Wikipedia

Search results

Penjelasan Lengkap Pengertian Prosa, Jenis Jenis Prosa, Bentuk Bentuk Prosa Serta Pengertian Prosa Fiksi

2.1 Pengertian Prosa
          Prosa menurut Zainuddin (1991), prosa adalah pengungkapan peristiwa secara jelas dengan penguraikan seluruh pikiran dan juga seluruh perasaan serta tidak terikat syarat-syarat tertentu dalam sebuah karya sastra. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg terdapat dalam puisi). Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
2.2 Jenis Prosa
     2.2.1 Prosa Lama
            Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Prosa lama memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut:
1)   Bersifat Statis
Prosa lama memiliki bentuk sama, pola-pola kalimatnya sama, banyak kalimat dan ungkapan yang sama, tema ceritanya sama sesuai dengan perkembangan masyarakat yang lambat.
2) Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
3) Bersifat tradisional
Prosa lama bersifat tradisional, kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga sering diulang.
4) Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat (anonim)
Prosa lama merupakan milik bersama yaitu menggambarkan tradisi masyarakat yang lebih menonjolkan kekolektifan daripada keindividualan.
5) Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan kaum bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan perurutan waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis) sehingga alur cerita sulit dipahami
6) Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional
Bahasanya bersifat klise, bahasanya dipengaruhi oleh kesustraan Budha dan Hindu yang sulit untuk dipahami dan dipengaruhi bahasa melayu.
7) Sifatnya fantasis tau khayal
Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke dalam khayal dan fantasi.
2.2.2 Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Prosa lama sebagian dari strukturalnya sudah terpengaruhi oleh budaya-budaya asing.
1)      Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang menceritakan kehidupan suatu tokoh tertentu dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secaraspesifik dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan).
2)      Novel
Menurut Burhan Nurgiyantoro (1995) Istilah novel berasal dari bahasa Itali novella yang mengandung makna harfiah sebuah barang baru yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.
3)      Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Cerpen memiliki bebertapa daya tarik yang sangat memukau para penggemarnya.
4)      Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara, Soekarno Sang penyambung Lidah Rakyat.
5)      Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi. Kritik yang di berikan kepada penulis hendaknya bersifat membangun dan tidak bersifat provokatif dan meremehkan.
6)      Resensi
Resensi adalah pembicaraan /pertimbangan /ulasan suatu karya (buku, film, drama). Isinya bersifat memaparkan supaya pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog.
7)      Esai
 Esai adalah ulasan /kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film.
2.3 Bentuk Prosa
1. Hikayat
HIkayat asalnya adalah dari negara India dan Arab. Yang mempunyai isi kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, dan raja-raja yang mempunyai kekuatan gaib. Yang diceritakan didalam hikayat kadang tidak masuk akal, seperti seseorang yang memiliki kesaktian dan kekuatan luar biasa. Dalam cerita hikayat kebanyakan tokoh yang diambil adalah dalam sejarah. Contoh hikayat adalah: Hikayat Hang Tuah, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan
2. Sejarah
Sejarah atau yang disebut juga Tambo merupakan suatu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang di jelaskan dalah sejarah dapat dibuktikan dengan fakta. Berisikan tidak hanya peristiwa sejarah tetapi juga berisikan silsilah raja-raja. Biasanya ditulis oleh para Sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis pada tahun 1612.
3. Kisah
Kisah merupakan cerita yang berisikan kisa perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contohnya: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jeddah
4. Dongeng
Dongeng merupakan sebuah cerita yang sifatnya khayal. Dongeng mempunyai banyak ragam, yaitu sebagai berikut:
a.       Fabel: merupakan cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (sering disebut juga sebagai cerita binatang).
b.      Mite (mitos): merupakan cerita-cerita yang hubungannya dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercaya memiliki kekuatan ghaib.
c.       Legenda: Merupakan cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah.
d.      Sage: merupakan cerita lama yang hubungannya dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.
e.       Parabel: Adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan.
f.       Dongeng Jenaka: merupakan cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing dilukiskan dengan cara humor.
5. Cerita Berbingkai
Bentuk prosa lama dimana cerita di dalamnya terdapat cerita lagi yang disampaikan oleh tokoh di dalamnya. Contoh cerita berbingkai: Seribu satu malam.

Contoh Prosa:
Ikan-Ikan dalam Sendang*
Karya: Kuntowijoyo
Pedusunan sudah terlelap ketika laki-laki tua itu menggeliat dari tidurnya, masih berbaring. Sarung yang dipakainya untuk selimut, kini diselempangkan di leher. Dia merasa hangat sekarang. Sebuah jas lurik dan celana hitam sampai lutut. Masih lagi selembar sarung ikat kepala dan sandal. Itu cukup untyk melindunginya dari malam-malam yang beku di dusun. Segera dia menyambar batang kail di pojok kamar, sebuah bungkus cacing umpan, dan sebuah kepis. Lalu, dibukanya pintu pelan. Selamat tidur, Istri. Selamat ternyenyak, pedudusunan. Dia meninggalkan rumahnya.
Dalam kepekatan malam itu, dia hanyalah sebuah bayang hitam yang bergerak arah pinggiran dusun. Memang ada lampu-lampu yang digantng di emper-emper rumah, tapi kelip-kelipnya cuma menerangi pohonan rimbun di sekitar. selain itu, semuanya adalah kegelapan. Jauh di pojok dusun, entah di mana, terdengar orang menabuh kentong bambu. Itu menegaskan kesunyian. Siapa orang yang sudi bangun pada lewat tengah malam itu?.
2.4 Pengertian Prosa Fiksi
    Menurut Hayes (1978) Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga disebut diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, atau cerita berplot. Pengertian rosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Rumusan yang dipaparkan itu adalah rumusan dalam artian konvensional karena sebuah prosa fiksi sering kali justru anticeritadan tidak berplot.
          Sebagai salah satu genre sastra, karya fiksi mengandung unsur-unsur meliputi:
1)  Pengarang atau narator
2)  Isi penciptaan
3)  Media penyampaian isi berupa bahasa
4)  Elemen-elemen fiksional



2.5 Cara Mengajarkan Prosa di SD ( Sekolah Dasar)
          Pengajaran prosa di SD dengan demikian berarti mengajarkan bagaimana para siswa melihat  permaslahan kehidupan kemudian dengan  imajinasi dan kreatifitas mereka bisa mencarikan pemecahannya. Pengajaran prosa, dalam hal ini cerpen maupun novel selalu terkait dengan pengajaran unsur-unsur intrinsik karya sastra itu sendiri. Salah satu unsur intrinsik yang akan di bahas adalah plot atau alur atau jalan cerita.
Pertama, anak kita suruh melihat sebuah film atau sinetron, kemudian mereka di minta untuk mendata peritstiwa yang ada. Misalnya, anak di minta mengamati film yang berjudul, Ayah Kenapa Aku Berbeda. Anak bisa menangkap atau menemukan peristiwa dalam sebuah kehidupan. Durasi yang lama bisa kita niatkan bahwa film itu tidak hanya untuk pengajaran masalah plot saja, bisa yang lainnya. Jadi memang hari itu anak hanya kita ajak untuk nonton film dengan tugas yang telah kita siapkan.





DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah mada
University Press.
Sayuti, Suminto A. 1998. Pengantar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: LP3S (Diktat).
Hayes, Curtis W., 1978, “Linguistics and Literature: Prose and Poetry”,
dalam Linguistics today,Archibald A. Hill (Ed), New York: Basic Books, Inc. Publishers.
Rahmanto. 1992. Metode Pengajaran Sastra: Pegangan Guru Pengajar Sastra.
Yogyakarta: Kanisius.