingkungannya.
c.
Integrasi:
kesatuan kepribadian, bebas dari konflik pribadi yang melumpuhkan dan memiliki
daya
tahan yang baik terhadap stres.
d.
Kemampuan
: memiliki kemampuan dasar secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial
sehingga
mampu mengatasi berbagai masalah.
e.
Otonomi :
memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang memadai, bertanggung jawab, mampu
mengarahkan dirinya pada tujuan hidup.
f.
Perkembangan
dan perwujudan dirinya : kecenderungan pada kematangan yang makin tinggi.
2. Ciri Ciri
Perilaku Normal
a)
Menunjukkan
penerimaan diri; memiliki jati diri yang memadai (positif); memiliki penilaian
yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan
b)
Memiliki
pandangan yang realistik terhadap diri sendiri dan terhadap dunia orang maupun
benda di sekelilingnya
c)
Berkepribadian
utuh, bebas dari konflik-konflikbatin yang melumpuhkan, memiliki toleransi yang
baik terhadap stress
d)
Memiliki
kompetensi-kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang memadai
untuk mengatasi berbagai problema hidup
e)
Memiliki
kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri yang memadai disertai kemampuan
cukup untuk membebaskan diri dari berbagai macam pengaruh sosial.
f)
Menunjukkan
kecenderungan ke arah menjadi semakin matang, kemampuan-kemampuannya dan
mencapai pemenuhan diri sebagai pribadi
F.
Faktor-Faktor
Penyebab Kesulitan Belajar
Fenomena kesulitan belajar
seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau
prestasi beljarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan
munculnya kelainan perilaku(misbehavior) siswa seperti kesukaan
berteriak-teriak dalam kelamengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk
sekolah dan cabut dari sekolah.
Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar
terdiri dari 2 macam:
1. Faktor
intern siswa
Yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam
diri siswa sendiri, dan faktor intern siswa meliputi gangguan atau
kekurangmampuan psikofisik siswa, yakni:
a.
Yang
bersifat kognitif(ranah cipta) antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/inteligensi siswa.
b. Yang
bersifat afektif(ranah rasa) antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
c.
Yang
bersifat psikomotorik (ranah karsa) antara lain seperti terganggunya alat-alat
indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).
2.Faktor
ekstern siswa
Yaitu hal-hal atau keadaan yang datang dari luar
diri siswa. Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi
tiga macam:
a.
Lingkungan
keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan
rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b.
Lingkungan
masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh(sium area), dan teman sepermainan(peer
group) yang nakal.
c.
Lingkungan
sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat
pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
G.
Cara
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa.
Banyak cara alternatif yang dapat
di ambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Namun sebelum
menetapkan alternative pemecahan masalah kesulitan belajar siswa , guru sangat
diajurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi ( upaya mengenali gejala
dengan ceramat ) terhadap fenomena yang menunjukkan kemunkinan adanya kesulitan
belajar yang melanda sisa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang
bertujuan menetapkan jenis penyakit yakni kesulitan belajar siswa.
Dalam proses belajar mengajar,
guru mempunyai tugas untuk mendorong , membimbing , dan memberi fasilitas
belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu
dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai Sesutu proses yang dinamis dalam
segala fase dalam proses pekembangan siswa. Secara lebih terpenci tugas guru
berpusat pada :
1.
Mendidik
dengan kritik berat memberikan arahan dan motivasi pengalam belajar yang
memadai ;
2.
Memberikan
fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai
3.
Membantu
perkembangan aspek aspek pribadi seperti sikap, nilai nilai, dan penyesuaian
diri.
Demikianlah, dalam proses belajar
mengajar guru tidak terbatas guru tidak terbatas segala penyampaian ilmu
pegetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia akan bertanggung jawab akan
keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses
belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar
secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.
Kesempatan belajar mekin terbuka
melalui berbagai sumber dan media. Siswa siswi masa kini dapat belajar dari
berbagai sumber dan media seperti surat, radio, televise , film dan sebagainya.
Ia pun dapat belajar dalam berbagai kesempatan dan kegiatan di luar sekolah.
Guru hanya salah diantara berbagai sumber dan media belajar.
Selain itu, untuk mengatasi
kesulitan belajar pada siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
1.
Guru
dapat menggunakan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan materi pembelajaran yang hendak disampakan.
2. Pembelajaran
hendak berpusat pada siswa, agar siswa
bias lebih aktif.
3.
Guru
dapat menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi, gambar, permainan ,
mind mapping, dan lain lainnya untuk mempermudah siswa memahami konsep dalam
suatu materi.
4.
Pembelajaran
hendaknya harus kepada sumber belajanya langsung sehingga mempermudah siswa
untuk memahami materi pembelajaran sekaligus dapat mengelola pengetahuan siswa
dari sumber pelajaran berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Tadjab.
1945 . Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya
: TIM Bina Insan Mandiri
Tadjab.
1994. Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya
: TIM Bina Insan Mandiri
Soemanto
Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta. hal. 104
Sholihin, Muchlis. M. Ag . 2006.Buku Ajar Psikologi Belajar PAI. STAIN
Pamekasan Press.
Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Cet. II.
Feldmen,
William. 2002. Mengatasi Gangguan Belajar
Pada Anak. . Jakarta:
Prestasi
Putra.
Syah,
Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru.
Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.